Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ANALISIS ASAM FOLAT MENGGUNAKAN METODE

KROMATOGRAFI PADA SAMPEL IKAN CUCUT BANTENG


Diajaukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Analisis Gizi Pangan
Dosen : Dr. Nita Kusmawati, S. Si., M. Sc

Meilinda Eka S. N (18051334049)


Dyas Binti Suriawatina (18051334053)
Fithri Yati Eka Nur J (18051334056)
Natjla Taqy KP (18051334064)
Nabiila Nibraasa S (18051334070)
Syoffil Widad fitriana (18051334077)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS TEKNIK
PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
PROGRAM STUDI GIZI
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyanyang. Kami
panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-NyA
kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah analisis asam folat dengan metode
kromatografi.

Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak
sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terimakasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami dengan lapang dada
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah analisis asam folat dengan metode kromatografi ini
bisa memberikan manfaat maupun inspirasi untuk pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita yang
berfungsi untuk membantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Tanpa vitamin, manusia,
hewan, dan makhluk hidup lainnya tidak dapat melakukan aktifitas hidup dan kekurangan
vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh kita.

Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula memberikan manfaat
kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh dapat mengalami suatu penyakit.
Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan ini diabaikan
maka metabolisme di dalam tubuh kita akan terganggu karena fungsinya tidak dapat
digantikan oleh senyawa lain.

Asam folat merupakan salah satu dari kelompok vitamin B. Molekul asam folat terdiri
dari tiga gugus yaitu peridin, suatu cincin yang mengandung atom nitrogen (cincin PABA)
dan asam glutamat. Tubuh manusia tidak dapat mensintesis struktur folat, sehingga
membutuhkan asupan dari luar. Asam folat berperan penting dalam pembentukan sel-sel,
terutama pada masa pertumbuhan atau pada saat kehamilan. Asam folat dibutuhkan dalam
pembentukan sel-sel darah merah sehingga dapat mencegah terjadinya anemia, membantu
menjaga kadar asam amino agar tetap normal dan merupakan zat esensial dalam metabolisme
hemosistein, yaitu suatu proses pembentukan asam amino.

Defisiensi asam folat dapat menyebabkan kelainan yang mengenai jaringan non-
hemopoietik. Asam folat memberikan harapan baik sebagai pencegahan terjadinya kelainan
cacat bawaan yang disebabkan kelainan pertumbuhan susunan saraf pusat. Asam folat
merupakan serbuk hablur kuning, kuning kecoklatan atau jingga kekuningan, tidak berbau,
larut dalam asam klorida dan asam sulfat, sangat sukar larut dalam air, tidak larut dalam
etanol, aseton, kloroform dan eter Penetapan kadar asam folat dilakukan secara kromatografi
cair kinerja tinggi (KCKT) yang dilengkapi dengan detector 280 nm dan kolom 25 cm x 4,0
mm berisi bahan pengisi LI. Laju alir lebih kurang 1,2 mL per menit dengan fase gerak
kalium monofosfat monobas P.

Kromatografi adalah suatu Teknik pemisahan campuran berdasarkan perbedaan


kecepatan perambatan komponen dalam medium tertentu. Istilah kromatografi berasal dari
gabungan kata “chromia” (warna) dan “graphien” (menuliskan). Kromatografi dapat
digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif. Prinsip pemisahan kromatografi yaitu
adanya distribusi komponen-komponen dalam fase diam dan fase gerak berdasarkan
perbedaan sifat fisik komponen yang akan dipisahkan. HPLC merupakan bentuk
kromatografi kolom yang memompa campuran sampel atau analit dalam suatu pelarut
(dikenal sebagai fase gerak) pada tekanan tinggi melalui kolom kromatografi dengan bahan
kemasan (fase diam).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa prinsip dalam metode analisis kromatografi?
2. Apa saja alat dan bahan dalam melakukan analisis kromatografi asam folat?
3. Bagaimana prosedur kerja dalam melakukan analisiskromatografi asam folat?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui prinsip metode analisis kromatografi
2. Untuk mengetahuai alat dan bahan dalam melakukan analisis kromatografi asam folat
3. Untuk mengetahui prosedur kerja dalam melakukan analisis kromatografi asam folat
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Vitamin B9 (Asam Folat)

Asam folat merupakan senyawa induk dari sekumpulan senyawa yang secara umum
disebut folat. Senyawa ini mempunyai berat molekul (BM) 441. Molekul asam folat terdiri
dari tiga gugus yaitu pteridin, suatu cincin yang mengandung atom nitrogen, cincin psoriasis
aminobenzoic acid (PABA) dan asam glutamat. Tubuh manusia tidak dapat mensintesis
struktur folat, sehingga membutuhkan asupan dari makanan. Walaupun banyak bahan
makanan yang mengandung folat, tetapi karena sifatnya termolabil dan larut dalam air, sering
kali folat dari bahan-bahan makanan tersebut rusak karena proses memasak.
Defisiensi asam folat biasanya terjadi pada minggu-minggu pertama kehidupan bayi
prematur, walaupun defisiensi yang berat jarang tejadi. Kelompok yang paling sering
memperlihatkan gejala-gejala defisiensi.
Vitamin B9 atau asam folat termasuk grup vitamin larut air atau water soluble vitamin.
Sebagian besar bentuk folat dalam makanan tidak stabil. Sayuran daun segar yang disimpan
dalam suhu ruangan dapat kehilangan sampai 70% aktivitas folatnya dalam waktu 3 hari.
Kehilangan juga dapat terjadi ketika larut dalam air yang digunakan untuk memasak
(kehilangan sampai 95%) dan karena pemanasan. Kristal asam folat berwarna kuning, sedikit
larut dalam air, dan tidak stabil pada larutan lemak.  Daya kerja vitamin ini dihambat
(antagonis) oleh 4-amino-pteroylglutamic acid atau disebut aminopteri 4-NH2FH4 dan
metotrexate.
Folic acid atau asam folat tersusun dari pteridine ring system / pteridin heterosiklik, p-
aminobenzoic acid (para amino benzoic acid / PABA), dan 1 molekul glutamic acid. Folate
secara natural adalah pteroylpolyglutamic acid dengan 2 – 8 grup glutamic acid. Struktur
asam folat dapat dilihat di bawah ini.
Fungsi utama koenzim folat (THFA) adalah memindahkan atom karbon tunggal dalam
bentuk gugus formil, hidroksi metil atau metal dalam reaksi penting metabolisme beberapa
asam amino dan sintesis asam nukleat. THFA berperan dalam sintesis purin-purin guanin dan
adenin serta pirimidin timin, yaitu senyawa-senyawa yang digunakan dalam pembentukan
asam-asam deoksiribonukleat (DNA) dan asam ribonukleat acid (RNA). Folat juga
dibutuhkan dalam pembentukan sel darah merah dan sel darah putih dalam sumsum tulang
dan untuk pendewasaannya. Suplementasi folat dapat banyak menyembuhkan anemia
pernisiosa.

Asam folat merupakan kunci penyeimbang zat kimia otak dan pengatur keakuratan
fungsi nutrisi neurotransmitter. Selain itu, asam folat juga mempunyai efek yang sangat kuat
terhadap otak dengan cara meningkatkan kadar SAMe  (S-adenosylmethionine), yang
berfungsi meningkatkan kadar serotonin yang menenangkan. Untuk mengatasi depresi klinis
dianjurkan mengonsumsi 0.8 mg sehari.
Folat tersebar luas pada berbagai tumbuh-tumbuhan dan jaringan hewan, terutama
sebagai poliglutamat dalam bentuk metil atau formil tereduksi. Sumber-sumber yang paling
kaya akan asam folat adalah ragi, hati, ginjal, sayur-sayuran berwarna hijau, kembang kol,
brokoli; dalam jumlah yang cukup terdapat dalam makanan yang terbuat dari susu, daging dan
ikan, dan sedikit dalam buah-buahan.
Defisisensi folat adalah salah satu dari defiensi vitamin yang sering terjadi. Defisiensi
asam folat dapat disebabkan oleh asupan yang tidak cukup, penyerapan yang kurang baik,
metabolisme yang abnormal, atau karena peningkatan kebutuhan asam folat. Defisiensi asam
folat menyebabkan masalah yang berkaitan dengan problem dalam pembentukan darah,
seperti halnya dalam reproduksi seluler, hambatan pertumbuhan, pigmen bulu terganggu,
pertumbuhan bulu terhambat, produksi telur dan daya tetas menurun, gangguan embrio dalam
telur serta anemia merupakan pengaruh utama dari defisiensi asam folat. Defisiensi folat yang
parah dapat menyebabkan megaloblastic anaemia yaitu kondisi di mana sumsum tulang
memproduksi sel darah merah belum dewasa yang berukuran besar. Penggunaan obat-obatan
tertentu juga dapat memicu terjadinya defisiensi folat.
Pada ibu hamil, kekurang Asam Folat menyebabkan meningkatnya resiko Anemia,
sehingga ibu mudah lelah, letih, lesu dan pucat. Selain itu defisiensi asam folat pada wanita
hamil meningkatkan risiko melahirkan prematur, bayi dengan berat lahir rendah atau dengan
cacat tabung saraf (neural tube defect).  Kelebihan asam folat bisa menyebabkan keracunan
pada keadaan tertentu. Pada dosis lebih dari 100 kali dosis harian yang dianjurkan, dapat
meningkatkan frekwensi kejang pada penderita epilepsi dan memperburuk kerusakan saraf
pada orang-orang yang menderita kekurangan vitamin B12.

2.2 Metode HPLC (high performance liquid chromatography)


Kromatografi Cair Berperforma Tinggi (high performance liquid chromatography, HPLC)
merupakan salah satu teknik kromatografi untuk zat cair yang biasanya disertai dengan tekanan
tinggi. Seperti teknik kromatografi pada umumnya, HPLC berupaya untuk memisahkan molekul
berdasarkan perbedaan afinitasnya terhadap zat padat tertentu. Cairan yang akan dipisahkan
merupakan fasa cair dan zat padatnya merupakan fasa diam (stasioner). Teknik ini sangat
berguna untuk memisahkan beberapa senyawa sekaligus karena setiap senyawa mempunyai
afinitas selektif antara fasa diam tertentu dan fasa gerak tertentu. Dengan bantuan detektor serta
integrator kita akan mendapatkan kromatogram. Kromatorgram memuat waktu tambat serta
tinggi puncak suatu senyawa.
Pada kerjanya, HPLC menggunakan fase gerak untuk memisahkan komponen dari sebuah
campuran komponen. Pemisahan setiap komponen dalam sampel terjadi berdasarkan
kepolarannya. Campuran komponen akan terpisah berdasarkan kepolarannya, dan waktu
retensinya akan berbeda, hal ini akan teramati pada spektrum yang puncak-puncaknya terpisah.
V berbeda dari kromatografi kolom cairan konvensional dalam penggunaan bahan pengisi kolom
yang berupa partikel sangat kecil berukuran 3-5 m, sehingga diperlukan adanya tekanan tinggi
hingga 20.000 Kpa untuk mengalirkan fase gerak melalui kolom tersebut. Bahan pengisi kolom
yang lebih kecil menyebabkan HPLC memiliki kecepatan analisis yang lebih baik dan memiliki
daya pisah tinggi. Keunggulan HPLC dibandingkan kromatografi gas yaitu terletak pada
kemampuannya untuk menganalisis sampel yang tidak menguap dan labil pada suhu tinggi.
HPLC tidak terbatas pada analisis senyawa organik, namun juga pada analisis senyawa
anorganik, senyawa dengan berat molekul tinggi, dan senyawa yang memiliki titik didik sangat
tinggi seperti polimer. Namu disamping itu, kelemahan HPLC terdapat pada alatnya yang rumit
dan mahal, juga dalam penggunaannya diperlukan pengalaman.
Berdasarkan kepolaran fase geraknya, HPLC dibagi manjadi dua yaitu:
i. Fase normal
Pada fase normal, kolom diisi oleh senyawa polar seperti partikel silika yang berukuran
sangat kecil dan fase gerak yang digunakan adalah senyawa non-polar seperti n-heksan.
Senyawa-senyawa polar dalam campuran yang melewati kolom akan terelusi lebih lama daripada
senyawa non-polar, sehingga senyawa non-polar akan semakin cepar melewati kolom. Semakin
non-polar fase gerak, semakin lama waktu yang dibutuhkan senyawa polar untuk terelusi. Fase
normal digunakan untuk sampel dengan sifat non-polar sehingga proses analisisnya akan cepat.
ii. Fase balik
Pada fase balik, kolom diisi dengan partikel silika yang telah dimodifikasi menjadi non-polar
melalui pelekatan hidrokarbon dengan rantai panjang pada permukaannya secara sederhana baik
berupa atom karbon 8 atau 18. Sedangkan fase gerak yang digunakan merupakan senyawa polar.
Pada kondisi ini, akan terjadi interaksi yang kuat antara pelarut polar dengan molekul polar pada
campuran yang melalui kolom. Namun interaksi yang terjadi tidak sekuat interaksi antara rantai
hidrokarbon yang berlekatan pada silika dan molekul non-polar dalam campuran. Oleh karena itu
senyawa polar akan lebih cepat terelusi melalui kolom sedangkan senyawa non-polar akan
bergerak lambat karena adanya interaksi dengan gugus hidrokarbon.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 ALAT
 Neraca analitik
 Labu takar 25 Ml
 Gelas ukur 100 mL
 Kertas saring Whatman
 HPLC (High Performance Liquid Chromatografi) merek Shimadzu model LC-10AT VP.

3.2 BAHAN
 Daging ikan cucut banteng 3 gram
 Aseton nitril CH3CN4
 KOH
 buffer phospat
 asam folat (10 ppm)
 Asam Trikloroasetat (TCA)
 Asam asetat 2%

3.3 LANGKAH KERJA

 Menyiapkan 3 buah tabung reaksi


 Menambahkan 1 gram sampel daging ikan cucut banteng pada tiap-tiap tabung reaksi
 Menambahkan 10 mL aseton nitril CH3CN4 dan asam asetat 2% pada masing-masing
tabung reaksikemudian digoyangkan sampai bercampur rata
 Menambahkan 3 mL KOH dan 2 ml buffer phosfat pada larutan tersebut
 Menambahkan asam folat standar 0,5 mL (10 ppm) pada tabung reaksi pertama untuk
lumatan daging ikan cucut
 Tabung reaksi lainnya ditambah dengan TCA 0,5 mL dan buffer sampai volume 10 mL
 Menyaring larutan dan mengambil supernatan 20 μL untuk diinjek ke HPLC (High
Performance Liquid Chromatografi)
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pada percobaan kali ini peneliti melakukan penentuan kadar asam folat pada sampel ikan
cucut banteng dengan high performance liquid chromatography (HPLC) UV Visible. Vitamin B9
atau asam folat termasuk grup vitamin larut air, yang sangat bermanfaat bagi tubuh terutama
pada periode pembelahan dan pertumbuhan sel. Asam folat ini merupakan zat yang larut dalam
air dan cepat rusak bila terpapar panas (BPOM 2008). Dari satu ekor ikan cucut banteng, diambil
sekitar 3 gram daging yang ditimbang menggunakan skala analitik. Sampel daging ikan cucut
yang ditempatkan pada 3 tabung reaksi, masing-masing sekitar 1 gram, yang bertujuan agar data
yang didapat keakuratannya dapat terpercaya.
Metode HPLC dipilih karena pertama, dapat memisahkan molekul-molekul dari suatu
campuran secara simultan. Dengan kromatografi cair kinerja tinggi, pemisahan tidak perlu
dilakukan secara manual karena HPLC dapat memisahkan sampel dari campuran. Baik atau
tidaknya kromatografi dapat memisahkan dua komponen dapat dilihat dari factor selektivitasnya
(α). Semakin besar harga α maka pemisahan akan semakin baik.
Kedua, pemilihan fase gerak yang beragam. Fase gerak dan diam pada kromatografi cair
kinerja tinggi dapat disesuaikan dengan kepolaran sampel yang dianalisis. Pada percobaan kali
ini, digunakan fase balik dimana fase diam yang digunakan adalah Kalium Hidroksida (KOH)
yang sebanyak 3 ml dan buffer phospat sebanyak 2 ml bersifat non polar dan fase geraknya
adalah aseton nitril (CH3CN4) sebanyak 10 ml dan asam asetat 2% yang bersifat polar. Fase balik
dipilih karena asam folat yang bersifat polar sehingga fase gerak yang digunakan bersifat polar.
Pada fase balik, senyawa polar akan terelusi terlebih dahulu dan senyawa non polar akan lebih
kuat tertahan. Sehingga asam folat akan terelusi lebih dahulu. Teknik elusi yang digunakan pada
percobaan ini dengan cara isokratik. Isokratik merupakan teknik elusi menggunakan komposisi
fase gerak tetap (polaritas tetap) selama proses kromatografi berlangsung.
Selain itu, penambahan reagen pada uji kadar asam folat diperlukan untuk mempermudah
pemisahan molekul pada fase gerak dalam metode HPLC, adalah aseton nitril (CH 3CN4)
sebnayak 10 ml dan asam asetat 2% untuk membuat larutan dalam kondisi asam. Agar
menghasilkan basa konjugasi dari asam asetat maka diperlukan penambahan basa kuat pada
masing-masing tabung reaksi yaitu Kalium Hidroksida (KOH) sebanyak 3 ml dan buffer phospat
sebanyak 2 ml untuk menjaga kondisi larutan.
Pada salah satu tabung reaksi ditambahkan asam folat standar (10 ppm) sebagai larutan
baku yang bertujuan sebagai pembanding atau sebagai acuan konsentrasi untuk memastikan
konsentrasi larutan sampel. Sedangkan tabung reaksi lainnya ditambahkan dengan TCA 0,5 ml
untuk mengurangi reaksi hidrolisis dan buffer untuk mempertahankan kondisi asam larutan
sampai volume 10 ml.
Ketiga, kecepatan analisis dan kepekaan yang tinggi. Lama proses yang diperlukan asam
folat pada daging ikan cucut adalah 33 menit. Selanjutnya, dapat digunakan berbagai macam
detektor. Pada percobaan kali ini, detektor UV-Visibel dipilih karena memiliki sensitivitas yang
tinggi terhadap sampel sehingga hanya diperlukan sedikit sampel untuk analisis. Detektor UV-
Visibel juga relatif murah dan tidak terpengaruh oleh suhu sekitar yang menjadikan analisis lebih
mudah.
Sebelum diinjeksikan ke HPLC, larutan disaring untuk diambil supernatant sebanyak 20
μl. Karena volume yang diinjeksi lebih besar dari 10 μ, maka digunakan injector loop volve
sehingga dapat dilakukan secara automatis (dengan menggunakan adaptor yang sesuai, volume
yang lebih kecil dapat diinjeksifan secara manual). Setelah di injeksi dapat diketahui bahwa
panjang gelombang maksimal yang dihasilkan dalam analisis sampel adalah 290 nm. Dan kadar
asam folat pada daging ikan cucut sebesar 0,27±0,001 ppm.
BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
1. Vitamin B9 atau asam folat termasuk grup vitamin larut air, yang sangat bermanfaat bagi
tubuh terutama pada periode pembelahan dan pertumbuhan sel.
2. Banyak bahan makanan yang mengandung folat, tetapi karena sifatnya termolabil dan
larut dalam air, sering kali folat dari bahan-bahan makanan tersebut rusak karena proses
memasak.
3. Pada analisis sampel ikan cucut banteng menggunakan metode HPLC karena dapat
memisahkan sampel dari campuran secara stimulant.
4. Pada analisis sampel ikan cucut banteng digunakan fase balik dimana fase diam yang
digunakan adalah Kalium Hidroksida (KOH) yang sebanyak 3 ml dan buffer phospat
sebanyak 2 ml bersifat non polar dan fase geraknya adalah aseton nitril (CH3CN4)
sebanyak 10 ml dan asam asetat 2% yang bersifat polar.
5. Perbedaan antara HPLC dengan spektrofotometri uv-vis terletak pada prinsip dasar. Pada
HPLC memiliki prinsip dasar kromatografi, dimana terjadi pemisahan campuran
senyawa. Sedangkan pada spektrofotometri uv-vis menggunakan prinsip dasar absorbansi
dan tidak terjadi pemisahan campuran senyawa.
6. Kelebihan HPLC yaitu dapat menghindari dekomposisi atau kerusakan bahan analisis.
Kolom dapat digunakan kembali, waktu analisis cukup singkat, memisahkan molekul-
molekul dari suatu sampel campuran dengan daya pisah tinggi dan dapat menganalisis
suatu sampel dengan konsentrasi yang sangat kecil. Kekurangan HPLC yaitu harga alat
mahal, sering ada larutan standar yang tertinggal di injector. Kolom lebih mudah tertutup
kotoran jadi terus sering dicuci.
7. Pada percobaan HPLC ini digunakan teknik elusi isokratis. Elusi isokratis ialah elusi
yang menggunakan pelarut tunggal dengan komposisi tetap atau campuran beberapa
pelarut yang komposisinya dibuat tetap.
5.2 SARAN

Disarankan agar penelitian terhadap ikan cucut banteng menggunakan metode HPLC karena
selain memudahkan memisahkan sampel dari campuran teknik ini sangat berguna untuk
memisahkan beberapa senyawa sekaligus karena setiap senyawa mempunyai afinitas selektif
antara fasa diam tertentu dan fasa gerak tertentu.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal dan Ismail, Drs. H.E.Krisnandi. 2012.Kromatografi CairKinerja Tinggi (KCKT). 
BogorSekolah Menengah Analis Kimia Bogor.
[BPOM] Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. 2008. Asam folat bagi tubuh. Naturakos.
3(7):2-3.
Academia.edu. ( 2014, 16 November ). Defisiensi Asam Folat. Diakses pada 21 Desember 2019,
dari https://www.academia.edu/11341962/Defesiensi_Asam_Folat
Doc Player IPB . (2014, Juni ). Profil mineral dan asam folat pada ikan cucut banteng segar dan
matang. Diakses pada 21 Desember 2019 dari https://docplayer.info/64487822-Profil-mineral-
dan-asam-folat-daging-ikan-cucut-banteng-segar-dan-goreng-suwindyastuti.html
Hendayana, Sumar. 1994. “Kimia Analitik Instrumen”. Semarang: Semarang Press.
Wiji, et al. 2010. “Penuntun Praktikum Kimia Analitik Instrumen”. Bandung: Jurusan
Pendidikan Kimia FMIPA UPI
Lindsay, S; John Wiley & Sons, 1992. High Performance Liquid Chromatography. 2nd (ed),
Chriser, New York, Toronto, Singapure diakses dari
https://www.academia.edu/14500677/Pengertian_hplc_hight_pressure_liquid_chromatografy
Scribd. ( 2014, Desember ). Makalah analisis Vitamin. Diakses pada 21 Desember 2019, dari
https://www.scribd.com/document/248899851/MAKALAH-ANALISIS-VITAMIN-docx
Sari Pediatri, Vol. 4, No. 1, Juni 2002: 21 - 25
Valls, Felicidad, dkk. 1999. Determinationof Thiamin in Cook Sausages. Spain:Universidad De 
Burgos.

Anda mungkin juga menyukai