PBL A-10 SK 2 Hemato
PBL A-10 SK 2 Hemato
KELOMPOK : A-10
Telp. +62214244574
Fax +62214244574
Daftar Isi
Daftar Isi ...................................................................................................................................... 1
Skenario 2 .................................................................................................................................... 2
Kata Sulit .................................................................................................................................... 3
Pertanyaan ................................................................................................................................... 4
Jawaban ...................................................................................................................................... 5
Hipotesis ....................................................................................................................................... 6
Sasaran Belajar .......................................................................................................................... 7
Daftar Pustaka............................................................................................................................ 19
1
SKENARIO 2
Seorang laki-laki, umur 38 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan mimisan sulit
berhenti sejak 4 hari sebelumnya. Dikeluhkan juga sering timbul lebam-lebam di kulit lengan
atas dan paha bawah kanan sejak 3 bulan terakhir. Tidak ada riwayat perdarahan atau lebam
sebelumnya. Tidak ada riwayat alergi obat atau makanan. Pemeriksaan fisik didapat conjunctiva
tidak pucat, bekas perdarahan di hidung kanan, paru dan jantung normal, Hepar/ lien tidak
teraba, ekstremitas dijumpai purpura pada regio humeri kiri dan femoralis kanan. Dilakukan
pemeriksaan darah rutin dengan hasil Hb 15 gr/dL, Ht 45, 1%, Lekosit 6700/ mm3 dan trombosit
17.000 / mm3. Morfologi Darah Tepi ditemukan Giant trombosit. Dokter menyimpulkan pasien
tersebut kemungkinan menderita Immune Thrombocytopenia Purpura. Untuk medukung
diagnosis tersebut dianjurkan pemeriksaan lanjutan.
2
KATA SULIT
1. Purpura : Perdarahan kecil didalam kulit, membran mukosa atau permukaan serosa. (Dorland,
2014)
2. Mimisan : Perdarahan akut yang berasal dari lubang hidung, rongga hidung atau nasofaring
dan mencemaskan penderita dan para klinisi. (Munir, 2006)
3
PERTANYAAN
4
JAWABAN
5
HIPOTESIS
6
SASARAN BELAJAR
1.1 Definisi
Trombosit adalah fragmen sitoplasma megakariosit yang tidak berinti dan
terbentuk di sumsumtulang. Trombosit matang berukuran 2-4 μm, berbentuk
cakram bikonveks. Setelah keluar dari sumsumtulang, sekitar 20-30 %
trombosit mengalami sekuestrasi di limpa (Kosasih, 2008).
1.2 Pembentukkan Trombosit
Trombosit dibentuk di sumsum tulang dari megakariosit, yaitu sel yang
sangat besar dalam susunanhemopoietik dalam sumsum tulang belakang yang
memecah menjadi trombosit, baik dalam sumsum tulangatau segera setelah
memasuki darah, khususnya ketika mencobauntuk memasuki kapiler paru.
Konsentrasi normal trombosit dalam darah adalah antara 150.000-
350.000/μL. (Guyton dan Hall, 2008)
Trombosit dihasilkan di dalam sumsum tulang dengan caramelepaskan diri
(fragmentasi) dari perifer sitoplasma sel induknya(megakariosit) melalui
rangsangan trombopoetin. Megakariosit berasaldari megakarioblas yang
timbul dari proses diferensiasi sel asalhemapoetik Precursor mieloid paling
awal yang membentuk megakariosit. Megakariosit matang, dengan proses
replikasi endomitotik inti secara sinkron, volumesitoplasmanya bertambah
besar pada waktu jumlah inti bertambah dua kali lipat, sitoplasma menjadi
granular dan selanjutnya trombosit dibebaskan. Trombosit yang dihasilkan
oleh tiap megakariosit adalah 4000 trombosit. Interval waktu dari diferensiasi
sel asal sampai dihasilkan trombosit pada manusia dibutuhkan waktu kurang
lebih 10 hari. Umur trombosit normal 7 –10 hari, diametertrombosit rata-rata.
1 -2 μm dan volume sel rerata 5,8 fl. Hitungtrombosit normal sekitar 150 –
400 x 103/μL.
7
1.3 Trombositopenia
Trombositopenia atau definisi trombosit merupakan keadaan dimana
trombosit dalam sirkulasi jumlahnya dibawah normal (150.000-350.0000/µl
darah). Penderita trombositopenia cenderung mengalami pendarahan yang
biasanya berasal dari venula-venula atau kapiler-kapiler kecil. Akibatnya, timbul
bitnik-bintik pendarahan di jaringan tubuh. Pada kulit penderita menampakkan
bercak-bercak kecil berwarna ungu, sehingga disebut dengan trombositopenia
purpura. (Guyton & Hall, 2007)
Trombositopenia dapat dikategorikan dalam beberapa bagian, yaitu:
o Purpura Trombositopenia Autoimun (Immune Thrombocytopenia Purpura/ITP)
Dapat bersifat akut dan kronik. Bentuk akut biasanya ditemukan pada
anak-anak. Gejala perdarahan bersifat mendadak. Sementara pada bentuk yang
kronik paling sering terjadi pada orang dewasa, jarang ada riwayat infeksi
sebelumnya, wanita lebih sering terkena daripada pria. (Handayani &
Sulistyo, 2008)
o Trombositopenia yang Berhubungan dengan Heparin
Trombositopenia ini dapat terjadi setelah pemberian heparin intravena atau
subkutan. Dianjurkan untuk hitung trombosit kembali normal dalam beberapa hari
setelah heparin dihentikan (stein, 1998)
o Purpura Trombositopenik Trombotik
Jarang di jumpai dan ditandai dengan trombositopenia, anemia hemolitik
mikroangiopati, kelainan neurologi yang berfluktuasi. Penyebab tidak dikenal,
tetapi sekitar setengah jumlah pasien mempunyai riwayat penyakit virus yang
belum lama terjadi. (Woodley & Whelan, 1995)
o Trombositopenia akibat Pengaruh Obat
8
L.O. 2 Memahami dan Menjelaskan Immune Thrombocytopenia Purpura
2.1 Definisi
Penyakit autoimun yang disebabkan adanya destruksi trombosit normal
akibat adanya antibodi (antibody-mediated destruction of platelets) dan
gangguan produksi megakariosit. (Sari, 2018)
2.2 Klasifikasi
Klasifikasi ITP juga mengalami perubahan menjadi ITP newly diagnosed,
ITP persisten dan ITP kronik . Definisi ITP primer adalah keadaan
trombositopenia yang tidak diketahui penyebabnya. Definisi ITP sekunder
adalah keadaan trombositopenia yang disebabkan oleh penyakit primer.
Penyakit primer yang sering berhubungan dengan ITP, antara lain, penyakit
autoimun (terutama sindrom antibodi antifosfolipid), infeksi virus (termasuk
Hepatitis C dan human immunodeficiency virus [HIV]), dan obat-obat
tertentu.
2.3 Etiologi
Trombositopenia autoimun contohnya Sindrom evans, efek samping
pemberian obat, infeksi Cytomegalovirus, Helicobacter pylori, Hepatiis C ,
Human deficiency virus,varicella zoster, kelainan limfoproliferatif, efek
samping transplantasi sumsum tulang ,dan akibat systemis lupus
erythematosus. (Sari,2018)
9
2.4 Epidemiologi
a. ITP akut
Terjadi pada anak-anak usia 2-6 tahun, dengan insiden 3-8 orang per
100.000 anak, sumber yang lain menyatakan insiden terjadi pada rentang usia
2-10 tahun dengan kasus 4 orang per 100.000 anak per tahunnya. Sekitar 75%
ITP akut terjadi setelah vaksinasi atau infeksi cacar air atau mononukleosis
infeksiosa. Remisi biasanya terjadi, namun 5 – 10 % akan menjadi ITP kronis
(ITP > 6 bulan).
b. ITP kronis
ITP kronis didapatkan pada rentang usia 18 - 45 tahun. Rasio antara
perempuan dan laki-laki adalah 1 : 1 pada ITP akut, dan 2-3 : 1 pada ITP
kronis. ITP refrakter merupakan 25 – 30 % penderita ITP yang gagal diterapi
dengan kortikosteroid dosis standar dan splenektomi karena angka trombosit
di bawah normal atau ada perdarahan. Penyakit ini ditemui juga pada pasien
Systemic Lupus Eritematosus (SLE), Human Immunodeficiency Virus (HIV),
Chronic Lymphositik Leukimia (CLL), penyakit Hodgkin, atau anemia
hemolitik autoimun.
c. ITP kronis
Pada wanita hamil Muncul pada 1 – 2 orang dari setiap 1000 wanita hamil.
Sekitar 3 % terdapat trombositopenia yang ada pada saat melahirkan.
(Michael,2013)
2.5 Patofisiologi
Kelainan sel limfosit T-regulator (T-Reg) sehingga fungsi toleransi
terhadap diri sendiri menjadi hilang (autoantibodi). Autoantibodi (paling
sering Ig G) akan menempel pada antigen trombosit yang menyebabkan
destruksi trombosit oleh makrofag di hepar dan limpa, sekaligus penurunan
respon kompensasi megakariosit sehingga produksi menurun akibat
autoantibodi. Usia normal trombosit adalah 10 hari tetapi pada penderita ITP
hanya beberapa jam aja. (Hoffbrand, 2016)
Penyakit ITP adalah penyakit autoimun yang disebabkan adanya destruksi
trombosit normal akibat adanya antibodi (antibodymediated destruction of
platelets) dan gangguan produksi megakariosit. Penya- kit ITP merupakan
kelainan akibat disregulasi imun dengan hasil akhir adanya hilangnya
toleransi sistem imun terhadap antigen diri yang berada di permukaan
trombosit dan megakariosit. Sel T teraktivasi akibat pengenalan antigen
10
spesifik trombosit pada APC (antigen presenting cell) yang kemudian
menginduksi ekspansi antigen-spesi k pada sel B. Kemudian sel B
menghasilkan autoantibodi yang spesi k terhadap glikoprotein yang
diekspresikan pada trombosit dan megakariosit. Trombosit yang bersirkulasi
diikat oleh autoantibodi trombosit kemudian terjadi pelekatan pada reseptor
FC makrofag limpa yang mengakibatkan penghancuran trombosit. Selain itu,
terbentuk juga autoantibodi anti megakariosit yang mengurangi kemampuan
(Sari, 2018)
11
1) Pada anak-anak
2) Awitan penyakit mendadak
3) Riwayat infeksi sebelum terjadi perdarahan berulang
4) Sering terdapat eksantem (rubella) dan penyakit saluran napas akibat virus
Varicella zooster dan Eipstein barr.
5) Perdarahan ringan
e. ITP kronis:
ii. Hitung trombosit 30.000 - 50.000 / µl terdapat luka memar atau hematom
Pada ITP wanita hamil, pertama kali terduga ITP saat kehamilan.
Diagnosis banding ITP selama kehamilan adalah kehamilan yang
menginduksi hipertensi dan kondisi sindrom hemolisis dengan peningkatan
enzim liver dan penurunan trombosit (HELLP), hemolisis mikroangiopati,
trombositopenia herediter. (Bakta,2006)
12
2.7 Diagnosis dan Diagnosis Banding
Diagnosis Banding
- Leukimia
- Anemia aplastik
- Neonatal alloimune trombositopenia
- Infeksi HIV
- Purpura pasca transfusi
- Purpura trombositopenia autoimun
- Sistem hemolitik uremik
- Disseminated intravascular coagulation (DIC)
- Hipersplenisme
- Sindrom mielodisplastik
- Leukimia limfositik kronik
13
2.8 Tatalaksana
Sebagai terapi lini pertama maka dapat diberikan IVIG dosis tunggal atau
steroid jangka pendek (Grade 1 B). Penggunaan IVIG bila trombosit perlu
14
ditingkat- kan dengan cepat (Grade 1B). Dosis IVIG adalah 0,8-1 g/kg dosis
tunggal atau 2 g/kg terbagi dalam 2-5 hari. Efek samping pemberian IVIG
(15-75)% kasus adalah nyeri kepala, nyeri punggung, mual, dan demam.
Penggunaan IVIG hanya diberikan pada keadaan mengancam jiwa. Di ailand,
pemberian IVIG terbukti merupakan langkah yang coste ective. Penelitian
Choi dkk (2016) memperlihatkan respons pemberian IVIG berupa jumlah
trombosit >100.000/ uL pada bulan ke 1-3 dapat memprediksi prognosis, baik
keadaan trombosit pada bulan ke-6 dan ke-12 (p<0,001).
15
Apabila pasien tidak menunjukkan perbaikan ataupun relaps setelah
pemberian kortikosteroid maka pasien dapat diberikan pilihan pemberian
deksametason dosis tinggi ataupun Rituximab. Semuanya ini
dipertimbangkan bila pasien mengalami perdarahan berat (Grade 2 C).
Faktor prediksi untuk resolusi pada kasus ITP newly diagnosed adalah usia
<5 tahun dan onset perdarahan <14 hari dan jumlah trombosit pada followup
minggu ke-4 menunjukkan >100.000/uL.
Apabila perjalanan penyakit ITP telah mencapai 3 bulan maka penyakit ITP
dikategorikan sebagai ITP persisten. Pemeriksaan laboratorium yang
diperlukan, terdiri dari:
• Fungsi hati
• Tes PCR adanya virus seperti EBV, CMV, parvovirus, Hepatitis C, dan
HIV
• H. Pylori
16
• Rituximab 100 mg atau 375 mg/m2/minggu selama 4 minggu. Respons
bervariasi 31%-79% kasus.
Salah satu faktor prediktor perjalanan ITP newly diagnosed menjadi ITP
kronik adalah usia saat diagnosis. Penelitian Shim (2014) memperlihatkan
bahwa usia di atas 10 tahun lebih sering menjadi ITP kronik. Penelitian di
Turki pada tahun 2014 juga mendapatkan usia lebih 10 tahun mempunyai
kemungkinan 3 kali menjadi ITP kronik ((OR=3,0, CI=1,5-5,98). Faktor
prediktor lain menjadi ITP kronik adalah jenis kelamin perempuan (OR=2,55,
CI=1,31-4,95).
17
Katarak
Osteoporosis
Diabetes
Hilangnya massa otot
18
DAFTAR PUSTAKA
https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/download/1355/pdf
19