Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Asuhan keperawatan keluarga merupakan kegiatan strategis yang
mempunyai daya ungkit besar terhadap keberhasilan pembangunan
kesehatan. Oleh karena pentingnya pelayanan keperawatan ini, pemerintah
memberikan kebijakan dengan dikeluarkannya Kepmenkes
908/Menkes/SK/VII/2010 tentang pedoman penyelenggaraan pembinaan
pelayanan keperawatan keluarga. Upaya ini dilakukan untuk mengatasi
masalah kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan keluarga. Asuhan
keperawatan keluarga dilaksanakan dengan pendekatan proses
keperawatan yang sistematis melalui proses interaksi bersama klien dan
keluarga. Dalam makalah ini menyajikan tentang implementasi
keperawatan keluarga dan evaluasi keperawatan keluarga. Pada bahasan
implementasi keperawatan keluarga, Anda akan memelajari tentang
definisi implementasi keperawatan keluarga, tujuan implementasi
keperawatan. Selain itu, Anda mempelajari juga tentang definisi evaluasi
keperawatan keluarga, dan mengkaji kemampuan status kesehatan
keluarga, membandingkan respon keluarga dengan kriteria hasil dan
menyimpulkan hasil kemajuan masalah dan kemajuan percapaian tujuan
keperawatan.
B. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
Agar mahasiswa memahami dan dapat mengembangkan pola pikir
ilmiah dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas dan
keluarga melalui pendekatan proses keperawatan.
2. Tujuan khusus
a) Menjelaskan dengan tepat konsep peroses keperawatan keluarga
b) Dapat menyelesaikan masalah keperawatan keluarga dalam bentuk
studi kasus, dengan mengunakan proses keperawatan .

Keperawatan Keluarga 1
C. Kireteria hasil
a) Mahasisiwa mampu Menjelaskan dengan tepat konsep peroses
keperawatan keluarga.
b) Mahasiswa Dapat menyelesaikan masalah keperawatan keluarga
dalam bentuk studi kasus, dengan mengunakan proses keperawatan

Keperawatan Keluarga 2
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Tindakan Keperawatan Pada Keluarga


Tindakan perawat adalah upaya perawat untuk membantu
kepentingan klien, keluarga, dan komunitas dengan tujuan untuk
meningkatkan kondisi fisik, emosional, psikososial, serta budaya dan
lingkungan, tempat mereka mencari bantuan. Tindakan keperawatan
adalah implementasi/pelaksanaan dari rencana tindakan untuk mencapai
tujuan yang spesifik.
Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan
ditujukan pada nursing order untuk membantu klien mencapai tujuan yang
diharapkan. Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi
koping.
Dalam tahap ini, perawat harus mengetahui berbagai hal di antaranya
bahaya-bahaya fisik dan perlindungan pada klien, teknik komunikasi,
kemampuan dalam prosedur tindakan, pemahaman tentang hak-hak dari
pasien, serta pemahaman tingkat perkembangan pasien
Pelaksanaan tindakan keperawatan yang telah direncanakan adalah
dengan menerapkan teknik komunikasi terapeutik. Dalam melaksanakan
tindakan perlu melibatkan seluruh anggota keluarga dan selama tindakan,
perawat perlu memantau respon verbal dan nonverbal pihak keluarga.
Tindakan keperawatan keluarga mencakup hal-hal sebagai berikut.
1. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah
dan kebutuhan kesehatan dengan cara:
a. Memberikan informasi;
b. Memberikan kebutuhan dan harapan tentang kesehatan.
2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat,
dengan cara:

Keperawatan Keluarga 3
a. Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan;
b. Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga;
c. Mengidentifikasi tentang konsekuensi tipe tindakan.
3. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang
sakit, dengan cara:
a. Mendemonstrasikan cara perawatan;
b. Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah;
c. Mengawasi keluarga melakukan perawatan.
4. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat
lingkungan menjadi sehat, yaitu dengan cara:
a. Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga;
b. Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin.
5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
ada dengan cara:
a. Mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga;
b. Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

B. Tahap Tindakan Keperawatan Keluarga


1. Tahap Persiapan Pada tahap awal ini, Anda sebagai perawat harus
menyiapkan segala sesuatu yang akan diperlukan dalam tindakan.
a. Review tindakan keperawatan diidentifikasi pada tahap
perencanaan. Perlu dipahami bahwa pada dasarnya prinsip dari
tindakan keperawatan disusun untuk melakukan upaya promosi,
mempertahankan, dan memulihkan kesehatan klien/keluarga. Ada
beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan keluarga, antara lain:
1) Konsisten sesuai dengan rencana tindakan;
2) Berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah;
3) Ditujukan kepada individu sesuai dengan kondisi klien;
4) Digunakan untuk menciptakan lingkungan yang terapeutik dan
aman;

Keperawatan Keluarga 4
5) Memberikan penyuluhan dan pendidikan kepada klien;
6) Penggunaan sarana dan prasarana yang memadai.
b. Menganalisa pengetahuan dan keterampilan keperawatan yang
diperlukan. Perawat harus mengidentifikasi tingkat pengetahuan dan
tipe keterampilan yang diperlukan untuk tindakan keperawatan.
c. Mengetahui komplikasi dari tindakan keperawatan yang mungkin
timbul. Prosedur tindakan keperawatan mungkin berakibat terjadinya
resiko tinggi kepada klien. Perawat harus menyadari kemungkinan
timbulnya komplikasi sehubungan dengan tindakan keperawatan yang
akan dilaksanakan. Keadaan yang demikian ini memungkinkan perawat
untuk melakukan pencegahan dan mengurangi resiko yang timbul.
d. Menentukan dan mempersiapkan peralatan yang diperlukan, harus
mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut.
1) Waktu. Perawat harus dapat menentukan waktu secara selektif.
2) Tenaga. Perawat harus memperhatikan kuantitas dan kualitas
tenaga yang ada dalam melakukan tindakan keperawatan.
3) Alat. Perawat harus mengidentifikasi peralatan yang diperlukan
pada tindakan.
e. Mempersiapkan lingkungan yang kondusif. Keberhasilan suatu
tindakan keperawatan sangat ditentukan oleh perasaan klien yang
aman dan nyaman. Lingkungan yang nyaman mencakup komponen
fisik dan psikologis.
f. Mengidentifikasi aspek hukum dan etika terhadap resiko dari
potensial tindakan. Pelaksanaan tindakan keperawatan harus
memperhatikan unsur-unsur hak dan kewajiban klien, hak dan
kewajiban perawat atau dokter, kode etik perawatan, dan hukum
keperawatan.

2. Tindakan keperawatan dapat dikategorikan menjadi tiga tipe sebagai


berikut.

Keperawatan Keluarga 5
a. Tindakan Independen Tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk
membantu mengatasi masalah kesehatan klien dan keluarga secara
mandiri.
1) Wawancara dengan klien untuk mendapatkan data, guna
mengidentifikasi perkembangan kondisi klien atau untuk
mengidentifikasi masalah baru yang muncul.
2) Observasi dan pemeriksaan fisik. Tindakan untuk mendapatkan
data objektif yang meliputi, observasi kesadaran, tanda–tanda
vital, dan pemeriksaan fisik.
3) Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana.
4) Tindakan terapeutik. Tindakan yang ditujukan untuk
mengurangi, mencegah, dan mengatasi masalah klien.
Misalnya: Klien stroke yang tidak sadar dengan paralise, maka
tindakan terapeutik yang dilakukan perawat dalam mencegah
terjadinya gangguan integritas kulit adalah dengan melakukan
mobilisasi dan memberikan bantal air, pada bagian tubuh yang
tertekan dan mengenali tanda-tanda terjadinya hipoglikemi dan
cara mengatasinya.
5) Tindakan edukatif (mengajarkan). Ditujukan untuk mengubah
perilaku klien melalui promosi kesehatan dan pendidikan
kesehatan kepada klien. Misalnya, perawat mengajarkan
kepada keluarga tentang pembuatan cairan oralit dan senam
kaki diabetik.
6) Tindakan merujuk. Tindakan ini lebih ditekankan pada
kemampuan perawat dalam mengambil suatu keputusan klinik
tentang keadaan klien dan kemampuan untuk melakukan kerja
sama dengan tim kesehatan lainnya. Misalnya, klien pasca
trauma kepala, ditemukan adanya tanda-tanda tekanan
intrakranial yang meningkat, maka perawat harus
mengkonsultasikan atau merujuk klien kepada dokter ahli saraf

Keperawatan Keluarga 6
untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan cepat dalam
mencegah terjadinya komplikasi yang lebih parah.
b. Tindakan Interdependen Tindakan keperawatan interdependen
menjelaskan suatu kegiatan yang memerlukan suatu kerja sama
dengan tenaga kesehatan lainnya. Misalnya, tenaga sosial, ahli gizi,
fisioterapi
c. Tindakan Dependen Tindakan ini berhubungan dengan
pelaksanaan rencana tindakan medis. Tindakan tersebut
menandakan suatu cara bahwa tindakan medis atau tindakan
profesi lain dilaksanakan. Contoh, dokter menuliskan “perawatan
colostomy“. Tindakan keperawatan adalah melaksanakan
perawatan colostomy berdasarkan kebutuhan individu dari klien.
1) Melakukan perawatan colostomy setiap 2 hari atau sewaktu-
waktu bila kantong faeses bocor.
2) Mengganti kantong faeces.
3) Mencuci lokasi sekitar colostomy.
4) Mengkaji tanda dan gejala iritasi kulit dan stroma. Pelaksanaan
tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan yang
lengkap dan akuarat terhadap suatu kejadian dalam proses
keperawatan.

C. Pengertian Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan
pelaksanaannya sudah berhasil dicapai, meskipun tahap evaluasi
diletakkan pada akhir proses keperawatan. Evaluasi merupakan bagian
integral pada setiap tahap proses keperawatan.
Pengumpulan data perlu direvisi untuk menentukan apakah
informasi yang telah dikumpulkan sudah mencukupi dan apakah perilaku
yang diobservasi sudah sesuai. Diagnosa keperawatan juga perlu
dievaluasi dalam hal keakuratan dan kelengkapannya. Tujuan keperawatan

Keperawatan Keluarga 7
harus dievaluasi adalah untuk menentukan apakah tujuan tersebut, dapat
dicapai secara efektif.
Evaluasi didasarkan pada bagaimana efektifnya intervensi atau
tindakan yang dilakukan oleh keluarga, perawat dan yang lainnya.
Keefektifan ditentukan dengan melihat respon keluarga dan hasil, bukan
intervensi-intervensi yang diimplementasikan.
Meskipun evaluasi dengan pendekatan terpusat pada klien paling
relevan, sering kali membuat frustrasi karena adanya kesulitan-kesulitan
dalam membuat kriteria objektif untuk hasil yang dikehendaki. Rencana
perawatan mengandung kerangka kerja evaluasi. Evaluasi merupakan
proses berkesinambungan yang terjadi setiap kali seorang perawat
memperbarui rencana asuhan keperawatan. Sebelum perencanaan
dikembangkan lebih lanjut, perawat bersama keluarga perlu melihat
tindakan-tindakan perawatan tertentu apakah tindakan tersebut benar-
benar membantu.
Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil
implementasi dengan kriteria yang telah ditetapkan untuk melihat
keberhasilannya. Kegiatan evaluasi meliputi mengkaji kemampuan status
kesehatan keluarga, membandingkan respon keluarga dengan kriteria hasil
dan menyimpulkan hasil kemajuan masalah dan kemajuan percapaian
tujuan keperawatan. Bila hasil evaluasi tidak / berhasil sebagian, perlu
disusun rencana keperawatan yang baru. Perlu diperhatikan juga evaluasi
yang dilakukan beberapa kali dengan melibatkan keluarga sehingga perlu
pula direncanakan waktu yang sesuai dengan kesediaan keluarga
(Murwani, 2008).
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional
menurut Murwani (2008) :
S : Hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjectif setelah
dilakukan intervensi keperawatan.
O : Hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah dilakukan
intervensi keperawatan.

Keperawatan Keluarga 8
A : Analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada tujuan yang
terkait dengan diagnosis.
P : Perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga
pada tahapan evaluasi

D. Proses Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai
tujuan. Hal ini dapat dilaksanakan dengan mengadakan hubungan dengan
klien berdasarkan respon klien terhadap tindakan keperawatan yang
diberikan, sehingga perawat dapat mengambil keputusan untuk:
1. Mengakhiri rencana tindakan keperawatan;
2. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan;
3. Melanjutkan rencana tindakan keperawatan.

E. Proses Evaluasi
Mengukur pencapaian tujuan klien.
1. Kognitif (pengetahuan). Untuk mengukur pemahaman klien dan
keluarga setelah diajarkan teknik-teknik perawatan tertentu. Metode
evaluasi yang dilakukan, misalnya dengan melakukan wawancara
pada klien dan keluarga. Contoh, setelah dilakukan pendidikan
kesehatan tentang pencegahan TB Paru, klien dan keluarga ditanya
kembali tentang bagaimana cara pencegahan TB Paru.
2. Afektif (status emosional) Cenderung kepenilaian subjektif yang
sangat sulit diukur. Metode yang dapat dilakukan adalah observasi
respon verbal dan nonverbal dari klien dan keluarga, serta
mendapatkan masukan dari anggota keluarga lain.
3. Psikomotor (tindakan yang dilakukan) Mengukur kemampuan klien
dan keluarga dalam melakukan suatu tindakan atau terjadinya
perubahan perilaku pada klien dan keluarga. Contoh, setelah perawat
mengajarkan batuk efektif, klien diminta kembali untuk
mempraktikkan batuk efektif sesuai dengan yang telah dicontohkan.

Keperawatan Keluarga 9
F. Metode Dan Sumber Data Evaluasi
1. Observasi Melakukan pengamatan terhadap perubahan perilaku dari
anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan.
2. Memeriksa laporan atau dokumentasi keperawatan Perawat perlu
memeriksa kembali laporan atau catatan keperawatan yang telah
ditulis oleh tim keperawatan setelah melaksanakan intervensi
keperawatan.
3. Wawancara atau angket Membuat daftar pertanyaan atau angket yang
ditujukan pada keluarga untuk mengetahui kemajuan kondisi
kesehatannya. Pengambilan data dilakukan dengan metode
wawancara.
4. Latihan/simulasi/redemonstrasi Perawat mengevaluasi kemampuan
perawat dalam melakukan suatu tindakan untuk merawat anggota
keluarga yang sakit dengan meminta keluarga untuk melakukan
kembali

Keperawatan Keluarga 10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tindakan keperawatan dan evaluasi merupakan salah satu komponen
dalam proses keperawatan individu maupun keluarga. Tujan dari evaluasi
keperawatan tersebut untuk menilai keberhasilan dari tindakan
keperawatan yang dilakukan.

Keperawatan Keluarga 11
DAFTAR PUSTAKA

Kholifah Siti Nur,2016. Modul Keperawatan Keluarga dan Komunitas.


Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Nujula, F. 2017. Buku Panduan Praktikum Asuhan Keperawatan Keluarga.
Banyuwangi: Krikilan Glenmore Banyuwangi

Keperawatan Keluarga 12

Anda mungkin juga menyukai