Anda di halaman 1dari 65

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG PENULISAN AKTUALISASI


Kesehatan merupakan investasi penting untuk mendukung pembangunan ekonomi
serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kependudukan lainnya seperti
kemiskinan karena suatu negara tanpa penduduk yang sehat tidak akan mungkin dapat
membangun negaranya sendiri. Pelayanan kesehatan merupakanfaktor penting untuk
meningkatkan “taraf sehat” dari penduduk itu sendiri. Namun nyatanya hingga saat ini
pelayanan kesehatan di Indonesia belum bisa dikatakan maksimal.
Petugas kesehatan yang merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS) tidak semuanya
dapat memberikan pelayanan yang maksimal. Hal ini terbukti dengan kondisi sebagian
besar PNS yang belum memahami bahkan belum bisa menerima bahwa PNS adalah
pelayan masyarakat. PNS tersebut menganggap bahwa dirinya adalah orang yang
dibutuhkan atau sangat berkuasa atas jabatan/profesinya tersebut, dan lupa bahwasalah satu
fungsi Aparatur Sipil Negara(ASN) adalah sebagai pelayan publikdan salah satu tugas
ASN adalah memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas.
Sejak awal sangat diperlukan pembentukan cara berpikir dan pola perilaku seorang
ASN agar mampu menjadi pelayan publik yang profesional ketika bekerja melaksanakan
tugas. Perilaku ini dapat dibentuk melalui DIKLAT Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil (CPNS) yang menekankanpada nilai-nilai dasar ASN yaitu akuntabilitas,
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi atau lebih dikenal dengan
singkatan ANEKA. Selaindituntut untukmemahami nilainilai dasar ASN,setiap CPNS
jugadituntutmenjalankan perannya sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan
perekat serta pemersatu bangsa.
RSUD Arjawinangun adalah Rumah Sakit Rujukan Regional Wilayah Kabupaten
Cirebon. Rumah sakit ini memiliki beberapa permasalahan yang menjadi kendala dalam
memberi pelayanan maksimal kepada masyarakat, salah satu permasalahan yang terjadi
adalah risiko tingginya penularan infeksi tuberkulosis (TB) paru di Instalasi Gawat Darurat
(IGD).
Kurang maksimalnya pelayanan kesehatan di IGD merupakan salah satu masalah
yang terjadi di dalam pelayanan RSUD Arjawiangun. Pelayanan kesehatan meliputi

1
pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Kurang maksimalnya pelayanan
kesehatan di IGD salah satunya ditandai oleh tingginya risiko penularan infeksi TB paru.
Penyakit TB paru adalah salah satu penyakit yang ditularkan melalui udara. Menurut
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), TB adalah infeksi penyebab kematian
nomor satu di Indonesia.
Penularan TB di IGD dapat terjadi karena kondisi ruangan yang tertutup, sirkulasi
udara terhambat, penderita TB tidak semuanya menggunakan masker dan berada dalam
satu ruangan dengan pasien yang tidak menderita penyakit infeksi. Keluarga yang
mendampingi pasien juga memiliki pemahaman yang rendah tentang penularan infeksi
TB paru. Hal ini mendukung terjadinya peningkatan risiko penularan infeksi TB paru.

1.2. IDENTIFIKASI MASALAH


Upaya peningkatan kualitas pelayanan RSUD Arjawinangun yang merupakan
Rumah Sakit Rujukan Regional Wilayah Kabupaten Cirebon, dapat dilakukan melalui
identifikasi dan analisis permasalahan-permasalahan yang menjadi kendala saat
memberikanpelayanan kepada masyarakat. Beberapa permasalahan di Instalasi Gawat
Darurat (IGD)RSUD Arjawinangun yang sering ditemukan adalah kurang optimalnya
penanganan awal pasien rawat IGD yang membuat masyarakat tidak puas, mengeluh,
bahkan marah dan berontak terhadap petugas kesehatan, permasalahan lainnya yaitu
tingginya risiko penularan infeksi tuberkulosis (TB) paru yang dapat mengakibatkan
peningkatan jumlah penderita TB paru sehingga angka morbiditas dan mortalitas juga turut
meningkat. Permasalahan lain yang ditemui adalah rendahnya kesempatan meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan dokter jaga IGD melalui pelatihan atau pertemuan-
pertemuan ilmiah, hal ini sangat dibutuhkan agar tenaga kesehatan dapat memberikan
pelayanan yang maksimal dan berdasarkan prinsip-prinsip pengobatan yang terbaru
(update).
Dari permasalahan yang timbul diatas dapat diambil isu sebagai berikut :
1. Kurang OptimalnyaPenanganan Awal Pasien Di Instalasi Gawat Darurat Rsud
Arjawinangun
2. Tingginya Risiko Penularan Infeksi Tuberkulosis Paru
3. Rendahnya Kesempatan Dokter Jaga IGD Mengikuti Pelatihan Atau Pertemuan-
Pertemuan Ilmiah

2
1.3. MASALAH YANG DIANGKAT
Berdasarkan identifikasi isu, dapat dilakukan analisis untuk menentukansatu
permasalahan yang paling penting dan perlu segera ditindak lanjuti dengan menggunakan
metode analisis USG yaitu Tingginya risiko penularan infeksi tuberkulosis paru.

TABEL 1. MATRIKS PENENTUAN ISU UTAMA DENGAN METODE ANALISIS USG

NO LIST ISSUE URGENCY SERIOUSNESS GROWTH ∑


Kurang OptimalnyaPenanganan
1. Awal Pasien Di Instalasi Gawat 3 4 3 10
Darurat Rsud Arjawinangun
Tingginya Risiko Penularan Infeksi
2. 4 5 3 12
Tuberkulosis Paru
Rendahnya Kesempatan Dokter
3. Jaga IGD Mengikuti Pelatihan Atau 3 2 3 8
Pertemuan-Pertemuan Ilmiah

TABEL 2. KETERANGANMATRIKSANALISIS USG

:Mendesaknya (M)/Urgency (U) Gawat (G)/Seriousness (S) Perkembangan (P)/Growth (G)


Paling mendesak 5 Fatal 5 Sangat cepat 5
Sangat mendesak 4 Sangat gawat 4 Cepat 4
Mendesak 3 Gawat 3 Agak cepat 3
Biasa 2 Biasa 2 Biasa 2
Tidak mendesak 1 Tidak gawat 1 Lambat/tetap 1

1.4. GAGASAN PEMECAHAN MASALAH


Berdasarkan isu yang diangkat, gagasan pemecahannya adalah Pengguunaan kartu
kepatuhan minum tablet tambah darah dan edukasi tentanng asi ekslusif upaya
pencegahan stunting di wilayah puskesmas kedunggalar

3
1.5. KEGIATAN INISIATIF
Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah :
1. Membuat rancangan kegiatan
2. Membuat materi penyuluhan
3. Membuat kartu kepatuhan minum tablet tambah darah
4. Melakukan pre tes dan pos tes
5. Pemberian edukasi dan sosialisasi
6. Melakukan evaluasi

1.6. TUJUAN AKTUALISASI


Terdapat beberapa tujuan dilaksanakan kegiatan aktualisasi yang terdiri atas :
1. Kemampuan memberikan pelayanan yang maksimal terhadap masyarakat dalam bidang
kesehatan, salah satunya dengan melakukan upaya pencegahan stunting.
2. Kemampuan menerapkan sikap dan disiplin PNS dalam melaksanakan tugas
jabatannya.
3. Kemampuan menerapkan nilai-nilai akuntabilitas sehingga memiliki tanggung jawab
dan integritas terhadap apa yang dikerjakan.
4. Kemampuan menerapkan nilai-nilai nasionalisme sehingga bekerja atas dasar semangat
nilai-nilai pancasila.
5. Kemampuan menerapkan nilai-nilai etika publik sehingga menciptakan lingkungan
kerja yang harmonis dan kondusif.
6. Kemampuan menerapkan nilai-nilai komitmen mutu sehingga mutu dapat mewujudkan
pelayanan yang prima terhadap masyarakat, hal ini sesuai dengan poin pertama tujuan
aktualisasi yaitu memberikan pelayanan maksimal.
7. Kemampuan menerapkan nilai-nilai anti korupsi sehingga dapat mewujudkan sikap
jujur dan tidak mengambil keputusan berdasarkan kepentingan pihak tertentu.
8. Kemapuan untuk menerapkan kedudukan dan peran PNS (Manajemen ASN, Whole of
Government, dan Pelayanan Publik) dalam pelaksanaan tugas dan jabatannya.
9. Kemampuan menganalisis dampak apabila nilai-nilai ANEKA (nilai-nilai dasar PNS)
tersebut tidak diaplikasikan.

4
1.7. RUANG LINGKUP AKTUALISASI
1. Wilayah atau Tempat
Pelaksanaan aktualisasi ini dilaksanakan di Kabupaten Cirebon Jawa Barat, Jalan
By. Pass Palimanan – Jakarta No 1 Km 2 Kecamatan Kebonturi Kabupaten
arjawinangun dengan instansi tempat kerja yaitu RSUD Arjawinangun Kabupaten
Crebon dan berkonsentrasi pada ruangan Instalasi Gawat Darurat.
2. Batas Waktu
Batas waktu yang telah ditentukan untuk pelaksanaan aktualisasi adalah selama
off campus atau tepatnya tanggal 23 Juli 2019 sampai 22 Agustus 2019.
3. Kegiatan yang dilakukan
Kegiatan yang dilakukan terdiri atas beberapa kegiatan yang diharapkan dapat
memberikan penyelesaian atau pengurangan terhadap permasalahan yang terjadi di
instansi tempat kerja yaitu tingginya risiko penularan infeksi tuberkulosis paru di
Instalasi Gawat Darurat RSUD Arjawinangun. Kegiatan yang dilakukan yaitu :
a. Penggalian informasi pasien suspek tuberkulosis paru
b. Pemeriksaan pasien dengan suspek tuberkulosis paru
c. Identifikasi pasien berdasarkan diagnosa
d. Pemberian edukasi atau sosialisasi
e. Penyediaan tempat tertutup untuk pembuangan lendir batuk atau muntah
f. Penyediaan pamflet cara mencuci tangan dan etika batuk.

1.8. MANFAAT AKTUALISASI


Adapun manfaat yang didapat dari aktualisasi nilai-nilai dasar profesi ASN adalah
untuk menjadi dasar dalam setiap pelaksanaan kegiatan yang dilakukan pada tempat tugas,
sehingga melaksanakan tugas secara profesional dan memberikan pelayanan yang baik
sesuai dengan nilai-nilai ANEKA yang diharapkan.

5
BAB II
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI

2.1 PROFIL RSUD ARJAWINANGUN


Rumah sakit umum daerah (RSUD) Arjawinangun terletak di wilayah Kabupaten
Cirebon bagian barat. Kabupaten Cirebon adalah salah satu daerah di pesisir pantai utara
Pulau Jawa dan merupakan pintu gerbang Provinsi Jawa Barat dari sebelah timur yang
berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah. Posisi geografisnya cukup strategis
karena dilintasi jalur pantai utara Jawa yang mempertemukan arus lalu lintas dari Jakarta,
Bandung dan kota-kota Priangan Timur ke arah Jawa Tengah dan sebaliknya. Daerah ini
mudah dijangkau baik menggunakan transportasi darat, laut dan udara.
Kabupaten Cirebon terletak di antara 1080 40’-1080 bujur timur dan 60 30’ – 70 00’
lintang selatan. Jarak terjauh arah barat-timur sepanjang 54 km dan utara-selatan 39 km
dengan luas wilayah 990,36 km2 meliputi 40 kecamatan, 412 desa dan 12 kelurahan
dengan ibukota kabupaten di Sumber.Adapun batas wilayah Kabupaten Cirebon adalah
sebagai berikut:
1. Sebelah utara : Kabupaten Indramayu, Kota Cirebon dan Laut Jawa
2. Sebelah selatan : Kabupaten Kuningan
3. Sebelah timur : Kabupaten Brebes
4. Sebelah barat : Kabupaten Majalengka

Gambar 1. Peta topographi Kab Cirebon


RSUD Arjawinangun adalah rumah sakit milik Pemerintah Daerah Kabupaten
Cirebon, yang sejarah awal berdirinya adalah sebuah Puskesmas yang dibangun pada tahun
6
1970 an. Puskesmas Arjawinangun dahulu dikenal sebagai pusat rehidrasi untuk penderita
diare atau gastro enteritis yang mengalami dehidrasi sedang sampai berat untuk wilayah
Kabupaten Cirebon bagian Barat. Seperti diketahui bahwa pada jaman tersebut penyakit
diare merupakan penyakit endemis yang berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa
(KLB).
Pada tanggal 20 Juni 1979 dengan Surat keputusan Bupati Cirebon Nomor:
032.2/VI/1979 Puskesmas Arjawinangun ditetapkan menjadi Rumah Sakit Kelas D dengan
tempat tidur sebanyak 45 buah, dan baru diakui secara resmi oleh Departemen Kesehatan
RI melalui Surat Keputusan Nomor: 1183/Menkes/SK/X/94 tertanggal 23 Oktober 1994
sebagai Rumah Sakit pemerintah Kelas D. Surat keputusan inipun diurus dalam rangka
proses menuju Rumah Sakit Kelas C.
Pada tanggal 30 Januari 1995 dengan Surat Keputusan menteri Kesehatan RI Nomor
:110/Menkes/SK/I/95 RSUD Arjawinangun ditetapkan menjadi Rumah Sakit Kelas C,
yang ditindaklanjuti dengan disahkannya Peraturan Daerah nomor 4 Tahun 1996 tentang
Pembentukan RSUD Arjawinangun Kelas C.
Pada tahun 2000 untuk pertama kalinya RSUD Arjawinangun mendapatkan sertifikat
Akreditasi RS untuk 5 (lima) jenis pelayanan, yang hanya berlaku selama 5 (lima) tahun.
Dengan bergulirnya era otonomi daerah, pada tanggal 30 Nopember 2001 dengan
Peraturan Daerah Nomor 64 Tahun 2001 berubah menjadi Badan RSUD Arjawinangun.
Dengan perubahan formasi direksi Rumah Sakit pada tahun 2004, dicetuskan ide
untuk peningkatan dan pengembangan Rumah Sakit kearah lebih maju lagi. Beberapa
alternatif yang diinventarisasi waktu itu adalah peningkatan dan pengembangan di lokasi
lama atau relokasi. Melalui proses yang panjang, diperkaya dengan belajar ke beberapa RS
yang memiliki pengalaman pengembangan Rumah Sakit, pada tahun 2005 dengan
persetujuan Pemerintah Daerah Kabupaten Cirebon sebagai pemilik, dicanangkan pilihan
"Relokasi".
Selama kurun tahun 2006-2007 dimulailah aktifitas pengadaan tanah, pembuatan
master plan, detail engineeringdesign, analisa masalah dampak lingkungan, pengurugan
tanah dan pembangunan fondasi keliling. Pada tanggal 10 Mei 2008 dimulailah
pembangunan Relokasi Rumah Sakit tahap I untuk Gedung Rawat jalan, ditandai dengan
peletakan batu pertama oleh Bupati Cirebon, yang diresmikan penggunaannya pada
tanggal 9 Januari 2009.
Pada tanggal 16 Juni 2009 RSUD Arjawinangun dinyatakan lulus dan diberikan
sertifikat Akreditasi RS untuk 12 (dua belas) jenis pelayanan dengan Sertifikat Nomor :

7
YM.01.10/III/2215/2009 dari Departemen Kesehatan RI. Pada tanggal 12 Agustus 2009
RSUD Arjawinangun ditetapkan sebagai RS Satelit sebagai tempat kepaniteraan bagi
Mahasiswa Kedokteran Universitas Yarsi, yang ditandai dengan penandatangan naskah
kerjasama antara Bupati Cirebon dengan Ketua Yayasan Yarsi, dan ditindaklanjuti dengan
penandatangan naskah kerjasama antara Direktur RSUD Arjawinangun dengan Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.
Pada tanggal 19 Agustus 2009 ditetapkan sebagai RSUD Kelas C berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 dengan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun
2009 dimana sebutan Badan dihilangkan. Pada tanggal 15 September 2009 RSUD
Arjawinangun ditetapkan sebagai institusi yang melaksanakan Pola Pengelolaan Keuangan
- Badan layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) Bertahap dengan Surat Keputusan Bupati
Cirebon Nomor : 445/Kep.579-Keu/2009, dan pada tanggal 4 Januari 2010 dengan Surat
Keputusan Bupati Cirebon Nomor : 445/Kep.25-Keu/2010 dirubah menjadi PPK-BLUD
Penuh terhitung mulai 2 Januari 2010. Dan pada tanggal 29 Desember 2010, dengan
Keputusan menteri Kesehatan RI Nomor : HK.03.05/I/7873/2010, RSUD Arjawinangun
ditetapkan sebagai Rumah Sakit Kelas B.

2.2 VISI, MISI DAN NILAI - NILAI ORGANISASI


2.2.1 Visi
“Rumah sakit yang modern,terpercaya,dan menyenangkan”
1. Modern : Masakini,terbaru,mutkhirmoderen juga bisa berarti sikap atau cara
berfikir serta cara bertindak sesuai tuntutan zaman.
2. Terpercaya : Yakin benar atau memastikan akan kemampuan atau melebihi
seseorang atau sesuatu (bahwa akan dapat memenuhi harapannya dst)kepada diri
sendiri atau pelanggan.
3. Menyenangkan : Menjadikan senang,membuatbersuka hati,membangkitklan rasa
senang, memuaskan,menarik,merasa senang,(puas dsb) akan menyukai.
2.2.2 Misi
1. Memberikan pelayanan kesehatan individu yang berkualitas, berstandar dan santun
2. Mengembangkan kompentensi SDM secara berkesinambungan diseluruh unit
pelayanan
3. Membangun gedung Rumah sakit yang aktratif dan fungsional
4. Melengkapi pelayanan medis yang canggih dan memadai

8
5. Mengembangkan system-sistem yang mendukung oprasionalisasi rumah sakit yang
mengutamakan kepentingan pelanggan
6. Berperan aktif dalam menurunkan AKI dan AKB dalam rangka meningkatkan IPM
dikabupaten Cirebon.
2.2.3 Tata Nilai Dasar Rumah Sakit
Dalam pelayanan, rumah sakit memiliki nilai-nilai dasar rumah sakit
Nilai-Nilai “TERBAIK”
1. T : Tanggap
2. E : Empati
3. R : Ramah
4. B : Bersih
5. A : Amanah
6. I : Ikhlas
7. K : Kompeten.
2.2.4 Motto
“Kesehatan anda adalah keutamaan kami “
Pelayanan yang diberikan terhadap masyarakat (pasien) diharapkan bermanfaat
dan memberikan kepuasan. Hal ini menunjukan keberhasilan pelayanan sehingga tenaga
kesehatan turut merasa senang dan bahagia atas kepuasan pasien.

2.3 STRUKTUR ORGANISASI


Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 12 Tahun 2011 Tentang
Perubahan Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 5 Tahun 2009 Tentang
Pembentukan Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Arjawinangun Kabupaten Cirebon
susunan organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Arjawinangun, terdiri dari:
2.3.1 Direktur.
2.3.2 Wakil Direktur Umum dan Keuangan, membawahi :
2.3.2.1 Bagian Kesekretariatan, membawahi:
1. Sub Bagian Umum;
2. Sub Bagian Kepegawaian dan Pengembangan SDM;
3. Sub Bagian Hukum dan Humas.
2.3.2.2 Bagian Perencanaan dan Informasi, membawahi :
1. Sub Bagian Perencanaan Program dan Evaluasi;
2. Sub Bagian Sistem Informasi Rumah Sakit dan Rekam Medis;

9
3. Sub Bagian Penelitian dan Pengembangan Rumah Sakit.
2.3.2.3 Bagian Keuangan, membawahi :
1. Sub Bagian Penyusunan Anggaran;
2. Sub Bagian Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana;
3. Sub Bagian Verifikasi dan Akuntansi.
2.3.3 Wakil Direktur Pelayanan, membawahi :
2.3.3.1 Bidang Pelayanan Medis membawahi :
1. Seksi Pelayanan Medis;
2. Seksi Ketenagaan dan Pengembangan Mutu Pelayanan Medis.
2.3.3.2 Bidang Pelayanan Keperawatan, membawahi :
1. Seksi Asuhan Keperawatan;
2. Seksi Ketenagaan dan Pengembangan Mutu Pelayanan Keperawatan.
2.3.3.3 Bidang Penunjang Pelayanan Medis, membawahi :
1. Seksi Pemeliharaan dan Pengembangan Fasilitas Pelayanan Penunjang Medis;
2. Seksi Ketenagaan dan Pengembangan Mutu Pelayanan Penunjang Medis.
2.3.4 Komite Medis.
2.3.5 Komite Keperawatan.
2.3.6 Pengawas Internal.
2.3.7 Instalasi.
2.3.8 Kelompok Jabatan Fungsional

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 12 Tahun 2011 Tentang


Perubahan Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 5 Tahun 2009 Tentang
Pembentukan Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Arjawinangun Kabupaten Cirebon
susunan organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Arjawinangun, struktur RSUD
Arjawinangun dapat digamarkan sebagai berikut

10
GAMBAR 2. STRUKTUR ORGANISASI RSUD ARJAWINANGUN

DIREKTUR RSUD
ARJAWINANGUN

WAKIL DIREKTUR
PELAYANAN MEDIS RSUD
ARJAWINANGUN

KETUA KOMITE MEDIK RSUD


ARJAWINANGUN

KEPALA INSTALASI GAWAT


DARURAT RSUD
ARJAWIANGUN DOKTER UMUM
RSUD
ARJAWINANGUN

GAMBAR 3. STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI GAWAT DARURAT


RSUD ARJAWINANGUN

11
2.4 TUGAS DAN FUNGSI
Tugas pokok dan fungsi dokter umum menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 139/KEP/M.PAN/11/2003 tentang Jabatan Fungsional Dokter dan
Angka Kreditnya pada Bab V Pasal 7 tentang Rincian Kegiatan Dokter sesuai dengan
jenjang jabatan Dokter Pertama sebagai berikut :
1. Melakukan pelayanan medik umum rawat jalan tingkat pertama
2. Melakukan pelayanan spesialistik rawat jalan tingkat pertama
3. Melakukan tindakan khusus tingkat sederhana oleh dokter umum
4. Melakukan tindakan khusus tingkat sedang oleh dokter umum
5. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sederhana
6. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sedang
7. Melakukan tindakan darurat medik/ pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) tingkat
sederhana
8. Melakukan kunjungan (visite) kepada pasien rawat inap
9. Melakukan pemulihan mental tingkat sederhana
10. Melakukan pemulihan mental kompleks tingkat I
11. Melakukan pemulihan fisik tingkat sederhana
12. Melakukan pemulihan fisik kompleks tingkat I
13. Melakukan pemeliharaan kesehatan ibu
14. Melakukan pemeliharaan kesehatan bayi dan balita
15. Melakukan pemeliharaan kesehatan anak
16. Melakukan pelayanan keluarga berencana
17. Melakukan pelayanan imunisasi
18. Melakukan pelayanan gizi
19. Mengumpulkan data dalam rangka pengamatan epidemiologi penyakit
20. Melakukan penyuluhan medik
21. Membuat catatan medik rawat jalan
22. Membuat catatan medik rawat inap
23. Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar
24. Melayani atau menerima konsultasi dari dalam
25. Menguji kesehatan individu
26. Menjadi tim penguji kesehatan
27. Melakukan visum et repertum tingkat sederhana
28. Melakukan visum et repertum kompleks tingkat I

12
29. Menjadi saksi ahli
30. Mengawasi penggalian mayat untuk pemeriksaan
31. Melakukan otopsi dengan pemeriksaan laboratorium
32. Melakukan tugas jaga panggilan/ on call
33. Melakukan tugas jaga di tempat/ rumah sakit
34. Melakukan tugas jaga di tempat sepi pasien
35. Melakukan kaderisasi masyarakat dalam bidang kesehatan tingkat sederhana.

Berdasarkan Peraturan Bupati Cirebon Nomor 33 tahun 2011 tentang rincian


tugas,fungsi dan tata kerja rumah sakit umum daerah arjawinangun bagian kelima “
kelompok jabatan fungsional” pasal 30.
1. Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai jabatan
fungsional masing-masing bedasarkan peraturan 9 perundang undangan.
2. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang terbagi atas
berbagai kelompok jabatan fungsional sesuai dengan keahliannya
3. Masing masing tenaga fungsional berada dilingkungan unit kerja RSUD sesuia dengan
kompentensinya.
4. Jumlah tenaga kerja fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.
5. Jenis dan jenjang kepangkatan jabatan fungsional diatur berdasarkan peraturan
perundang – undangan yang berlaku.

Sasaran kerja pegawai negri sipil (Dokter Umum)


1. Melakukan tindakan khusus dokter umum kompleks tingkat 1
2. Melakukan tindakan darmat medic/P3K tingkat sedang.
3. Melakukan kunjungan (Visite) pada pasien rawat inap
4. Melakukan pemulihan fisik tijngkat sederhana
5. Melakukan tindakan Hsik Kompleks tingkat 1
6. Membuat catatan medic pasien rawat inap
7. Melakukan catatan medic pasien rawat jalan
8. Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar
9. Melayani atau menerima konsultasi dari dalam
10. Melakukan tugas jaga panggilan/On call
11. Mengikuti seminar/lokakarya sebagai peserta
12. Menjadi anggota organisasi profesi dokter sebagai anggota.

13
2.5 PROSES MENERAPKAN NILAI-NILAI DASAR ANEKA
2.5.1 Penggalian informasi pasien suspek tuberkulosis paru
2.5.1.1 Tahapan Kegiatan
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan
2. Sambung rasa dengan pasien
3. Melakukan tanya jawab (anamnenesis)
2.5.1.2 Uraian Kegiatan
1. Kegiatan penggalian informasi pasien adalah kegiatan yang dilakukan sesuai
dengan tugas harian di IGD RSUD Arjawinangun dan mulai dilakukan pada
tanggal 23 Juli 2019 sampai dengan 22Agustus 2019. Pemeriksaan pasien pada
kegiatan ini dikhususkan pada suspek tuberkulosis paru yaitu pasien yang datang
dengan keluhan sesak, batuk lebih dari 2 minggu dengan atau tanpa lendir darah.
Pemeriksaan ini juga dilakukan pada pasien yang sudah terdiagnosis tuberkulosis
paru.
2. Sebelum melakukan tindakan kedokteran atau tindakan-tindakan kesehatan
lainnya, wajib mencuci tangan terlebih dahulu termasuk pada saat pemeriksaan
pasien.Konsisten dalam menjamin keselamatan diri sendiri maupun pasien yang
diperiksaadalah cuci tangan.
3. Pemberitahuan dalam sambung rasa harus dilakukan dengan jujur dan
sebelumnya perlu meminta persetujuan oleh pasien atau keluarganya
4. Pemeriksaan pasien dimulai dengan melakukan anamnesis atautanyajawab
terhadap keluhan yang dirasakan pasien dan riwayat penyakit yang diderita.
Anamnesis ini harus dilakukan dengan ramahdan efisianagar terjalin komunikasi
yang baik. Pasien memahami apa yang ditanyakan petugas kesehatan dan dapat
memberikan jawaban dengan baik.
2.5.1.3 Pemaknaan Nilai-Nilai Dasar Yang Dipergunakan
1. Akuntabilitas
Pemeriksaan pasien dengan suspek tuberkulosis paru didahului dengan
mencuci tangan dan menggunakan alat pelindung diri yang merupakan bentuk
konsistensi dalam menjamin keselamatan diri dan keselamatan pasien
2. Nasionalisme
Sebelum melakukan pemeriksaan penunjang, perlu diminta persetujuan
kepada pasien atau keluarga pasien. Hal ini menunjukan sikap yang berlandaskan

14
sila keempat yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan.
3. Etika Publik
Pemeriksaan pasien dengan melakukan anamnesis atau tanya jawab
dilakukan dengan ramah agar terjalin komunikasi yang baik.
4. Komitmen Mutu
Pemeriksaan fisik dilakukan kepada pasien secara efektif agar dapat
menegakkan diagnosa.
5. Anti Korupsi
Pemberian informasi yang jujur tentang pemeriksaan yang diperlukan
sangat dibutuhkan agar pasien dan keluarganya mengetahui pemeriksaan apa yang
akan dilakukan.
2.5.1.4 Kontribusi Hasil Kegiatan Terhadap Pencapaian Visi Dan Misi Organisasi
Pemeriksaan pasien yang dilakukan secara profesional sesuai dengan visi
RSUD Arjawinangun yaitu terwujudnya pelayanan rumah sakit yang
menyenangkan dan misi yang dicapai adalahmemberikan pelayanan kesehatan
yang berkualitas
2.5.1.5 Kontribusi Hasil Kegiatan Terhadap Penguatan Nilai-Nilai Organisasi
Penggalian informasi pasien dengan suspek tuberkulosis paru merupakan
wujud empati, ramah terhadap permasalahan kesehatan yang terjadi

2.5.2 Pemeriksaan pasien dengan suspek tuberkulosis paru


2.5.2.1 Tahapan Kegiatan
1. Menggunakan alat pelindung diri
2. Melakukan pemeriksaan tubuh atau pemeriksaan fisik
3. Membuat pengantar pemeriksaan penunjang
2.5.2.2 Uraian Kegiatan
1. Konsisten dalammenjamin keselamatan diri sendiri maupun pasien yang
diperiksaadalah menggunakan alat pelindung diri sebelum melakukan
pemeriksaan terhadap pasien.
2. Pemeriksaan tubuh atau pemeriksaan fisik adalah tahap selanjutnya yang
dilakukan setelah melakukan anamnesis. Pemeriksaan dilakukan dengan efektif
agar dapat menegakkan diagnosa terhadap sakit yang diderita. Selanjutnya
pemberitahuan tentang sakit yang diderita dan perlu tidaknya melakukan

15
pemeriksaan penunjang agar dapat menegakkan diagnosa kerja. Pemberitahuan
harus dilakukan dengan jujur dan sebelumnya perlu meminta persetujuan
karena bisa saja pemeriksaan penunjang memerlukan biaya tambahan yang perlu
dibayar oleh pasien atau keluarganya.
2.5.2.3 Pemaknaan Nilai-Nilai Dasar Yang Dipergunakan
1. Akuntabilitas
Pemeriksaan pasien dengan suspek tuberkulosis paru didahului dengan
mencuci tangan dan menggunakan alat pelindung diri yang merupakan bentuk
konsistensi dalam menjamin keselamatan diri dan keselamatan pasien.
2. Nasionalisme
Sebelum melakukan pemeriksaan penunjang, perlu diminta persetujuan
kepada pasien atau keluarga pasien. Hal ini menunjukan sikap yang berlandaskan
sila keempat yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan.
3. Etika Publik
Pemeriksaan pasien dengan melakukan anamnesis atau tanya jawab
dilakukan dengan ramah agar terjalin komunikasi yang baik.
4. Komitmen Mutu
Pemeriksaan fisik dilakukan kepada pasien secara efektif agar dapat
menegakkan diagnosa.
5. Anti Korupsi
Pemberian informasi yang jujur tentang pemeriksaan penunjang yang
diperlukan sangat dibutuhkan agar pasien dan keluarganya mengetahui apabila
diperlukan biaya tambahan.
2.5.2.4 Kontribusi Hasil Kegiatan Terhadap Pencapaian Visi Dan Misi Organisasi
Pemeriksaan pasien yang dilakukan secara profesional sesuai dengan visi
RSUD Arjawinangun yaitu terwujudnya pelayanan rumah sakit yang terpercaya,
menyenangkan dan misi yang dicapai adalahmemberikan pelayanan kesehatan
yang berkualitas.
2.5.2.5 Kontribusi Hasil Kegiatan Terhadap Penguatan Nilai-Nilai Organisasi
Pemeriksaan pasien dengan suspek tuberkulosis paru merupakan wujud
empati, ramahdan tanggap terhadap permasalahan program kesehatan yang
terjadi.

16
2.5.3 Identifikasi pasien berdasarkan diagnose
2.5.3.1 Tahapan Kegiatan
1. Menentukan pasien masuk rawat inap atau rawat jalan
2. Memberikan masker secara gratis pada pasien yang membutuhkan
3. Membuat jarak minimal 1 M antara tempat tidur pasien rawat inap
4. Memberikan pengobatan sesuai diagnosa
2.5.3.2 Uraian Kegiatan
Kegiatan identifikasi pasien ini dapat dilakukan setelah selesai melakukan
pemeriksaan pasien. Jadwal kegiatan ini sesuai dengan waktu yang diberikan selama
aktualisasi yaitu 23 Juli 2019 sampai dengan 22Agustus 2019. Identifikasi pasien
diawali dengan menentukan apakah pasien masuk rawat inap atau cukup dengan
rawat jalan saja. Hal ini dilakukan tanpa membeda-bedakan pasien berdasarkan
status sosial ekonomi atau hubungan kekeluargaan.
Memberikan masker pada pasien yang menderita suspek tuberkulosis paru atau
yang menderita infeksi penyakit paru lainnya juga diperlukan agar menurunkan
risiko penyebaran atau penularan infeksi lewat udara. Pemberian masker dilakukan
dengan sopan dan tidak meminta pasien atau keluarga pasien memberikan biaya
tambahan.
Selain memberikan masker, tempat tidur pasien yang menderita suspek
tuberkulosis paru di IGD harus diberikan jarak antar tempat tidur pasien tersebut
dengan pasien lainnya agar dapat mencegah penyebaran infeksi. Hal ini merupakan
tindakan sederhana yang dapat membantu meningkatkan mutu pelayanan.
Setelah melakukan semua tindakan tersebut, tenaga kesehatan (dokter)
bertanggung jawab memberikan pengobatan atau terapi yang sesuai dengan
diagnosa yang ditegakkan.
2.5.3.3 Pemaknaan Nilai-Nilai Dasar Yang Dipergunakan
1. Akuntabilitas
Pada tahap akhir kegiatan identifikasi pasien, tenaga kesehatan memiliki
tanggung jawab untuk memberikan terapi yang sesuai dengan diagnosa penyakit
yang diderita oleh pasien.
2. Nasionalisme
Dalam mengambil keputusan terhadap pasien harus berdasarkan kondisi
serta dasar teori ilmu kesehatan, tidak melakukannya berdasarkan status sosial

17
ekonomi atau hubungan kekeluargaan. Hal ini menunjukan sikap yang
berlandaskan sila ke-2 yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Etika Publik
Ketika berkomunikasi dengan pasien termasuk memberikan masker harus
dilakukan dengan sikap yang sopan. Ini menunjukan rasa menghargai terhadap
pasien.
4. Komitmen Mutu
Setiap tindakan yang dilakukan untuk mencegah penularan infeksi yaitu
dengan membuat jarak tempat tidur adalah suatu tindakan yang dapat
meningkatkan mutu pelayanan.
5. Anti Korupsi
Pemberian barang terhadap pasien yang sudah diatur sejak awal tidak perlu
meminta pembayaran maka tindakan tersebut tidak boleh memungut biaya .
2.5.3.4 Kontribusi Hasil Kegiatan Terhadap Pencapaian Visi Dan Misi Organisasi
Identifikasi pasien berdasarkan diagnosa yang dilakukan secara profesional
sesuai dengan visi RSUD Arjawinangun yaitu terwujudnya pelayanan rumah sakit
yang terpercaya, menyenangkan dan misi yang dicapai adalahmemberikan
pelayanan kesehatan yang berkualitas.
2.5.3.5 Kontribusi Hasil Kegiatan Terhadap Penguatan Nilai-Nilai Organisasi
Identifikasi pasien berdasarkan diagnosa adalah bentuk tindakan kompeten
yang sesuai dengan kebutuhan dalam mengatasi permasalahandi daerah atau
situasi kondisi setempat.

2.5.4 Pemberian Edukasi atau Sosialisasi


2.5.4.1 Tahapan Kegiatan
1. Menyiapkan materi edukasi
2. Menentukan pasien dan anggota keluarga yang akan diberikan edukasi
3. Memberikan edukasi
4. Melakukan evaluasi
2.5.4.2 Uraian Kegiatan
Pemberian edukasi atau sosialisasi merupakan tindakan promotif untuk
meningkatkan pemahaman atau pengetahuan pasien maupun keluarganya tentang apa
itu penyakit tuberkulosis, bagaimana gejalanya, bagaimana mengobatinya, dan
bagaiman tuberkulosis itu menular pada orang lain.
18
Kegiatan ini diawali dengan menyiapkan materi edukasi berdasarkan sumber
yang jelas yaitu panduan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Setelah
itu secara adil menentukan pasien mana yang perlu diberikan edukasi. Pemberian
edukasi tidak hanya kepada pasien, tetapi juga diberikan kepada anggota keluarga
yang mendampingi pasien di IGD.
Pemberian edukasi dilakukan dengan baik agar pasien atau keluarganya merasa
puas dan paham terhadap isi materi yang disampaikan. Edukasi tidak hanya
diberikan tentang penyakit saja, tetapi edukasi berupa motivasi untuk memohon
kesembuhan dari Tuhan Yang Maha Esa. Setelah pemberian edukasi, dilakukan
evaluasi dengan memberikan beberapa pertanyaan untuk mengetahui paham tidaknya
pasien dan keluarganya terhadap materi yang diberikan, tidak lupa dilakukan dengan
menggunakan bahasa yang santun.
2.5.4.3 Pemaknaan Nilai-Nilai Dasar Yang Dipergunakan
1. Akuntabilitas
Kejelasan sumber materi edukasi merupakan hal yang perlu diperhatikan
agar penyampaian edukasi sesuai dengan teori terbaru dan sesuai standar.
2. Nasionalisme
Edukasi dengan memberikan motivasi untuk memohon kesembuhan
kepada Tuhan Yang Maha Esamerupakan bentuk pengamalan sila pertama
yaitu ketuhanan yang maha esa.
3. Etika Publik
Melakukan evaluasi melalui pertanyaan-pertanyaan dengan bahasa yang
santun merupakan bentuk komunikasi yang baik.
4. Komitmen Mutu
Pemberian edukasi yang baik akan memberikan rasa puas kepada pasien
maupun keluarganya.
5. Anti Korupsi
Menentukan atau mengambil suatu keputusan harus dilakukan dengan adil.
Hal ini berlaku pada penentuan pasien mana yang akan diberikan edukasi.
2.5.4.4 Kontribusi Hasil Kegiatan Terhadap Pencapaian Visi Dan Misi Organisasi
Kegiatan pemberian edukasi yang dilakukan secara profesional sesuai dengan
visi RSUD Arjawinangun yaitu terwujudnya pelayanan rumah sakit yang
terpercaya, menyenangkan dan misi yang dicapai adalahmemberikan pelayanan
kesehatan yang berkualitas.

19
2.5.4.5 Kontribusi Hasil Kegiatan Terhadap Penguatan Nilai-Nilai Organisasi
Kegiatan pemberian edukasi adalah jenis kegiatan yang dilakukan dengan
ramah atau kegiatan yang memberikan pelayanan dengansenyum, sapa, salam,
sopan dan santun.

2.5.5 Penyediaan tempat tertutup untuk pembuangan lendir batuk atau muntah
2.5.5.1 Tahapan Kegiatan
1. Memberitahukan penyediaan barang tersebut kepada kepala ruangan (KEPRU)
IGD dan staf
2. Menyiapkan bahan yang diperlukan
3. Menyediakan alat tersebut bagi pasien yang membutuhkan
4. Mengajarkan cara penggunaan dan pembuangan cairan tersebut kepada pasien dan
keluarganya
2.5.5.2 Uraian Kegiatan
Penyediaan tempat tertutup dilakukan untuk mencegah penularan infeksi lewat
udara akibat meludah di tempat terbuka. Hal ini merupakan bentuk kepedulian
terhadap risiko penyebaran infeksi. Kegiatan ini dimulai dengan memberitahukan
dan meminta pendapat atau masukanserta kerja sama yang baik dari Kepala
Ruangan IGD dan stafnya.
Setelah melakukan koordinasi, dilakukan persiapan dengan mendapatkan
bahan berkualitas untuk digunakan sebagai tempat atau wadah pembuangan lendir
batuk atau muntah. Apabila wadah tersebut sudah tersedia, maka selanjutnya
disediakan bagi pasien yang membutuhkan.
Setelah menyediakan wadah, perlu diajarkan kepada pasien maupun
keluarganya bagaimana cara menggunakan dan membuang lendir atau cairan dalam
wadah tersebut. Cairan tersebut tidak boleh dibuang pada tempat umum, tetapi harus
dibuang pada ruangan khusus yaitu ruang ‘spool hoek’. Hal ini harus selalu
diingatkan pada pasien maupun keluarganya karena sudah menjadi kebiasaan yang
salah yaitu membuang cairan lendir batuk atau muntah di kloset. Tahap kegiatan ini
merupakan bentuk integritas dalam mengurangi risiko penyebaran infeksi.

20
2.5.5.3 Pemaknaan Nilai-Nilai Dasar Yang Dipergunakan
1. Akuntabilitas
Salah satu tahap kegiatan yaitu mengajarkan cara penggunaan dan
pembuangan cairan ke tempat khusus merupakan bentuk integritas dalam
mengurangi risiko penyebaran infeksi.
2. Nasionalisme
Meminta pendapat atau masukan merupakan bentuk pengamalan sila ke
empatyaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan dan perwakilan.
3. Etika Publik
Kerja samayang dilakukan dengan tenaga medis lainnya di IGD (KEPRU
dan stafnya) dapat memberikan hasil yang lebih baik.
4. Komitmen Mutu
Bahan yang disiapkan (tempat/wadah pembuangan lendir muntah) adalah
bahan yang berkualitas agar tidak mudah rusak atau bertahan lama.
5. Anti Korupsi
Penyediaan tempat atau wadah tersebut secara gratis merupakan bentuk
kepedulian terhadap adanya risiko penyebaran infeksi.
2.5.5.4 Kontribusi Hasil Kegiatan Terhadap Pencapaian Visi Dan Misi Organisasi
Penyediaan tempat tertutup untuk pasien membuang lendir batuknya adalah
langkah efektif menurunkan penyebaran infeksi lewat udara. Hal ini sesuai dengan
visi RSUD Arjawinangun yaitu terwujudnya pelayanan rumah sakit yang
modern dan misi yang dicapai adalahmemberikan pelayanan yang berkualitas.
2.5.5.5 Kontribusi Hasil Kegiatan Terhadap Penguatan Nilai-Nilai Organisasi
Penyediaan tempat tertutup untuk pembuangan lendir batuk atau muntah
merupakan cerminan ikhlas yaitu memberikan pelayanan kepada masyarakat
dengan tulus tanpa pamrih.

2.5.6 Penyediaan pamflet cara mencuci tangan dan etika batuk


2.5.6.1 Tahapan Kegiatan
1. Melakukan konsultasi dengan kepala ruangan IGD
2. Menyiapkan gambar dan informasi yang diperlukan tentang cuci tangan dan etika
batuk
3. Menempelkan pamflet tersebut di lokasi yang mudah dilihat
21
2.5.6.2 Uraian Kegiatan
Penyediaan pamflet ini merupakan bentuk kegiatan promotif. Pamfletcara
mencuci tangan adalah gambaran bagaimana cara mencuci tangan yang baik dan
benar sesuai dengan standar yang diterapkan. Pamflet etika batuk adalah gambaran
bagaimana seharusnya sikap kita ketika batukdi tempat umum. Kedua pamflet
tersebut berisi informasi yang sangat penting untuk diketahui pasien maupun
keluarganya dan pengunjung IGD lainnya.
Kegiatan ini diawali dengan melakukan konsultasi dan komunikasi yang
baik dengan KEPRU IGD. Konsultasi diperlukan untuk memberitahukan rencana
kegiatan yang akan dilakukan yaitu penempelan dua jenis pamflet. Setelah itu
bertanggung jawab dengan dana pribadi menyiapkan gambar dan informasi yang
diperlukan dengan efisien.
Sumber informasi yang digunakan adalah sumber yang terpercaya yaitu
PERMENKES RI NO.27 Tahun 2017 tentang pedoman pencegahan dan
pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan. Penempelan pamflet dilakukan
dengan prinsip adil yaitu mudah dilihat oleh semua orang, bukan hanya tenaga medis
di IGD.
2.5.6.3 Pemaknaan Nilai-Nilai Dasar Yang Dipergunakan
1. Akuntabilitas
Penggunaan sumber informasi yang terpercaya dapat memberikan
gambaran yang jelas dan aplikasinya akansesuai standar yang diterapkan.
2. Nasionalisme
Menempel pamflet di tempat yang mudah dilihat oleh semua orang adalah
bentuk sikap yang adil. Sesuai dengan sila ke-5 yaitu keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
3. Etika Publik
Memulai kegiatan dengan tahap konsultasi dan komunikasi yang baik
dengan KEPRU IGD adalah bentuk sikap menghormati dan menghargai pimpinan
ruangan.
4. Komitmen Mutu
Menyiapkan informasi yang diperlukan dengan efisien agar berjalan dengan
cepat dan tidak membuang-buang waktu.

22
5. Anti Korupsi
Sikap bertanggung jawab menyediakan gambar dan pamflet yang
diperlukan dengan dana pribadi tanpa meminta biaya tambahan dari pihak
manapun.
2.5.6.4 Kontribusi Hasil Kegiatan Terhadap Pencapaian Visi Dan Misi Organisasi
Menyediakan pamflet cara mencuci tangan dan etika batuk merupakan bagian
dari komitmen kepada kepuasan masyarakat. Hal ini sesuai dengan visi RSUD
Arjawinangun yaitu terwujudnya pelayanan rumah sakit yang terpercaya dan
misi yang dicapai adalahmembeerikan pelayan kesehatan yang berkualitas.
2.5.6.5 Kontribusi Hasil Kegiatan Terhadap Penguatan Nilai-Nilai Organisasi
Kegiatan penyediaan pamflet cara mencuci tangan dan etika batuk adalah
bentuk kegiatan yang mencerminkan kompeten.

23
2.6 MATRIKS RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI

1. Unit Kerja : Instalsi Gawat Darurat Rsud Arjawinangun.


2. Identifikasi Masalah Yang Diangkat :
a. Kurang OptimalnyaPenanganan Awal Pasien Di Instalasi Gawat Darurat Rsud Arjawinangun
b. Tingginya Risiko Penularan Infeksi Tuberkulosis (TB)
c. Rendahnya Kesempatan Meningkatkan Pengetahuan Dan Keterampilan Melalui Pelatihan Atau Pertemuan-Pertemuan Ilmiah
3. Masalah Yang Diangkat : Tingginya Risiko Penularan Infeksi Tuberkulosis Paru.
4. Gagasan Pemecahan Masalah :Menurunkan Risiko Penularan Infeksi TB Paru Di Instalasi Gawat Darurat RSUD Arjawinangun.

TABEL 3. MATRIKS RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI

KETERKAITAN KONTRIBUSI
TAHAPAN OUTPUT/ PENGUATAN NILAI
NO KEGIATAN SUBSTANTIF MATA TERHADAP VISI
KEGIATAN HASIL ORGANISASI
PELATIHAN MISI ORGANISASI
Mencuci tangan Terhindarnya Dalam melakukan Penggalian informasi
sebelum dan sesudah bakteri atau virus pemeriksaanpasien, kita harus pasien yang dilakukan
pada saat sebelum konsisten dalam menjamin secara profesional Pemeriksaan pasien
Penggalian pemeriksaan
dan sesudah keselamatan diri sendiri dengan sesuai dengan visi dengan suspek
informasi pasien tuberkulosis paru
1. pemeriksaan pasien mencuci tangan RSUD Arjawinangun
suspek merupakan wujud
Terjalin Melakukan tindakan meminta yaitu terwujudnya
tuberkulosis paru Melakukan sambung organisasi yaitu Empati
kepercayaan antara persetujuanmengenai pelayanan rumah
rasa dengan pasien dan Ramah
pasien dengan penggalian informasi yang akan sakit
pemeriksa dilakukan dengan ramah. yangMenyenangkan
24
Melakukan anamnesis dengan dan misi yang dicapai
ramah dan adalahMeningkatkan
Terkumpulnya Selanjutnyamemberikan Kualitas Pelayanan
Melakukan tanya informasi tentang informasi yang jujur dan Medis.
jawab (anamnenesis) penyakit yang di meminta
derita pasien persetujuanmengenai
pemeriksaan penunjang yang
akan dilakukan.
Menggunakan alat Terhindarnya resiko Pemeriksaan pasien
Menggunakan alat pelindung
pelindung diri penularan suatu yang dilakukan secara
diri.
infeksi penyakit profesional sesuai
Melakukan Terkumpulnya dengan visi RSUD Pemeriksaan pasien
pemeriksaan tubuh informasi tentang Arjawinangun yaitu
Pemeriksaan Pemeriksaan fisik yang efektif. dengan suspek
atau pemeriksaan penyakit yang di terwujudnya
pasien dengan tuberkulosis paru
2. fisik derita pasien pelayanan rumah
suspek merupakan wujud
Selanjutnyamemberikan sakit yang Terpercaya organisasi yaitu Empati,
tuberkulosis paru
Dan Menyenangkan Ramah Dan Tanggap
Terkumpulnya informasi yang jujur dan
Membuat pengantar dan misi yang dicapai
informasi penunjang meminta
pemeriksaan adalahMeningkatkan
untuk diagnose persetujuanmengenai
penunjang Kualitas Pelayanan
pasien pemeriksaan penunjang yang
akan dilakukan. Medis.
Identifikasi pasien diawali Identifikasi pasien Identifikasi pasien
dengan menentukan apakah merupakan wujud berdasarkan diagnosa
Menentukan pasien Teridentifikasi
Identifikasi pasien pasien masuk rawat inap atau tanggung jawab adalah bentuk
masuk rawat inap pasien berdasarkan
3. berdasarkan rawat jalan tanpa membeda- tenaga kesehatan dalam tindakan organisasi
atau rawat jalan diagnose
diagnose bedakan status sosial ekonomi memberikan pelayanan. yaitu kompeten Yang
atau hubungan kekeluargaan. Hal ini sesuai dengan Sesuai Dengan
Memberikan masker Terhindarnya resiko Setelah itu pasien diberikan visi RSUD Kebutuhan Dalam

25
secara gratis pada penularan suatu masker dengan sopan dan Arjawinangun yaitu Mengatasisuatu
pasien yang infeksi penyakit tanpa memungut biaya. terwujudnya Permasalahan

membutuhkan pelayanan rumah


Pencegahan penyebaran infeksi sakit yang Terpercaya
lewat udara dapat Dan
Membuat jarak Terhindarnya resiko
meningkatkan mutu Menyenangkandan
minimal 1 M antara penularan suatu
pelayanan dengan memberi misi yang dicapai
tempat tidur pasien infeksi penyakit
jarak minimal 1 M antara adalahMeningkatkan
rawat inap kepada orang lain
tempat tidur pasien rawat inap Kualitas Pelayanan
yang terinfeksi TB Paru. Medis.
Tercapainya
Memberikan Bertanggung jawab
pengobatan pasien
pengobatan sesuai memberikan pengobatan yang
yang tepat guna dan
diagnose sesuai diagnosa.
tepat obat
Tercapainya Pemberian edukasi
peningkatan sampai dengan
Menyiapkan materi kemampuan pasien melakukan evaluasi
Menyiapkan materi edukasi Kegiatan pemberian
edukasi dan keluarganya adalah bentuk kegiatan
berdasarkansumber yang jelas edukasi adalah jenis
dalam memahami yang menghargai
kegiatan yang
penularan infeksi komunikasi,
Pemberian dilakukan dengan
dan pencegahannya konsultasi, dan kerja
4. edukasi atau organisasi yaitu Ramah
Menentukan secara adilsiapa sama. Hal ini sesuai Atau Kegiatan Yang
sosialisasi Tercapainya
Menentukan pasien pasien dan anggota keluarga dengan visi RSUD Memberikan
peningkatan
dan anggota yang akan diberikan edukasi. Arjawinangun yaitu Pelayanan Dengan
pengetahuan dalam Senyum, Sapa, Salam,
keluarga yang akan Setelah itu menyampaikan terwujudnya
memahami Sopan Dan Santun
diberikan edukasi edukasi dengan baik agar pelayanan rumah
penularan infeksi
pasien atau keluarganya merasa sakit yang
dan pencegahannya
puas dengan informasi yang Terpercaya,

26
disampaikan. menyenangkan dan
Tercapainya misi yang dicapai
peningkatan Pasien dan keluarganya adalahMemberikan
pengetahuan dalam diberikan motivasi untuk Pelayanan Yang
Memberikan edukasi
memahami memohon kesembuhan dari Berkualitas
penularan infeksi Tuhan Yang Maha Esa.
dan pencegahannya
Tercapainya
peningkatan
kemampuan dan Tahap terakhir yang dilakukan
pengetahuan pasien adalah Evaluasi menggunakan
Melakukan evaluasi
dan keluarganya beberapa pertanyaan dengan
dalam memahami bahasa yang santun.
penularan infeksi
dan pencegahannya
Memberitahukan Memberitahukan dan meminta Penyediaan tempat
penyediaan barang pendapat atau masukan dan tertutup untuk pasien
tersebut kepada kerja sama yang baik dari membuang lendir Penyediaan tempat
kepala ruangan KEPRU IGD beserta stafnya batuknya adalah tertutup untuk
Penyediaan
(KEPRU) IGD dan mengenai penyediaan tempat langkah efektif pembuangan lendir
tempat tertutup Tersedianya tempat
staf pembuangan lendir batuk. menurunkan batuk atau muntah
untuk tertutup untuk
5. Menyiapkan bahan Menyiapkan bahan berkualitas penyebaran infeksi merupakan cerminan
pembuangan pembuangan lendir organisasi Ikhlas
yang diperlukan yang diperlukan. lewat udara. Hal ini
lendir batuk atau batuk atau muntah YaituMemberikan
Menyediakan alat Kepedulian terhadap risiko sesuai dengan visi
muntah Pelayanan Kepada
tersebut bagi pasien penyebaran infeksi maka perlu RSUD Arjawinangun Masyarakat Dengan
yang membutuhkan disediakan tempat tersebut bagi yaitu terwujudnya Tulus Tanpa Pamrih
pasien yang membutuhkan. pelayanan rumah
Mengajarkan cara Mengajarkan cara penggunaan sakit yang Modern

27
penggunaan dan dan pembuangan cairan yang dan misi yang dicapai
pembuangan cairan benar kepada pasien dan adalahMemberikan
tersebut kepada keluarganya merupakan bentuk Pelayanan Yang
pasien dan integritas dalam mengurangi Berkualitas
keluarganya risiko penyebaran infeksi.
Penyediaan pamflet diawali
dengan melakukan konsultasi
Tersedianya materi Menyediakan pamflet
Melakukan dan komunikasi yang baik
penyuluhan dalam cara mencuci tangan
konsultasi dengan dengan KEPRU IGD. Setelah
bentuk pamflet cara dan etika batuk
kepala ruangan IGD itu bertanggung jawab dengan
mencuci tangan dan merupakan bagian dari
dana pribadi menyiapkan
etika batuk komitmen kepada
gambar dan informasi yang Kegiatan penyediaan
kepuasan masyarakat.
diperlukan dengan efisien. pamflet cara mencuci
Hal ini sesuai dengan
Penyediaan Sumber informasi yang tangan dan etika batuk
Menyiapkan gambar digunakan adalah sumber yang visi RSUD
pamflet cara adalah bentuk
6. dan informasi yang terpercaya yaitu Arjawinangun yaitu
mencuci tangan Tersedianya pamflet kegiatan yang
diperlukan tentang PERMENKES RI No.27 terwujudnya
dan etika batuk cara mencuci tangan mencerminkan
cuci tangan dan Tahun 2017 tentang Pedoman pelayanan rumah
dan etika batuk organisasi yaitu Nilai
etika batuk Pencegahan dan Pengendalian sakit yang Terpercaya
infeksi di fasilitas pelayanan Kompeten
dan misi yang dicapai
kesehatan.
adalahMemberikan
Tercapainya
Menempelkan peningkatan Penempelan pamflet dengan Pelayanan Yang
pamflet tersebut di kemampuan dan prinsip yang adil yaitu mudah Berkualitas
lokasi yang mudah pengetahuan dilihat oleh semua orang, bukan
dilihat masyarakat dalam hanya tenaga medis.
hidup sehat

28
2.7 MATRIKS JADWAL KEGIATAN AKTUALISASI

TABEL 4. RANCANGAN KEGIATAN AKTUSALISASI HABITUASI

23 Juli – 27 Agustus 2019


No KEGIATAN MINGGU 1 MINGGU 2 MINGGU 3 MINGGU 4 MINGGU 5 Minggu 6
28 4 11 18 25

Penggalian informasi
1 pasien suspek
tuberkulosis paru
2 Pemeriksaan Pasen
Ssuspek TB Paru

3 Identifikasi Pasen
Berdasarkan Diagnosa
4 Pemberian Edukasi Dan
Sosialisasi
Penyediaan Tempat
5 Tertutup Untuk
Membuang Lender Dahak
Atau Untah
Penyediaan Pamphlet
6 Cara Cuci Tangan Dan
Batuk

Keterangan : Hari Libur

Hari Pelaksanaan aktualisasi

29
BAB III

LAPORAN IMPLEMENTASI KEGIATAN AKTUALISASI ANEKA

3.1. DESKRIPSI KEGIATAN


Kegiatan implementasi aktualisasi yang dilakukan sesuai dengan tugas harian di IGD
RSUD Arjawinangun dan mulai dilakukan pada tanggal 23 Juli 2019 sampai dengan 27
Agustus 2019. Pemeriksaan pasien pada kegiatan ini dikhususkan pada suspek tuberkulosis
paru yaitu pasien yang datang dengan keluhan sesak, batuk lebih dari 2 minggu dengan
atau tanpa lendir darah. Pemeriksaan ini juga dilakukan pada pasien yang sudah
terdiagnosis tuberkulosis paru. Pemeriksaan dimulai dari penggalian informasi penyakit
seorang pasien, pemeriksaan fisik pasien, dilanjutkan pemeriksaan penunjang yang
diperlukan dalam mendukung diagnosis penyakit pasien hingga terapi yang diberikan
sesuai dengan diagnosis penyakit pasien.
Selain penegakan diagnosis dan terapi yang diberikan harus sesuai, kita juga harus
memberikan edukasi selain kepada pasien, keluarga pasien juga harus ikut dalam
memahami dan mengerti bagaimana pencegahan dari suatu penyebaran penyakit tersebut.
Selain edukasi, pencegahan infeksi juga dilakukan dengan cara memberikan jarak antara
tempat tidur pasien dengan penyakit tuberculosis paru dan tempat tidur pasien yang lain,
sehingga resiko penularan infeksi berkurang.

3.1.1. Penggalian Informasi Pasien Suspek Tuberkulosis Paru

Waktu Kegiatan 23 Juli 2019 – 23 Agustus 2019

Pemeriksaan pasien dimulai dengan melakukan cuci tangan


sebelum melakukan tindakan pemeriksaan dan menggunakan alat
Deskripsi Kegiatan perlindungan diri berupa masker. Penggalian informasi atau anamnesis
terhadap keluhan yang dirasakan pasien dan riwayat penyakit yang
diderita.
1. Terhindarnya bakteri atau virus pada saat sebelum dan sesudah
pemeriksaan pasien
Output / Hasil 2. Terhindarnya resiko penularan suatu infeksi penyakit
3. Terjalin kepercayaan antara pasien dengan pemeriksa
4. Terkumpulnya informasi tentang penyakit yang di derita pasien

30
Tahapan Kegiatan Dokumentasi dan Nilai Dasar

1. Mencuci Tangan
Sebelum Dan
Sesudah
Pemeriksaan

Nilai-nilai dasar ANEKA


Akuntabilitas
Sebelum melakukan suatu tindakan pemeriksaan terhadap pasien kita
harus konsisten dalam menjamin keselamatan diri sendiridengan
mencuci tangan.

2. Menggunakan
alat pelindung
diri

Nilai-nilai dasar ANEKA

Akuntabilitas
Sebelum melakukan suatu tindakan pemeriksaan terhadap pasien kita
harus konsisten dalam menjamin keselamatan diri sendiri dengan
menggunakan alat perlindungan diri berupa masker.

3. Sambung Rasa
Dengan Pasien

Nilai-nilai dasar ANEKA

31
Nasionalisme
Melakukan tindakan meminta persetujuanmengenai penggalian
informasi.

Etika Publik
Pengenalan diri yang akan dilakukan dengan ramah.

4. Melakukan Nilai-nilai dasar ANEKA


Tanya Jawab
(Anamnenesis) Etika Publik
Melakukan anamnesis atau tanya jawabdengan ramah.

Nasionalisme
Meminta persetujuan mengenai penggalian informasi yang akan
dilakukan.

Anti Korupsi
Memberikan informasi yang jujurmengenai penggalian informasi
yang akan dilakukan.
Kontribusi Hasil Kegiatan Terhadap Pencapaian Visi Dan Misi
Organisasi :
Penggalian informasi pasien yang dilakukan secara profesional sesuai
dengan visi RSUD Arjawinangun yaitu terwujudnya pelayanan
rumah sakit yang menyenangkan dan misi yang dicapai
Kontribusi Terhadap adalahmemberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas
Organisasi
Kontribusi Hasil Kegiatan Terhadap Penguatan Nilai-Nilai
Organisasi :
Penggalian informasi pasien dengan suspek tuberkulosis paru
merupakan wujud empati, ramah terhadap permasalahan
kesehatan yang terjadi
Dampak apabila tidak dilaksanakan
1. Tidak mencuci tangan dan alat perlindungan diri menyebabkan
kerugian untuk diri sendiri maupun pasien yaitu dapat terjadi
penyebaran infeksi.
2. Pengambilan keputusan sepihak tanpa menanyakan pendapat orang
Analisis Dampak lain yang berkepentingan dapat menyebabkan konflik
3. Anamnesis atau tanya jawab tidak ramah akan menyebabkan
kesulitan mendapatkan informasi yang sebenarnya.
4. Informasi yang diberikan kepada pasien harus jujur dan apa
adanya. Apabila informasi tidak sesuai akan menyebabkan konflik
dan kerugian pada pasien dan keluarganya.
32
3.1.2. Pemeriksaan Pasien Dengan Suspek Tuberkulosis Paru

Waktu Kegiatan 23 Juli 2019 – 23 Agustus 2019

Pemeriksaan tubuh atau pemeriksaan fisik dilakukan setelah


melakukan anamnesis. Pemeriksaan dilakukan agar dapat menegakkan
Diskripsi Kegiatan diagnosa terhadap sakit yang diderita. Selanjutnya pemberitahuan
tentang sakit yang diderita dan perlu tidaknya melakukan pemeriksaan
penunjang agar dapat menegakkan diagnosa kerja.

1. Terkumpulnya informasi tentang penyakit yang di derita pasien


Output / Hasil
2. Terkumpulnya informasi penunjang untuk diagnose pasien

Tahapan Kegiatan Dokumentasi dan Nilai Dasar

1. Melakukan
pemeriksaan
tubuh atau Nilai-nilai dasar ANEKA
pemeriksaan
fisik Nasionalisme
Sebelum melakukan pemeriksaan perlu diminta persetujuan kepada
pasien atau keluarga pasien

Etika Publik
Pemeriksaan fisik perlu dilakukan dengan ramah.

Komitmen Mutu
Pemeriksaan fisik dilakukan kepada pasien secara efektif agar dapat
menegakkan diagnosa.

33
2. Membuat
pengantar Nilai-nilai dasar ANEKA
pemeriksaan
penunjang Nasionalisme
Sebelum melakukan pemeriksaan penunjang, perlu diminta
persetujuan kepada pasien atau keluarga pasien.

Etika Publik
Pemberian informasi dilakukan dengan ramah agar terjalin
komunikasi yang baik

Anti Korupsi
Pemberian informasi yang jujur tentang pemeriksaan penunjang yang
diperlukan pasien
Kontribusi Hasil Kegiatan Terhadap Pencapaian Visi Dan Misi
Organisasi :
Pemeriksaan pasien yang dilakukan secara profesional sesuai dengan
visi RSUD Arjawinangun yaitu terwujudnya pelayanan rumah sakit
yang menyenangkan dan misi yang dicapai adalahmemberikan
Kontribusi Terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas
Organisasi
Kontribusi Hasil Kegiatan Terhadap Penguatan Nilai-Nilai
Organisasi :
Pemeriksaan pasien dengan suspek tuberkulosis paru merupakan
wujud empati, ramah dan tanggap terhadap permasalahan
program kesehatan yang terjadi.
Dampak apabila tidak dilaksanakan
1. Pengambilan keputusan sepihak tanpa menanyakan pendapat orang
lain yang berkepentingan dapat menyebabkan konflik
2. Pemeriksaan fisik pasien yang dilakukan tanpa sikap yang baik
(tidak ramah) akan menyebabkan kesulitan mendapatkan hasil
emeriksaan.
Analisis Dampak
3. Pemeriksaan fisik pasien yang tidak efektif akan memberikan hasil
yang tidak sesuai dan berdampak pada kesulitan menegakkan
diagnosa penyakit.
4. Informasi yang diberikan kepada pasien harus jujur dan apa
adanya. Apabila informasi tidak sesuai akan menyebabkan konflik
dan kerugian pada pasien dan keluarganya.

34
3.3.3 Identifikasi Pasien Berdasarkan Diagnose

Waktu Kegiatan 23 Juli 2019 – 23 Agustus 2019

Identifikasi pasien diawali dengan menentukan apakah pasien


masuk rawat inap atau cukup dengan rawat jalan saja. Memberikan
masker pada pasien yang menderita suspek tuberkulosis paru atau
yang menderita infeksi penyakit paru lainnya juga diperlukan agar
Diskripsi Kegiatan menurunkan risiko penyebaran atau penularan infeksi lewat udara.
Pasien yang menderita suspek tuberkulosis paru di IGD harus
diberikan jarak antar tempat tidur pasien tersebut dengan pasien
lainnya agar dapat mencegah penyebaran infeksi. Memberikan
pengobatan atau terapi yang sesuai dengan diagnosa yang ditegakkan.
1. Teridentifikasi pasien berdasarkan diagnose
2. Terhindarnya resiko penularan suatu infeksi penyakit
Qutput / Hasil 3. Terhindarnya resiko penularan suatu infeksi penyakit kepada orang
lain
4. Tercapainya pengobatan pasien yang tepat guna dan tepat obat

Tahapan Kegiatan Dokumentasi dan Nilai Dasar

1. Menentukan
pasien masuk
rawat inap atau
rawat jalan
Nilai-nilai dasar ANEKA

Nasionalisme
Identifikasi pasien tanpa membeda-bedakan status sosial ekonomi
atau hubungan kekeluargaan

Etika Publik
Identifikasi pasien sikap yang sopan. Ini menunjukan rasa menghargai
terhadap pasien.

35
Nilai-nilai dasar ANEKA
2. Memberikan
masker secara Nasionalisme
gratis pada Sebelum memberikan barang, perlu diminta persetujuan kepada
pasien yang pasien atau keluarga pasien.
membutuhkan
Etika Publik
Pemberian informasi dan barang dilakukan dengan ramah agar terjalin
komunikasi yang baik

Anti Korupsi
Pemberian barang terhadap pasien yang sudah diatur sejak awal tidak
perlu meminta pembayaran maka tindakan tersebut tidak boleh
memungut biaya

Komitmen Mutu
Tindakan untuk mencegah penularan infeksi yaitu dengan memberikan
masker adalah suatu tindakan yang dapat meningkatkan
mutupelayanan.

3. Membuat jarak
minimal 1 M
antara tempat
tidur pasien Nilai-nilai dasar ANEKA

Nasionalisme
Sebelum melakukan tindakan, perlu diminta persetujuan kepada
pasien atau keluarga pasien.

Etika Publik
Pemberian informasi dalam melaksanan tindakan dilakukan dengan
sikap yang sopan. Ini menunjukan rasa menghargai terhadap pasien.

36
Komitmen Mutu
Tindakan untuk mencegah penularan infeksi yaitu dengan membuat
jarak tempat tidur adalah suatu tindakan yang dapat meningkatkan
mutu pelayanan.

4. Memberikan
pengobatan Nilai-nilai dasar ANEKA
sesuai diagnosa
Akuntabilitas
Tenaga kesehatan memiliki tanggung jawab untuk memberikan terapi
yang sesuai dengan diagnosa penyakit yang diderita oleh pasien.

Etika Publik
Pemberian informasi dilakukan dengan ramah agar terjalin
komunikasi yang baik

Anti Korupsi
Pemberian informasi yang jujur tentang pengobatan yang diperlukan
pasien
Kontribusi Hasil Kegiatan Terhadap Pencapaian Visi Dan Misi
Organisasi :
Identifikasi pasien berdasarkan diagnosa yang dilakukan secara
profesional sesuai dengan visi RSUD Arjawinangun yaitu
terwujudnya pelayanan rumah sakit yang terpercaya,
menyenangkan dan misi yang dicapai adalahmemberikan pelayanan
Kontribusi Terhadap
kesehatan yang berkualitas.
Organisasi
Kontribusi Hasil Kegiatan Terhadap Penguatan Nilai-Nilai
Organisasi :
Identifikasi pasien berdasarkan diagnosa adalah bentuk tindakan
kompeten yang sesuai dengan kebutuhan dalam mengatasi
permasalahandi daerah atau situasi kondisi setempat.
Dampak apabila tidak dilaksanakan
1. Apabila tidak bertanggung jawab memberikan pengobatan yang
sesuai diagnosa maka akan menyebabkan hal yang tidak diinginkan
seperti ketidakcocokan pengobatan bahkan hal yang fatal yaitu
Analisis Dampak kematian.
2. Mengambil keputusan dengan mengutamakan hubungan
kekeluargaan atau status ekonomi yang tinggi menyebabkan
ketidakpuasan pasien, konflik, dan bila kondisi pasien gawat hal ini
juga berdampak fatal yaitu kematian.

37
3. Pemberian masker dengan sikap yang tidak sopan akan
menyebabkan pasien tidak mau menggunakannya, ketidak puasan
bahkan bisa menyebabkan pertengkaran.
4. Tindakan yang diambil tanpa mempertimbangkan peningkatan
mutu pelayanan akan berdampak pada kualitas pelayanan yang
menurun yaitu risiko tinggi penyebaran infeksi.
5. Masker yang diberikan dengan memungut biaya akan
menyebabkan ketidakpuasan pasien karena masker tersebut adalah
salah satu fasilitas yang didapatkan untuk pasien yang
membutuhkan secara gratis.

3.3.4 Pemberian Edukasi Dan Sosialisasi

Waktu Kegiatan 23 Juli 2019 – 23 Agustus 2019

Kegiatan ini diawali dengan menyiapkan materi edukasi, setelah


itu menentukan pasien mana yang perlu diberikan edukasi. Pemberian
edukasi tidak hanya kepada pasien, tetapi juga diberikan kepada
Diskripsi kegiatan anggota keluarga yang mendampingi pasien di IGD.Setelah pemberian
edukasi, dilakukan evaluasi dengan memberikan beberapa pertanyaan
untuk mengetahui paham tidaknya pasien dan keluarganya terhadap
materi yang diberikan
1. Tercapainya peningkatan kemampuan pasien dan keluarganya
dalam memahami penularan infeksi dan pencegahannya
2. Tercapainya peningkatan pengetahuan dalam memahami penularan
infeksi dan pencegahannya
Qutput / Hasil 3. Tercapainya peningkatan pengetahuan dalam memahami penularan
infeksi dan pencegahannya
4. Tercapainya peningkatan kemampuan dan pengetahuan pasien dan
keluarganya dalam memahami penularan infeksi dan
pencegahannya

Tahapan Kegiatan Dokumentasi dan Nilai Dasar

1. Menyiapkan
materi edukasi

Nilai-nilai dasar ANEKA

38
Akuntabilitas
Kejelasansumber materi edukasi merupakan hal yang perlu
diperhatikan agar penyampaian edukasi sesuai dengan teori terbaru dan
sesuai standar.

Komitmen Mutu
Materi edukasi yang baik akan memberikan informasi yang bermanfaat
dalam peningkatan kesehatan kepada pasien maupun keluarganya.

Etika Publik
Materi edukasi yang sopan dan santun agar terjalin komunikasi yang
baik

2. Menentukan Nilai-nilai dasar ANEKA


pasien dan
anggota keluarga Akuntabilitas
yang akan Kejelasan orang penerima edukasi merupakan hal yang perlu
diberikan diperhatikan agar penyampaian edukasi sesuai dengan target dan
edukasi sasaran eduksi.

Nasionalisme
Sebelum melakukan tindakan, perlu diminta persetujuan kepada
pasien atau keluarga pasien.

Etika Publik
Pemberian informasi dalam melaksanan tindakan dilakukan dengan
sikap yang sopan. Ini menunjukan rasa menghargai terhadap pasien.

Komitmen Mutu
Tindakan pemberian edukasi adalah suatu tindakan yang dapat
meningkatkan mutu pelayanan

3. Memberikan
edukasi

Nilai-nilai dasar ANEKA


39
Nasionalisme
Sebelum melakukan tindakan, perlu diminta persetujuan kepada
pasien atau keluarga pasien.

Etika Publik
Pemberian informasi edukasi dilakukan dengan sikap yang sopan. Ini
menunjukan rasa menghargai terhadap pasien.

Komitmen Mutu
Tindakan untuk mencegah penularan infeksi yaitu dengan memberikan
informasi edukasi adalah suatu tindakan yang dapat meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan.

4. Melakukan Nilai-nilai dasar ANEKA


evaluasi
Akuntabilitas
Tenaga kesehatan memiliki tanggung jawab untuk memberikan suatu
edukasi kepada pasien sehingga pasien mengerti dan memahaminya

Etika Publik
Melakukan evaluasi melalui pertanyaan-pertanyaan dengan bahasa
yang santun merupakan bentuk komunikasi yang baik.

Anti Korupsi
Pemberian informasi yang jujur tentang pengobatan yang diperlukan
pasien
Kontribusi Hasil Kegiatan Terhadap Pencapaian Visi Dan Misi
Organisasi :
Kegiatan pemberian edukasi yang dilakukan secara profesional sesuai
dengan visi RSUD Arjawinangun yaitu terwujudnya pelayanan
rumah sakit yang terpercaya, menyenangkan dan misi yang dicapai
Kontribusi Terhadap adalahmemberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Organisasi
Kontribusi Hasil Kegiatan Terhadap Penguatan Nilai-Nilai
Organisasi :
Kegiatan pemberian edukasi adalah jenis kegiatan yang dilakukan
dengan ramah atau kegiatan yang memberikan pelayanan
dengansenyum, sapa, salam, sopan dan santun.

40
Dampak apabila tidak dilaksanakan
1. Pengambilan informasi dari sumber yang tidak jelas akan
menyebabkan kesalahan dalam menyampaikan informasi yang
benar.
2. Apabila tidak diberikan motivasi untuk meminta dan memohon
kesembuhan pada Tuhan Yang Maha Esa maka pasien dan
keluarganya hanya akan berharap kesembuhan ditangan tenaga
medis dan cenderung putus asa dengan sakit yang diderita.
3. Evaluasi setelah memberikan edukasi dengan bahasa yang tidak
Analisis Dampak
santun akan menyebabkan pasien atau keluarganya tidak puas,
tidak mau menjawab bahkan akan menyebabkan pertengkaran.
4. Apabila pasien tidak merasa puas dengan edukasi yang diberikan
maka informasi yang diberikan tidak akan dipahami dengan baik.
Hal ini akan menyebabkan kurangnya pemahaman tentang risiko
penyebaran infeksi.
5. Penentuan yang tidak adil akan menyebabkan risiko penyebaran
atau penularan infeksi yang tidak dapat diturunkan karena sikap
yang tidak objektif.

3.3.5 Penyediaan Tempat Tertutup Untuk Pembuangan Lendir Batuk Atau Muntah

Waktu Kegiatan 23 Juli 2019 – 23 Agustus 2019

Melakukan koordinasi dengan kepala instalasi, setelah


dilakukan kordinasi selanjutnya persiapan dengan mendapatkan bahan
untuk digunakan sebagai tempat atau wadah pembuangan lendir batuk
Diskripsi Kegiatan
atau muntah. Setelah menyediakan wadah, perlu diajarkan kepada
pasien maupun keluarganya bagaimana cara menggunakan dan
membuang lendir atau cairan dalam wadah tersebut.
1. Tersedianya tempat tertutup untuk pembuangan lendir batuk atau
muntah
Output / Hasil 2. Tercapainya peningkatan kemampuan dan pengetahuan pasien dan
keluarganya dalam memahami penularan infeksi dan
pencegahannya

Tahapan Kegiatan Dokumentasi dan Nilai Dasar

1. Memberitahukan
penyediaan
barang tersebut
kepada kepala
ruangan
(KEPRU) IGD
dan staf

Nilai-nilai dasar ANEKA


41
Nasionalisme
Meminta pendapat atau masukan merupakan bentuk pengamalan
sila ke empat yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan.

Etika Publik
Kerja sama yang dilakukan dengan tenaga medis lainnya di IGD
(KEPRU dan stafnya) dapat memberikan hasil yang lebih baik.

2. Menyiapkan
bahan yang Nilai-nilai dasar ANEKA
diperlukan
Komitmen Mutu
Bahan yang disiapkan (tempat/wadah pembuangan lendir muntah)
adalah bahan yang berkualitas agar tidak mudah rusak atau bertahan
lama.

Anti Korupsi
Penyediaan tempat atau wadah tersebut secara gratis merupakan
bentuk kepedulian terhadap adanya risiko penyebaran infeksi.

3. Menyediakan
alat tersebut bagi Nilai-nilai dasar ANEKA
pasien yang
membutuhkan Akuntabilitas
Salah satu tahap kegiatan yaitu mengajarkan cara penggunaan dan
pembuangan cairan ke tempat khusus merupakan bentuk integritas
dalam mengurangi risiko penyebaran infeksi.

Komitmen Mutu
Bahan yang disiapkan (tempat/wadah pembuangan lendir muntah)
adalah bahan yang berkualitas agar tidak mudah rusak atau bertahan
lama.

42
Anti Korupsi
Penyediaan tempat atau wadah tersebut secara gratis merupakan
bentuk kepedulian terhadap adanya risiko penyebaran infeksi.

4. Mengajarkan
cara penggunaan
dan pembuangan Nilai-nilai dasar ANEKA
cairan tersebut
kepada pasien Akuntabilitas
dan keluarganya Salah satu tahap kegiatan yaitu mengajarkan cara penggunaan dan
pembuangan cairan ke tempat khusus merupakan bentuk integritas
dalam mengurangi risiko penyebaran infeksi.

Komitmen Mutu
Memberikan informasi edukasi adalah suatu tindakan yang dapat
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

Etika Publik
Melaksanan tindakan dilakukan dengan sikap yang sopan. Ini
menunjukan rasa menghargai terhadap pasien.
Kontribusi Hasil Kegiatan Terhadap Pencapaian Visi Dan Misi
Organisasi :
Penyediaan tempat tertutup untuk pasien membuang lendir batuknya
adalah langkah efektif menurunkan penyebaran infeksi lewat udara.
Hal ini sesuai dengan visi RSUD Arjawinangun yaitu terwujudnya
pelayanan rumah sakit yang modern dan misi yang dicapai
Kontribusi Terhadap
adalahmemberikan pelayanan yang berkualitas.
Organisasi
Kontribusi Hasil Kegiatan Terhadap Penguatan Nilai-Nilai
Organisasi :
Penyediaan tempat tertutup untuk pembuangan lendir batuk atau
muntah merupakan cerminan ikhlas yaitu memberikan pelayanan
kepada masyarakat dengan tulus tanpa pamrih.
Dampak apabila tidak dilaksanakan
1. Tidak adanya integritas maka hasil yang diperoleh tidak akan
sesuai. Penurunan risiko penularan infeksipun akan sulit terjadi.
2. Bekerja tanpa meminta pendapat teman kerja yang lain akan
Analisis Dampak
mendapatkan hasil yang tidak maksimal. Hal ini menunjukan sikap
egois yang dapat menyebabkan konflik di lingkungan kerja.
3. Apabila tidak melakukan kerja sama maka akan menyebabkan
kesulitan bagi diri sendiri dan hasil yang diperolehpun tidak akan

43
maksimal.
4. Tempat yang digunakan tidak berkualitas maka tempat atau wadah
tersebut mudah rusak dan bisa menyebabkan penyebaran infeksi.
5. Apabila tidak ada rasa peduli maka tindakan yang dilakukan akan
berdampak pamrih dan berharap adanya keuntungan pribadi.

3.3.6 Penyediaan Pamflet Etika Batuk Dan Cuci Tangan

Waktu Kegiatan 23 Juli 2019 – 23 Agustus 2019

Kegiatan ini diawali dengan melakukan konsultasi dengan


Diskripsi Kegiatan KEPRU IGD untuk memberitahukan rencana kegiatan yang akan
dilakukan yaitu penempelan pamphlet
1. Tersedianya materi penyuluhan dalam bentuk pamflet cara
mencuci tangan dan etika batuk
Output / Hasil 2. Tersedianya pamflet cara mencuci tangan dan etika batuk
3. Tercapainya peningkatan kemampuan dan pengetahuan masyarakat
dalam hidup sehat

Tahapan Kegiatan Dokumentasi dan Nilai Dasar

1. Melakukan
konsultasi
dengan kepala
ruangan IGD Nilai-nilai dasar ANEKA

Nasionalisme
Meminta pendapat atau masukan merupakan bentuk pengamalan
sila ke empat yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan.

Etika Publik
Kerja sama yang dilakukan dengan tenaga medis lainnya di IGD
(KEPRU dan stafnya) dapat memberikan hasil yang lebih baik.

44
2. Menyiapkan
gambar dan
informasi yang Nilai-nilai dasar ANEKA
diperlukan
tentang etika Akuntabilitas
batuk dan cuci Penggunaan sumber informasi yang terpercaya dapat memberikan
tagan gambaran yang jelas dan aplikasinya akan sesuai standar yang
diterapkan.

Komitmen Mutu
Menyiapkan informasi yang diperlukan dengan efisien agar berjalan
dengan cepat dan tidak membuang-buang waktu.

Anti Korupsi
Sikap bertanggung jawab menyediakan gambar dan pamflet yang
diperlukan dengan dana pribadi tanpa meminta biaya tambahan dari
pihak manapun.

3. Menempelkan
pamflet tersebut
di lokasi yang Nilai-nilai dasar ANEKA
mudah dilihat
Akuntabilitas
Salah satu tahap kegiatan yaitu mengajarkan cara etika batuk dan
bersin dengan benar merupakan bentuk integritas dalam mengurangi
risiko penyebaran infeksi.

Komitmen Mutu
Bahan yang disiapkan adalah bahan yang berkualitas agar tidak
mudah rusak atau bertahan lama.

45
Anti Korupsi
Penyediaan pamflet tersebut secara gratis merupakan bentuk
kepedulian terhadap adanya risiko penyebaran infeksi.

Kontribusi Hasil Kegiatan Terhadap Pencapaian Visi Dan Misi


Organisasi :
Menyediakan pamflet etika batuk dan bersin merupakan bagian dari
komitmen kepada kepuasan masyarakat. Hal ini sesuai dengan visi
RSUD Arjawinangun yaitu terwujudnya pelayanan rumah sakit yang
Kontribusi Terhadap terpercaya dan misi yang dicapai adalah membeerikan pelayan
Organisasi kesehatan yang berkualitas.

Kontribusi Hasil Kegiatan Terhadap Penguatan Nilai-Nilai


Organisasi :
Kegiatan penyediaan pamflet etika batuk dan bersin adalah bentuk
kegiatan yang mencerminkan kompeten
Dampak apabila tidak dilaksanakan :
1. Penggunaan sumber informasi yang tidak terpercaya
akanmenyebabkan kesalahan informasi yang diberikan dan tidak
efektif dalam menurunkan penyebaran infeksi.
2. Sikap yang tidak adil yaitu penempelan pamflet tidak pada lokasi
yang tepat dan hanya dapat dilihat oleh sebagian orang,
menyebabkan informasi yang ditempel tidak diketahui dan aplikasi
cuci tangan dan etika batuk yang benar tidak dilakukan pasien,
Analisis Dampak anggota keluarganya atau pengunjung lainnya.
3. Apabila tidak ada konsultasi dan komunikasi yang baik dengan
KEPRU IGD maka kegiatan yang dilakukan akan terhambat dan
menyebabkan ketidaknyamanan di lingkungan kerja.
4. Tanpa adanya efisiensi maka pencarian informasi akan
menghabiskan waktu yang lama dan hasil yang tidak maksimal.
5. Apabila setelah berkonsultasi tidak ada rasa tanggung jawab untuk
menyiapkan pamflet yang diperlukan maka kegiatan akan
terhambat dan waktu dapat terbuang sia-sia.

3.2. HAMBATAN KEGIATAN DAN PEMECAHAN MASALAH


3.2.1 Hambatan kegiatan
Beberapa hal yang menjadi hambatan pada saat melaksakan implementasi
kegiatan aktualisasi di lingkungan kerja, hal yang ditemui saat pelaksanaan seperti tidak
menentunya jumlah pasien yang dikhususkan pada suspek tuberkulosis paru yaitu
pasien yang datang dengan keluhan sesak, batuk lebih dari 2 minggu dengan atau tanpa
lendir darah yang akan dilakukan pemeriksaan dalam 30 hari pelaksanaan di instalasi
gawat darurat.
Masih rendahnya tingkat kepatuhan pasien dan keluarga pada penggunaan masker
untuk mengurangi resiko penularan infeksi tuberculosis paru. Masih terbatasnya sumber

46
dana dalam menerapkan sumberdaya tempat sampah khusus untuk wadah ludah pasien
dengan infeksi tuberculosis paru
3.2.2 Pemecahan masalah
Dalam menangani permasalah keterbatasan jumlah pasien dengan infeksi
tuberculosis paru yang datang ke Instalasi Gawat Darurat pada saat masa iplementasi
kegiatan, saya sebagai peserta diklat latsar berkordinasi kepada kepala instalasi dan
pelayanan medis untuk memperoleh jadwal tambahan jaga di shift siang atau pun shif
malam.
Pasien dan keluarga harus di evaluasi secara berkala dalam melaksanakan
penerapan penggunaan masker dan etika dalam batuk untuk mengurangi resiko
penularan infeksi tuberculosis paru. Dilakukan konsultasi dan koordinasi dengan team
penanggulngan penyakit menular dan infeksi di rumah sakit dalam melaksanakan
penyediaan wadah atau tempat untuk lender, dahak ataupun darah dari pasien.

3.3. CAPAIAN HASIL KEGIATAN


Kegiatan yang dilakukan selama aktualisasi terdiri atas beberapa kegiatan
yaitu :
1. Penggalian informasi pasien suspek tuberkulosis paru
2. Pemeriksaan pasien dengan suspek tuberkulosis paru
3. Identifikasi pasien berdasarkan diagnosa
4. Pemberian edukasi atau sosialisasi
5. Penyediaan tempat tertutup untuk pembuangan lendir batuk atau muntah
6. Penyediaan pamflet cara mencuci tangan dan etika batuk

Semua kegiatan selama aktualisasi yang dilakukuan selama 30 hari dari


tanggal 23 juli 2019 sampai dengan 23 Agustus 2019 di RSUD Arjawinangun bisa
dilakukan dengan baik sesuai dengan rancangan aktualisasi yang sudah dibuat
sebelumnya.

47
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Pelatihan dasar CPNS dilakukan bertujuan untuk membentuk karakter dasar PNS.
Aktualisasi dan habituasi yang dilakukan akan mendorong peningkatan kinerja selama
masa pelatihan dasar maupun dalam melaksanakan tugas sehari-hari sehingga dapat
menjadi pelayan publik yang berkualitas.
Peningkatan pelayanan kesehatan dapat dilakukan dengan membantu mengurangi
atau mengatasi permasalahan-permasalahan yang menjadi kendala dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Salah satu permasalahan yang terjadi di IGD RSUD
Arjawinangun adalah tingginya risiko penularan infeksi tuberkulosis paru.
Setiap permasalahan dalam bidang kesehatan dapat ditangani melalui pelayanan
berdasarkan empat aspek yaitu promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Terdapat
enam kegiatan inisiatif yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di IGD
yaitu penggalian informasi penyakit pasien, pemeriksaan pasien dengan suspek
tuberkulosis paru, identifikasi pasien berdasarkan diagnosa, pemberian edukasi atau
sosialisasi, penyediaan tempat tertutup untuk pembuangan lendir batuk atau muntah serta
penyediaan pamflet cara mencuci tangan dan etika batuk.
Kegiatan tersebut sesuai dengan aspek pelayanan yaitu promotif, preventif, dan
kuratif. Selain itu kegiatan tersebut dilakukan dengan beberapa tahap kegiatan yang
berlandaskan nilai-nilai ANEKA (akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen
mutu, dan anti korupsi). Selain nilai ANEKA, kegiatan yang dilakukan harus memberikan
kontribusi terhadap visi misi organisasi dan penguatan nilai organisasi.

4.2 SARAN
Sebagai tindak lanjut kegiatan aktualisasi dan habituasi, maka dapat disampaikan
beberapa saran sebagai berikut:

48
4.2.1 Bagi peserta pelatihan dasar CPNS Golongan III
Sebagai pelayan publik yang profesional harus tetap mempertahankan sikap dan
disiplin PNS, nilai-nilai dasar PNS, serta kedudukan dan peran PNS dalam NKRI
selama melaksanakan tugas dan fungsinya, bukan hanya saat mengikuti kegiatan
pelatihan dasar CPNS, namun tetap dipertahankan secara berkesinambungan dalam
memberikan pelayanan kepada seluruh masyarakat.
4.2.2 Bagi RSUD Arjawinangun.
1. Setiap PNS dalam bidang kesehatan harus menerapkan nilai-nilai dasar PNS dalam
setiap tugas dan tanggung jawab, tidak lupa memegang teguh kode etik dan kode
perilaku sehingga didapatkan hasil pelayanan yang memuaskan masyarakat.
2. Untuk tetap profesional dalam menjalankan tugas, setiap tenaga kesehatan harus
memiliki kompetensi yang baik dan perlu mengikuti seminar, workshop, atau
pertemuan-pertemuan ilmiah lainnya guna meningkatkan dan memperbarui ilmu
berdasarkan teori-teori terbaru. Hal ini dapat memberikan peningkatan kualitas
pelayanan.

49
ACTION PLAN DALAM SATU TAHUN

2019 2020
NO KEGIATAN
sep okt nov des jan feb mar apr mei jun jul ags

Penggalian Informasi Pasien


1.
Suspek Tuberkulosis Paru

Pemeriksaan Pasien Dengan


2.
Suspek Tuberkulosis Paru

Identifikasi Pasien Berdasarkan


3.
Diagnose

Pemberian Edukasi Atau


4.
Sosialisasi

Penyediaan Tempat Tertutup


5. Untuk Pembuangan Lendir Batuk
Atau Muntah

Penyediaan Pamflet Cara Mencuci


6.
Tangan Dan Etika Batuk

Ket

Dilaksanakan Kegiatan :

Tidak Dilaksanakan Kegiatan :

50
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara. 2019.Akuntabilitas.Modul Pendidikan dan Pelatihan


Prajabatan.Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2019.Nasionalisme.Modul Pendidikan dan Pelatihan


Prajabatan.Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2019.Etika Publik Modul Pendidikan dan Pelatihan


Prajabatan.Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2019.Komitmen Mutu. Modul Pendidikan dan Pelatihan


Prajabatan.Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2019.Anti Korupsi. Modul Pendidikan dan Pelatihan


Prajabatan.Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

51
FORMULIR PENGENDALIAN COACH

Nama Peserta : dr. Agus Kresna Hardikha


Nip : 199308052019031006
Instansi : RSUD Arjawinangun Kabupaten Cirebon
Judul Aktualisasi : Risiko Penularan Infeksi Tuberkulosis Paru Di Instalasi Gawat
Darurat RSUD Arjawinangun
Tempat Aktualisasi : Instalasi Gawat Darurat RSUD Arjawinangun Kabupaten Cirebon

Paraf
No Tanggal Kegiatan Output
Coach

Bandung, Agustus 2019

Coach

DR. YONATAN WIYOSO,M.SI


NIP. 195710061981031009

52
FORMULIR PENGENDALIAN MENTOR

Nama Peserta : dr. Agus Kresna Hardikha


Nip : 199308052019031006
Instansi : RSUD Arjawinangun Kabupaten Cirebon
Judul Aktualisasi : Risiko Penularan Infeksi Tuberkulosis Paru Di Instalasi Gawat
Darurat RSUD Arjawinangun
Tempat Aktualisasi : Instalasi Gawat Darurat RSUD Arjawinangun Kabupaten Cirebon

Paraf
No Tanggal Kegiatan Output
Mentor

Cirebon, Agustus 2019

Mentor

dr. H. QOMARIL NUR FAJAR


NIP. 197601182007011006

53
LAMPIRAN

DAFTAR NAMA PASIEN


DENGAN TB PARU

54
DAFTAR NAMA PASIEN DENGAN SUSPEK INFEKSI TUBERKULOSIS PARU

BULAN JULI :
NO NAMA TANGGAL PERIKSA KETERANGAN
1 Tn. Gusana / 38 th 31-07-2019 13.20 Dirawat
2 Tn. Kadimah / 73 th 29-07-2019 19.37 Dirawat
3 Tn. Muklasin / 29 th 26-07-2019 13.40 Dirawat
4 Ny. Marni / 53 th 24-07-2019 19.39 Dirawat
5 Sdr. Adi / 19 th 24-07-2019 11.52 Dirawat
6

Cirebon, Agustus 2019


Mentor

dr. H. QOMARIL NUR FAJAR


NIP. 197601182007011006

55
DAFTAR NAMA PASIEN DENGAN SUSPEK INFEKSI TUBERKULOSIS PARU

BULAN AGUSTUS :
NO NAMA TANGGAL PERIKSA KETERANGAN
1 Ny. Sutirih / 68 th 23-08-2019 16.41 Dirawat
2 tn. Abdul hadi / 31 th 22-08-2019 11.26 Dirawat
3 An. Saskia / 7 th 21-08-2019 13.06 Rawat jalan
4 Tn. Wadini / 57 th 20-08-2019 08.33 Dirawat
5 Ny. Sutiha / 54 th 19-08-2019 10.25 Dirawat
6 Ny. Muslih / 69 th 17-08-2019 13.40 Dirawat
7 Nn. Lia Amalia / 16 th 17-08-2019 09.00 Dirawat
8 Ny. Astini / 51 th 12-08-2019 14.08 Rawat jalan
9 Ny. Titin / 28 th 09-08-2019 13.59 Rawat jalan
10 Ny. Ono / 60 th 09-08-2019 11.52 Dirawat
11 Ny. Ratimah / 37 th 07-08-2019 19.18 Dirawat
12 Ny. Darini / 58 th 07-08-2019 11.40 Dirawat
13 Sdr. Riyanto / 21 th 06- 08-2019 13.20 Dirawat
14 Tn. Samaun / 66 th 05-08-2019 22.30 Dirawat
15 Tn. Maskuri / 45 th 03-08-2019 22.54 Dirawat
16
17
18

Cirebon, Agustus 2019


Mentor

dr. H. QOMARIL NUR FAJAR


NIP. 197601182007011006

56
LAMPIRAN

DAFTAR NAMA EVALUASI EDUKASI


ETIKA BATUK DAN CUCI TANGAN

57
DAFTAR EVALUASI EDUKASI PASIEN DAN KELUARGA PASIEN TENTANG
PENCEGAHAN DAN PENULARAN INFEKSI TUBERKULOSIS

NO NAMA TANGGAL PERIKSA KETERANGAN


1 Ny. Ratna / 36 th 23-08-2019 16.41 Anak Pasien
2 Ny. Ekawati / 29 th 22-08-2019 11.26 Istri Pasien
3 Ny. Sinta / 29 th 21-08-2019 13.06 Ibu Pasien
4 Tn. Warno / 37 th 20-08-2019 08.33 Anak Pasien
5 Ny. Anne / 34 th 19-08-2019 10.25 Anak Pasien
6 Ny. Misna / 39 th 17-08-2019 13.40 Anak Pasien
7 Tn. Marno / 37 th 17-08-2019 09.00 Ayah Pasien
8 Ny. Asti / 30 th 12-08-2019 14.08 Anak Pasien
9 Tn. Sanudi / 29 th 09-08-2019 13.59 Suami Pasien
10 Tn. Yayat / 38 th 09-08-2019 11.52 Anak Pasien
11 Sdr. Anto / 19 th 07-08-2019 19.18 Anak Pasien
12 Ny. Misri / 34 th 07-08-2019 11.40 Anak Pasien
13
14
15
16

Cirebon, Agustus 2019


Mentor

dr. H. QOMARIL NUR FAJAR


NIP. 197601182007011006

58
LAMPIRAN

EVIDANCE SAAT MELAKSANAKAN IMPLEMENTASI


KEGIATAN PADA MASA HABITUASI

59
EVIDANCE SAAT MELAKSANAKAN IMPLEMENTASI KEGIATAN PADA MASA
HABITUASI

EVIDANCE KETERANGAN

Konsultasi dengan Mentor

Konsultasi dengan Coach

Konsultasi dengan Mentor

60
Konsultasi dengan Team
Penanggulangan Penyakit
Infeksi (PPI)

Menyediakanketerangan pada
bahan yang digunakan sebagai
tempat pembuangan sisa lendir
batuk atau muntah. Sesuai
standart WHO arahan dari pihak
PPI RSUD Arjawiangun

Menyediakan wadah plastik


tertutup untuk digunakan
sebagai tempat pembuangan
lendir batuk atau muntah. Sesuai
dengan arahan dari pihak PPI
RSUD Arjawiangun

Data pasien dengan suspek


tuberculosis paru yang dilakukan
perawatan

61
Data pasien dengan suspek
tuberculosis paru yang dilakukan
perawatan

Konsultasi dengan Mentor

Konsultasi dengan Mentor

62
LAMPIRAN

STANDART OPERATIONAL PELAKSANAAN PELAYANAN


MEDIS DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD
ARJAWINANGUN

63
STANDART OPERATIONAL PELAKSANAAN PELAYANAN MEDIS DI INSTALASI
GAWAT DARURAT RSUD ARJAWINANGUN

64
65

Anda mungkin juga menyukai