Anda di halaman 1dari 3

NAMA : MITA MARDIANA

NIM : 1910104010
PRODI/KELAS : SARJANA TERAPAN KEBIDANAN/C/C1
“ANAISIS KASUS TENTANG PENULARAN HIV/AIDS DARI AYAH KE BAYI NYA”

1.Hiv/Aids Adalah
HIV/AIDS merupakan hal yang berbeda tetapi saling berhubungan. Human Immunodeficiency
Virus atau biasa disingkat HIV adalah virus yang menyebabkan penyakit AIDS (Acquired Immune
Deficiency Syndrome). HIV secara drastis dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh, sehingga
memungkinkan penyakit, bakteri, virus, dan infeksi lainnya menyerang tubuh Anda. HIV menyerang
dan menghancurkan sel CD4 yang seharusnya melawan infeksi dari sistem kekebalan tubuh.
Akibatnya, tubuh jadi kesulitan melawan infeksi dan kanker terkait HIV tertentuTidak seperti virus
lainnya, tubuh Anda tidak bisa menyingkirkan HIV sepenuhnya. Jika Anda terinfeksi HIV, Anda akan
memilikinya seumur hidup. Sementara itu, AIDS adalah kondisi penyakit kronis dari infeksi virus
HIV. Biasanyakondisi ini ditandai dengan munculnya penyakit lain, seperti kanker dan berbagai
infeksi yang muncul seiring dengan melemahnya sistem kekebHiv/Aids Pada Bayi Baru Lahir MB,
2.Contoh Khasus
MB, bayi berusia 8 bulan yang terinfeksi virus Human Immunodeficieny Virus (HIV) menjalani
perawatan intensif di ruang isolasi Irine E RS.X Bayi MB diketahui terjangkit virus mematikan itu
dari ayahnya yang dikabarkan bekerja sebagai pelaut. Badannya kurus kering, membuat pakaian yang
dikenakannya tampak longgar. Ia tahu telah terjangkit setelah memeriksakan diri di Manado beberapa
bulan lalu. Semenjak kena HIV, hidupnya langsung berubah. Mereka yang dulunya sahabat jadi
menjauhi. Sebanyak 83 Balita di Sulut terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV)/Acquired
Immune Deficiency Syndrome (AIDS).
Data yang diperoleh Tribun Manado dari Dinas Kesehatan Sulut, sebanyak 34 anak dengan umur di
bawah 1 tahun terkena virus mematikan ini. Sedang penderita HIV dengan rentang umur 1 hingga 4
tahun berjumlah 49 orang.Total jumlah penderita HIV di Sulut yang terdata tahun ini berjumlah 2.444
orang. Dengan rincian 1.542 pria dan 902 perempuan. Berarti jumlah penderita HIV balita mencapai
3%.
3.Faktor Penyebab Terjadinya Masalah
AIDS disebabkan oleh virus HIV. HIV ditularkan melalui kontak dengan darah yang terinfeksi, air
mani, cairan vagina, dan air susu ibu (ASI) dari orang yang terinfeksi. Sebagai contoh, ketika Anda
berhubungan seks baik vagina, anal, atau oral dengan seseorang yang memiliki HIV tanpa kondom,
virus ini akan sangat mudah menular. Ini karena adanya pertukaran cairan tubuh antara orang yang
terinfeksi dengan orang yang sehat. Kondisi ini akan meningkat risikonya jika di organ seksual Anda
terdapat luka terbuka. Biasanya perempuan remaja sangat rentan terhadap infeksi HIV karena selaput
vagina mereka lebih tipis dan lebih rentan terhadap infeksi dibandingkan wanita dewasa.
Selain kontak seksual, ada berbagai hal lain yang menyebabkan seseorang terkena penyakit yang
melemahkan sistem imun ini, yaitu:
 Berbagi jarum suntik dan peralatan suntik lainnya dengan orang yang terkontaminasi dengan HIV.
 Menggunakan peralatan tato dan body piercing (termasuk tinta) yang tidak disterilkan dan pernah
dipakai oleh orang dengan HIV.
 Dari seorang ibu dengan HIV kepada bayinya (sebelum atau selama kelahiran) dan saat menyusui.
 Memiliki penyakit menular seksual (PMS) lainnya, seperti klamidia atau gonore karena virus HIV
akan sangat mudah masuk saat sistem kekebalan tubuh lemah.
 Adanya kontak dengan darah, air mani, atau cairan vagina dari orang yang memiliki infeksi HIV pada
luka terbuka yang Anda miliki.
Namun, jangan salah sangka. Anda tidak dapat tertular HIV melalui kontak sehari-hari, seperti:
Bersentuhan, Berjabat tangan, Berpelukan atau berciuman, Batuk dan bersin, Mendonorkan darah
ke orang yang terinfeksi, Menggunakan kolam renang atau dudukan toilet yang sama, Berbagi sprei,
Berbagi peralatan makan atau makanan yang sama, Dari hewan, nyamuk, atau serangga lainnya.
4.Situasi Epidemiologi Dari Kasus HIV/AIDS.
Di Indonesia, HIV/AIDS pertama kali ditemukan di provinsi Bali, tahun 1987. HIV/AIDS telah
menyebar hampir di seluruh Indonesia. Dalam jangka 5 tahun (2009-2014), infeksi HIV paling
banyak terjadi pada kelompok usia produktif 25-49 tahun, dengan jumlah pria terinfeksi lebih banyak
dari perempuan. Berdasarkan faktor risiko infeksi HIV, penyakit ini dominan ditemukan pada kaum
heteroseksual, pengguna narkoba suntik, kemudian diikuti oleh lelaki suka lelaki (LSL). Sejak tahun
1987-2014, maka 10 propinsi dengan angka kejadian HIV/AIDS tertinggi adalah DKI Jakarta, Jawa
Timur, Papua, Jawa Barat, Bali, Sumatera Utara, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Kepulauan Riau,
dan Sulawesi Selatan.
5. Dampak atau Gejalah Dari HIV/AIDS
Gejala infeksi HIV pada anak mulai tampak sejak awal infeksi hungga anak berusia 8 tahun.
Beberapa gejala yang bisa diamati sejak bayi antara lain: Berat badan anak susah naik, Sering
sariawan, Gangguan pertumbuhan, dan Ruam kemerahan
6.Upaya Penanggulangan Pemerintah
Peran pemerintah dalam mencegah penyebaran HIV ini bisa dimulai dengan sosialisasi
kepada masyarakat tentang penyakit HIV/AIDS, bahaya, dan upaya pencegahannya. Program
pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi, dikenal dengan nama Prevention of Mother-to-
ChildTransmission of HIV (PMTCT), Program PMTCT pada dasarnya adalah suatu usaha untuk
mencegah terjadinya penularan HIV dari ibu kepada bayinya. Program PMTCT dalam
pelaksanaannya ada empat pilar. Pertama, mencegah terjadinya penularan HIV pada perempuan
usia reproduktif. Kedua, mencegah kehamilan yang tidak direncanakan pada ibu dengan HIV.
Ketiga, mencegah terjadinya penularan HIV dari ibu hamil dengan HIV kepada bayi yang
dikandungnya. Keempat, memberikan dukungan psikologis, sosial, dan perawatan kepada ibu
dengan HIV beserta bayi dan keluarganya.
7.Peran Bidan
Bidan berperan aktif untuk melihat pasien terutama ibu hamil yang memiliki gejala-
gejala terinfeksi HIV maupun faktor risiko tinggi terpapar HIV atau tidak sehingga deteksi dini
HIV dapat lebih efektif. Bidan bisa melakukan pendeteksian dari masa kehamilan dengan cara
melakukan pemeriksaan darah untuk mendeteksi HIV/AIDS pada saat pemeriksaan kehamilan.
Bidan juga harus bisa memberikan Edukasi dan asuhan yang tepat pada ibu hamil yang terkena
HIV/AIDS agar ibu nya tenang dalam menjalani kehamilanya serta proses persalinannya nanti.
Bidan juga harus bisa memberikan penangan pada bayi nya agar bayi tersebut tidak beresiko
tertular HIV dari ibunya dengan cara tidak melakukan inisiasi menyusui dini pada saat proses
persalinan, serta melakukan tindakan rujukan pada bayi dan ibu ke fasilitas kesehatan yang lebih
tinggi seperti rumah sakit agar ibu dan bayi mendapatkan penanganan yang tepat terhadap
penyakit HIV/AIDS.serta memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil yang terkena HIV/AIDS
agar tidak menularkan ke bayi, jika bayi sudah terkena HIV/AIDS maka kita harus melakukan
asuhan kebidanan pada bayi tersebut salah satunya dengan memperhatikan nutrisi karena bayi
yang terkena HIV/AIDS bisa terjadi malnutrisi, dan asuhan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Aini, L.N. 2017. Pilihan Kontrasepsi Perempuan Penderita HIV. Midwifery Science Journal 1(1),
pp. 130–41.
Kementerian Kesehatan RI.Pedoman Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak. Jakarta :
Kemenkes RI, 2012.
HIV/AIDS at a Glance. https://www.plannedparenthood.org/learn/stds-hiv-safer-sex/hiv-aids.
Accessed July 12, 2016.
Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. Situasi dan Analisis HIV AIDS. 2014. p. 1,2,5. Didapat
dari:http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/Infodatin
%20AIDS.pdf
https://bangka.tribunnews.com/2018/12/07/bayi-8-bulan-tertular-hiv-dari-ayahnya-sang-ibu-
dialah-penyemangat-hidup-saya?page=4

Anda mungkin juga menyukai