Anda di halaman 1dari 20

LOTION OLIVE OIL

1. TUJUAN
A. Menentukan formulasi yang tepat untuk sediaan lotion Olive Oil
B. Menentukan pH, organoleptis, Viskositas dan homogenitas lotion Olive
Oil

2. PRINSIP
A. Berdasarkan pada pembuatan Lotion Olive Oil dengan pelarut air, serta
bahan tambahan lain seperti pengawet, emolien, dan emulsifying agent
B. Berdasarkan pada evaluasi sirup yang meliputi pemeriksaan pH,
organoleptis, Viskositas dan homogenitas Lotion Olive Oil

3. TEORI
3.1.Lotion
Lotion adalah sediaan kosmetika golongan emolien (pelembut) yang
mengandung air lebih banyak. Sediaan ini memiliki beberapa sifat, yaitu
sebagai sumber lembab bagi kulit, memberi lapisan minyak yang hampir sama
dengan sebum, membuat tangan dan badanmenjadi lembut, tetapi tidak berasa
berminyak dan mudah dioleskan.
Lotion adalah sediaan kosmetika golongan emolien (pelembut) yang
mengandung air lebih banyak. Sediaan ini memiliki beberapa sifat, yaitu
sebagai sumber lembab bagi kulit,memberi lapisan minyak yang hampir sama
dengan sebum, membuat tangan dan badanmenjadi lembut, tetapi tidak berasa
berminyak dan mudah dioleskan.Hand and body lotion (losion tangan dan
badan) merupakan sebutan umum bagi sediaan ini di pasaran (Sularto,et
al,1995).
Lotion dapat juga didefinisikan sebagai suatu sediaan dengan medium
air yangdigunakan pada kulit tanpa digosokkan.Biasanya mengandung
substansi tidak larut yangtersuspensi, dapat pula berupa larutan dan emulsi di

1
mana mediumnya berupa air.Biasanyaditambah gliserin untuk mencegah efek
pengeringan, sebaliknya diberi alkohol untuk cepatkering pada waktu dipakai
dan memberi efek penyejuknya (Anief, 1984).
Wilkinson 1982 menyebutkan, lotion adalah produk kosmetik yang
umumnya berupa emulsi, terdiri darisedikitnya dua cairan yang tidak
tercampur dan mempunyai viskositas rendah serta dapatmengalir dibawah
pengaruh gravitasi.Lotion ditujukan untuk pemakaian pada kulit
yangsehat.Jadi, lotion adalah emulsi cair yang terdiri dari fase minyak dan fase
air yangdistabilkan oleh emulgator, mengandung satu atau lebih bahan aktif di
dalamnya.
Lotion dimaksudkan untuk pemakaian luar kulit sebagai
pelindung.Konsistensi yang berbentuk cair memungkinkan pemakaian yang
cepat dan merata pada permukaan kulit, sehingga mudah menyebar dan dapat
segera kering setelah pengolesan serta meninggalkan lapisan tipis pada
permukaan kulit (Lachman et al., 1994).
Lotion adalah Sediaan cair berupa suspensi atau dispersi yang
digunakan sebagai obat luar dapat berbentuk suspensi zat padat dalam serbuk
halus dengan bahan pensuspensi yang cocok , emulsi tipe o/w dengan
surfaktan yang cocok. Kegunaan pada umumnya membersihkanmake-up(rias
wajah) dan lemak dari wajah dan leher. Ciri-ciri Lotion :
A. Lebih mudah digunakan (penyebaran losio lebih merata daripada krim)
B. Lebih ekonoms (Lotio menyebar dalam lapisan tipis)
Ada 2 jenis Lotio :
A. Larutan detergen dalam air
B. Emulsi tipe M/A

Kegunaan lotion dapat diaplikasikan ke kulit dengan kandungan obat/agen


yang berfungsi sebagai:
A. Antibiotik
B. Antiseptik

2
C. Anti jamur (anti fungi)
D. Kortikosteroid
E. Anti jerawat
F. Menenangkan, smoothing (pelembut), pelembab atau agen pelindung
(seperti Calamine)
G. Pijat
H. Memperbaiki kulit (estetika)
Selain penggunaan untuk medis, lotion banyak digunakan untuk
perawatan kulit serta kosmetik.
Menurut The British Pharmaceutical Codex Lotio dapat digolongkan
berdasarkan penggunaannya :
A. Lotion untuk irigasi aural
1. Dimaksudkan untuk menjadi syringe lembut ke telinga
2. Digunakan pada suhu tidak lebih dari 55o C
B. Diberikan untukmenghindari injeksi udara
C. Lotion untuk mencuci mulut
1. Digunakan dengan air hangat/panas
2. Dipertahankan selama beberapa menit di dalam mulut
D. Lotion untuk irigasi hidung
Diterapkan dengan douche kaca/jarum suntik dengan konstruksi yang
cocok
E. Lotion untuk uretra dan vaginal
Disuntikkan dengan menggunakan jarum suntik

3.2. Stabilitas Sediaan Lotion


A. Stabilitas Kimia
Stabilitas kimia adalah kemampuan suatu produk untuk bertahan dalam
batas yang ditetapkan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan,
sifat kimia dan karakteristiknya sarna dengan yang dimilikinya pada saat
dibuat. Stabilitas kimia pada sediaan sirup dilakukan untuk

3
mempertahankan keutuhan kimiawi dan potensiasi yang tertera pada etiket
dalam batas yang dinyatakan dalam spesifikasi. Uji stabilitas kimia
sediaan sirup :
1. Identifikasi
2. Penetapan Kadar
B. Stabilitas Fisika
Stabilitas fisika adalah tidak terjadinya perubahan sifat fisik dari suatu
produk selama waktu penyimpanan. Stabilitas fisika pada sediaan sirup
dilakukan untuk mempertahankan keutuhan fisik meliputi perubahan
warna, perubahan rasa, perubahan bau, perubahan tekstur atau
penampilan. Uji stabilitas fisika sediaan sirup
1. pH
Harga pH merupakan harga yang diberikan oleh alat potensiometrik (pH
meter) yang sesuai, yang telah dibakukan sebagaimana mestinya , yang
mampu mengukur harga pH sampai 0,02 unit pH menggunakan elektroda
indikator yang peka terhadap aktifitas ion hidrogen, elektroda kaca, dan
elektroda pembanding yang sesuai.
2. Keseragaman sediaan
Keseragaman sediaan dapat ditetapkan dengan menggunakan dua metode,
yaitu keragaman bobot dan keseragaman kandungan. Persyaratan ini
digunakan untuk sediaan yang mengandung dua atau lebih zat aktif.
Persyaratan keragaman bobot diterapkan pada produk yang mengandung
zat aktif 50 mg atau lebih yang merupakan 50% atau lebih , dari bobot
satuan sediaan. Keseragaman dari zat aktif lain, jika dalam jumlah kecil
ditetapkan dengan persyaratan keseragaman kandungan (Dirjen POM,
1995).
3. Uji Viskositas
Viskositas adalah suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk
mengalir, semakin tinggi viskositas, akan makin besar tahanannya. Nilai

4
viskositas dipengaruhi oleh zat pengental, surfaktan yang dipilih, proporsi
fase terdispersi dan ukuran partikel.
4.Pengamatan organoleptis
Pemerian dilakukan pada bentuk, warna,bau, dan suhu lebur.
C. Stabilitas Mikrobiologi
Stabilitas mikrobiologi suatu sediaan adalah keadaan di mana sediaan
bebas dari mikroorganisme atau tetap memenuhi syarat batas
mikroorganisme hingga batas waktu tertentu. Stabilitas mikrobiologi pada
sediaan sirup untuk menjaga atau mempertahankan jumlah dan menekan
pertumbuhan mikroorganisme yang terdapat dalam sediaan sirup hingga
jangka waktu tertentu yang diinginkan.
Sediaan Lotion mengandung air sehingga merupakan media yang sangat
baik bagi pertumbuhan mikroorganisme sehingga harus ditambahkan pengawet.
Pengawet yang dapat digunakan antara lain nipagin dan nipasol dengan
perbandingan 0,18 : 0,02 (nipagin bersifat fungistatik dan nipasol bersifat
bakteriostatik) kombinasi ini efektif untuk pencegahan terjadinya pertumbuhan
bakteri dan jamur

3.3.Olive Oil
Minyak zaitun atau minyak Olive adalah sebuah minyak buah yang
didapat dari zaitun (Olea europaea), pohon tradisional dari basin
Mediterania. Minyak dapat digunakan untuk memasak, kosmetik, obat-
obatan, dan sabun, dan juga sebagai bahan bakar untuk lampu minyak.
Minyak zaitun dianggap sebagai minyak yang sehat karena mengandung
lemak tak jenuh yang tinggi (utamanya asam oleik dan polifenol)
Khusus untuk perawatan wajah, produk kecantikan yang mengandung
minyak zaitun dipercaya dapat membantu mempertahankan kelembaban dan
elastisitas kulit sekaligus memperlancar proses regenerasi kulit, sehingga
kulit tidak mudah kering dan berkerut. Untuk wajah, minyak zaitun dapat
dicampur dengan masker atau diulaskan langsung pada kulit.
Sementara itu, untuk tubuh minyak zaitun dapat digunakan sebagai carrier oil

5
untuk campuran minyak esensial sebagai minyak pijat. Minyak zaitun juga
dapat digunakan sebagai campuran body lotion atau sabun mandi untuk
menjaga kelembapan dan kelembutan

3.4.Formulasi
R/ Olive Oil 1,5%
Lanolin 0,9%
Vaselin Album 0,75%
Asam Stearat 1,2%
Propil Paraben 0,015%
Aquadest ad 100 gram

3.5.Monografi Zat
Olive Oil ( FI ed III 1979 : 458 )
Nama resmi : Oleum Olive
Nama lain : minyak zaitun
Pemerian :cairan, kuning pucat, atau kuning
kehijauan, bau lemah, tidak tengik,
rasaa khas. Pada suhu rendah sebagian
atau seluruhnya membeku
Kelarutan :sukar larut dalam etanol (95%)P, mudah
larut dalam kloroform P, dan dalam eter
P dan dalam eter minyak tanah P
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terisi
penuh
Kegunaan : sebagai pelembut
3.5.2.Vaselin album (FI edisi III, hal :633)
Nama latin :VASELIN ALBUM
Sinonim : Vaselin putih

6
Pemerian :Massa lunak, lengket, bening,putih.
Sifat ini tetap setelah zat dileburkan
dan dibiaarkan hingga dingin tanpa
diaduk.
Kelarutan :Praktis tidak larut dalam air dan
dalam etanol (95%)p. Larutan
kadang-kadang beroplasensi lemah.
Khasiat / kegunaan : Zat tambahan (pengikat)
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
3.5.3. Asam Stearat

Nama Resmi : Acidum Stearicum


Nama lain : Asam Oktadekanoat
Rumus Molekul : C18H36O2
Pemerian : Zat padat keras mengkilat
menuinjukkan susunan hablur;
putih atau kuning pucat; mirip
lemak lilin.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut
dalam 20 bagian etanol (95%) P,
dalam 2 bagian kloroform P, dan
dalam 3 bagian eter.
Kegunaan : Bahan pembuatan lilin, sabun,
plastik,kosmetika, dan untuk
melunakkan karet.

7
Penyimpanan ` : Dalam wadah tertutup pada suhu
kamar.
3.5.4.Propylparaben ( FI ed III 1979 : 535 )

Nama resmi : PROPYLIS PARBENUM


Nama lain : propil paraben, nipasol
RM/BM : C10H12O3/180,21
Pemerian :serbuk hablur putih, tidak
berbau, tidak berasa
Kelarutan :sangat sukar larut dalam air,
larut dalam 3,5 bagian etanol
(95%) P, dalam 3 bagian aseton
P,dalam 140 bagian gliserol, 40
bagian mineral oil.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : sebagai pengawet
Range : 0,01% – 0,6%
Incomp :dikurangi surfaktan hasil
micellization, dan menyerap
jernih plastik, dan visicle, Mg
silikat, Mg trisilicate
3.5.5.Aquadest (Farmakope Indonesia ed 4, 1995. Hal 112.)
Bentuk : Cairan jernih
Warna : Tidak berwarna
Bau : Tidak Berbau
Rasa : Tidak Berasa

8
Kelarutan :Dapat melarutkan semua zat
yang sifatnya polar
BM :18,02
Kegunaan :Sebagai larutan pembawa dalam
Sediaan Lotion
Stabilitas :Dapat stabil dalam semua
keadaan fisika(es,cair,dan uap)
Wadah dan penyimpanan :Dalam wadah dosis tunggal dari
kaca atau plastic, hablur lebih
besar dari dua liter wadah kaca
sebaliknya dari kaca tioe 1.
Inkompatibilitas :Dalam formulasi farmasi dapet
bereaksi dengan obat dan bahan
tambahan lainnya yang muda
terhidrolosis pada temperature
tinggi

4. BAHAN DAN ALAT PERCOBAAN


4.1. Bahan :Olive oil, Aquadest, propylparaben, vaselin album,
lanolin, asam stearat, PGA 2%

4.2. Alat:Mixer Laboratorium Formulasi Semi Solid, Beaker gelas,


erlenmayer, Bunsen, kaki tiga, labu spiritus, neraca timbangan, spatel,
cawan penguap, gelas ukur

5. PROSEDUR
Siapkan alat dan bahan untuk menunjang suatu pembuatan sediaan
lotion, lalu ditimbang bahan-bahan dan dikalibrasi botol, setelah itu
dikembangkan PGA dengan menggunakan air panas di beaker glass,
sejumlah 1,5 kali berat PGA, didiamkan untuk mengembangkan PGA.

9
Dilebur olive oil, lanolin, dan vaselin album, diaduk hingga homogen atau
larut kemudian tambahkan propyl paraben dan asam stearat (fase minyak).
Fase minyak tersebut dilebur pada suhu 50-70°C. kemudian fase minyak
ditambahkan dalam campuran PGA, kocok ad homogen. Ditambahkan
aquadest sedikit demi sedikit dengan suhu yang sama dengan suhu fase
minyak sambil terus di aduk menggunakan mixer sampai konstan,
tujuannya agar fase minyak dan fase air dapat bercampur.
Dimasukkan hasil lotion ke dalam botol yang telah dikalibrasi dan
dikemas. Selanjutnya lakukan evaluasi pada hasil sediaan lotion olive oil
meliputi evaluasi pH, Viskositas, organoleptis dan homogenitas.

6. DATA PERCOBAAN, PERHITUNGAN DAN GRAFIK


6.1.Perhitungan dan data preformulasi
Tabel 6.1 Data preformulasi dan fungsi masin-masing zat
Nama Bahan Baku Jumlah Fungsi

Olive Oil 1.5% Pelembab


Lanolin 0.9% Emollient
Vaselin Album 0.75% emolient
Asam Stearat 1.2% Emulsyfing agent
Propilparaben 0.015% Pengawet
Aquadest Ad 100 Pelarut
g

Tabel 6.2 Bobot zat perunit dan perbatch


NO NAMA ZAT PER UNIT PERBATCH
1 Olive Oil 1.5 gram 6 gram
2 Lanolin 0.99 gram 3.6 gram
3 Vaselin Album 0.75 gram 3 gram
4 Asam stearat 1.2 gram 4.8 gram
5 Propylparaben 0.015 gram 0.06 gram

10
6 Aquadest ad 100 gram ad 400 gram

6.2.Hasil Data Percobaan


Tabel 6.3 Hasil Data Percobaan
NO PENGUJIAN 0 JAM 24 JAM 48 JAM 96 JAM

1 Organoleptis:
Putih Putih Putih Putih
Warna kekuningan kekuningan kekuningan kekuningan
Bau - - ++ +++
Bentuk Cair Cair Cair Cair
Endapan - - - -
3 Viskositas 0.365 poise 0.629 poise 0.663 poise 0.698 poise
4 Ph
Universal 5 5 5 4
pH meter 5,78 5,69 5,61 4,33
5 Homogenitas - - - -

Keterangan :
Bau : (-) : Tidak bebau
(++) : Agak tengik
(+++) :Tengik
Endapan (-) : Tidak terdapat Endapan
Homogenitas (-) : Tidak homogeny

11
6.3.Grafik
a. Viskositas

0.8
poise
0.6

0.4 poise

0.2

0
0 jam 24 jam 48 jam 96 jam

Gambar 6.1 Grafik hasil evaluasi viskositas dari sampel


berbanding dengan waktu
b.Ph
7
6
5
4
3
2
1
0
0 jam 24 jam 48 jam 96 jam

Gambar 6.2 Grafik perbandingan Hasil evaluasi pH


menggunakan pH indicator dan pH meter

12
7. DISKUSI DAN PEMBAHASAN
7.1.Aspek Farmakologi
Pada praktikum kali ini zat aktif yang digunakan adalah minyak
zaitun atau olive oil dimana Kandungan kimia dalam minyak zaitun
sangat banyak dan bermanfaat bagi tubuh. Diantaranya adalah
Trigliserida yang terdiri dari asam oleat atau omega-9, asam palmitat,
serta gliserida asam linoleat dan fitosterol. Minyak zaitun memiliki
kandungan lemak yang terdiri darizat asam lemak jenuh sebesar 14%,
asam lemak tak jenuh berantai tunggal sebanyak 8%, ini berarti
kandungannya lebih banyak dari minyak kelapa yang hanya sebesar 6%
tetapi untuk praktikum kali ini fungsi yang digunakan bukan untuk
menurunkan trigliserida yaitu untuk melembabkan atau mengembalikan
kelembaban dari kulit.
Kandungan lainnya adalah vitamin A, C, dan E yang merupakan
antioksidan untuk menghambat proses penuaan kulit sehingga tidak
cepat keriput. Untuk kulit kering dan kusam, minyak zaitun bisa
membantu dan mengatasinya, karena minyak ini merupakan pelembab
alami yang sangat baik.Minyak zaitun dapat memelihara elastisitas kulit
dan cenderung menjaga kulit kita agar tetap lembut, bercahaya dan
halus.
Banyaknya kandungan vitamin E yang terdapat pada minyak zaitun
yang bisa digunakan untuk memperbaiki sel-sel kulit kita secara alami.
Selain itu,flavonoids dan polifenol yang ada pada minyak zaitun juga
bisa membantu menghilangkan kotoran serta mengangkat sel kulit mati.
Dengandemikian, kulit pun akan menjadi lebih bercahaya dan lebih
sehat. Olive oil sebagai zat aktif dalam sediaan ini dibuat dalam bentuk
lotion dengan tujuan menghaluskan, mengembalikan kelembaban, dan
melembutkan kulit yang terjadi lebih cepat dan lebih mudah karena
dalam bentuk larutan yang dapat langsung diserap oleh kulit manusia.

13
7.2.Alasan Pemilihan Bahan Tambahan dan Dosis
Untuk membuat lotion pada praktikum ini bahan-bahannya terdiri
dari minyak zaitun, lanolin, vasellin album, asam stearat dan propil
paraben (nipasol). Menurut Keithler (1956), pada umumnya skin lotion
disusun oleh komponen-komponen emulsifier (pengemulsi), humektan,
emolien, bahan aktif, dan air. Sedangkan menurut Barnett(1972), bahan
penyusun skin lotion terdiri dari astringent, antiseptik, alkohol,
humektan, minyak, lemak, pengemulsi, surfaktan, dan emolien.
Bahan-bahan yang digunakan mempunyai fungsi yang berbeda-beda,
dimana Minyak zaitun merupakan minyak tumbuhan yang bersifat
emolient. Minyak zaitun adalah antioksidant yang baik dan merupakan
bahan moisturising yang baik dalam kosmetik. Dalam uji joba pada
hewan, penggunaan minyak zaitun secara topikal dapat melindungi
kerusaka kulit akibat paparan sinar UVB. Asam stearat berfungsi
menghasilkan kilauan yang khas pada produk skin lotion(Wilkinson et
al., 1962). Lanolin mampu menyerap air sampai 30%.
Lanolin merupakan basis absorbsi (W/O) dimana sifat-sifatnya
adalah Emollient (melunakkan kulit), Occlusive (memberi lapisan
penutup diatas kulit), Mengandung air, dan Greasy (mengandung
minyak). Dan juga Nipasol yang dimaksudkan untuk meningkatkan
stabilitas sediaan dengan mencegah terjadinya kontaminasi
mikroorganisme atau pengawet. Karena pada sediaan krim mengandung
fase air dan lemak maka pada sediaan ini mudah ditumbuhi bakteri dan
jamur. Oleh karena itu perlu penambahan zat yang dapat mencegah
pertumbuhan mikroorganisme tersebut.
Terdapat dua emolien dalam formula yang kami gunakan yaitu
lanolin dan vaselin album. Emolien sendiri yaitu zat yang dapat
mencegah atau mengurangi kekeringan, sebagai perlindungan bagi kulit.
Pada kondisi normal kandungan air dan tekanan uap epidermis lebih

14
tinggi dari udara sekitarnya, sehingga terjadi penguapan air dari
permukaan kulit.

7.3.Diskusi
Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan lotion olive oil
dimana fungsi dari olive oil sangat beragam diantaranya bisa sebagai
penjaga kelembaban pada kulit dimana olive oil mengandung vitamin
E yang tinggi sehingga bisa menjaga kelembaban dan elastisitas kulit.
Jika dilihat pada pada data formulasi dimana olive oil sebagai fase
minyak sebanyak 1,5% dan fase air sebanyak 95.56% formula ini
kurang baik karena menurut salah satu literature mengatakan bahwa
fase minyak yang terkandung kurang lebih 10-15% selain dari
perbandingan minyak dan air yang kurang ada beberapa faktor
terjadinya kegagalan saat pembuatan lotion pada praktikum kali ini
yaitu tingginya tegangan permukaan antara air dan minyak sehingga
kedua fase tidak dapat terdispersi hal ini disebabkan oleh tingginya
tegangan permukaan antar fase sehingga surface energy system
meningkat akibat kekurangan emulsifying agent dan dengan
meningkatkan kecepatan pengadukan mekanik kedua cara ini bisa
meningkatkan stabilitas dari sediaan lotion
Stabilitas sediaan dilitinjau dari hasil evaluasi pH menunjukan
penurunan dari masing-masing interval waktu yang berbeda dengan
nilai 5.78, 5.71, 5.69, dan 4.33 dengan alat pH meter sedangkan pada
kertas indicator pH menunjukan hasil yang sama dimana hasil
menunjukan nilai 5, 5, 5, dan 4 hasil ini jika dibandingkan dengan pH
kulit yakni antara rentang 5-6,5 ini sesuai karena pH dengan rentan
tersebut dikatakan aman karena tidak dapat mengiritasi kulit atau bisa
dikatakan aman . Selanjutnya adalah evaluasi viskositas, Viskositas
merupakan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir, maka semakin
tinggi viskositas akan semakin besar tahanannya. (Zats & Gregory,

15
1996). Berdasarkan literatur, hand and body lotion umumnya
berbentuk emulsi minyak dalam air (o/w), dimana minyak merupakan
fase terdispersi (internal) dan air merupakan fase pendispersi
(eksternal). Tipe skin lotion umumnya terdiri dari 10-15% fase
minyak, 5-10% humektan, dan 75-85% fase air (Balsam et al., 1972).
Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul bergerak karena
adanya gesekan antar lapisan material. Karenanya viskositas
menunjukkan tingkat ketahanan suatu cairan untuk mengalir. Semakin
besar viskositas maka aliran akan semakin lambat.
Besarnya viskositas dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
temperatur, gaya tarik antar molekul dan ukuran serta jumlah molekul
terlarut dari sediaan lotion olive oil nilai viskositas masing-masing
adalah 0.365 poise, 0,629 poise, 0.663 poise, 0.698 poise dengan
menggunakan viscometer Ostwald menurut literature viskositas dari
lotion adalah 5000 cp atau 50 poise ini menandakan bahwa hasil
evaluasi viskositas sediaan lotion yang dibuat tidak sesuai dengan
literature sehingga daya alir pada sediaan lotion buruk atau terlalu
encer. Selain dikarenakan bobot minyak yang kurang, kurangnya zat
pengental dalam komponen formula ini sehingga nilai viskositas dari
sediaan sangatlah kecil.
Viskositas dari sediaan lotion tidak boleh terlalu terlalu cair dan
tidak boleh terlalu kental karena ini bisa mempengaruhi daya alir pada
proses penuangan serta kenyamanan dari konsumen saat pemakain.
Lotion yang baik mempunyai emulsi yang stabil. Kestabilan emulsi ini
dipengaruhi oleh penambahan bahan yang berfungsi untuk
menstabilkan emulsi. Pada praktikum ini bahan sebagai pengemulsi
selain asam stearat juga ditambahkan PGA sebanyak 2%.

16
8.KESIMPULAN
Dari hasil pembuatan formula lotion olive oil didapatkan lotion yang
tidak stabil, dimana lotion mempunyai viskositas yang buruk sehingga
berbentuk cair, sediaan tidak homogen (fase air dan minyak tidak
bercampur), serta berbau tengik.

17
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995, “Farmakope Indonesia”,
Edisi IV,Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995, “Farmakope Indonesia”,
Edisi III,Jakarta:Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan
Kibbe,AH. Handbooj of pharmaceutical Exipients.Third Edition.
Washington D.C:American Pharmaceutical Association
Mutschler E.,1991”Dinamika Obat” Edisi 5,Penerbit ITB,Bandung
Sulistia G., Ganiswarna-Penyunting.,1995.,”Farmakologi dan Terapi” Edisi
4,Bagian Farmakologi, Universitas Indonesia,Jakarta.The United
States Pharmacopeia. The Nasional Formulari 23.Volume I, United
States Pharmacopeia Convention Inc.:Wahington,D.C

18
LAMPIRAN
1.PERHITUNGAN PREFORMULASI

A. Perhitungan bahan per unit


1,5
a. Olive oil : 𝑋 100𝑔 = 1,5 𝑔
100
2
b.PGA : 𝑋 100 𝑔 = 2 𝑔
100

c. Air PGA : 2 X 1,5= 3 mL


0,9
d.Lanolin : 100 𝑋100𝑔 = 0,99 𝑔
0,75
e. Vaselin album : 𝑋100 𝑔 = 0,75 𝑔
100
1,2
f. Asam stearat : 100 𝑋100 𝑔 = 1,2 𝑔
0,015
g.Propyl paraben : X 100 g =0,015 g
100

h.Aquadest ad 100 g
B. Perhitungan untuk 1 batch
1,5
a. Olive oil : 𝑋 400𝑔 = 6 𝑔
100
2
b. PGA : 100 𝑋 400𝑔 = 8 𝑔

c. Air PGA : 8 X 1,5= 12 mL


0,9
d. Lanolin : 100 𝑋400𝑔 = 3,6 𝑔
0,75
e. Vaselin album : 𝑋400 𝑔 = 3 𝑔
100
1,2
f. Asam stearat : 100 𝑋400 𝑔 = 4,8 𝑔
0,015
g. Propyl paraben : X 400 g =0,06 g
100

Aquadest ad 400 g

19
2. PERHITUNGAN EVALUASI (VISKOSITAS)

A. Jam ke 0
0.089 𝑐𝑝 (1.25𝑔/𝑚𝑙)𝑥( 10.57 𝑠)
=
ƞ 𝑙𝑜𝑡𝑖𝑜𝑛 (1.26 𝑔/𝑚𝑙)𝑥(14.32𝑠)
= 0.365 𝑝𝑜𝑖𝑠𝑒
B. Jam ke 24
0.089 𝑐𝑝 (1.13𝑔/𝑚𝑙)𝑥( 23.65 𝑠)
=
ƞ 𝑙𝑜𝑡𝑖𝑜𝑛 (1.26 𝑔/𝑚𝑙)𝑥(31.98𝑠)
= 0.629 𝑝𝑜𝑖𝑠𝑒
C. Jam ke 48
0.089 𝑐𝑝 (1.25𝑔/𝑚𝑙)𝑥( 21.57 𝑠)
=
ƞ 𝑙𝑜𝑡𝑖𝑜𝑛 (1.28𝑔/𝑚𝑙)𝑥(30.98𝑠)
= 0.663 poise
D. Jam ke 72
0.089 𝑐𝑝 (1.26𝑔/𝑚𝑙)𝑥( 25.67 𝑠)
=
ƞ 𝑙𝑜𝑡𝑖𝑜𝑛 (1.29 𝑔/𝑚𝑙)𝑥(31.89𝑠)
= 0.698 poise

20

Anda mungkin juga menyukai