Anda di halaman 1dari 21

Clinical Science Session

Glaukoma Sudut Tertutup Primer Akut

Oleh :

Irfan Ghani Nasution 1740312431


Maulana Hafizd Mefid 1740312429
Tiya Taslisia 1410311074

Preseptor :
dr. Kemala Sayuti, SpM(K)

BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
RSUP DR. M. DJAMIL PADANG
PADANG
2018

1
Daftar isi

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Tujuan Penulisan 5
1.3 Metode Penulisan 5
1.4 Manfaat Penulisan 5
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Mata 6
2.2 Fisiologi aquos humor 6
2.3 Definisi Glaukoma akut 7
2.4 Epidemiologi Glaukoma akut 7
2.5 Klasifikasi Glaukoma 8
2.6 Faktor Risiko 9
2.7 Etiologi dan patogenesis 9
2.8 Manifestasi Klinis Glaukoma Akut 11
2.9 Diagnosis 12
2.10 Pemeriksaan penunjang diagnosis 13
2.11 Diagnosis banding 15
2.12 Tatalaksana 15
2.13 Komplikasi 18
2.14 Prognosis 18
BAB 3. KESIMPULAN 20
DAFTAR PUSTAKA 22

2
Daftar Gambar

Gambar 2.1 Anatomi Mata 6


Gambar 2.2.Aliran Aquous humor 7
Gambar 2.3. Drainase aquous humor pada mata sehat dan glaukoma 11

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Glaukoma adalah Penyakit mata di mana terjadi kerusakan saraf optik
yang diikuti gangguan pada lapangan pandang yang khas. Kondisi ini utamanya
disebabkan oleh tekanan bola mata yang meninggi. Glaukoma dapat
diklasifikasikan menjadi glaukoma primer, sekunder dan glaukoma kongenital.
Glaukoma primer sudut terbuka biasanya merupakan glaukoma kronis sedangkan
glaukoma primer sudut tertutup biasanya glaukoma akut. Sebagian glaukoma
merupakan glaukoma primer. Orang keturunan Asia lebih sering menderita
glaukoma sudut tertutup, sedangkan orang keturunan afrika dan eropa lebih sering
menderita glaukoma sudut terbuka.1
Glaukoma merupakan penyebab kebutaan kedua terbanyak setelah katarak
di seluruh dunia. Kebutaan yang disebabkan oleh glaukoma besifat irreversible
atau bersifat permanen. Berdasarkan data WHO 2010, diperkirakan sebanyak 3.2
juta orang mengalami kebutaan akibat glukoma.1 Pada tahun 2020 jumlah
kebutaan akibat glaukoma diperkirakan meningkat menjadi 11,4 juta. Jumlah
pasien glaukoma diperkirakan juga mengalami peningkatan, yaitu dari 60,5 juta
(2010) menjadi 79,6 juta (2020).2
Glaukoma sudut tertutup primer akut adalah keadaan meningkatnya
tekanan intra okular secara mendadak akibat aposisi iris dengan jalinan trabekular
pada sudut bilik mata. Keadaan iris yang terdorong menyebabkan terhambatnya
aliran aquos humor sehingga terjadi peningkatan TIO. Penutupan sudut secara
mendadak menimbulkan gejala yang berat seperti nyeri pada mata, sakit kepala,
pandangan kabur, halo, mual dan muntah. 3
Glaukoma sudut tertutup primer akut merupakan kompetensi 3B, sehingga
perlu bagi dokter umum untuk mengetahui diagnosis dan tatalaksana awal
sebelum rujukan. Berdasaran hal tersebut penulis tertarik untuk mengulas tentang
glaukoma sudut tertutup primer akut.

4
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan Clinical Science Session ini adalah untuk mengetahui
anatomi mata, fisiologi drainase aquos humor, definisi, epidemiologi, klasifikasi,
etiologi, patogenesis, gejala klinik, diagnosis, dan penatalaksanaan dari glaukoma
sudut tertutup primer akut.
1.3 Metode Penulisan
Metode penulisan Clinical Science Session ini adalah dengan studi
kepustakaan dengan merujuk pada berbagai literatur.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan Clinical Science Session ini adalah menambah
wawasan dan pengetahuan mengenai glaukoma sudut tertutup primer akut.

5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi Mata


Bola mata berbentuk bulat dengan panjang maksimal 25 mm. Bola mata
dibungkus oleh 3 lapis jaringan yaitu sklera, jaringan uvea dan retina seperti yang
terlihat pada Gambar 2.1. Sklera merupakan jaringan ikat yang kenyal dan
memberi bentuk bola mata. Bagian terdepan sklera disebut kornea yang berwarna
bening. Jaringan uvea merupakan jaringan vaskular yang terdiri dari iris, badan
siliar dan koroid. Retina terletak paling dalam dari bola mata.4

Gambar 2.1 Anatomi mata5

2.2. Fisiologi Aquous humor


Tekanan intraokular ditentukan oleh kecepatan pembentukan aquous
humor dan tahanan terhadap aliran keluarnya dari mata. Aquous humor adalah
cairan jernih yang mengisi bilik mata depan dan belakang. Komposisinya serupa
dengan plasma kecuali cairan ini mempunyai konsentrasi askorbat, piruvat dan
laktat yang lebih tinggi. Aquous humor dihasilkan oleh badan siliar melewati bilik
mata belakang menuju bagian sudut bilik mata depan seperti yang terlihat pada
Gambar 2.2. Sudut bilik mata depan memiliki peranan dalam drainase aquous

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 6


humor.5
Sistem drainase aquous humor dibagi menjadi 2 jalur:
a. Jalur trabekular 90%, aliran aquous melalui bilik mata belakang menuju
kanal schlemm dan berakhir pada vena episkleral.
b. Jalur uveoskleral 10% aliran aquous masuk ke ruang suprakoroidal dan
dialirkan ke vena-vena pada badan siliaris.

Gambar 2.2 Arah aliran aquous humor5


2.3. Definisi glaukoma sudut tertutup primer akut
Glaukoma sudut tertutup primer akut adalah keadaan meningkatnya
tekanan intra okular secara mendadak akibat aposisi iris dengan jalinan trabekular
pada sudut bilik mata dengan penyebab yang tidak diketahui. Keadaan iris yang
terdorong menyebabkan terhambatnya aliran aquos humor sehingga terjadi
peningkatan Tekanan Intraokuler (TIO). Penutupan sudut secara mendadak
menimbulkan gejala yang berat seperti nyeri pada mata, sakit kepala, pandangan
kabur, halo, mual dan muntah. 3
2.4. Epidemiologi
Glaukoma merupakan penyebab kebutaan kedua terbanyak setelah katarak
diseluruh dunia. Kebutaan yang disebabkan oleh glaukoma besifat irrefersible
atau bersifat permanen. Berdasarkan data WHO 2010, diperkirakan sebanyak 3.2
juta orang mengalami kebutaan akibat glukoma.1 Pada tahun 2020 jumlah

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 7


kebutaan akibat glaukoma diperkirakan meningkat menjadi 11,4 juta. Jumlah
pasien glaukoma diperkirakan juga mengalami peningkatan, yaitu dari 60,5 juta
(2010) menjadi 79,6 juta (2020).2
60 juta orang terkena glaukoma, diperkirakan. Diperkirakan 3 juta
penduduk amerika serikat terkena glaukoma, dan diantara kasus kasus tersebut,
sekitar 50% tidak terdiagnosa. Sekitar 6 juta mengalami kebutaan akibat
glaukoma, termasuk 100.000 penduduk amerika, menjadikan penyakit ini akibat
utama kebutaan diamerika serikat.5
2.5 Klasifikasi
Klasifikasi Glaukoma menurut vaughan adalah sebagai berikut:4
1. Glaukoma Primer
a. Glaukoma Sudut terbuka
b. Glaukoma Sudut tertutup
2. Glaukoma Kongenital
a. Primer atau infantil
b. Menyertai kelainan kongenital lainnya
3. Glaukoma Sekunder
a. Perubahan lensa
b. Kelainan uvea
c. Trauma
d. Bedah
e. Rubeosis
f. Steroid dan lainnya
4. Glaukoma Absolut
Glaukoma dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok besar yaitu,
glaukoma sudut terbuka dan glaukoma sudut tertutup. Kedua kategori tersebut
bisa diklasifikasikan menjadi glaukoma primer atau glaukoma sekunder.
Glaukoma primer adalah glaukoma yang terjadi tanpa adanya penyakit mata atau
sistemik yang mendasari peningkatan resistensi pada aliran aquos humor atau
kerusakan pada nervus optikus sedangkan glaukoma sekunder merupakan
glaukoma dengan penyakit yang jelas mendasarinya. Glaukoma sekunder dapat
disebabkan oleh trauma, riwayat pengobatan seperti penggunaan kortikosteroid,

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 8


inflamasi, tumor, atau kondisi seperti dispersi pigmen dan pseudoeksfoliasi.3,6
2.6 Faktor risiko
Faktor risiko untuk glaukoma sudut tertutup primer akut adalah jenis
kelamin perempuan, ras, usia, kelainan refraksi miopia dan riwayat keluarga
dengan glaukoma. Berdasarkan survei pada beberapa populasi didapatkan
perempuan memiliki risiko tinggi terjadinya glaukoma akut sudut tertutup karena
perempuan memiliki bilik mata depan yang lebih dangkal daripada laki-laki.
Usia lanjut juga merupakan salah satu faktor risiko. Kedalaman dan
volume bilik mata depan berkurang seiring dengan bertambahnya usia sehingga
mendukung terjadinya blok pupil. Glaukoma sudut tertutup primer akut sering
terjadi pada rentang usia 55-65 tahun, tetapi bisa juga terjadi pada usia dewasa
muda dan juga pernah dilaporkan terjadi pada anak-anak. Kelainan refraksi jenis
miopia juga merupakan faktor risiko untuk glaukoma sudut tertutup primer akut
meskipun glaukoma dapat terjadi pada berbagai kelainan refraksi. Hal ini
disebabkan karena bilik mata depan yang lebih dangkal pada jenis kelainan
refraksi miopia dengan tanda yang biasa ditemukan adalah adanya plateau iris.3
2.7 Etiologi dan pathogenesis
Glaukoma sudut tertutup primer akut memiliki karakteristik berupa
terjadinya aposisi atau adesi iris perifer terhadap trabekular meshwork. Hal ini
menyebabkan sudut bilik mata depan menjadi tertutup secara anatomis sehingga
terjadi penurunan drainase aquous humor pada sudut tersebut. Sudut bilik mata
depan dikatakan tertutup jika menutupi paling sedikit 270º dari sudut tersebut.3,6
Mekanisme dari glaukoma sudut tertutup primer akut dapat dibagi menjadi
dua kategori seperti tertera di bawah ini:3
1. Mekanisme yang mendorong iris dari belakang
 Blok pupil
 Glaukoma maligna
 Pembengkakan badan siliaris, inflamasi atau kista
 Prosesus siliaris yang terletak di anterior (plateau iris)
 Pembengkakan koroid, pelepasan koroid yang bersifat serosa atau
hemorhagik
 Tumor segmen posterior atau space-occupying lesions (minyak silicon,

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 9


gelembung udara)
 Pergeseran lensa ke anterior.
2. Mekanisme yang menarik iris ke depan sehingga berkontak dengan trabekular
meshwork
 Kontraksi dari membran atau jaringan fibrovaskular yang mengalami
inflamasi
 Migrasi endotel kornea
 Pertumbuhan fibrosa ke arah dalam
 Pertumbuhan epitel ke arah dalam
 Inkarserasi iris karena trauma atau insisi bedah.
Mekanisme blok pupil merupakan mekanisme tersering pada glaukoma
sudut tertutup primer akut. Terjadi hambatan aliran aquous humor dari bilik mata
posterior menuju bilik mata anterior melalui pupil yang disebabkan oleh bilik
mata depan yang dangkal pada pasien. Hambatan ini terjadi pada bagian
penghubung lensa dengan iris sehingga menyebabkan perbedaan tekanan antara
bilik mata anterior dan posterior. Hal ini menyebabkan iris perifer terdorong ke
depan menutup jalan menuju trabekular meshwork seperti yang terlihat pada
Gambar 2.3. Blok pupil akan terjadi maksimal ketika pupil berada dalam posisi
mid-dilatasi sehingga iris menjadi memendek dan menebal.

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 10


Gambar 2.3. Drainase aquous humor pada mata sehat dan glaukoma 6

2.8 Manifestasi klinis glaukoma akut


Manifestasi klinis yang dapat ditemui pada glaukoma sudut tertutup akut
adalah:3
1. Nyeri pada bola mata
2. Sakit kepala
3. Pandangan kabur
4. Lingkaran pelangi sekitar cahaya
5. Mual
6. Muntah
Tanda klinis yang dapat ditemui adalah:3
1. Tekanan intra okuler tinggi
2. Pupil mid-dilatasi, lembam, dan irreguler
3. Udem epitel kornea
4. Kongesti pembuluh darah episklera dan konjungtiva
5. Bilik mata anterior dangkal
6. Sejumlah kecil aquous flare dan sel-sel
Peningkatan tekanan intra okuler akut dapat menyebabkan kerusakan
nervus optikus, iskemik nervus dan/ atau oklusi permbuluh darah retina.
Peningkatan tersebut juga dapat menyebabkan percepatan pembentukan sinekia
anterior perifer, iskemia yang menyebabkan atrofi iris dan pelepasan pigmen.
Pelepasan pigmen menyebabkan terbentuknya butiran-butiran pigmen pada
permukaan iris dan endotel kornea. Iskemia pada iris khususnya pada muskulus
sfingter dapat menyebabkan pupil menjadi terfiksasi dan terdilatasi permanen.3
2.9 Diagnosis
Diagnosis glaukoma akut dapat ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan oftalmologis, dan pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis
dapat ditanyakan gejala dengan onset, durasi, dan tingkat beratnya gejala.
Penggunaan obat-obatan terutama kortikosteroid, alergi, dan riwayat gangguan
pada mata sebelumnya juga sebaiknya ditanyakan. Pada pemeriksaan fisik
sebaiknya juga diperiksa nadi dan tekanan darah.
Pada anamnesis dan pemeriksaan oftalmologi glaukoma akut ditemukan

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 11


gejala dan tanda antara lain :
- Pandangan kabur secara tiba-tiba
- Nyeri pada mata
- Sakit kepala
- Melihat halo (seperti pelangi) sekitar cahaya
- Gejala distress sistemik akut seperti mual dan muntah
- Peningkatan tekanan intra okular : edema epitel kornea (gangguan visual)
- Pupil mid-dilatasi, berbentuk ireguler
- Kongestif pembuluh darah episklera dan konjungtiva
- Bilik mata depan yang dangkal atau sempit
- Sejumlah kecil sel dan flare aqueous
Riwayat-riwayat penyakit mata penderita hendaknya dicatat seperti
trauma, operasi-operasi mata, penyakit retina, pemakaian obat-obatan, steroid,
penyakit-penyakit sistemik seperti kelainan kardiovaskular, penyakit endokrin
seperti diabetes, kelainan tekanan darah.8

2.10 Pemeriksaan Penunjang Diagnosis


Beberapa pemeriksaan khusus pada glaukoma adalah:
1. Tonoetri
1) Pengukuran tanpa alat
Pemeriksaan tonometri tanpa alat dilakukan dengan merasakan reaksi
lenturan bola mata (ballottement) melalui penekanan bergantian menggunakan
kedua jari tangan. Penekanan dilakukan pada sklera dengan mata tertutup dan
dirasakan daya membulat kembali sklera.
Keadaan tekanan bola mata dinyatakan sebagai berikut :
- TIO ( palpasi) : N ( Normal )
- Bila tinggi : N +
- Bila rendah : N –
2) Pengukuran dengan alat
a. Tonometri Schiotz
Pemeriksaan ini mengukur derajat dari kornea yang dapat diindentasi pada

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 12


posisi pasien supine. Semakin rendah tekanan intraokular, semakin dalam
pintonometri yang masuk dan semakin besar jarak dari jarum bergerak. Tonometri
indentasi sering memberikan hasil yang tidak tepat. Sebagai contohnya kekakuan
dari sklera berkurang pada mata miopia dimana akan menyebabkan pin dari
tonometer masuk lebih dalam. Oleh karena itu tonometri indentasi telah
digantikan oleh tonometri applanasi.
b. Tonometri Applanasi
Metode ini merupakan metode yang paling sering dilakukan untuk
mengukur tekanan intra okular. Pemeriksaan ini memungkinkan pemeriksa untuk
melakukan pemeriksaan pada posisi pasien duduk dalam beberapa detik (metode
Goldmann’s) atau posisi supine (metode Draeger’s). Tonometer dengan ujung
yang datar memiliki diameter 3.06 mm untuk applanasi pada kornea diatas area
yang sesuai (7,35 mm). Metode ini dapat mengeliminasi kekakuan dari sklera
yang merupakan sumber dari kesalahan.
2. Gonioskopi
Gonioskopi adalah pemeriksaan biomikroskopi sudut bilik mata depan,
tempat dilalui cairan intraokular sebelum keluar ke kanal Schlemm. Dengan
gonioskopi dapat ditentukan apakah sudut bilik mata depan tertutup atau terbuka.
Pemeriksaan genioskopi berperan vital dalam diagnosis glaukoma sudut tertutup.
Pemeriksaan genioskopi terbaik menggunakan two-mirror geniolens atau
Goldmann. Terdapat berbagai sistem untuk mengklasifikasikan temuan pada
genioskopi, antara lain Scheie, Schaffer, dan Spaeth. 8,9
3. Funduskopi
Kerusakan pada syaraf optik seringkali ditemukan sebelum defisit lapang
pandangan ditemukan. Penemuan diagnostik termasuk pelebaran simetris “Cup
and Disc (C/D) Ratio” lebih besar dari 0,5 dan rasio C/D asimetri antara dua mata
0,2 atau lebih.
Perubahan glaukomatosa pada nervus optikus, glaukoma menimbulkan
perubahan tipikal pada bentuk dari optic cup. Kerusakan progresif dari serabut
saraf, jaringan fibrosa dan vaskular, serta jaringan glial akan diobservasi. Atrofi
jaringan ini akan menyebabkan peningkatan pada ukuran dari optic cup dan warna
diskus optikus menjadi pucat. Perubahan progresif dari diskus optikus pada

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 13


glaukoma berhubungan dekat dengan peningkatan defek dari lapang pandang.
4. Slit Lamp
Pada pemeriksaan dengan slit lamp yang dinilai adalah :
- Mata yang mengalami peningkatan TIO mendadak dapak menunjukkan
konjungtiva yang hiperemis.
- Edema epitel kornea biasanya dikaitkan dengan peningkatan TIO, terutama
peningkatan TIO akut.
- Pada pemeriksaan COA dinilai kedalaman dan lebar sudutya. Kedalaman bilik
mata depan perifer dapat mengistimasikan sudut bilik mata depan dengan
menggunakan klasifikasi van Herick

Tabel 2.1 Klasifikasi van Herick

Tabel di atas menunjukkan klasifikasi kedalaman bilik mata depan


menurut van Herick. Berdasarkan tersebut sudut bilik depan mata dikatakan
tertutup apabila perbandingan tebal bilik mata depan dengan kornea kurang dari
seperempat ketebalan kornea (Grade 1). Klasifikasi ini sangat baik untuk
mendeteksi glaukoma sudut tertutup dan juga digunakan dalam berbagai studi
epidemiologi.8
- Pemeriksaan iris sebaiknya dilakukan sebelum pupil berdilatasi. Pada irirs dapat
dinilai danya neovaskularisasi, heterokromia, atropi iris.
2.11 Diagnosis Banding
Diagnosis glaukoma primer sudut tertutup akut merupakan keadaan yang
terkadang memiliki manifestasi klinis yang mirip dengan beberapa penyakit pada
organ mata, seperti pada konjungtivitis akut biasanya bilateral, nyerinya ringan
atau tidak ada, dan tidak ada gangguan penglihatan. Terdapat sekret mata dan
konjungtiva yang meradang hebat, tetapi tidak ada injeksi siliar. Respon pupil dan
tekanan intraokular normal, dan korneanya jernih, dimana untuk anjuran
pemeriksaannya adalah dengan menggunakan tonometri. 7

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 14


Pada iritis akut dan iridisiklitis akan ditemukan tekanan intraokuler yang
untuk tendensi cenderung menurun daripada meningkat. Iritis akut lebih
menimbulkan fotofobia dibandingkan glaukoma akut. Tekanan intraokuler tidak
meningkat ,pupil konstriksi atau bentuknya ireguler dan korneanya biasanya tidak
edema. Di bilik mata depan tampak jeas flare dan sel, dan terdapat injeksi siliar
dalam.7
2.12 Tatalaksana
a. Tatalaksana kegawatdaruratan
Glaukoma akut merupakan kasus kegawatdaruratan oftalmologi yang
membutuhkan tindakan agresif untuk mencegah oklusi vena retina atau kerusakan
permanen pada saraf optik. Langkah awal yang dilakukan untuk membuat tekanan
intraokular agar terkendali meliputi:12
- Penghambat karbonat anhidrase sistemik (CAI) (acetazolamide 500 mg IV
stat atau IM).
- Topikal β-blocker (timolol 0,5%).
- CAI topikal (dorzalamide).
- Pilocarpine topikal 1% atau 2% atau 4% diberikan setiap 10 menit 3 dosis
kemudian tid. Hal ini juga harus diberi tid profilaksis ke mata sebelahnya
juga sampai iridotomi perifer selesai.
- Steroid topikal (prednisolon asetat 1% q 15-30 menit untuk 4 dosis,
kemudian per jam): untuk mengendalikan proses inflamasi.
- Analgesik dan antiemetik.
- Setelah satu jam jika tekanan intaokuler masih belum terkontrol dengan
pengobatan, berikan agen hipermosmotik sistemik: Mannitol 1-1,5 g / kg
20% larutan IV lebih dari 45 menit. Atau gliserol 1 g / kg solusi 50%
secara oral.
- Pertimbangkan indentasi kornea dengan goniolens untuk meringankan
pupillay blok.
b. Tatalaksana Lanjutan
Terapi definitif pada glaukoma akut adalah pembedahan. Indikasi terapi
bedah:5
- TIO tidak dapat dipertahankan dibawah 22 mmHg

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 15


- Lapang pandang terus mengecil
- Pasien yang tidak dapat dipercaya pengobatannya
- Tidak mampu membeli obat seumur hidup
- Tidak tersedia obat yang diperlukan
Prinsip operasi : Fistulasi, mebuat jalan baru untuk mengeluarkan aquous
humor, karena jalan yang normal tidak dapat digunakan lagi.1
1) Iridektomi dan Iridotomi perifer
Sumbatan pupil pada glaukoma sudut tertutup dapat ditatalaksana dengan
membentuk komunikasi langsung antara kamera okuli anterior dan posterior yang
menghilangkan perbedaan tekanan di antara keduanya. Hal ini dapat dicapai
dengan laser neodinium : YAG atau argon (iridotomi perifer) atau dengan
tindakan iridektomi perifer. Cincin laser membakar iris perifer sehingga
mengkontraksikan stroma, membuka kamera okuli anterior secara mekanis. 11,12
Indikasi:
- Glaukoma sudut tertutup
- Mata yang lain dimana mata yang satu telah terserang glaukoma akut
- Sudut sempit
- Penutupan sudut sekunder dengan sumbatan pupil
- Glaukoma sudut terbuka dengan sudut sempit
2) Bedah drainase
Tindakan bedah untuk membuat jalan pintas dari mekanisme drainase
normal, sehingga terbentuk akses langsung humor aquous dari kamera anterior ke
jaringan subkonjungtiva atau orbita dapat dibuat dengan trabekulotomi atau
insersi selang drainase.11,13
Trabekulektomi adalah prosedur yang paling sering dilakukan. Komplikasi
trabekulektomi adalah kegagalan fibrosis pada jaringan episklera menutup jalur
drainase yang baru. Biasanya terjadi pada pasien berusia muda, berkulit hitam dan
pasien yang pernah menjalani bedah drainase atau tindakan bedah lain yang
melibatkan jarngan episklera. Terapi ajuvan dengan antimetabolite biasanya
fluorourasil dan mitomisin berguna untuk memperkecil risiko ini.11,13
Apabila trabekulektomi tidak efektif, dapat dilakukan penanaman suatu
selang silicon untuk membentuk saluran keluar permanen humor aquous. Jenis

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 16


operasi lainnya yaitu sklerostomi, goniotomi, viskokanalostomi untuk
menatalaksana glaukoma kongenital dimana terjadi sumbatan drainase humor
aquous di bagian dalam jaringan trabecular.11
3) Siklodestruktif
TIO diturunkan dengan cara merusak epitel sekretorik dari badan siliar.
Kegagalan terapi medis dan bedah dapat menjadi pertimbangan untuk
dilakukannya destruksi korpus siliaris dengan laser atau bedah untuk mengontrol
tekanan intraocular. Metode yang digunakan adalah : krioterapi, diatermik,
utrasonografi frekuensi tinggi, terapi laser neodinium : YAG termal mode atau
laser diode.7,11
Tatalaksana post treatment:
 Pemeriksaan tekanan intra okuler satu jam post iridotomi karena
kemungkinan ditemukan adanya peningkatan intra okuler
 Pemeriksaan fisik mata dan tekanan intra okuler satu hari post iridotomi
 Penggunaan obat dilanjutkan sampai satu hari setelah meninggalkan
rumah sakit atau post iridotomi
 Penggunaan kortikosteroid satu minggu setelah operasi untuk mengurangi
inflamasi
Preventif14
 Pemeriksaan mata berkala
 Menggunakan proteksi mata ketika berolahraga
 Olahraga intensitas sedang seperti berjalan atau jogging
 Gaya hidup sehat, seperti tidak merokok, minum alkohol dan kopi
2.13 Komplikasi
Komplikasi yang bisa terjadi akibat glaukoma akut antara lain :
1. Sinekia anterior
Apabila terapi tertunda, iris perifer dapat melekat ke jalinan trabekular
(sinekia anterior), sehingga menimbulkan sumbatan ireversibel sudut kamera
anterior dan menghambat aquous humor keluar)
2. Katarak
Pada keadaan tekanan bola mata yang sangat tinggi, maka akan terjadi
gangguan permeabilitas kapsul lensa sehingga terjadi kekeruhan lensa.

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 17


3. Kerusakan nervus optikus
Kerusakan saraf pada glaukoma umumnya terjadi karena terjadi
peningkatan TIO. Bola mata normal memiliki kisaran tekanan antara 10 – 20
mmHg sedangkan penderita glaukoma memiliki tekanan mata yang lebih dari
normal bahkan terkadang dapat mencapai 50 – 60 mmHg pada keadaan akut.
Tekanan mata yang tinggi akan menyebabkan penekanan pada nervus optikus
sehingga terjadi kerusakan pada nervus optikus. Semakin tinggi TIO akan
semakin berat kerusakan yang terjadi
4. Kebutaan
Kontrol tekanan intraokular yang jelek akan menyebabkan semakin
rusaknya nervus optik dan semakin menurunnya visus sampai terjadi kebutaan
2.14 Prognosis
Prognosis baik apabila glaukoma akut cepat terdeteksi dan mendapat terapi
yang sesegera mungkin. Diagnosis sering ditegakkan pada stadium lanjut, dimana
lapang pandang telah hilang secara progresif, iris menjadi atrofi dan midriasis
pupil telahmenetap. Penanganan episode akut yang terlambat akan menyebabkan
sinekia suduttertutup permanent dan bahkan menyebabkan kebutaan permanent
dalam 2-3 hari.

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 18


BAB 3
KESIMPULAN

1. Glaukoma sudut tertutup primer akut adalah suatu keadaan meningkatnya


tekanan intra okular secara mendadak akibat aposisi iris dengan jalinan trabekular
pada sudut bilik mata dengan penyebab yang tidak diketahui.
2. Glaukoma merupakan penyebab kebutaan kedua terbanyak setelah katarak
diseluruh dunia Berdasarkan data WHO 2010, diperkirakan sebanyak 3.2 juta
orang mengalami kebutaan akibat glukoma.1 Pada tahun 2020 jumlah kebutaan
akibat glaukoma diperkirakan meningkat menjadi 11,4 juta
3. Glaukoma dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok besar yaitu,
glaukoma sudut terbuka dan glaukoma sudut tertutup. Kedua kategori tersebut
bisa diklasifikasikan menjadi glaukoma primer atau glaukoma sekunder.
Glaukoma juga diklasifikasikan berdasar onset kejadiannya yaitu akut dan kronik.
4. Patogenesis glaukoma sudut tertutup primer akut terdiri atas dua
mekanisme, yaitu mekanisme yang mendorong iris ke depan atau mekanisme
yang menarik iris ke depan dengan mekanisme tersering adalah mekanisme blok
pupil.
5. Manifestasi klinis yang dapat ditemui pada glaukoma sudut tertutup akut
adalah :Nyeri pada bola mata, Sakit kepala, Pandangan kabur, Lingkaran pelangi
sekitar cahaya, mual dan muntah
6. Tanda klinis yang dapat ditemui adalah : Tekanan intra okuler tinggi, Pupil
mid-dilatasi, lembam, dan irreguler, Udem epitel kornea, Kongesti pembuluh
darah episklera dan konjungtiva, Bilik mata anterior dangkal dan Sejumlah kecil
aquous flare dan sel-sel.
7. Diagnosis glaukoma akut dapat ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan oftalmologis, dan pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis
dapat ditanyakan manifestasi klinisnya, pada pemeriksaan akan ditemukan tanda-
tanda klinisnya.
8. Diagnosis banding glaukoma primer sudut tertutup akut merupakan
keadaan yang terkadang memiliki manifestasi klinis yang mirip dengan beberapa
penyakit pada organ mata, seperti pada konjungtivitis akut, iritis akut dan

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 19


iridisiklitis
9. Pemeriksaan gold standard glaukoma primer sudut tertutup akut adalah
gonioskopi, pemeriksaan lain yang perlu dilakukan adalah tonometri, funduskopi
dan slit lamp.
10. Tatalaksana glaukoma sudut tertutup primer akut di layanan primer adalah
segera memberikan obat yang dapat menurunkan TIO seperti asetazolamid dan
timolol, kemudian segera merujuk pasien untuk tatalaksana lebih lanjut seperti
tindakan iridektomi dan iridotomi perifer..
11. Komplikasi yang bisa terjadi akibat glaukoma akut antara lain : Sinekia
anterior, katarak, kerusakan nervus optikus, dan kebutaan
12. Prognosis glaukoma sudut tertutup primer akut adalah baik bila diagnosis
dan tatalaksana dilakukan secara cepat dan tepat, namun di lapangan kasus ini
sering terlambat di diagnosis sehingga menimbulkan berbagai komplikasi seperti
katarak, kerusakan nervus optikus dan kebutaan.

DAFTAR PUSTAKA

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 20


1. Kementrian kesehatan RI. Infodatin situasi dan analisis glaukoma. 2015 p 1-6
2. Quigley H. Number of people with glaucoma worldwide. Br J
ophtalmol.2006:80:p 262-7
3. American academi of opthalmology.laucome section 10. American academic
of opthalmology of the eye and orbita. San fransisco, 2014-2015
4. Ilyas sidarta. Ilmu penyakit mata, edisi kelima. Jakarta: balai penerbit FKUI
2015. Hlm 3
5. Vaughan, Daniel G, MD,asbury, taylor, dan riordan eva, paul, FRCS, FRC
ophth. Edittor: diana susanto. Ofthalmologi umum. Glaucoma. EGC. Jakarta
2011. Hal 483-7
6. Weinreb RN, Aung T, Medeiros FA. The pathophysiology and treatment of
glaucoma: a review. JAMA. 2014 May 14; 311(18): 1901–1911.
7. Morrison JC, Pollack IP. Glaucoma Science and Practice. NewYork :
Thieme, 2003. p 24, 28.
8. Khurana, AK. Comprehensive Ophthalmology. New Delhi: New Age
International Publisher, 2010. p 205-10.
9. Wijaya, N. IlmuPenyakit Mata, cetakan ke-6. Abadi Tegal. Jakarta.2010
10. Gleadle, Jonathan. At A Glance : Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta
EGC Medical Series. 2005.
11. Debjit B, Kumar KPS, Lokesh D, Shravan P, Dutta AS. 2012. Glaucoma- a
eye disorder its causes, risk factor, prevention and medication. Pharma
Journal 1(1): 66-81
12. Stamper RL, Lieberman MF, Drake MV.Becker-Shaffer’s Diagnosis and
Therapy of the Glaucomas. 8th ed.St Louis Mosby Elsevier: China, 2009. p
1,7
13. Riordan-Eva P, Cunningham ET. 2011. Vaughan & Ashbury’s General
Ophtalmology 18th ed. Lange: New York
14. Al Bdour MD, Ameerh MAA. Ophtalmic Emergency Manual. 1st edition.
Jaypee Brothers Medical Publisher: Philadelphia, 2014. p 42-47.

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 21

Anda mungkin juga menyukai