id 5
digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Nasofaring
dibelakang rongga hidung, diatas tepi bebas palatum molle dengan diameter
dan telinga tengah melalui koana dan tuba eustachius. Atap nasofaring dibentuk
oleh dasar tengkorak, tempat keluar dan masuknya saraf otak dan pembuluh darah
(Witte, 2008).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id
B. Karsinoma Nasofaring
1. Definisi
Karsinoma nasofaring (KNF) adalah tumor ganas yang berasal dari sel
epitel nasofaring. Tumor ini bermula dari dinding lateral nasofaring (fossa
orofaring serta metastasis ke kelenjar limfe leher. KNF pertama kali dilaporkan
secara terpisah oleh Regaud dan Schminke pada tahun 1921 (Brennan, 2005).
2. Epidemiologi
KNF dapat terjadi pada setiap usia dan pada umumnya terjadi di usia
kejadian pada usia yang lebih muda. Hampir 60% tumor ganas kepala dan leher
merupakan KNF (Brennan, 2005). Kasus kejadian KNF pada laki-laki lebih
dijumpai di Amerika Serikat dan dilaporkan bahwa kejadian tumor ini di Amerika
Disebagian provinsi di Cina, dijumpai kasus KNF yang cukup tinggi yaitu
15-30 per 100.000 penduduk. Selain itu, di Cina Selatan khususnya Hong Kong
dan Guangzhou, dilaporkan sebanyak 10-150 kasus per 100.000 orang per tahun.
Insiden tetap tinggi untuk keturunan yang berasal Cina Selatan yang hidup di
di Amerika Utara 63%, Cina Selatan 96% (Wei, 2006). KNF menempati urutan
ke-5 dari 10 besar tumor ganas yang terdapat di seluruh tubuh di Indonesia, dan
Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta angka prevalensi KNF selama tahun 2008-
dewasa dan 20-35% pada pasien anak. Faktor yang diduga sebagai
presdisposisinya adalah genetic, dan EBV (Epstein Barr Virus) (Allen, 2005;
penonjolan mukosa yang sifatnya invasif dan metastase (Maa et al., 2007).
3. Etiologi
multifaktorial, dan belum seluruhnya dapat diterangkan. Bukti saat ini penyebab
KNF dihubungkan dengan lingkungan, makanan, genetika dan infeksi EBV multi
tahap, antara lain : ( Wei dan Sam, 2006; Hariwiyanto, 2009; Sudiana, 2008).
1. Kerentanan Genetik.
KNF tidak termasuk tumor genetik, tetapi kerentanan terhadap KNF pada
familial. Analisis korelasi menunjukkan gen HLA (human leukocyte antigen) dan
Virus ini pertama kali ditemukan oleh Epstein dan Barr pada tahun 1964
dalam biakan sel limfoblas dari penderita limfoma Burkitt. EBV dapat bereplikasi
pada sel epitel orofaring dan kelenjar parotis, kemudian menyebar lewat ludah dan
menginfeksi limfosit B yang immortal, sebagai virus laten pada sel ini, menetap
pada penderita yang terinfeksi tanpa menyebabkan suatu penyakit yang berarti.
Ada dua jenis infeksi EBV yang terjadi, yaitu infeksi litik, dimana DNA dan
protein virus disintesis, disusul dengan perakitan partikel virus dan lisis sel. Jenis
infeksi kedua adalah infeksi laten non litik, disini DNA virus dipertahankan di
dalam sel terinfeksi sebagai episom. Infeksi laten inilah yang sering berlanjut
EBV adalah virus yang termasuk dalam famili herpes virus yang
yang sangat konsisten dengan infeksi EBV. EBV jika menginfeksi penderita,
akan selalu ada sepanjang hidup penderita dalam bentuk infeksi asimtomatik.
EBV merupakan virus DNA yang onkogenik dan berhubungan dengan beberapa
penyakit antara lain KNF, limfoma Burkit, penyakit Hodgkin dan Mononukleosis
Hubungan antara EBV dengan KNF telah berhasil diteliti, pertama kali
hubungan tersebut terungkap yaitu dengan adanya deteksi kadar antibodi anti-
EBV yang tinggi dalam serum pasien dengan KNF. Perbedaan polimorfisme
nukleotida tunggal ikut berkontribusi dalam KNF. (Wang et al., 2009). Bentuk-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id
(dengan mikroskop cahaya) tetapi biasanya tidak berhubung dengan tumor sel
4. Gejala klinis
Gejala yang paling sering timbul berupa kelainan pada leher, telinga,
hidung dan saraf kranial (Brennan, 2005; Dol Cetti et al., 2002; Lin, 2003;
Roezin dan Adham, 2007). Metastase tumor ke kelenjar getah bening leher
(regional) sering terjadi, yaitu sekitar 60-97,5 % (Kentjono, 2003). Gejala tumor
leher yang besar,dan lebih sering didapatkan pada KNF WHO tipe 3( Karsinoma
yang membawa penderita datang berobat ke dokter. Gejala lanjut KNF dapat
menyebabkan kerusakan atau lesi pada grup anterior saraf otak dari yang
fossa pterigopalatina dan dapat mencapai apeks orbita. Tumor yang besar
yang terkena adalah grup posterior saraf otak yaitu N. IX sampai dengan
5. Histopatologi
sel yang terletak di permukaan atau suatu rongga kistik, dan adanya jembatan
masing-masing sel tumor mempunyai batas yang jelas dan terlihat tersusun
teratur/ berjajar, dan sering terlihat bentuk pleksiform yang mungkin terlihat
sebagai sel tumor yang jernih/ terang yang disebabkan adanya glikogen dalam
sitoplasma sel, serta tidak terdapat musin atau defferensiasi dari kelenjar (Lin,
2003).
KNF WHO tipe 3 ditemukan sebanyak 95% pada semua kasus di daerah
endemik, namun populasi resiko rendah seperti pada populasi kulit putih Amerika
Kebanyakan kasus KNF pada anak dan remaja adalah KNF WHO tipe 3,
hanya beberapa yang tipe 2, pada KNF WHO tipe 2 dan 3 ditemui titer EBV yang
tinggi, tetapi tipe I tidak mempunyai hubungan dengan titer EBV (Brennan,
2005).
6. Diagnosis
biopsi nasofaring sampai saat ini diakui sebagai standar baku emas (gold
standard).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id
metastasis ke paru.
penting untuk menentukan luas tumor primer, adanya invasi ke organ sekitar,
dan klonal melalui pengulangan skuensi. Ekspresi dari spesific viral messenger
commit todapat
RNAs atau produk gen secara konsisten user dideteksi pada seluruh sel tumor.
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id
Virus dapat dideteksi pada tumor dengan pemeriksaan insitu hibridisasi dan
dari asprasi biopsi jarum halus pada metastase kelenjar getah bening leher.
Deteksi dari antibodi Ig G ( yang dijumpai pada masa awal infeksi virus ) dan
Amerika Serikat untuk mendukung diagnosis KNF. Virus Epstein Barr dapat
carcinoma.
nasofaring
1) Biopsi aspirasi jarum halus (FNAB) pada kelenjar getah bening servikalis
2) Biopsi Histopatologi
Biopsi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dari hidung dan dari mulut.
7. Terapi
a. Radioterapi
dan merupakan terapi utama untuk KNF yang belum ada metastasis jauh. Radiasi
hidup pasien, karena KNF termasuk golongan penyakit kanker yang dapat
Pemberian dosis radioterapi adalah sebagai berikut: (Chan dan Teo, 2002).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id
1. Untuk KNF stadium dini (T1 dan T2) diberikan dosis 200 - 220 cGy per
fraksi, diberikan 5 kali dalam seminggu sampai mencapai dosis total 6000
- 7000 cGy.
2. KNF dengan ukuran tumor yang lebih besar (T3 dan T4) diberikan dosis
total radiasi pada nasofaring yang lebih tinggi yaitu 7000 - 7500 cGy.
b. Kemoterapi
stadium lanjut, disertai atau dicurigai adanya metastasis jauh, tumor persisten dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id
dengan stres, yaitu sakit yang dipicu oleh stresor, dan tercatat bahwa stres beperan
protein spesifik yang disebut protein heat shock (HSP), protein ini membantu
dalam pelipatan, translokasi, dan perakitan protein lain. Diantara HSP, HSP 70
dengan mengganggu jalur Apoptosis. Stres terdiri dari 3 tahap, yaitu activation,
resistence, dan exhaustion (distres). Berdasarkan konsep sel memori dan konsep
Selye pada imunologi maka jelas bahwa sel dapat melakukan proses stres
tahap 1), kemudian ACTH ditangkap oleh sel di korteks adrenal, mengeluarkan
satu elemen dapat menjadi suatu protein yang salah melipat dan dipercaya sebagai
pokok kejadian kesalahan pada manusia salah satunya tumor (Alder, Felten, dan
Cohen, 2001).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id
yang disebut dengan imune editing. Bagaimana tubuh mengatasi antigen yang
masuk atau sel yang bermutasi adalah dengan NER (Nuclear Excission Repair),
Apoptosis dan sistem imun (Sudiana, 2008). Fokus pada sistem imun dalam
mengatasi sel yang terinfeksi (virus) maupun yang mutasi dikenal dengan immune
surveillance yang terdiri 3 fase, yaitu fase eliminasi, equilibrium dan escape
(penghindaran terhadap sistem imun) (Swann dan Smyth, 2007; Kim et al.,
2006).
respon imun yang bisa diakibatkan oleh penurunan MHC1 sehingga kurang
dikenal oleh limfosit T sitotoksis (Abbas dan Litchmann, 2007). Disamping itu
sel-sel tumor dapat memproduksi TGFβ dan IL10 yang dapat menghambat
dapat digunakan untuk membuang sel-sel yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh.
Apoptosis terjadi secara spontan dan merupakan inisiatif dari sel itu sendiri,
jaringan yang mengelilinginya, atau dari sel yang berasal dari sel imun. Apabila
dihambat oleh suatu virus, sel-sel dapat berkembang secara tidak terkendali dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id
Keterangan:
Heat Shock Protein( HSP ) adalah protein yang ada di semua sel sepanjang
hidup dan diinduksi oleh stres. Dalam keadaan normal HSP berperan sebagai
chaperon ( memastikan sel dalam bentuk yang benar) sehingga mempunyai peran
Respon tubuh berupa pembentukan HSP yang dipicu oleh adanya sel kanker ini
implikasi dalam perkembangan tumor, akan tetapi pada KNF masih belum
ATP, tidak jelas bagaimana HSP ini melawan proteotoksis pada kondisi tidak ada
commit to user
ATP. Overexpression deletion mutant of human HSP 70 tanpa ATP binding
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id
panas, jadi mengurangi protein agregasi selama shock heat/ panas. HSP 70 terikat
lebih kuat dengan ADP daripada ATP,rasio ATP/ADP secara nyata menurun di
sel yang kekurangan energi. Jadi kemungkinan dalam kondisi kekurangan ATP
yang berat hampir semua molekul HSP 70 dalam kondisi ADP state. Pada kondisi
kecepatan pelan, kelebihan HSP 70 ADP state dalam sel toleran dengan kondisi
kekurangan ATP dapat membentuk kompleks yang stabil dengan protein yang
afinitas ini meningkat setelah hidrolisis ATP. Kompleks HSP 70 dan ATP terikat
di domain hidrofobik protein, setelah hidrolisa ATP menjadi ADP, ikatan akan
ATPase terhadap HSP 70 di stimulasi oleh HSP lainnya seperti HSP 40 (DnaJ).
Setelah perubahan ADP menjadi ATP yang didukung oleh molekul chaperone
GrpE, polipeptida dilepas dan siklus berulang kembali. Polipeptida yang di lepas
polipeptida adalah reversibel dan penting untuk protein folding dan translokasi.
menjaga rantai baru dalam status unfolded partial sampai translasi selesai.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id
Patogen seperti virus dapat menginduksi HSP 70, Saat stres HSP 70
normal, polipeptida yang terdenaturasi kembali melipat (fold) atau menjadi target
Tabel 2.1. Pemicu peningkatan HSP 70( De Maio, 1999 cit De Maio, 2011).
pada KNF masih belum jelas. Dari 507 pasien KNF dengan pemeriksaan IHC
disebutkan bahwa HSP 70 pada membran sel dan sitoplasma mempunyai harapan
hidup lebih baik dibandingkan dengan yang di inti. Tingkat ekspresi HSP 70 pada
commitHSP
lebih baik, sedangkan tingkat ekspresi to user
70 yang tinggi pada inti berkorelasi
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id
dengan tingkat kelangsungan hidup yang rendah. Temuan ini menunjukkan bahwa
1. Efisiensi tinggi
gen heat shock di transkrip selama stres dan translasi pesan non heat shock
mamalia transkripsi gen heat shock terjadi dengan cepat selama stres dan
pesan non heat shock. Tidak ada bukti translasi pesan non heat shock terblok
70. Jadi RNA polymerase II dapat kembali bekerja segera untuk transkripsi gen
Level ekspresi HSP 70 berbeda pada jaringan tikus yang berbeda setelah
suhu tubuhnya mencapai 420C. Pola ekspresi HSP 70 secara berurutan adalah
hati mirip usus, spleen, otot rectus, otot gastrocnemius, ginjal, Paru, Jantung,
lebih rendah dari 410C, selama heat shock. Perbedaan satu derajat celcius, akan
faktor transkripsi. Setelah heat shock ada protein yang mengalami denaturasi
mendekat ke HSP 70, affinitasnya lebih kuat terhadap protein denaturasi dari
pada HSF. Mungkin saat di sel terjadi konsentrasi HSP 70 yang tinggi (kritis),
melebihi jumlah protein yang terdenaturasi, HSP terikat di HSF lagi dan
Saat heat shock, HSF teraktivasi, trimerizes ikat ke heat shock promoter,
70 baru berinteraksi dengan protein yang mengalami denaturasi akibat stres. Saat
pelipatan kembali), HSP 70 akan terikat ke HSF monomer. Ikatan HSP 70 tidak
membuat HSF berhenti mengalami aktivasi dan translasi. Saat timbul stres ulang
mendapat manfaat dari stres ringan karena dapat mendorong atau meningkatkan
commit
fungsi fisiologi di tubuh. Intestinal to user
adalah salah satu target stres. Intestinal
perpustakaan.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id
barrierterdiri dari satu lapis sel epitel, membuat nutrisi dan air terabsorpsi dan
Protein heat shock juga disebut protein stres, merupakan kelompok protein
yang ada di semua sel di sepanjang hidup. Diinduksi saat sel mengalami berbagai
tipe stres lingkungan seperti panas, dingin dan kekurangan oksigen. HSP juga ada
disel pada kondisi sel normal. HSP akan berperan sebagai chaperones, yang
memastikan bahwa protein sel dalam bentuk yang benar, ditempat yang benar,
dan diwaktu yang benar. HSP menolong protein baru atau protein yang terganggu
melipat menjadi bentuk yang sesuai dengan fungsinya. HSP juga sebagai shuttle
protein dari satu kompartemen ke lainnya didalam sel , dan memindahkan protein
tua ke keranjang sampah di dalam sel. HSP juga dipercaya berperan penting
dalam presentasi bagian dari protein (atau peptida) pada permukaan sel untuk
Salah satu perubahan patologis diinduksi stres kronik adalah Apoptosis sel
epitel intestinal. HSP 70 mempunyai kemampuan untuk menekan berbagai tipe sel
kematian sel yang tidak tergantung Caspase dan tidak terblok oleh Bcl-2.
terganggu oleh stres kronik. Proteksi dimediasi oleh HSP 70 melalui refolding
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id
kerusakan yang terus menerus dari faktor internal maupun faktor eksternal. Oleh
karena itu sistem hidup harus mempunyai berbagai strategi untuk memperbaiki
ataupun eliminasi komponen yang rusak. Heat shock atau respon stres merupakan
respon adaptif selular, yang menolong menjaga homeostasis sel saat stres. HSP
70, berefek lebih kuat sebagai antiapoptotic, berinteraksi dengan jalur Apoptosis
intrinsik dan ekstrinsik, pada sejumlah tahapan dan menghambat kematian sel
(Arya, 2007).
Caspase dependent event, juga melindungi sel dari ekspresi kuat dari Caspase-
merupakan link antara jalur intrinsik dan ekstrinsik, HSP 70 meregulasi aktivasi
Apoptosis Inducing Factor (AIF) yang dilepas dari mitokondria setelah death-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id
Nf-kβ. Komponen HSR, yaitu Heat Shock Protein, terutama HSP 70, dan Heat
merepresi NF-κB. Penelitian dari kultur sel dan binatang hidup menguatkan bukti
bahwa interaksi fisik secara langsung antara HSP 70 dan protein inhibitor NF-κB,
aktivasinya, diikuti dengan penurunan produksi TNF-α dan ekspresi mRNA. HSP
respon stres invivo, menurunkan aktivitas NF-κB di mukosa jejunum pada tikus
pengaruh dari NF-κB. Hubungan HSP 70 dan aktivasi Jun kinase (JNK) MAPK
berat.Wang et al., (2002) mengamati bahwa HSP dapat menekan ekspresi IL-18
pada respon terhadap LPS melalui inhibisi jalur sinyal JNK MAPK. Tang et al.
(2005) mengamati stimulasi LPS akan menginduksi mediator pro inflamasi dan
memediasi Apoptosis/kematian.
inflamasi oleh sel efektor imun, peningkatan toleransi sel dan jaringan terhadap
menyatakan bahwa HSP sebagai sinyal bahaya untuk sistim imun, HSP sebagai
ekstrasel dapat melalui proses sekresi aktif dan proses pasif dari cedera, nekrosis
(protein, karbohidrat,dsb) pada sel dari jaringan dengan prinsip reaksi antibody
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id
yang berikatan terhadap antigen pada jaringan, Imunohistokimia ini juga sering
HSP 70 . Hasil IHC dievaluasi dan dinilai secara independen oleh ahli patologi
dsb) pada sel dari jaringan dengan prinsip reaksi antigen antibody pada jaringan.
IHC ini merupakan suatu cara pemeriksaan untuk mengukur derajat imunitas atau
Apoptosis dan mencegah aktivasi Caspase dalam berbagai model seluler melalui
berbagai stres seluler, termasuk akumulasi dari protein yang gagal melipat,
Yamashita et al.,2004).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id
Gambar 2.4. Pola ekspresi yang berbeda dari HSP 70 pada jaringan KNF. A:
tingkat ekspresi HSP 70 membran dan sitoplasma, B: pada inti
dalam pembesaran rendah dan tinggi. Bar skala, 100
pM.(dikutip dari Cai et al.,2012).
dan metastase.
diantaranya adalah:
(1) Apoptosis yang dipicu oleh sinyal dari dalam sel, biasanya melalui aktivasi
Caspase-9.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id
(2) Apoptosis yang dipicu oleh sinyal dari luar sel, biasanya melalui aktivasi
Caspase-8
dari signal molekuler dengan berbagai tugas tergantung pada subtipe dan organ
terlibat. Aktivasi Caspases ini merupakan penanda untuk kerusakan sel dalam
penyakit seperti stroke dan infark miokard. Keterlibatan sebagai indikator sendiri
jalur sinyal Apoptosis, dimana aktivasi Caspases ini merupakan penanda untuk
kerusakan sel, keterlibatan sebagai indikator sendiri ini potensial untuk penelitian
sehingga sangat cocok sebagai read-out dalam Apoptosis. Deteksi aktif Caspase-
3 dapat digunakan dalam sel yang berbeda garis atau sel primer, tidak
lain untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang sinyal acara dengan
resolusi sel-by-sel. Karena ada laporan bahwa sel semakin mengalami Apoptosis
karena jika tidak diatur , aktivitas Caspase akan membunuh sel-sel tanpa pandang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id
bulu . Caspase-3 zymogen memiliki hampir tidak ada aktivitas sampai dibelah
oleh Caspase inisiator setelah peristiwa sinyal Apoptosis telah terjadi . Salah satu
Caspases inisiator, ke dalam sel yang ditargetkan untuk Apoptosis oleh sel T.
aktivasi ekstrinsik ini kemudian memicu karakteristik kaskade ciri Caspase dari
jalur Apoptosis.
sebagai berikut: sebagai Initiator adalah Caspase8 dan Caspase9, dan sebagai
sehingga dapat terhindar dari Apoptosis karena up-regulation reseptor Fas death.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id
Gambar 2.5. Peran Caspase pada Apoptosis (dikutip dari Mads et al., 2005 ).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id
E. KERANGKA TEORI
EBV
KNF WHO TIPE 3
DNA damage
Bax
HSP 70
Mitokondria
HSP 70
Cytochrome-
c Pro-Caspase-9
Apaf-1
HSP 70
Apoptosome
Active Caspase-9
HSP 70
Apoptosis
Death Substrates(ICAD)
KET:
: Efek memacu
: Efek menghambat
: Variabel penelitian
:Fokus penelitian
sel, dengan menekan fosforilasi JNK, HSP 70 meregulasi aktivasi Bid ini tanpa
Factor (AIF) yang dilepas dari mitokondria setelah death-inducing stimuli. HSP
70 mencegah late Caspase dependent event, juga melindungi sel dari ekspresi
F. KERANGKA KONSEP
Citokrom C
KET:
: Efek memacu
: Efek menghambat
: Variabel penelitian
commit to user
: Variabel penelitian
perpustakaan.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id
ekspresi HSP 70, dan juga memacu pembentukan apoptosome dari sitokrom C
G. Hipotesis
commit to user