NIM : 20090310012
1. PENGALAMAN
Seorang Laki-laki Tn D(46 tahun) datang ke RS dengan keluhan ada benjolan di leher
sebelah kiri. Kurang lebih 2 bulan sebelum masuk rumah sakit penderita mengeluh timbulnya
benjolan di leher sebelah kiri sebesar kelereng.Perubahan suara menjadi serak (-), nyeri (-), susah
menelan (-), sesak nafas (-), demam (-), benjolan di tempat lain (-), jantung berdebar-debar (-),
tangan gemetar (-), tangan berkeringat (-), rasa penuh di ulu hati (-). Tampak benjolan sebesar
buah rambutan, warna kulit sama dengan sekitar. Teraba sebuah massa, ukuran ± 2 cm.
Konsistensi kenyal, permukaan rata, batas tidak tegas, nyeri tekan (-), mobile, massa ikut
bergerak saat menelan (+), pembesaran KGB di servikal, jugular, submandibular atau klavikular
(-).Tidak ada riwayat radiasi. Riwayat penyakit yang sama disangkal. Namun tetangga sekitar
ada yang menderita penyakit yang sama. Setelah dilakukan pemeriksaan, pasien didiagnosa
non toksik.Struma non toksik disebabkan oleh kekurangan yodium yang kronik.Struma ini disebut
sebagai simple goiter, struma endemik, atau goiter koloid yang sering ditemukan didaerah
yang air minumnya kurang sekali mengandung yodium dan goitrogen yang menghambat
sintesa hormon oleh zat kimia.Apabila dalam pemeriksaan kelenjar tiroid teraba suatu
nodul, maka pembesaran ini disebut struma nodusa.Struma nodusa tanpa disertai tanda-
tanda hipertiroidisme dan hipotiroidisme disebut struma nodusa non toksik. Biasanya
tiroid sudah mulai membesar pada usia muda dan berkembang menjadi multinoduler
pada saat dewasa. Kebanyakan penderita tidak mengalami keluhan karena tidak ada
atau ketakutan akankeganasan. Namun sebagian pasien mengeluh adanya gejala mekanis yaitu
penekanan pada esophagus (disfagia) atau trakea (sesak napas), biasanya tidak disertai
rasa nyeri kecuali bila timbul perdarahan di dalam nodul.Struma non toksik disebut juga
dengan gondok endemik, berat ringannya endemisitas dinilai dari prevalensi eksresi
yodium urin. Dalam keadaan seimbang maka yodium yang masuk kedalam tubuh hampir
struma nodusa toksik. Istilah diffusa dan nodusa lebih mengarah kepada perubahan
bentuk anatomi dimana struma diffusa toksik akan menyebar luas ke jaringan lain. Jika
tidak diberikan tindakan medis, sementara struma nodusa akan memperlihatkan benjolan
secara klinik teraba satu atau lebih benjolan (struma multinoduler toksik). Struma diffusa
karena jaringan tubuh dipengaruhi oleh hormon tiroid yang berlebihan dalam
pengobatan penyait ini cenderung untuk menurunkan antibody tetapi bukan mencegah
berat, mual, muntah, kulit dingin, pucat, sulit berbicara dan menelan, koma dan dapat
meninggal.
4. DOKUMENTASI
I. Identitas
Nama : Tn. D
Umur : 46 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama
leher sebelah kiri sebesar kelereng.Perubahan suara menjadi serak (-), nyeri (-), susah
menelan (-), sesak nafas (-), demam (-), benjolan di tempat lain (-), jantung berdebar-
debar (-), tangan gemetar (-), tangan berkeringat (-), rasa penuh di ulu hati (-).
Riwayat penyakit yang sama disangkal. Namun tetangga sekitar ada yang menderita
Status Generalis
Pernafasan : 20x/menit
Nadi : 72x/menit
Suhu : 36,3 ºC
Status Lokalis
I : Tampak benjolan sebesar buah rambutan, warna kulit sama dengan sekitar.
P : Teraba sebuah massa, ukuran ± 2 cm. Konsistensi kenyal, permukaan rata, batas tidak
tegas, nyeri tekan (-), mobile, massa ikut bergerak saat menelan (+), pembesaran
Pemeriksaan Seroimunologi
Pemeriksaan Radiologis
Pemeriksaan Rontgen Thorax AP: cor, pulmo, tulang normal. Kesan :cor dan pulmo
Pemeriksaan USG Thyroid 4 dimensi: Thyroid dex & sin : Echostruktur dan densitas
normal, permukaan licin. Tampak bayangan massa kistik, bulat, berdinding licin, di
depan trachea.
V. DIAGNOSIS KERJA
Strumatektomi/ tyroidektomi
Gharib, M., & Gharib, H. (2011). Guideline for the Diagnosis and Management of Thyroid
Nodules. Darmstadt, Germany: Merck KGaA.