Anda di halaman 1dari 72

PENGARUH MEDIA INTERNET TERHADAP PRESTASI BELAJAR

MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM (SKI) PADA


PESERTA DIDIK KELAS XI DI SMA ISLAM SULTAN AGUNG 3
SEMARANG

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana S.I
Dalam Ilmu Tarbiyah

Disusun Oleh:

SHELLY ALVAREZA ZAZKIA


NIM : 31501602438

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAM ISLAM

JURUSAN TARBIYAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

2020
BAB I

PENDAHULUAN

Era globalisasi adalah era dimana segala sesuatu selalu berkembang dan

mengalami kemajuan sehingga memudahkan manusia untuk beraktivitas. Salah

satu bidang kemajuan diera ini adalah kemajuan bidang teknologi internet.

Perkembangan teknologi internet akan dapat mempengaruhi berbagai aspek

kehidupan manusia, salah satunya adalah aspek pendidikan.

Kesuksesan peserta didik bisa dilihat dari bagaimana seorang guru dalam

menyampaikan suatu materi. Disini seorang guru dituntut untuk merubah peserta

didik dari yang tidak mengetahui apa-apa menjadi peserta didik yang hebat dalam

segala bidang. Salah satunya dengan belajar. Belajar adalah kegiatan yang

berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam menyelenggarakan

setiap jenis dan jenjang pendidikan, intinya berhasil atau gagalnya suatu

pendidikan itu tergantung dalam proses belajar yang dialami peserta didik baik

ketika dilingkungan sekolah, keluarga maupun lingkungan masyarakat. Oleh

karenanya pemahaman bahan ajar sangat diperlukan oleh para peserta didik.

Untuk mencapai keberhasilan suatu pembelajaran maka diperlukan seorang guru

yang mampu membentuk peserta didik yang berkualitas tentunya kita

membutuhkan seorang guru yang berprofesional dan siap menghadapi segala

tantangan yang akan menghalangi suatu keberhasilan peserta didik.

Guru mempunyai peran penting dalam perkembangan dan kemajuan peserta


didik. Maka guru dituntut untuk menjalankan tugas dan dapat mencapai tujuan
belajar yang diharapkan. Untuk dapat mencapai tujuan pengajaran itu maka
guru harus pandai memilih suatu media yang tepat dan sesuai kebutuhan

2
peserta didik supaya peserta didik merasa senang dalam proses belajar
mengajar berlangsung.1
Salah satu penggunaan media dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan

Islam adalah dengan menggunakan Gadget berbasis Media Internet. Dengan

gadget dapat memperlancar interaksi antara guru dengan peserta didik sehingga

akan tercipta proses belajar mengajar yang efektif dan efisien. Manfaat gadget

selain sederhana bisa di bawa kemana-mana bisa juga mengakses intenet di dalam

dan di luar kelas. Selain mempermudah peserta didik dalam proses belajar

mengajar. Media internet ini juga mempermudah guru dalam menjelaskan materi

kepada peserta didik, karena sebelumnya peserta didik diharuskan membaca

materi yang akan disampaikan oleh guru.

Dalam proses belajar mengajar guru dituntut aktif dalam menciptakan dan
menumbuhkan kegiatan belajar yang sesuai dengan rencana yang telah
disusun. Selain teori dalam belajar-mengajar guru juga dituntut mengusai
keterampilan dan teknik pengajaran, antara lain meliputi prinsip-prinsip
mengajar, alat bantu pengajaran, metode mengajar, evaluasi hasil belajar,
keterampilan memilih dan menggunakan strategi atau pendekatan mengajar.2
Penggunaan media internet dalam bidang pendidikan dapat membawa

perubahan dalam proses pembelajaran. Pendidikan dengan menggunakan media

internet tidak mengenal keterbatasan waktu, tempat belajar, keterpisahan jarak

secara geografis dan keinginan peserta didik untuk belajar ditempatnya sendiri.

Internet bagaikan sebuah perpustakaan dunia yang bisa kita akses dengan mudah

sesuai dengan segala yang kita perlukan.

1
Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif ,Jakarta, Rineka Cipta,
2000, hlm. 1-2
2
Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung, Sinar Baru Algesindo, 2004,
hlm. 21

3
Internet merupakan media pembelajaran komunikasi dan informasi yang
melibatkan setiap pengguna dapat berpartisipasi dalam segala waktu. Internet
merupakan suatu jaringan informasi berbagai komputer yang terhubung dan
berkomunikasi satu sama lain yang digunakan sebagai sumber dan media dari
berbagai pengetahuan. Internet mempermudah para pemakainya untuk
mendapatkan informasi-informasi.3
Dari pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, penggunaan gadget

dengan media pembelajaran berbasis internet sangat bermanfaat untuk peserta

didik dan guru, yakni dapat memperluas sumber belajar secara luas dan

mempermudah pencarian referensi pembelajaran di dalam maupun di luar kelas.

Dengan menyadari bahwa internet dapat memberikan berbagai informasi


maka hal tersebut sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan
pembelajaran. Pembelajaran yang biasanya melibatkan fasilitas berupa
material atau fisik seperti buku, berkembang dengan memanfaatkan fasilitas
jaringan kerja, memanfaatkan teknologi komputer dan internet.4
Oleh karena itu dengan adanya perkembangan gadget dengan teknologi

informasi dibidang internet merupakan instrument yang digunakan untuk

membantu memenuhi tujuan dari pendidikan.

Internet dalam bidang pendidikan memberikan kontribusi yang besar terhadap

kemajuan pendidikan khususnya di Indonesia. Dengan adanya internet maka dapat

meningkatkan mutu pendidikan itu sendiri, selain lebih memandirikan peserta

didik untuk mencari sendiri informasi dan untuk memenuhi tugas sekolah, tugas

pekerjaan rumah (PR) serta peserta didik yang sering menggunakan gadget bisa

mengakses melalui media internet untuk mencari informasi dibidang pendidikan

dan mendapatkan wawasan yang luas sehingga dapat meningkatkan prestasi

peserta didik itu sendiri.

3
Ega Rima Wati, Ragam Media Pembelajaran, Hak Cipta, 2016, hlm. 121
4
Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi Dan Komunikasi, Bandung, Alfabeta,
2008, hlm. 1-2

4
Media berbasis internet yang digunakan sebagai media pendidikan dengan
rencana atau dikembangkan serta dimanfaatkan secara baik dan benar akan
mampu meningkatkan mutu dan pemerataan pendidikan secara tepat sasaran
hemat, waktu, tenaga, biaya, dan sumber daya lainnya.5
Sebagai media yang diharapkan akan menjadi bagian dari suatu proses belajar

mengajar di sekolah, internet diharapkan mampu memberikan dukungan lagi

terselenggaranya proses komunikasi interaksi antara guru dengan peserta didik

sebagaimana yang dipersyaratkan dalam suatu kegiatan pembelajaran. Kondisi

yang perlu didukung oleh internet tersebut terutama berkaitan dengan strategi

pembelajaran yang akan dikembangkan dan dijabarkan secara sederhana, bisa

diartikan sebagai kegiatan komunikasi yang dilakukan untuk mengajak peserta

didik mengerjakan tugas-tugas dan membantu peserta didik dalam memperoleh

pengetahuan yang dibutuhkan.

Media dalam pembelajaran sangat dibutuhkan karena pada hakikatnya proses


pembelajaran merupakan proses komunikasi yaitu penyampaian pesan dari
pengantar ke penerima. Pesan berupa isi atau ajaran yang dituangkan kedalam
simbol-simbol komunikasi baik verbal (kata-kata dan tulisan) maupun non
verbal.6
Internet membuka sumber informasi yang tadinya susah diakses dan kini

internet mulai dirasakan sebagai kebutuhan pokok untuk memperoleh informasi

yang baru dan lengkap. Telah banyak situs pendidikan yang tersaji di internet

yang menyediakan informasi keilmuaan, artikel dan buku elektronik, informasi

sekolah, dan masih banyak lagi yang bisa di akses melalui internet.

5
Dewi Salma Prawiradilaga, Mozaik Teknologi Pendidikan, Yogyakarta, Prenada Media,
2007, hlm. 177
6
Daryanto, Media Pembelajaran Perannya Sangat Penting Dalam Mencapai Tujuan
Pembelajaran, Yogyakarta, Gava Media, 2010, hlm. 166

5
Dalam rangka membumikan ajaran agama Islam yang tertera di dalam Al-

Qur’an kepada peserta didik, maka perlu juga dalam pembelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam (SKI) menggunakan gadget dengan media internet sebagai

salah satu sumbernya. Dengan media internet peserta didik bisa mencari referensi

tentang sejarah kebudayaan Islam melalui gadget dan dapat mengakses melalui

internet misalnya dengan Web, E-Learning, Email, Mailing List, File Transfer

Protocol (FTP), Blog, Browsing, dan Searching.

Selain itu, di SMA Islam Sultan Agung 3 Semarang sangat memanfaatkan

media internet untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dengan kegiatan

belajar. karena kegiatan belajar merupakan proses. Sedangkan prestasi adalah

bukti bahwa peserta didik tersebut telah berhasil mencapai apa yang telah

diharapkan. Jadi peserta didik yang berprestasi baik maka dalam proses

pembelajarannya berjalan dengan lancar. Diharapkan dalam penggunaan media

yang tepat dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) dapat memberi

perubahan terhadap mutu pembelajaran, sehingga menumbuhkan semangat

peserta didik dalam belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI).

Maka SMA Islam Sultan Agung 3 Semarang merupakan salah satu lembaga

pendidikan yang memiliki upaya memanfaatkan media internet sebagai sumber

belajar.

Sehingga, tidak lain peneliti menjadi tertarik untuk melakukan penelitian

mendalam yang akan dituangkan dalam bentuk skripsi, dengan judul “Pengaruh

6
Media Internet Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan

Islam (SKI) Pada Peserta Didik Di SMA Islam Sultan Agung 3 Semarang”.

A. Alasan Pemilihan Judul

Ada beberapa alasan yang mendorong penulis untuk memilih judul “Pengaruh

Media Internet Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan

Islam (SKI) Pada Peserta Didik Di SMA Islam Sultan Agung 3 Semarang”

diantaranya sebagai berikut:

1. Di era Millenial ini penggunaan media yang tepat dalam pembelajaran di

dalam kelas sangat dibutuhkan oleh guru untuk memberikan pemahaman

terhadap peserta didik agar mudah diterima dan dipahami.

2. Salah satu keberhasilan dalam prestasi belajar peserta didik didukung dengan

media pembelajaran yang tepat. Salah satu media yang sangat efektif adalah

Media internet sebagai sumber belajar dapat melatih peserta didik

meningkatkan cara belajar secara mandiri untuk mencari sendiri informasi dan

untuk memenuhi tugas sekolah, tugas pekerjaan rumah (PR) serta peserta

didik yang sering menggunakan gadget bisa mengakses melalui media internet

untuk mencari informasi di bidang pendidikan dan mendapatkan wawasan

yang luas sehingga dapat meningkatkan prestasi peserta didik itu sendiri.

3. Penulis menjadikan SMA Islam Sultan Agung 3 Semarang sebagai objek

penelitian karena sekolah tersebut dikenal dengan pengaruh media internet

terhadap prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran sejarah kebudayaan

Islam (SKI). Serta guru menggunakan Media yang mudah diterima dan

7
dipahami oleh peserta didik di SMA Islam Sultan Agung 3. Salah satu media

yang digunakan yakni media internet.

B. Penegasan Istilah

Sebelum melanjutkan penulisan skripsi ini, penulis memandang perlu

memberikan penegasan beberapa istilah yang terdapat dalam skripsi. Tujuan

penegasan istilah adalah untuk menghindari kesalahpahaman antara penulis dan

pembaca, dan memberikan batasan-batasan istilah yang jelas dan tegas.

Adapun istilah-istilah yang penulis pandang perlu untuk ditegaskan antara lain

sebagai berikut:

1. Pengaruh

Menurut kamus bahasa indonesia pengaruh adalah “daya yang ada atau

timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan,

atau perbuatan seseorang”.7 Dalam hal ini adalah daya yang timbul dari

seorang guru untuk membentuk atau menimbulkan respon peserta didik.

“Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau

benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan untuk perbuatan

seseorang.”8

Yang dimaksud pengaruh dalam hal ini adalah pengaruh media internet

terhadap Prestasi belajar mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)

peserta didik di SMA Islam Sultan Agung 3 Semarang. Apakah media

7
Departemen Pendidikan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai
Pustaka, 1990, hlm. 664
8
Kebudayaan, Departemen Pendidikan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai
Pustaka, 1993

8
internet memberikan pengaruh positif atau justru memberikan dampak

negatif.

2. Media Internet

Internet merupakan media pembelajaran komunikasi dan informasi yang


melibatkan setiap pengguna dapat berpartisipasi dalam segala waktu.
Internet merupakan suatu jaringan informasi berbagai komputer yang
terhubung dan berkomunikasi satu sama lain yang digunakan sebagai
sumber dan media dari berbagai pengetahuan. Internet mempermudah para
pemakainya untuk mendapatkan informasi-informasi.9
Dapat ditarik kesimpulan media internet merupakan salah satu media

komunikasi yang banyak digunakan untuk beberapa kepentingan. Dalam

proses belajar mengajar, media internet ini sangat membantu untuk menarik

minat peserta didik terhadap materi pembelajaran yang disampaikan oleh

guru. Internet juga dapat membantu dalam membuka wawasan dan

pengetahuan peserta didik.

Yang akan diteliti disini adalah proses pelaksanaan media internet di

dalam kelas oleh guru mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam (SKI) di

kelas yang memiliki potensi lebih tinggi dari kelas yang lainnya, yakni kelas

XI. Melihat pentingnya penggunaan media yang tepat dalam proses belajar

mengajar, maka media internet ini sangat lah relevan dengan sejarah

kebudayaan Islam (SKI) karena memudahkahkan peserta didik untuk

memperluas sumber belajar secara luas dan mempermudah pencarian

referensi tentang sejarah kebudayaan Islam (SKI) melalui Gadget dan dapat

mengakses melalui internet misalnya dengan Web, E-Learning, Email,

Mailing List, File Transfer Protocol (FTP), Blog, Browsing, dan Searching.

9
Ega Rima Wati, Ragam Media Pembelajaran, Hak Cipta, 2016, hlm. 121

9
Selain itu, media ini sangat mudah diterapkan oleh guru untuk semua mata

pelajaran.

3. Prestasi Belajar

Pengertian prestasi belajar adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah

dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi

tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak akan pernah dihasilkan

selama seseorang tidak melakukan kegiatan.

Prestasi belajar dalam konteks penelitian ini adalah hasil dari proses

belajar mengajar satu semester yang dikalkulasikan menjadi nilai akhir dari

mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam (SKI) yakni nilai raport.

4. Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)

Pengertian “sejarah” secara etimologi dapat ditelusuri dari asal kata


sejarah yang seiring dikatakan berasal dari kata Arab “Syajarah” yang
artinya pohon. Pengertian sejarah pada dasarnya memberikan dari objektif
tentang masa lampau, dan hendaknya dipahami sebagai suatu aktualisasi
atau sebagai peristiwa itu sendiri.10
Sejarah umum kebudayaan adalah istilah untuk segala hasil karya manusia

yang berkaitan dengan pengungkapan bentuk. Kebudayaan atau peradaban

yang dipengaruhi oleh nilai-nilai Islam disebut kebudayaan atau peradaban

Islam. Jadi Sejarah Kebudayaan Islam adalah peristiwa masa lampau sebagai

hasil karya manusia yang dipengaruhi oleh nilai-nilai Islam.

Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) menekankan pada kemampuan

mengambil ibrah atau hikmah dari sejarah Islam, meneladani tokoh-tokoh

berwibawa dan berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial,

10
Dudung Abdurrahman, Sejarah Peradaban Islam Dari Masa Klasik Hingga Modern,
Yogyakarta, Lesfi, 2002, hlm. 4

10
budaya, politik, ekonomi, IPTEK dan seni, dan lain-lain, untuk

mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam pada masa kini dan masa

yang akan datang.

Begitupun di SMA Islam Sultan Agung 3 Semarang, menerapkan sistem

pendidikan karakter yang bertujuan agar peserta didik dapat menerapkan

dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya di lingkungan sekolah saja, tetapi

juga dalam kehidupan bermasyarakat.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan dari latar belakang peneliti menguraian yang

disampaikan diatas, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan masalah yang

menantinya akan dicari jawabannya sebagai berikut:

1. Bagaimana penggunaan media internet dalam pembelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam (SKI) di SMA Islam Sultan Agung 3 Semarang?

2. Bagaimana prestasi belajar pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

(SKI) di SMA Islam Sultan Agung 3 Semarang?

3. Adakah pengaruh penggunaan media internet terhadap prestasi belajar pada

mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di SMA Islam Sultan Agung

3 Semarang?

D. Tujuan Penelitian

Mengacu pada penelitian, tujuan yang ingin dicapai adalah memperoleh data

dan informasi tentang Pengaruh Media Internet Terhadap Pengaruh Media

Internet Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

11
(SKI) Pada Peserta Didik Di SMA Islam Sultan Agung 3 Semarang. Untuk lebih

detailnya peneliti bertujuan:

1. Untuk mengetahui penggunaan media internet dalam pembelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam (SKI) di SMA Islam Sultan Agung 3 Semarang.

2. Untuk mengetahui tingkat prestasi belajar pada mata pelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam (SKI) di SMA Islam Sultan Agung 3 Semarang.

3. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media internet terhadap prestasi

belajar pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di SMA Islam

Sultan Agung 3 Semarang.

E. Hipotesis

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah


penelitian, yang kebenaranya masih harus diuji secara empiris. Dengan
rangkaian langkah-langkah penelitian yang disajikan dalam bab ini hipotesis
itu merupakan rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoritis yang
diperoleh dari penelaahan kepustakaan. Hipotesis merupakan jawaban
terhadap masalah penelitian yang secara teoretis dianggap paling mungkin
dan paling tinggi tingkat kebenaranya.11
Hipotesis dalam statistik, terdapat hipotesis kerja atau alternative (Ha) dan

hipotesis nol (Ho). Mempunyai makna bahwa Hα adalah korelasi positif yang

signifikan antara variabel X (Media Internet) dan variabel Y (prestasi belajar SKI

peserta didik) korelasi positif maksudnya yaitu jika Media Internet baik maka

prestasi belajar SKI peserta didik juga akan baik begitu sebaliknya.

Sedangkan Ho itu tidak ada korelasi yang positif yang signifikan antara

variabel X (Media Internet) dan variabel Y (prestasi belajar SKI peserta didik),

11
Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian, CV. Rajawali, Jakarta, 1981, hlm. 75

12
artinya jika Media Internet baik maka prestasi belajar SKI peserta didik itu

rendah begitu sebaliknya.

Adapun hipotesis yang akan di ajukan dalam penelitian ini ada dua, yaitu:

1. Hipotesis Kerja (Hα )

Terdapat Pengaruh media internet terhadap prestasi belajar mata pelajaran

Sejarah Kebudayaan Islam peserta didik di SMA Islam Sultan Agung 3

Semarang.

2. Hipotesis Nol (Ho)

Tidak terdapat Pengaruh media internet terhadap prestasi belajar mata

pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) peserta didik di SMA Islam

Sultan Agung 3 Semarang.

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru

didasarkan pada teori dan belum menggunakan fakta.12

F. Metode Pengumpulan Skripsi

Untuk mempermudah dalam penelitian nanti, penulis menggunakan metode

penulisan skripsi sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian kuantitatif dengan

terjun langsung ke lapangan dan mencari sumber data yang dibutuhkan dalam

penelitian ini.

“Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian lapangan (Field Research),


yaitu pengumpulan data dengan informasi yang bersumber dari lapangan

12
Sugiyono, Statistic Nonparametris Untuk Penelitian, Bandung, Alfabeta, 2014, hlm. 5

13
dan bersifat korelasional yang bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan
antara dua variabel.” 13
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh antara dua

variabel yakni variabel (X) media Internet dan variabel (Y) prestasi belajar

mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) peserta didik di SMA Sultan

Agung 3 Semarang. Sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian ini

meliputi, data angket yang di sebar kepada peserta didik kelas XI SMA Islam

Sultan Agung 3 Semarang, dan wawancara yang ditujukan kepada guru mata

pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI).

2. Metode Pengumpulan Data

a. Variabel penelitian

“Variabel adalah segala sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti sebagai


objek pengamatan penelitian dan faktor-faktor yang berperan dalam
peristiwa atau gejala-gejala bervariasi yang menjadi objek
penelitian.”14
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua variabel yaitu variabel

bebas (X) dan variabel terikat (Y). yakni variabel bebas (X) adalah media

Internet dan variabel (Y) adalah prestasi belajar mata pelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam (SKI) peserta didik di SMA Islam Sultan Agung 3

Semarang.

1. Variabel X (variabel bebas)

Variabel bebas (independent) adalah variabel yang mempengaruhi

atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

13
Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta, Raja
Grafindo Persada, 2010, hlm. 48
14
Sugiyono, op.cit., hlm. 67

14
terikat (dependent).15 Variabel bebas dalam hal ini adalah media

internet (X) dengan indikator sebagai berikut:

Media Internet

a) Guru dapat menyampaikan materi pembelajaran dengan

menggunakan media internet.

b) Guru sekreatif mungkin mengemas materi pembelajaran

mnggunakan teknologi web.

c) Guru dapat memberikan tugas kelompok.16

2. Variabel Y (Variabel Terikat)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar Sejarah

Kebudayaan Islam peserta didik yang diperoleh dari nilai raport.17

Prestasi belajar Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pada

peserta didik dengan indikator sebagai berikut :

1) Nilai Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

b. Jenis dan Sumber Data

Sumber data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data-data

yang diperoleh selama proses penelitian. Sumber data tersebut meliputi:

1) Sumber data primer adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber

pertama.18 Sumber data dalam penelitian ini adalah guru mata

Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dan Peserta Didik.

15
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D,
Bandung, Alfabeta, 2008, hlm. 61
16
Ega Rima Wati, Ragam Media Pembelajaran, Kata Pena, 2016, hlm. 114-115
17
Sugiyono., Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2015, hlm. 312
18
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi & Pengukurannya, Jakarta, PT. Bumi Aksara, 2007,
hlm. 23

15
2) Data skunder yaitu data penunjang dalam bentuk dokumen-

dokumen.19 Sumber data Sekunder adalah kumpulan data yang

menjadi pendukung sebuah penelitian dan sumber data sekunder

dalam penelitian ini adalah data-data yang terdapat dalam

kepustakaan seperti struktur organisasi sekolah, daftar peserta didik,

sarana prasarana dan lain sebagainya.

c. Populasi dan Sampel

“Populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksud untuk diteliti.


Populasi dibatasi sejumlah penduduk atau individu yang paling
sedikit mempunyai satu sifat yang sama.”20
Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik SMA Islam

Sultan Agung 3 Semarang. Dan fokus penelitian ini pada kelas XI yang

jumlah keseluruhannya sebanyak 98 peserta didik.

Sedangkan sampel adalah sebagian jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut.21

Pengambilan sampel diambil dengan menggunakan cara “Random


Sampling” atau sampling acak. Sampling acak atau random
Sampling juga disebut probability sampling ialah sampling dimana
elemen-elemen sampelnya ditentukan atau dipilih berdasarkan nilai
probabilitias dan pemilihannya dilakukan secara acak.22
Hal ini dilakukan karena populasi yang ada merupakan populasi

heterogen (terdiri atas berbagai unsur yang berbeda sifat atau beraneka

ragam).

19
Suryabrata Sumadi, Metodologi Penelitian, Jakarta, Rajawali, 1983
20
Sutrisno Hadi, Statistik 2, Yogyakarta, Andi Offset, 1994, hlm. 220
21
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung, Alfabeta,
2001, hlm. 81
22
Supranto, Teknik Sampling Untuk Survey Dan Eksperimen, Jakarta, Rineka Cipta,
2007, hlm. 55

16
Menurut Suharsimi Arikunto, apabila jumlah subjek penelitian

kurang dari 100 maka subjek diambil semua. Jika subjek lebih dari 100

maka diambil antara 10-15% atau 20-25%.23 Jumlah populasi dalam

penelitian ini adalah 98 peserta didik, sehingga persentase dalam

penelitian ini yaitu seluruh peserta didik kelas XI.

d. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data peneliti menggunakan data lapangan

dengan meneliti secara langsung data-data di lapangan untuk

menggunakan data yang valid. Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah:

1. Observasi

Studi yang sengaja dan sistematis tentang fenomenal sosial dan

gejala-gejala pengamatan dan pencatatan.24 Observasi ada dua

macam yaitu:

1) Observasi non-sistematis, dilakukan menggunakan instrument

penelitan.

2) Observasi sistematis, dilakukan dengan menggunakan pedoman

sebagai instrument pengamat.25

Peneliti memilih untuk menggunakan metode observasi

sistematis yaitu ditunjukan kepada guru sejarah kebudayaan

23
Ibid., hlm. 134
24
Hadi Sutrisno, Metode Research, Yogyakarta, Yayasan Penerbit Fakultas UGM, 1990,
hlm. 63
25
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendidikan Praktek, Jakarta, Rineka
Cipta, hlm. 200

17
Islam (SKI). Media ini digunakan untuk memperoleh data

mengenai proses pembelajaran antara guru dan peserta didik.

2. Wawancara

Wawancara adalah suatu pengumpulan data dilakukan dengan

tanya jawab baik secara langsung maupun tidak langsung dengan

sumber data atau nara sumber.26

Metode ini digunakan untuk memperoleh data media internet

terhadap prestasi belajar siswa mata pelajaran sejarah

kebudayaan Islam (SKI). Interview dilakukan kepada peserta

didik digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara

media internet terhadap prestasi belajar peserta didik mata

pelajaran sejarah kebudayaan Islam (SKI).

3. Dokumentasi

Metode ini digunakan untuk mengutakan metode angket.

Metode ini bisa berupa dokumen tertulis maupun gambar yang

menggambarkan keadaan sekolah sekolah ruangan kelas dan

pembelajaran yang terjadi di sekolah SMA Islam Sultan Agung 3

Semarang

4. Angket atau Kuesioner

Metode angket adalah metode penelitian yang menggunakan

pertanyaan-pertanyaan secara tertulis dan dilakukan dengan

26
Sukardi, Bimbingan Dan Penyuluhan Belajar Di Sekolah, Surabaya, Usaha Nasional,
1999, hlm. 103

18
memilih pertanyaan-pertanyaan dilakukan dengan teliti akan

memberikan data yang objektif.27

Peneliti menggunakan angket tertutup dan tidak langsung,

untuk bentuknya penelitian menggunakan pilihan ganda. Metode

ini digunakan utuk mendapatkan data khusus peserta didik

tentang pelaksanaan pembelajaran dengan cara pemberian angket

kepada peserta didik.

3. Metode Analisis Data

Pertama peneliti memberikan angket kepada peserta didik

untuk mengetahui hasil pembelajaran dari media internet yang

sering digunakan oleh guru dan peneliti menentukan bobot

pertanyaan yang ada dikuesioner. Dengan skor yang akan dijawab

oleh responden sebagai berikut:

a. Untuk jawaban SL: Selalu skor 4

b. Untuk jawaban S: Sering skor 3

c. Untuk jawaban KD: Kadang-kadang skor 2

d. Untuk jawaban TP: Tidak pernah skor 1

Setelah ada dianalisis kemudian menggunakan rumus dari

regresi linier sederhana adalah sebagai berikut:

Ƴ = α +βX

27
Fudyartanta, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Jogjakarta, Global
Pustaka, 2002, hlm. 10

19
Keterangan :

Ƴ = Variabel terikat

X = Variabel bebas

Α = bilangan konstana

Β = Koefisien Regresi

Adapun rumus dari koefisien regresi sebagai berikut :

𝑛∑𝑋𝑖𝑌𝑖 − (∑𝑋𝑖)(∑𝑌𝑖)
β=
𝑛∑X𝑖 − (∑𝑋𝑖)2

Adapun rumus dari nilai konstanta sebagai berikut :

(∑𝑌)(∑𝑋𝑖 2 ) − (∑𝑋𝑖)(∑𝑋𝑖𝑌𝑖)
α=
𝑛∑𝑋𝑖 2 − (∑𝑋𝑖)2

dimana, n = jumlah data

a. Menggunakan grafik

Dalam penelitian ini penulis menggunakan grafik untuk

mengetahui data pengaruh media internet terhadap prestasi

belajar peserta didik mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam

(SKI). Kemudian menggunakan kai kuadrat

2
(𝑓𝑜 − 𝑓ℎ)2
x =∑
𝑓ℎ

Keterangan28

𝑥2 :Kai kuadrat

𝑓O :Frekuensi yang diperoleh dari (observasi dalam)

sampel

28
Hadi Sutrisno, Metodologi Risearch, Yogyakarta, Andi Offsite, 1993, hlm. 317

20
𝑓h :Frekuensi yang diharapkan sebagai pencerminan

dari frekuensi yang diharapkan dalam populasi.

A. Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika penulisan skripsi bertujuan untuk memberi gambaran

yang menyeluruh terhadap penelitian ini. Skripsi ini disusun dalam tiga

bagian yaitu, bagian muka, bagian isi dan bagian akhir dengan

penjelasan sebagai berikut:

1. Bagian muka terdiri dari halaman judul, halaman nota

pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman

deklarasi, halaman kata pengantar, halaman daftar isi, halaman

daftar label, halaman daftar gambar atau grafik.

2. Bagian isi terdiri dari lima bab, sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan yang meliputi alasan pemilihan judul,

penegasan istilah, perumusan masalah, tujuan

penulisan skripsi, metode penulisan skripsi, dan

sistematika penulisan skripsi.

BAB II : Pendidikan Agama Islam, media internet, prestasi

belajar mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

peserta didik. Pada bab ini membahas tentang

Pendidikan Agama Islam yang meliputi pengertian

Pendidikan Agama Islam, dasar-dasar Pendidikan

Agama Islam, tujuan Pendidikan Agama Islam, fungsi

Pendidikan Agama Islam, karakteristik Pendidikan

21
Agama Islam, ruang lingkup Pendidikan Agama Islam,

metode Pendidikan Agama Islam, evaluasi Pendidikan

Agama Islam. Media internet yang meliputi:

pengertian media, pengertian internet, jenis-jenis

media internet, fungsi media internet, manfaat media

internet, cara pengembangkan media internet untuk

guru dan peserta didik. Sejarah Kebudayaan Islam

yang meliputi: pengertian Sejarah Kebudayaan Islam

(SKI), tujuan pengajaran Sejarah Kebudayaan Islam

(SKI). Prestasi belajar yang meliputi: pengertian

belajar, pengertian prestasi belajar, indikator prestasi

belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar, fungsi prestasi belajar.

BAB III : Sejarah berdiri dan perkembangan, profil SMA Islam

Sultan Agung 3 Semarang, visi, misi dan tujuan SMA

Islam Sultan Agung 3, struktur organisasi, data guru,

data peserta didik, data karyawan, sarana dan prasarana

serta nilai raport mata pelajaran sejarah kebudayaan

Islam (SKI).

BAB IV : Analisis pengaruh media internet dengan prestasi

belajar peserta didik dalam mata pelajaran sejarah

kebudayaan Islam (SKI) di SMA Islam Sultan Agung

3 Semarang dan mengurai hasil dari penelitian.

22
BAB V : Penutup merupakan bagian akhir dari skripsi yang

meliputi kesimpulan dan saran.

3. Bagian akhir yang terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran

dan daftar riwayat hidup

23
BAB II

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM, MEDIA INTERNET DAN PRESTASI

BELAJAR

A. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam bisa diartikan sebagai sesuatu kegiatan

pendidikan dan juga suatu mata pelajaran. Berikut beberapa pandangan

para ahli tentang pengertian Pendidikan Agama Islam:

a. Zakiyah Daradjat mendefinisikan Pendidikan Agama Islam ialah

usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak

setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan

ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup

(way of life).29

b. Muhaimin menjelaskan : Pendidikan Agama Islam adalah usaha

sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami,

menghayati, dan mengamalkan Agama Islam melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran, dan latihan dengan memperhatikan

tuntunan untuk menghormati agama lain dalam hubungan

kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk

mewujudkan persatuan nasional.30

29
Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Bumi Aksara, 1996, hlm. 86
30
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama
Islam Di Sekolah, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2011, hlm. 75

24
c. Abdul Majid, Dian Andayani mengartikan: Pendidikan Agama

Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam

rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami

dan mengamalkan ajaran islam melalui kegiatan bimbingan,

pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan.31

Dari definisi di atas bisa disimpulkan bahwa Pendidikan

Agama Islam merupakan usaha sadar berupa bimbingan, arahan,

pelatihan yang dilakukan oleh guru terhadap peserta didik untuk

meyakini, memahami, dan, mengamalkan ajaran Islam.

2. Dasar Pendidikan Agama Islam

Pelaksanaan pendidikan agama Islam yang ada di sekolah

mempunyai dasar-dasar yang kuat. Menurut Zuhairini, dkk dapat

ditujukan dari berbagai segi yaitu:

a. Dasar Hukum atau Yudiris

Dasar tersebut adalah dasar pelaksanaan pendidikan agama

Islam yang terdapat pada undang-undang yang dapat dijadikan

sebagai pegangan dalam suatu pelaksaan pendidikan agama Islam

di sekolah secara tidak langsung serta dapat digunakan secara

formal. Dasar tersebut berisi tiga macam, yaitu: dasar ideal, dasar

struktural, dan dasar operasional.

31
Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Konsep
Dan Implementasi Kurikulum 2004), Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2005, hlm. 135

25
b. Dasar Religius

Yang merupakan dasar tersebut adalah dasar yang berasal dari

ajaran-ajaran agama Islam. Allah sendiri telah memberikan

perintah tentang pendidikan agama Islam yang merupakan wujud

sebagai ibadah kepada-Nya. Terdapat banyak ayat-ayat Al-Qur’an

yang menjelaskan perintah tentang pentingnya pendidikan agama

Islam, diantaranya terdapat pada pentingnya pendidikan agama

Islam, diantaranya Q.S. Al-Nahl ayat 125.

‫ىىىىىىىى‬ ‫ىىىىىىى ال‬ ‫ال‬ ‫ىىىىىىىى‬ ‫ادع الىىىىىىىر كىىىىىىىى وا موىىىىىىىس و ل‬

‫ىىىىىا ىىىىىض‬ ‫جىىىىى داللت وىىىىى ل ا ىىىىىا ال ىىىىىض اع موىىىىىس ىىىىى ا ت و ىىىىىض‬

)125: ‫ (ال ا‬.‫ا ت و ل ل د يض‬ ‫كوه‬

Yang artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu

dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan

mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, ialah

yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya, dan Dialah

yang mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.” (Q.S An-

Nahl:125)

Dari pengertian di atas bahwa banyak cara yang dapat kita

tempuh untuk memberikan pengajaran tentang pendidikan agama

Islam, yaitu dengan cara memberikan hikmah dan mengajak

kepada kebaikan. Setelah semua cara tidak berhasil, maka cara

terakhir adalah berserah diri kepada Allah. Karena Allah lebih tahu

26
mana hamba-Nya yang sesat, dan mana hamba yang berada di

jalan-Nya.

c. Aspek Psikologis

Aspek yang berhubungan dengan psikologis atau kejiwaan

bermasyarakat. Hal tersebut berdasarkan kehidupannya, manusia

sebagai individu maupun kelompok atau anggota masyarakat

dihadapkan pada hal yang membuat gelisah dan tidak mendapatkan

ketenangan hati serta tidak merasa tenang dan tentram kemudian

memerlukan pegangan hidup atau pandangan hidup. Seperti yang

telah diungkapkan Zuhairini, dkk yaitu: bahwa semua manusia

selalu memerlukan adanya pegangan hidup yaitu yang disebut

dengan Agama.32

Jadi dapat ditarik kesimpulan pentingnya agama dilihat dari

aspek psikologis karena setiap jiwa membutuhkan pegangan hidup,

dan setiap jiwa membutuhkan tempat untuk berteduh. Yakni yang

biasa kita sebut dengan agama. Setiap individu membutuhkan

agama, siapapun itu. Mengapa demikian? Karena manusia-manusia

yang tidak memiliki agama, mereka tidak memiliki pegangan atau

kompas dalam hidupnya. Tak tahu arah jalan mana yang akan

mereka tempuh.

32
Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Bandung, PT.
Remaja Rosdakarya, 2012, hlm. 14

27
3. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Dikutip oleh Ramayulis, Pendidikan agama Islam di sekolah

bertujuan untuk menumbukan dan meningkatkan keimanan peserta

didik melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan,

serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga

menjadikan manusia muslim yang terus menerus berkembang dalam

hal keimanan, ketakwaan, berbangsa dan bernegara serta untuk dapat

melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.33

Namun menurut Zakiyah Dradjat tujuan Pendidikan Agama Islam

yaitu usaha yang diharapkan agar tercapai setelah usaha atau sebuah

kegiatan. Tujuan Pendidikan Agama Islam bukan suatu usaha yang

bersifat tetap dan statis, akan tetapi merupakan hal yang keseluruhan

yang berasal dari kepribadian seseorang berkaitan dengan seluruh

aspek kehidupan.

“Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa Pendidikan Agama Islam

memiliki tujuan yang paling utama yaitu untuk beribadah dan

mendekatkan diri kepada Allah, serta menjalin insan yang memiliki

kesempurnaan kebahagiaan dunia akhirat”.34

Selain itu ada ungkapan dari Breiter yang isinya sebagai berikut :

Education is matter of purpose and focus, to educate the child to act


with the purpose of influencing the child’s development as a whole
person. What you do may vary. You may teach him, you play with
him, you may structure his environtment, you may censor his

33
Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta, Kalam Mulia, 2005, hlm. 22
34
Novan Ardy Wiyani, Pendidikan Karakter Berbasis Iman Dan Taqwa, Teras,
Yogyakarta, 2012, hlm. 90

28
television viewing, or you may pass laws to keep him out of bars
(Dikutip dari MacLellan, Philosopy of Education, 1976:18).

Pendidikan adalah persoalan tujuan dan fokus, mendidik anak


berarti bertindak dengan tujuan agar mempengaruhi perkembangan
anak sebagai seseorang secara utuh, apa yang dapat anda lakukan
ada bermacam-macam cara, anda mungkinan dengan cara mengajar
dia, anda dapat bermain dengannya, anda dapat mengatur
lingkungannya, anda dapat menyensor saluran televisi yang anda
tonton, dan anda dapat memberlakukan hukuman anda dia jauh dari
penjara.35
Banyak cara yang dapat guru lakukan untuk mendidik peserta

didik, dengan tujuan mempengaruhi perkembangan anak didik secara

utuh. Dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik peserta anak. Banyak

ragam cara salah satunya dengan cara bermain sambil belajar dengan

anak, dengan cara mengatur lingkungannya (yakni dengan cara

membatasi anak bermain di lingkungan yang kurang baik untuk

kesehatan mental dan perilaku), dan dapat memberlakukan hukuman

jika melakukan kesalahan dan memberikan hadiah jika melakukan

kebaikan yakni sebuah media pembelajaran yang berdasarkan dari

teknologi yang kita kenal dengan media internet.

4. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam di sekolah mempunyai fungsi sebagai

berikut:

a. Penyesuaian, yaitu untuk menyesuiakan diri dengan lingkungannya,

baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat

35
Abdul Majid, Belajar Dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya. Hlm. 17

29
mengubah lingkungannya tersebut sesuai dengan ajaran-ajaran

Islam.

b. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kekurangan, kelemahan dan

kesalahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman, dan

pengalaman ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.

c. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan

peserta didik kepada Allah SWT yang sebelumnya telah ditanamkan

dalam lingkungan keluarga. Sekolah berfungsi untuk

mengembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui bimbingan,

pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan ketakwaan dapat

berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat

perkembangannya.

d. Pencegahan, yaitu untuk mencegah hal-hal negatif dari

lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat merusak dan

menghambat perkembangan menuju manusia yang Islami.

e. Sumber nilai, yaitu memberikan pedoman hidup untuk mencapai

kebahagiaan dunia dan akhirat.

f. Penyaluran, yaitu menyalurkan peserta didik yang mempunyai bakat

khusus di bidang agama sehingga dapat berkembang dan bisa

dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan untuk orang lain.36

Dikutip oleh Ramayulis pendidikan agama Islam bertujuan

meningkatkan keimanan, pemahaman, pengkhayatan, dan

36
Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta, Kalam Mulia, 2005, hlm.
103-104

30
pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi

manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT

serta berakhlak dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara.37

Dari tujuan tersebut bisa ditarik beberapa dimensi yang hendak

ditingkatkan dan dituju oleh kegiatan pembelajaran pendidikan

agama Islam yaitu:

a) Dimensi keimanan peserta didik terhadap ajaran Islam.

b) Dimensi pemahaman peserta didik terhadap ajaran Islam.

c) Dimensi pengalaman dalam arti ajaran Islam yang sudah

diimani, dipahami, dan dihayati oleh peserta didik mampu

menggerakan untuk diamalkan dan dilaksanakan dalam

kehidupan sehari-hari38

5. Karakteristik Pendidikan Agama Islam

Menurut Nasih yang dikutip oleh Abdul Majid mengungkapkan

bahwa karakteristik Pendidikan Agama Islam mempunyai beberapa

indikator, antara lain adalah sebagai berikut:

1) Pendidikan Agama Islam mempunyai dua sisi kandungan, yaitu

sisi keyakinan dan sisi pengetahuan.

2) Pendidikan Agama Islam bersifat doktrinal, memihak dan tidak

netral.

37
Ibid., hlm. 104
38
Muhaimin, op cit., hlm. 78

31
3) Pendidikan Agama Islam merupakan pembentukan akhlak yang

menekankan pada pembentukan hati nurani dan penanaman sifat-

sifat Ilahiyah yang pasti.

4) Pendidikan Agama Islam bersifat fungsional.

5) Pendidikan Agama Islam diarahkan untuk menyempurnakan bekal

keagamaan peserta didik.

6) Pendidikan Agama Islam diberikan secara komprehensif.39

Pendidikan Agama Islam mempunyai dua sisi kandungan yakni

kadungan keyakinan dan pengetahuan. Pendidikan agama Islam yang

diajarkan di dalam kelas masuk pada ranah sisi pengetahuan yakni

memberikan materi dan teori pembelajaran kepada peserta didik dan

berharap dapat diamalkan di dalam kehidupan sehari-hari. Selain dari

sisi keyakinan dan pengetahuan Pendidikan agama Islam juga

merupakan pembentukan akhlak yang menekankan pada pembentukan

hati nurani. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan agama Islam

yakni menghaluskan jiwa peserta didik.

6. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Ruang lingkup Pendidikan agama Islam meliputi keserasian,

keselarasan, dan keseimbangan antara lain:

1) Hubungan manusia dengan Allah SWT

2) Hubungan manusia dengan sesama manusia

3) Hubungan manusia dengan dirinya sendiri

39
Abdul Majid, Belajar Dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Bandung, PT.
Remaja Rosdakarya, hlm. 16

32
4) Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya.40

Agar tercapai tujuan pendidikan agama Islam yaitu untuk

membentuk para peserta didik menjadi manusia muslim yag beriman,

berilmu, berakhlak mulia serta bertaqwa. Maka pada dasarnya ruang

lingkup agama Islam meliputi tujuh cakupan unsur pokok, unsur-unsur

tersebut adalah:

a. Al-Quran dan Hadits merupakan sumber utama pada ajaran agama

Islam, yang merupakan sumber pedoman dan kajian dalam akidah,

syariah, ibadah, muamalah serta akhlakul karimah yang

keseluruhan berada pada unsur tersebut.

b. Akidah atau keimanan yang merupakan menjadi akar atau pondasi

dari ibadah, muamalah, syariah dan akhlakul karimah.

c. Akhlak merupakan suatu aspek sikap seorang manusia terhadap

Allah serta sesama manusia guna mendapat kepribadian yang baik

dalam pandangan Allah serta manusia dan lainnya dan untuk

menjaga hubungan baik terhadap sesama makhluk hidup yang

berlandaskan akidah yang kuat dan kokoh.

d. Syariah adalah merupakan suatu sistem yang mengatur hubungan

seseorang manusia terhadap Allah, terhadap sesama, terhadap

dirinya sendiri dan lingkungan serta terhadap seluruh makhluk

yang ada diseluruh alam semesta.

40
Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta, Kalam Mulia, 2001, hlm. 206

33
e. Tarikh merupakan suatu sejarah perkembangan perjalanan kaum

muslim dari satu masa ke masa selanjutnya dengan usaha

bersyariah serta berakhlakul dalam pengembangan sistem

kehidupannya yang dilandasi dengan akhlak yang kokoh.

7. Metode Pendidikan Agama Islam

Pengertian metode dalam pengertian bahasa adalah suatu sistem

yang mengatur cita-cita atau keinginan. Kata metode sendiri berasal

dari bahasa latin meta yang artinya adalah melalui, serta kata hodos

yang artinya adalah keinginan. Sedangkan dalam bahasa Arab, metode

mempunyai arti yang sama dengan thoriqoh, yaitu jalan, cara, sistem

dalam mengerjakan suatu hal. Namun menurut istilah adalah sebuah

sistem.

Pendidikan Islam merupakan suatu bimbingan atau ajaran yang

dilakukan secara sadar dari seorang pendidik (Guru, Ustadz atau

Ustadzah) terhadap para peserta didik yang masih dalam proses

pembelajaran dan pembelajaran dalam norma-norma agama untuk

membentuk pribadi menjadi pribadi muslim. Maksudnya adalah suatu

jalan atau cara yang dilakukan pendidik untuk menyampaikan materi

kepada para peserta didik untuk mewujudkan pribadi muslim yang

baik.

Menurut Abdullah Nasih Ulwan, berpendapat bahwa ada lima

macam teknik atau metode dalam pendidikan agama Islam, ialah:

a. Pendidikan dengan keteladanan

34
Sebagaimana yang telah tercantum dalam Q.S. Al-Ahzab ayat

21, Allah berfirman sebagai berikut yang artinya:

“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasul itu suri tauladan yang
baik bagimu yaitu bagi orang-orang yang mengharapkan rahmat
Allah dan hari akhir dan dia banyak mengingat Allah.” (Q.S.
Ahzab:21).41
b. Pendidikan dengan adat kebiasaan

Hal tersebut sesuai dengan yang difirmankan Allah yang

artinya:

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama


Allah; fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut
fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah anak (itulah) agama
yang lurus tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Q.S
Ar-Ruum:30).42
Sesuai dengan ayat diatas, bahwa anak terlahir dengan fitrah tauhid

yang murni, agama yang lurus, serta iman hanya kepada Allah. Dan

fitrah Allah menciptakan manusia yang memiliki naluri untuk

memiliki agama yang tauhid, namun apabila ada manusia yang tidak

memiliki agama adalah hal yang tidak sewajarnya. Karena pengaruh

lingkunganlah yang menyebabkan manusia tidak memiliki agama yang

tauhid.

c. Pendidikan dengan nasihat

Pemberian nasihat merupakan metode yang terpenting dalam

menyampaikan materi pendidikan terhadap peserta didik dalam

pembentukan iman, mempersiapkan moral, spiritual, serta sosial

para peserta didik. Oleh sebab itu Al-Qur’an menggunakan metode

41
Departemen Agama RI, Al-Quran Dan Terjemahnya, Jakarta, Darussunnah, 2010, hlm.
420
42
Ibid.,hlm.407

35
tersebut yang mana digunakan untuk berbicara terhadap jiwa, dan

selalu diulang-ulang sehingga membekas dalam hati nurani

seseorang.

Al-Qur’an sendiri banyak berisi tentang nasihat-nasihat dan

tuntunan-tuntunan, yang sebagaimana dijelaskan diantaranya

terdapat pada, Q.S Luqman ayat 13 yaitu:

“Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu


ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezdaliman yang
besar.” (Q.S Luqman:13).43
Sebuah rumah tangga yang bahagia adalah, rumah tangga yang

di dalamnya sadar akan kekayaannya berupa saling menasehati,

saling memperbaiki, dan saling mengoreksi dalam segala hal,

kebenaran serta kesabaran dengan menggunakan nasihat-nasihat

yang halus, lembut dan penuh kasih sayang sehingga ilmu

pengetahuan tentang agama akan lebih mudah tertanam pada diri

peserta didik.

d. Pendidikan dengan memberi perhatian

Metode pendidikan terhadap peserta didik dengan cara

memberikan perhatian terhadap mereka akan memberikan dampak

positif yang sangat besar, karena dengan metode tersebut peserta

didik merasa bahwa ia dilindungi, dipercayai, serta diberi kasih

sayang karena diberi tempat untuk menyampaikan keluh kesah

mereka. Sehingga mereka memiliki keberanian untuk mengatakan

43
Ibid.,hlm.12

36
semua tentang apa yang sedang mereka alami dan mereka rasakan

yang ada di dalam hati mereka kepada kedua orang tua atau kepada

pendidik mereka.

e. Pendidikan dengan memberi hukuman

Fungsi dari hukuman adalah agar membuat anak jera akan

perbuatan yang telah ia lakukan, sehingga di kemudian hari ia tidak

akan mengulangi kesalahan yang sama. Islam pun menganjurkan

untuk memberikan hukuman kepada anak didik yang melakukan

kesalahan. Sesuai dengan pendapat Aat Syafaat sebagai berikut:

Sebenarnya, syariat di dalam agama Islam sangatlah adil dan


lurus, prinsip-prinsip yang memiliki sangatlah universal, yang
tidak dapat dilepaskan oleh para manusia. Karena manusia pada
dasarnya tidak dapat hidup tanpa adanya sebuah hukum.
Namun dalam memberikan pendidikan pengetahuan umum
maupun pengetahuan agama jangan menggunakan hukum yang
keras atau memukul peserta didik sehingga mereka masakan
sakit, karena hal tersebut akan membuat peserta didik menjadi
takut sehingga mereka memiliki sifat penakut, rendah diri, dan
akibat-akibat negatif lainnya. Sehingga dapat merusak mental
mereka.44
Memberikan hukuman telah diatur sesuai dengan ajaran Islam

yakni, tidak boleh dengan memukul bagian atas tubuh (kepala,

dada). Semua sudah ada batasan-batasan pemberian hukuman

kepada peserta didik. Memberikan hukuman yang berlebihan

kepada peserta didik dapat berakibat fatal pada perkembangan

mental dan psikis mereka, ditakutkan peserta didik memiliki sifat

penakut, rendah diri dan sifat negatif-negatif lainnya.

44
Aat Syafaat, Peranan Pendidikan Agama Islam Dalam Mencegah Kenakalan Remaja,
Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008, hlm. 38

37
8. Evaluasi Pendidikan Agama Islam

Suatu proses pembelajaran perlu diadakannya evaluasi untuk

mengetahui kelemahan dan kelebihan selama pengajaran yang telah

diberikan di dalam kelas. Selain itu, mengapa perlu diadakan evaluasi,

karena untuk membenahi suatu hal yang dirasa kurang, dan

mempertahankan apa yang di rasa sudah baik. Sebagaimana

pernyataan mengenai evaluasi sebagai berikut:

Proses belajar mengajar merupakan sistem yang terdiri atas

beberapa komponen yang saling berkaitan dan berinteraksi dalam

mencapai tujuan. Salah satu komponen tersebut adalah evaluasi.

Evaluasi dalam sistem pengajaran menduduki peranan yang sangat

penting, karena dengan adanya evaluasi hasil belajar dalam kurun

waktu tertentu. Dengan demikian evaluasi berfungsi pula sebagai

feedback (umpan balik) dalam rangka memperbaiki proses belajar

mengajar.45

Evaluasi pendidikan agama Islam pada pengertian diatas adalah

sistem pendidikan yang dilakukan untuk mengetahui dan mengukur

keberhasilan peserta didik setelah melakukan proses pembelajaran

dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

Evaluasi adalah tindakan yang dilakukan untuk mengetahui hasil

pelaksanaan pendidikan. Evalusi juga berguna bagi perbaikan lesson

45
User Usman dan Lilis Setiawan, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar,
Bandung, Remaja Rosdakarya, 1993, hlm. 135

38
plan dan pertimbangan utama dalam menentukan kenaikan kelas,

bahkan bagi perbaikan program pendidikan secara umum.46

Evaluasi pada paparan diatas adalah alat ukur untuk mengetahui

kemampuan peserta didik dalam memahami dan menguasai bahan

pengajaran yang telah diberikan. Tingkat penguasaan tersebut

dibuktikan alam bentuk angka atau predikat yang telah ditentukan

nilainya setelah melakukan kegiatan evaluasi seperti test, ujian atau

post test.

“Evaluasi dilakukan dengan pertimbangan-pertimbangan arif dan

bijaksana sesuai dengan hasil kemajuan belajar yang ditujukan oleh

anak didik”.47 Dalam pelaksanaan evaluasi untuk mencapai standar

penilaian yang telah ditentukan perlu menerapkan prinsip evaluasi

terus menerus dan prinsip evaluasi menyeluruhkan dari aspek kognitif,

afektif, dan psikomotorik.

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa evaluasi pendidikan

agama Islam merupakan komponen pendidikan yang amat penting

untuk mengukur pencapaian selama proses pembelajaran, dengan

adanya demikian hasil belajar yang kurang memuaskan dapat

diperbaiki sesuai dengan faktor yang mempengaruhinya.

46
Ahmad Tafsir, Metodologi Pegajaran Agama Islam, Bandung, Remaja Rosdakarya,
1995, hlm. 40
47
Syaiful Bahri Djamarah, Op. Cit., hlm. 208

39
B. Media Internet

1. Pengertian Media

Media merupakan sebuah alat yang dapat membantu seorang guru

dan siswa dalam mempermudah proses pembelajaran. Alat bantu yang

digunakan tersebut dapat berupa tampilan visual, yaitu gambar, model,

grafis, atau benda nyata lain. Yang berfungsi memberikan pengalaman

yang lebih nyata, memotivasi peserta didik dalam proses pembelajaran.

Menurut Arief S. Sadiman Media berasal dari bahasa latin yang

merupakan kata medium yang secara harfiah berarti “perantara” atau

‘pengantar’. 48

Jadi secara bahasa media berarti pengantar pesan dari pengirim

kepada penerima pesan. AECT (Association of Education

Communication Technology) tentang media sebagai segala bentuk dan

saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.

Adapun National Education Association (NEA) mengartikan media

segala benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca,

atau dibicarakan beserta instrumen yang digunakan untuk kegiatan

pembelajaran.49

Ringkasnya media adalah alat menyampaikan atau mengantarkan

pesan-pesan pembelajaran. Dan menurut Azhar Arsyad, media

pembelajaran memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut:

48
Husniyatus Salamah Zainiyati, Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT
Konsep Dan Aplikasi Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta, Kencana, 2017, hlm.
62
49
Ibid., hlm. 62

40
1) Media pembelajaran yang dewasa ini dikenal sebagai hardware

(perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar,

atau diraba dengan pancaindra.

2) Media pembelajaran nonfisik ini dikenal sebagai software

(perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam

perangkat keras merupakan isi yang ingin disampaikan kepada

peserta didik.

3) Penekanan media pembelajaran terdapat pada visual dan audio.

4) Media pembelajaran memiliki pengertian alat bantu pada proses

belajar, baik di dalam maupun di luar kelas.

5) Media pembelajaran digunakan dalam rangka komunikasi dan

interaksi guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran.

6) Media pembelajaran dapat digunakan secara massal misalnya:

radio, dan televisi, kelompok besar dan kecil misalnya: film, slide,

video, OHP), atau perorangan misalnya: modul, komputer, radio,

tape atau kaset, video, recorder.50

Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan

bahwa yang dimaksud dengan media pembelajaran adalah segala

sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima

sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta

kemampuan peserta didik sehingga proses belajar mencapai tujuan

pembelajaran secara efektif.

50
Ibid., hlm. 62-63

41
2. Pengertian Internet

Internet merupakan salah satu media komunikasi yang banyak

digunakan untuk beberapa kepentingan. Dalam proses belajar

mengajar, internet ini sangat membantu untuk menarik minat peserta

didik terhadap materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

Internet juga dapat membantu dalam membuka wawasan dan

pengetahuan peserta didik.

Jadi, internet di sini berperan sebagai sumber informasi yang

memiliki jangkauan luas, mulai dari antar kota sampai lintas negara.

Menurut Sanjana internet merupakan jaringan globalyang

menghubungkan beribubahkan berjuta jaringan komputer (local/wide

areal network) dan komputer pribadi (stand alone), yang

memungkinkan setiap komputer yang terhubung kepadanya bisa

melakukan komunikasi satu sama lain. Jaringan ini bukan merupakan

suatu organisasi atau institusi, karena tak satu pihak pun yang

mengatur dan mewakilinya.51

Sebagai media yang diharapkan akan menjadi bagian dari suatu

proses belajar mengajar di sekolah, internet diharapkan mampu

memberikan dukungan bagi terselenggaranya proses komunikasi

pembelajaran aktif antara guru dengan peserta didik. Dan internet bisa

diartikan sebagai kegiatan komunikasi yang dilakukan untuk mengajak

51
Ibid., hlm. 152

42
peserta didik mengerjakan tugas-tugas dan membantu memperoleh

pengetahuan secara luas.

3. Jenis-Jenis Media Internet

Media internet membantu menarik minat siswa terhadap materi

pembelajaran yang ingin disampaikan oleh guru. Internet diharapkan

menjadi media pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman

peserta didik terhadap materi tersebut. Media internet diharapkan

mampu menyajikan data yang kuat dan terpercaya. Media internet

memiliki beragam jenis. Jenis-jenis media internet adalah sebagai

berikut:

1) Web

Guru dapat menyampaikan materi pembelajaran dengan

menggunakan media internet. Pembelajaran menggunakan media

internet memanfaatkan aplikasi teknologi web. Menerapkan

pembelajaran berbasis web merupakan penerapan penyampaian

materi belajar secara online. Guru memandu peserta didik untuk

mendapatkan materi pembelajaran secara online. Bentuk tugas

yang diberikan guru dapat berupa laporan, tugas baca, dan lain

sebagainya. Uraian mengenai penggunaan web adalah sebagai

berikut:

a. Materi Belajar

Aplikasi teknologi web membantu proses pembelajaran.

Guru sekreatif mungkin mengemas materi pembelajaran

43
menggunakan teknologi web. Peserta didik dituntut aktif

mencari dan menemukan jawaban dengan bahasanya sendiri.

b. Model pembelajaran

Media pembelajaran berbasis internet memadupadukan web

dan pembelajaran tatap muka. Guru dapat memberikan tugas

kelompok. Tugas kelompok ini melibatkan partisipasi yang

tinggi dari peserta didik.

2) E-Learning

E-Learning merupakan pembelajaran yang menggunakan

rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau Internet) untuk

menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. E-

Learning merupakan bentuk pendidikan jarak jauh yang dilakukan

melalui media internet.52

Menurut Smaldino, penyediaan sumber belajar mnciptakan

pengalaman belajar menjadi aspek penting dalam penyelenggaraan

e-learning. Pengalaman belajar dalam suatu laboratorium maya

memecahkan masalah bersama-sama dalam sebuah tim di dalam

dunia maya sebaiknya dikembangkan dengan mengacu untuk teori

belajar dan pembelajaran.

Holmes dan Gardner menyebutkan bahwa prinsip belajar

konstruktivistik penting dalam menciptakan sumber belajar maya.

Seseorang yang mengikuti e-learning maka ia sedang proses

52
Ibid., hlm. 114-116

44
belajar mandiri. Untuk itu agar mereka terbantu mengembangkan

dan menyusun pengetahuan sendiri, tanpa langsung bimbingan

guru.

Harton menegaskan peranan bagaimana media internet

diberdayakan dengan maksimal ditinjau dari desain pembelajaran,

teori belajar, dan desain pesan agar dapat menghasilkan

pengalaman dan prestasi belajar yang baik bagi peserta didik.53

E-Learning merupakan pemeblajaran yang mengunakan

rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk

menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. E-

Learning merupakan bentuk pendidikan jarak jauh yang dilakukan

melalui internet. Uraian mengenai penggunaan E-Learning dalah

sebagai berikut:

a. E-Learning menuntut peserta didik aktif

Dalam pembelajaran E-Learning peserta didik merupakan

fokus utama. Peserta didik mandiri pada waktu tertentu dan

bertanggung jawab untuk pembelajarannya. Peserta didik

dituntut aktif dalam pembelajaran E-Learning.

b. E-Learning sebagai sumber belajar

E-Learning sebagai sumber belajar dalam media

pembelajaran internet. Sebagai belajar yang mewakili guru.

53
Ibid., hlm. 161

45
c. E-Learning memanfaatkan keunggulan komputer dalam proses

pembelajaran, E-Learning memanfaatkan keunggulan

komputer, yaitu yaitu digital media dan computer networks.

Bahan ajar dalam E-Learning bersifat mandiri dan dapat

disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan

peserta didik kapan saja dan dimana saja bila yang

bersangkutan memerlukannya.

3) Email

Email merupakan aplikasi berbentuk teks yang digunakan

sebagai alat komunikasi melalui internet. Email sering disebut

sebagai surat elektronik. Email yang berbentuk teks juga memuat

image grafik dan suara. Email dapat digunakan untuk saling

berkirim pesan dalam proses pembelajaran. Pesan tersebut di

antaranya berisi lampiran tugas yang dikumpulkan dari peserta

didik kepada guru. Begitupun tugas dapat disampaikan oleh guru

kepada peserta didik melalui email. Email dipergunakan sebagai

pendukung layanan jejaring sosial seperti whatsApp, facebook,

twitter, instagram, dan lain sebagainya.

4) Mailing List

Mailing List merupakan aplikasi yang dipilih dalam

pembelajaran berbasis internet setelah email. Mailing List

merupakan salah satu fasilitas yang dapat digunakan untuk

membuat kelompok diskusi atau penyebaran informasi. Cara kerja

46
Mailing List adalah pemilik email dapat bergabung dalam sebuah

kelompok diskusi, atau bertukar informasi yang tidak dapat

diintervensi oleh orang di luar kelompoknya. Komunikasi melalui

fasilitas ini sama seperti email bersifat tidak langsung.

5) File Transfer Protocol atau FTP

File Transfer Protocol merupakan aplikasi yang dapat

digunakan seseorang untuk mentransfer data atau file dari satu

komputer ke internet atau upload, sehingga bisa diakses oleh

pengguna internet di seluruh pelosok dunia. Disamping itu peserta

didik diberi fasilitas ini untuk dapat mengambil file dari situs

internet ke dalam komputer atau gadget bisa juga di download.54

6) Browsing

Browsing atau surfing merupakan istilah umum yang

digunakan bila hendak menjelajahi dunia maya atau web. Tampilan

web yang sangat artistik menampilkan teks, gambar-gambar dan

malahan animasi yang ditampilkan sedemikian rupa sehingga

selalu membuat betah para pengunjungnya. Untuk melakukan

Browsing ini kita menggunakan suatu fasilitas yang bernama

Browser, banyak jenis software browser yang tersedia dipasaran,

seperti Mozila sampai yang komersil seperti Netscape dan Internet

Explorer. Apapun jenis aplikasi internet yang akan kita lakukan

terlepas dari browser, karena browser merupakan media

54
Ega Rima Wati, Ragam Media Pembelajaran, kata pena, 2016, hlm. 116-118

47
komunikasi antara user dengan layanan internet. Sebagai pengguna

windows, maka software browser yang sering digunakan adalah

internet Explorer dari Microsoft. Peserta didik bisa memanfaatkan

waktu untuk browsing di dalam kelas menggunakan computer atau

gadget untuk mencari bahan referensi tambahan dari tugas guru.

Silahkan anda simak gambar struktur sebuah browser IE di bawah

ini:55

Gambar 1.1 Cara Browsing

7) Searching

Searching merupakan proses pencarian sumber pembelajaran

guna melengkapi materi yang akan disampaikan kepada peserta

didik. Dalam hal ini segala sesuatu informasi yang berkaitan

sumber informasi tersebut belum diketahui, sehingga dengan

memanfaatkan search engine adalah salah satu fasilitas yang

tersedia pada aplikasi untuk mencari informasi yang kita inginkan.

Search engine menampung database situs-situs dariseluruh dunia

yang jumlahnya miliaran halaman web. Cukup dengan

55
Ibid., hlm. 162

48
memasukkan kata kuncinya, maka proses pencarian akan dilakukan

dengan search engine akan menampilkan beberapa link situs yang

disertai dengan keterangan singkat. Banyak aplikasi search engine

yang ditawarkan oleh situs-situs tertentu yang ada di internet, yang

populer antara lain: Google, Yahoo, Altavista, dan sebagainya di

samping fasilitas search yang disediakan oleh setiap situs.

Cara yang perlu diperhatikan, untuk menunjang proses

keberhasilan pencarian ini yaitu:

1) Tentukan kata kunci yang akan digunakan dalam mencari

informasi.

2) Hindari pengguna kata kunci yang mempunyai arti ganda,

karena hal ini hanya akan menjaring informasi yang tidak

diperlukan, karena informasi yang dikumpulkan oleh search

engine nantinya diperoleh dari metadata dari suatu situs.

3) Jika informasi tersebut diinginkan dalam jenis file tertentu,

maka tentukan jenis atau tipe file yang akan dicari.

Contoh: sebagai guru, anda membutukan informasi yang

berkaitan dengan jaringan komputer, maka untuk proses search

digunakan search engine-nya google, seperti pada gambar

berikut:56

56
Ibid., hlm. 163-164

49
Gambar 1.2 Search engine

8) Blog

Blog adalah sebuah situs website yang memungkinkan

penggunanya untuk dapat menuliskan atau memposting berbagai

hal sesaui dengan keinginannya dengan mudah, (tanpa harus

memiliki pengetahuan html rumit) dan dapat dikomentari oleh

pengunjungnya. Topik blog telah berkembang dngan luas sebagai

ajang berbagi pengetahuan, seperti pendidikan, kesehatan,

teknologi dan lain-lain. 57

1. Fungsi Media Internet

Internet menjadi sebuah kebutuhan di era sekarang. Bagi proses

pembelajaran internet membantu mmbuka wawasan dan pengetahuan,

internet sebagai sumber informasi lintas negara yang sangat

membantu. Internet memiliki beberapa fungsi dalam penerapannya.

Guru sebagai pendidik perlu memahami fungsi internet agar tepat

dalam menerapkannya. Fungsi media internet adalah sebagai berikut:

a. Komunikasi

57
Ibid., hlm. 167-168

50
Manfaat utama internet adalah alat komunikasi. Dalam proses

pembelajaran internet merupakan alat komunikasi guru dan peserta

didik. Melalui email dapat memberi kemudahan dalam proses

pembelajaran.

b. Informasi

Berbagai informasi dapat ditemukan di internet. Peserta

didik bisa mengakses informasi tersebut sebagai sumber

pembelajaran. Melalui internet peserta didik bisa mengerjakan dan

menyelesaikan tugas-tugas dari guru. Guru juga dapat memperoleh

berbagai pengetahuan tentang bahan pembelajaran dengan

mengakses aplikasi internet.

c. Perpustakaan

Internet merupakan perpustakan dalam bentuk jaringan

komputer. Segala informasi pendidikan tersedia di internet. Internet

dalam pendidikan dan pembelajaran sangat diperlukan demi

tercapainya tujuan pendidikan dan pembelajaran. Karena buku

yang disediakan di perpustakaan biasanya tertinggal dengan

informasi dari internet yang serba baru.

d. Sebagai Referensi Tambahan.

Internet dapat difungsikan sebagai bahan referensi tambahan

dalam pembelajaran. Peserta didik dapat memanfaatkan internet

untuk mencari materi pembelajaran tambahan untuk menyelesaikan

tugas dari guru.

51
e. Sebagai Pelengkap

Internet berfungsi melengkapi materi pembelajaran peserta

didik di dalam kelas. Internet dapat membantu kemudahan dalam

proses mengumpulkan materi.

f. Sebagai Pengganti

Media internet dapat menggantikan model pembelajaran tatap

muka jika diperlukan. Dengan mempertimbangkan banyak sisi

demi tercapainya tujuan pembelajaran. 58

2. Manfaat Media Internet

Proses belajar adalah proses untuk mengubah dari tidak tahu

menjadi tahu. Maka di dalam belajar terdapat informasi atau

pengetahuan yang harus diberikan kepada peserta didik. Salah satu

sumber informasi adalah dari internet. Karena internet adalah pusat

informasi yang multi bidang. Oleh karena itu dalam pemanfaatan

internet kita harus memiliki filter keimanan seta moralitas yang baik

untuk menyeleksi informasi yang akan kita peroleh. Beberapa manfaat

internet untuk kepentingan pembelajaran adalah:

1) Sumber belajar atau pusat informasi

a. Informasi media dan metodologi pembelajaran

b. Bahan baku dan bahan ajar untuk segala bidang pelajaran

c. Akses informasi IPTEK

d. Bahan pustaka atau referensi

58
Ibid., hlm. 118-120

52
2) Belajar sendiri secara cepat

a. Meningkatkan pengetahuan

b. Mengajak belajar secara aktif

c. Mengembangkan kemampuan di bidang penelitian

3) Menambahkan wawasan, pergaulan, pengetahuan, dan

pengembangan karier

a. Meningkatkan komunikasi dengan seluruh masyarakat lain

b. Meningkatkan kepekaan akan permasalahan yang ada di

seluruh dunia

c. Informasi beasiswa, lowongan pekerjaan, pelatihan

d. Hiburan dan sebagainya

4) Internet lebih murah

Dengan internet pengeluaran menjadi lebih murah, jika kita

browsing selama 3 jam di gadget maka hanya mengeluarkan 10

ribu saja untuk mengisi kuota, tetapi jika kita mencari buku

dengan kualitas yang ada di internet, tentu dengan harga yang

lebih mahal. Dengan internet semua menjadi mudah. Peserta didik

kita juga harus terbiasa dengan internet, karena dengan

menggunakan internet dapat menjadikan sarana untuk

mengembangkan prestasi diri peserta didik.

Masih banyak lagi manfaat yang bisa diperoleh dari internet

sesuai kebutuhan informasi yang ingin diperoleh.59

59
Ibid., hlm. 155-157

53
Dapat ditarik kesimpulan internet merupakan sumber belajar

yang harus dimanfaatkan oleh semua guru karena di dalam

internet terdapat jutaan bahkan miliaran informasi yang ada dan

ter-upload setiap detik.

3. Cara Pengembangan Media Internet Untuk Guru dan Peserta

Didik

Media merupakan alat bantu yang efektif untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Pada masa sekarang ini, perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi telah mendorong guru melakukan inovasi

dan pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses pembelajaran.

Guru harus menggunakan media pembelajaran sebaik mungkin. Guru

dintuntut mampu mengembangkan keterampilan dalam menampilkan

media pembelajaran yang akan digunakan.

Pemilihan internet sebagai alat bantu penyampaian pesan haruslah

benar-benar menjadi alat bantu yang efektif dalam mencapai tujuan

pembelajaran. Oleh sebab itu, penggunaannya pun harus

dikembangkan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Selain itu,

lingkungan belajar pun perlu diperhatikan dalam menggunakan

internet sebagai media pembelajaran.

Hal penting juga harus mempertimbangkan dalam

mengembangkan media internet adalah efisiensi internet dalam

kaitannya dengan waktu, tenaga, dan biaya. Media internet dapat di

kembangkan dengan memperhatikan hal-hal tersebut:

54
1) Pengembangan Menggunakan Tampilan Internet

Media internet dapat mendeskripsikan materi pembelajaran

semenarik mungkin. Deskripsi tersebut harus sesuai dengan konsep

pembelajaran. Informasi mengenai materi pembelajaran yang dapat

didengar dan dilihat dapat ditampilkan melalui internet. Dengan

demikian materi pembelajaran dapat ditangkap dengan baik oleh

peserta didik.

2) Pengembangan Menggunakan Layanan Pengelolaan Internet

Media internet dapat mengelola waktu pembelajaran dengan

baik. Melalui internet guru tidak perlu menghabiskan waktu

menjelaskan materi pembelajaran sebanyak tatap muka. Pencarian

informasi dengan menggunakan gadget dapat dilakukan secara

efektif. Layanan pengelolaan upload dan download dokumen dapat

dilakukan secara efisien.

3) Pengembangan Menggunakan Kelebihan Internet

Melalui media internet guru tidak perlu mengulang-ulang

penjelasan mengenai materi. Materi pembelajaran dapat disimpan

oleh peserta didik dan dapat dibaca ulang. Hal tersebut merupakan

salah satu kelebihan media internet. Dengan begitu, peran guru

dapat berubah ke arah yang lebih produktif dengan menggunakan

media internet. Guru dapat menjelaskan perannya sebagai

pendidik.

4) Pengembangan Menggunakan Mailing-List

55
Media internet sebagai alat menyampaikan materi

pembelajaran dapat digunakan tidak hanya untuk membuat proses

pembelajaran lebih efisien. Pengembangan internet sebagai media

pembelajaran dapat membantu peserta didik menyerap materi

pembelajaran secara lebih mendalam. Internet juga menyediakan

layanan kelompok diskusi dengan menggunakan mailing-list.

5) Pengembangan Menggunakan Situs Web

Sikap positif peserta didik terhadap proses belajar dapat

ditingkatkan melalui internet. Proses pembelajaran menjadi lebih

menarik dengan mengakses internet. Hal ini dapat meningkatkan

prestasi peserta didik terhadap pembelajaran melalui internet.

Internet menyediakan layanan komunikasi interaksi berbasis situs

web, seperti blog. Beberapa aplikasi ini juga dapat diunduh.60

C. Sejarah Kebudayaan Islam

1. Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)

Pengertian “sejarah” secara etimologi dapat ditelusuri dari asal kata

sejarah yang seiring dikatakan berasal dari kata Arab “Syajarah” yang

artinya pohon. Pengertian sejarah pada dasarnya memberikan dari

objektif tentang masa lampau, dan hendaknya dipahami sebagai suatu

aktualisasi atau sebagai peristiwa itu sendiri.61

Sejarah umum kebudayaan adalah istilah untuk segala hasil karya

manusia yang berkaitan dengan pengungkapan bentuk. Kebudayaan

60
Ibid., hlm. 122-125
61
Dudung Abdurrahman, Sejarah Peradaban Islam Dari Masa Klasik Hingga Modern,
Yogyakarta, Lesfi, 2002, hlm. 4

56
atau peradaban yang dipengaruhi oleh nilai-nilai Islam disebut

kebudayaan atau peradaban Islam. Jadi Sejarah Kebudayaan Islam

adalah peristiwa masa lampau sebagai hasil karya manusia yang

dipengaruhi oleh nilai-nilai Islam.

Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) menekankan pada kemampuan

mengambil ibrah atau hikmah dari sejarah Islam, meneladani tokoh-

tokoh berwibawa dan berprestasi, dan mengaitkannya dengan

fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, IPTEK dan seni, dan lain-

lain, untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam pada

masa kini dan masa yang akan datang.

2. Tujuan Pengajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)

Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di SMA Islam

Sultan Agung 3 Semarang bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut:

1) Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya

mempelajari landasan ajaran, nilai-nilai dan norma Islam yang

telah dibangun oleh Rasulullah SAW dalam rangka

mengembangkan sejarah kebudayaan Islam.

2) Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan

tempat merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan

masa depan.

3) Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah

secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah.

57
4) Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap

peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di

masa lampau.

5) Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil

ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah Islam, meneladani tokoh-

tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial,

budaya, politik, IPTEK, dan seni dan lain-lain untuk

mengembangkan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI).62

3. Prestasi Belajar

1. Pengertian Belajar

Menurut Syaiful Bahri Djamarah Aswan Zam, belajar adalah

proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan.63

Dan menurut Martinis Yamin, belajar adalah perubahan

perilaku seseorang akibat pengalamannya yang diperoleh melalui

pengamatan, pendengaran, membaca, dan meniru.64

Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas dapat dianalisis

bahwa terdapat poin penting dalam pengertian belajar, diantaranya:

1) Perubahan tingkah laku seseorang yang diperoleh dari interaksi

dengan lingkungannya.

62
Kementrian Agama, BAB III: Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Di
Madrasah, hlm. 46
63
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta, PT. Rineka
Cipta, 2003, hlm. 2
64
Maritinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta, Gaung Persada
Press, 2003, hlm. 97

58
2) Perubahan tingkah laku dengan cara latihan sehingga dapat

pengalaman dan pengetahuan.

3) Perubahan tingkah laku peserta didik dengan cara pengamatan,

pendengaran, membaca, dan meniru.

Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan

tingkah laku seseorang dengan cara belajar dari pengalaman.

2. Pengertian Prestasi belajar

Pengertian prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah

dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok.

Prestasi tidak akan dapat dihasilkan selama seseorang tidak akan

pernah melakukan kegiatan.

Pendapat dari beberapa tokoh tentang prestasi belajar

sebagaimana dikutip oleh Hamdani adalah sebagai berikut:

a. W.J.S Purwadarminta berpendapat bahwa prestasi adalah hasil

yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya)

b. Qohar dalam Jamarah mengatakan bahwa prestasi sebagai hasil

yang telah diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang

menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan dan

kekreatifan.

c. Harahap memberikan batasan bahwa prestasi adalah penilaian

pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan peserta didik

yang berkenan dengan penguasaan bahan pelajaran yang

59
disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat dari

kurikulum.

d. Winkel mengemukakan bawa prestasi belajar merupakan bukti

keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Dengan

demikian, prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang

dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha

belajar.65

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi

belajar adalah hasil yang diperoleh dari usaha belajar yang

dilakukan seseorang.

3. Indikator Prestasi Belajar

Prestasi belajar peserta didik dapat dilihat dari beberapa aspek

yaitu aspek kognitif, efektif, dan psikomotorik.

a. Kognitif

Kognitif berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek

intelektual, seperti pengetahuan, pengertian dan keterampilan

berfikir.

b. Afektif

Afektif berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek

perasaan dan emosi contohnya minat, sikap, apresiasi, dan cara

penyesuaian diri.

c. Psikomotorik

65
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, Bandung, Pustaka Setia, 2011, hlm. 137

60
Psikomotorik berisi perilaku-perilaku yang menekankan

aspek keterampilan motorik contohnya tulisan tangan,

mengetik, mengoperasikan mesin dan lain sebagainya.66

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Pada dasarnya faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor dari

dalam (intern) dan faktor dari luar (ekstern).

a. Faktor Intern

Faktor Intern adalah faktor yang berasal dari peserta didik.

Faktor ini antara lain sebagai berikut:

1. Kecerdasan (inteligensi)

Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai

kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang

dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi

rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukan

kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya.

Dimana kecerdasan dalam berinteraksi dengan lingkungan

sekitar mampu mengembangkan kecerdasan bagi peserta

didik.

Intelegensi sebenarnya bukan persoalan kualitas organ-

organ tubuh lainnya. Akan tetapi, memang harus diakui

bahwa peran otak dalam hubungannya dengan intelegensi

66
Firdaus Annisa, Taksonomi Bloom (ranah afektif,kognitif, dan psikomotorik), (online),
(http:firdausannisaa.blogspot.co.id/2013/12/taksonomi-bloom-ranah-afektif-kognitif.html?m=1)
diakses tanggal 26 november 2019

61
manusia lebih menonjol dari pada organ-organ tubuh

lainnya, lantaran otak merupakan “menara pengontrol”

hampir seluruh aktivitas manusia.

2. Faktor jasmani atau fisiologis

Kondisi jasmani atau fisiologis pada umumnya sangat

berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang.

3. Sikap

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif,

berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons

(response tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap

objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif

maupun negatif.

4. Minat

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan

suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyeluruh. Pada

dasarnya minat merupakan penerimaan akan sesuatu

hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri.

Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut semakin besar

minat.67

5. Bakat

Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki

seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang

67
Syaiful Bahri Djamarah, op. cit., hlm. 152

62
akan datang. Setiap orang memiliki bakat dalam arti

berpotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu

sesuai dengan kapasitas masing-masing.68

6. Motivasi

Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong

seseorang untuk melakukan sesuatu.

b. Faktor eksternal

Faktor ini dibagi menjadi 3 faktor, yaitu:

1. Faktor keluarga mencakup

a) Cara orang tua mendidik

b) Relasi antar anggota keluarga

c) Suasana rumah

d) Keadaan ekonomi keluarga

e) Pengertian orang tua

f) Latar kebudayaan

2. Faktor sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum,

relasi, guru dan peserta didik, relasi antar peserta didik,

disiplin saat berada di sekolah, alat pengajaran, waktu di

sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung,

metode belajar, dan tugas di rumah (PR).

68
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta, Raja Grasindi Persada, 2002, hlm. 135

63
3. Faktor masyarakat meliputi kegiatan dalam masyarakat,

media massa atau media internet, teman bermain, bentuk

kehidupan bermasyarakat.

5. Fungsi Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat terus

menerus dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang

sejarah kehidupan manusia selalu mengejar prestasi menurut

bidang dan kemampuan masing-masing. Prestasi belajar memiliki

fungsi, antara lain sebagai berikut:

a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas

pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik.

b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.

c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi

pendidikan.

d. Prestasi belajar sebagai sebagai indikator intern dan ekstern

dari suatu institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti

bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat

produktivitas suatu institusi pendidikan. Indikator ekstern

dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat

dijadikan indikator tingkat kesuksesan peserta didik di

masyarakat.

e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serpa peserta

didik. Peserta didik dapat fokus diperhatikan, karena peserta

64
didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi

pelajaran.69

Dari fungsi prestasi belajar diatas, dapat diketahui bahwa

prestasi belajar tidak menjadi indikator keberhasilan dalam bidang

studi tertentu, tetapi juga sebagai indikator kualitas suatu institusi

pendidikan. Disamping itu, prestasi belajar juga berguna sebagai

umpan balik bagi guru dalam melaksanakan proses belajar

mengajar utuk evaluasi kegiatan belajar mengajar yang lebih baik.

Seperti metode pembelajaran, kurikulum, keadaan siswa dan lain

sebagainya. Dalam pendidikan formal prestasi belajar dapat diukur

dengan tes prestasi belajar dalam bentuk ulangan harian, ujian

tengah semester, ujian akhir semester, tes sumatif, bahkan ujian

masuk di perguruan tinggi.

69
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2009, hlm.
13

65
DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif ,Jakarta:Rineka


Cipta.2000

Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung, Sinar Baru Algesindo,


2004

Ega Rima Wati, Ragam Media Pembelajaran, Hak Cipta, 2016

Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi Dan Komunikasi, Bandung,


Alfabeta, 2008

Dewi Salma Prawiradilaga, Mozaik Teknologi Pendidikan, Yogyakarta,


Prenada Media, 2007

Daryanto, media pembelajaran perannya sangat penting dalam mencapai tujuan


pembelajaran, Yogyakarta, Gava Media, 2010

Abdul Mujid, Pemikiran Pendidikan Islam, Bandung, PT Trigenda Karya, 1993

Kebudayaan, Departemen Pendidikan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta,


Balai Pustaka, 1993

Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, Bandung, Pustaka Setia, 2011

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta, Rineka Cipta,2011

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, PT
Rineka Cipta, 2010

Trisno Yuwono, Kamus Bahasa Indonesia Praktis, Surabaya, Arloka

Rohman, Memahami Pendidikan & Ilmu Pendidikan, Yogyakarta, Aswaja


Pressindo, 2008

Murodi, Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Tsanawiyah kelas VIII, Semarang,


PT.Karya Toha Putra, 2009,

Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian, CV. Rajawali, Jakarta, 1981

Sugiyono, Statistic Nonparametris Untuk Penelitian, Bandung, Alfabeta, 2014

66
Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta,
Raja Grafindo Persada, 2010

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan


R&D, Bandung, Alfabeta, 2008

Ega Rima Wati, Ragam Media Pembelajaran, Kata Pena, 2016

Sugiyono., Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2015

Hamzah B. Uno., Teori Motivasi & Pengukurannya, Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2007

Suryabrata Sumadi, Metodologi Penelitian, Jakarta, Rajawali, 1983

Sutrisno Hadi, Statistik 2, Yogyakarta, Andi Offset, 1994

Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung:alfabeta,


2001

Supranto, Teknik Sampling Untuk Survey Dan Eksperimen, Jakarta:Rineka Cipta,


2007

Hadi Sutrisno, Metode Research, Yogyakarta, Yayasan Penerbit Fakultas UGM,


1990

Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendidikan Praktek, Jakarta,


Rineka Cipta

Fudyartanta, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Jogjakarta, Global


Pustaka, 2002

Sukardi, Bimbingan Dan Penyuluhan Belajar Di Sekolah, Surabaya, Usaha


Nasional, 1999

Hadi Sutrisno, Metodologi Risearch, Yogyakarta, Andi Offsite, 1993

Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Bumi Aksara, 1996,

67
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan
Agama Islam Di Sekolah, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2011, hlm. 75

Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi


(Konsep Dan Implementasi Kurikulum 2004), Bandung, PT Remaja Rosdakarya,
2005, hlm. 135

Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Bandung, PT.
Remaja Rosdakarya, 2012, hlm. 14

Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta, Kalam Mulia, 2005,


hlm. 22

Novan Ardy Wiyani, Pendidikan Karakter Berbasis Iman Dan Taqwa, Teras,
Yogyakarta, 2012, hlm. 90

68
A. Pedoman Lembar Angket

ANGKET MEDIA INTERNET PESERTA DIDIK DI SMA ISLAM


SULTAN AGUNG 3 SEMARANG

Identitas peserta didik

Nama Lengkap :
Kelas :
Alamat :
A. Petunjuk Pengisian
 Bacalah dengan cermat setiap pernyataan dan pilihlah jawaban
dengan sejujur-jujurnya
 Berilah tanda silang (V) pada salah satu jawaban yang dianggap
benar sesuai diri anda
 Kembalikan angket ini jika telah selesai mengerjakannya
 Atas partisipasinya kami ucapkan terima kasih. Selamat
mengerjakan

SL : selalu KD : kadang-kadang

S : sering TP : tidak pernah

NO KLASIFIKASI NILAI

PERNYATAAN 4 3 2 1
VARIABEL X
SL S KD TP

1 Guru menyampaikan materi dengan manggunakan


media internet
2 Guru sesekali menggunakan media internet dalam
pembelajaran SKI
3 Guru menggunakan media internet saat ujian
berlangsung
4 Guru menggunakan media internet untuk
mengerjakan pekerjaan rumah (PR)
5 Guru memberikan materi SKI lewat internet

69
6 Guru selalu menggunakan media internet sebagai
bahan ajarnya
7 Guru memberi tugas untuk dikerjakan secara
kelompok menggunakan teknologi web
8 Guru membentuk kelompok berdasarkan urutan
absen untuk pembelajaran menggunakan teknologi
Web
9 Guru membentuk kelompok untuk menyelesaikan
tugas melalui Internet
10 Guru menggunakan bahan ajar utama dalam mata
pelajaran SKI melalui internet

Keterangan :

Indikator Butir-butir
Guru dapat menyampaikan materi 1, 2, 3, 4, 5, 6,
pembelajaran dengan menggunakan media
internet.

Guru sekreatif mungkin mengemas materi 7, 8


pembelajaran mnggunakan teknologi web.

Guru dapat memberikan tugas kelompok 9, 10

70
PEDOMAN WAWANCARA DENGAN GURU MATA PELAJARAN
SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM (SKI) SMA ISLAM SULTAN AGUNG
3 SEMARANG

Nama Guru :
Jabatan :
Hari atau tanggal :
Pukul :
1. Sejak kapan bapak mengajar disekolah ini ?

2. Apa saja kendala yang bapak hadapi dalam proses belajar mengajar ?

3. Apakah bapak menggunakan media internet dalam mata pelajaran

sejarah kebudayaan Islam ini ?

4. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran SKI di SMA

Islam Sultan Agung 3 Semarang ?

5. Bagaimana keadaan siswa saat proses belajar mengajar berlangsung ?

6. Bagaimana cara bapak ketika mengajar mata pelajaran SKI kepada

peserta didik?

7. Apakah bapak memberikan apresiasi kepada peserta didik saat dapat

menjawab suatu pertanyaan ?

8. Setiap diakhir pelajaran apakah bapak selalu memberikan motivasi

agar selalu berbuat baik ?

9. Selama mengajar, apakah bapak pernah memberikan kata-kata pujian

dan sanjungan untuk memacu prestasi peserta didik ?

10. Bagaimana rata-rata kemampuan siswa dalam menerima materi

pelajaran SKI dengan menggunakan media internet?

11. Bagaimana prestasi belajar mata pelajaran SKI ?

71
12. Apa saja cara yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar peserta

didik ?

13. Bagaimana cara bapak menilai peserta didik dalam pembelajaran SKI?

14. Apakah perlu diadakan evaluasi dalam penerapan media internet?

15. apakah efektif menggunakan media internet dalam pelajaran SKI ?

C. Pedoman Dokumentasi

No. Aspek Keterangan

Ada Tidak ada


1. Profil sekolah
2. Data guru
3. Data karyawan
4. Data peserta didik
5. Struktur organisasi
6. Struktur kurikulum
7. Sarana dan prasarana sekolah
8. Prestasi akademik peserta didik

72

Anda mungkin juga menyukai