Anda di halaman 1dari 1

Komplikasi

Penolakan
Transplantasi alograf (organ ditransplantasikan di antara individu berbeda genetik pada spsies
sama) mendatangkan respon imun, yakni antigen pada jaringan organ yang ditransplantasikan
akan dikenali sebagai benda asing; oleh karena itu rangkaian kejadian terjadi, yang
mengakibatkan penolakan organ. Penolakan diklasifikasikan kedalam 3 tipe : hiperakut, akut
dan kronis.
Penolakan hiperakut.
Penolakan hiperakut dapat terjadi didalam hitungan menit dan jam ketika implantasi organ.
Hal ini disebabkan oleh adanya antibodi. Biasanya homoral dekstruktif atau reaksi sel B
terhadap anti gen pada endotelium vaskuler mengakibatkan nekrosis organ. Banyak episode
penolakan hiper dakut dapat dicegah dengan assay antibodi reaktif panel sebelumnya,
pmeriksaan histokompabilitas, dan pencocokan silang/silag padan. Jikapenolakan akut
terjadi, opsi pengobatan terbatas. Klien yang telah menerima transplantasi ginjal atau ginjal-
pankreas mungkin butuh kembali untuk dialisis. Klien yang telah menerima transplantasi
organ lain mungkin menerima plasmaferesis, sebuah prosedur yang membuang antibodi yang
bersirkulasi dari darah. Jika cara ini gagal, maka diindikasikan untuk transplantasi ulang.
Penolakan akut.
Penolakan akut biasanya terjadi pada 3 bulan pertama transplantasi, namun ini dpat terjadi
pada setiap waktu, terutama jika rejimen imunosupresi diubah atau jika berkembang infeksi.
Penolakan akut dapat diperantarai respon imun seluler murni oleh sel T atau respon yang
diperantarai antibodi, atau kombinasi keduanya. Diagnosa brdasarkan pada gejala klinis, data
laboratorium atau hasil pemeriksaan seperti biopsi organ. Gejala klinis penolakan disajikan
dalam kotak 80-5 pengobatan biasanya terdiri atas steroid dosis tinggi; jika terjadi episode
kambuhan, muromonab-CD3 dapat diberikan.
Penolakan kronis.
Penolakan kronis berkembang bertahap, biasanya setelah 3 bulan transplantasi hal ini mugkin
akibat episode penolakan akut berulang-ulang.

Anda mungkin juga menyukai