Anda di halaman 1dari 16

ii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Keberadaan lansia yang semakin meningkat akan menimbulkan berbagai
macam masalah yang muncul seperti masalah fisik, psikologis dan sosial.
Keberadaan usia lanjut di tandai dengan umur harapan hidup yang semakin
meningkat dari tahun ke tahun, hal tersebut membutuhkan upaya pemeliharaan
serta peningkatan kesehatan dalam rangka mencapai masa tua yang sehat,
bahagia, berdaya guna dan produktif.
Proses menua yang dialami oleh lansia menyebabkan mereka mengalami
berbagai perasaan sedih, cemas , kesepian, mudah tersinggung dan depresi.
Jika lansia mengalami gangguan tersebut maka kondisi tersebut daopat
mengganggu kesehatan sehari-hari lansia. Mencegah dan merawat lansia
dengan masalah tersebut adalah hal yang sangat penting dalam upaya
mendorong lansia bahagia, sejahtera di dalam keluarga sertas masyarakat.
Perubahan pada lansia ini salah satunya adalah terjadinya perubahan
psikologis seperti terjadinya depresi. Depresi ini merupakan gangguan mental
yang sering diderita para lanjut usia. Depresi menjadi salah satu problem
gangguan mental yang sering ditemukan pada usia lanjut. Prevalensi
diperkirakan 10% - 15% dari populasi lanjut usia dan diduga sekitar 60% dari
pasien di unit Geriatri menderita depresi, sehingga gejala depresi yang muncul
seringkali dianggap sebagai bagian dari proses menua (Zeidan,2011). Angka
kejadia depresi pada lanjut usia diatas 65 tahun diperkirakan sekitar 10 -30%
(Blazer,2009).

1
B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini agar mahasiswa/I mampu mengetahui :
1. Apa itu depresi ?
2. Bagaiman teori tentang deresi kehidupan ?
3. Klasifikasi Depresi ?
4. Konsekwensi Perubahan pada Lansia dengan Depresi ?
5. Melakukan Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Depresi

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Menurut World Health Organization (WHO) mengelompokkan usia lanjut
dbagi menjadi 4 antara lain : Middle Aggge (45-59 tahun), Erderly (60-74
tahun), Old (75-90 tahun), Very old (> 91 tahun).
Pada ummnya depresi pada lansia dianggap sebagai pairment fungsi
psikososial, sering kali tidak terdeteksi dan tidak diobati. Istilah depresi begitu
sulit untuk diartikan, karena dianggap sebai keluhan suasana hati. Istilah
depresi biasa digambarkan sebagai gejala yang menggambarkan konstelasi
yang sangat mempengaruhi kualitas hidup dari sejumlah besar lansia.
Gerontologists telah mengembangkan teori untuk menjelaskan depresi
pada lansia, yang sering disebut depresi menua. Dan praktisi kesehatan telah
mengembangkan alat penilaian untuk mengidentifikasi depresi pada lansia.
Perawat memiliki peran penting dalam mengatasi depresi karena ada berbagai
intervensi keperawatan yang dapat memiliki dampak positif yang signifikan
pada kualitas hidup lansia.
Depresi adalah suatu bentuk gangguan suasana hati yang mempengaruhi
kepribadian seseorang. Depresi juga merupakan perasaan sinonim dengan
perasaan sedih, murung, kesal, tidak bahagia dan menderita.Individu
umumnya menggunakan istilah depresi untuk merujuk pada keadaan atau
suasana yang melibatkan kesedihan,rasa kesal, tidak mempunyai harga diri,
dan tidak bertenaga.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan depresi adalah suatu jenis
keadaan perasaan atau emosi dengan komponen psikologis seperti rasa sedih,
susah, merasa tidak berguna, gagal, putus asa dan penyesalan atau berbentuk
penarikan diri, kegelisahan atau agitasi.

3
B. Teori tentang depresi kehidupan.
Depresi menua adalah suatu kondisi multifaset, yang disebabkan oleh
hubungan kompleks dan banyak faktor lain yang umumnya terjadi pada lansia.
Meskipun tidak ada teori tunggal yang dapat menjelaskan mengapa lansia
lebih cenderung menjadi tertekan, beberapa teori psikososial, kognitif, dan
biologis lebih umum menjadi faktor penyebab dari berbagai perspektif.
1. Teori psikososial
Teori ini berfokus pada dampak dari hilangnya jaringan akibat efek
buffering dukungan social dan psikososial dalam melindungi terhadap
depresi. Menurut blazer (2009) faktor-faktor yang berpotensi terjadinya
depresi berdasarkan teori psikososial adalah :
a. Ageism, hilangnya peran social, dan rendahnya status social ekonomi
b. Pengalaman dan trauma pada masa anak-anak.
c. Peningkatan stressor stress dalam kehidupan sehari-hari
d. Jaringan social yang memadai, misalnya tidak ada pasangan/ partner,
beberapa teman affe, jaringan keluarga kecil.
e. Interaksi social berkurang
f. Integritas social yang buruk (misalnya lingkungan yang tidak stabil,
kurang kuatnya afilasi agama).

4
Cara mengatasi depresi pada lansia :

Pengkajian keperawatan :
1. Factor risiko depresi atau bunuh diri
2. Tanda dan gejala depresi
3. Depresi dengan penurunan kognitif
4. Skala depresi geriatric : short form

perubahan yang
berhubungan dengan
penuaan : penurunan aliran
darah otak, perubahan
sistem syaraf, gangguan
irama sirkandia.
faktor risiko : Stressor konsekuensi negatif
psikososiali fungsional : perasaan
(kehilangan, sedih, cemas, HDR.
perubahan peran). ketiadaan kepuasan
kondisi kesehatan. hidup. anoreksia,
Penurunan fungsional. gangguan pola tidur.
Efek pengobatan yang peningkatan
merugikan. morbiditas dan
Kekurangan suppor mortalitas.
sosial. peningkatan RBD

Intervensi keperawatan :
1. Meningkatkan kemampuan fungsional dan hubungan
kemandirian.
2. Penguatan dukungan social dan membina membinan
hubungan baik.
3. Mendorong aktivitas fisik dan nutrisi yang baik.
4. Ajarkan tentang pencegahan, identifikasi, dan
penanganan depresi.
5. Fasilitasi untuk pelayanan kesehatan mental.

Wellness outcome
1. Peningkatan fungsional.
2. Memperpanjang kualitas hidup.
3. Pencegahan risiko
5 bunuh diri.
2. Teori trias kognitif
Menurut teori ini, orang menilai diri mereka dengan triad kognitif dari
citra diri mereka, lingkungan mereka atau pengalama. Orang yang depresi
masa depan mereka menilai tiga alam ini sebagai strol kurang beberapa
fitur yang diperlukan untuk kebahagiaan. Mantan 200 amples dari
penilaian negalve adalah perasaan tidak beharga, interpretasi dari peristiwa
netral sebagai buruk, dan NGS nuansa realistis hopelessness. Beck
mendalikan bahwa depresi tidak disebabkan oleh efek samping tetapi
dengan persepsi menyimpang, yang merusak abiliy seseorang untuk
menilai diri sendiri dan ditie acara rele dalam cara yang konstruktif.teori
beck yang ketiga yaitu adanya kesalahan logis tertentu seperti
personalisasi, tion minimaza, inagnification, dan generalisasi yang
berlebihan.
3. Teori genetik dan biologi
Teori biologic tentang depresi pada lansia menyelidiki ulang merusak
hubungan antar penuaan, depresi, dan perubahan di otak lansia, system
saraf dan system neuroendokrin. Berbagai teori telah membahas peran
neurotransmitter dengan penekanan kusus serotonin, dopamine,
asetilkolin, dan norepinefrin sebagai penyebab atau factor yang
berkontribusi.

C. Klasifikasi Depresi
Menurut Depkes RI tahun 2001 tingkatan depresi ada 3 yaitu :
1. Depresi Ringan
Suasana perasaan yang depresifKehilangan minat kesenangan dan
mudahlelah konsentrasi dan perhatian kurang harga diri dan kepercayaan
diri kurang perasaan salah dan tidak berguna pandangan masa depan yang
suram gagasan dan perbuatan yang membahayakan diri tidak terganggu
dan nafsu makan kurang.

6
2. Depresi Sedang
Kegiatan nyata mengikuti kegiatan social, pekerjaan dan urusan rumah
tangga.
3. Berat
Biasanya gelisah, kehilangan harga diri dan perasaan tidak berguna,
keinginan bunuh diri.

Berdasarkan klasifikasinya depresi dibedakan menjadi 3 yaitu :


Ringan Sedang Berat
Mental - Ragu-ragu - Kritik diri - Penolakan diri
- Kemurkaan sendiri sendiri
- Kasihan diri - Kemarahan - Kepahitan
sendiri - Kasihan diri - Kasihan diri
sendiri sendiri

Fisik - Kehilangan - Kelesuan - Pengungsian


nafsu makan - Kecemasan diri
- Tidak dapat - Menangis - Kepasifan
tidur
- Penampilan
yang tidak
teratur

Emosional - Ketidakpatuhan - Keadaan yang - Tiada harapan


- Kesedihan sulit - Skizophegenia
- Mudah - Penderita - Keadaan
tersinggung kesepian tertinggal
- Ragu-ragu akan
tuhan

Spiritual - Ragu-ragu akan - Menolak akan - Acuh tak acuh


tuhan tuhan akan nasehat
- Tidak senang - Mengeluh - Tidak percaya
akan tuhan terhadap terhadap tuhan
- Tidak berterima tuhan - Kemarahan
kasih dan tidak akan sabda-
percaya sabda tuhan.

7
D. Konsekuensi Perubahan pada Lansia dengan Depresi
Pada umumnya setelah orang memasuki lansia maka ia mengalami
penurunanfungsi kognitif dan psikomotor. Fungsi kognitif meliputi proses
belajar, persepsi, pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain sehingga
menyebabkan reaksi dan perilaku lansia menjadi makin lambat. Sementara
fungsi psikomotorik (konatif)meliputi hal-hal yang berhubungan dengan
dorongan kehendak seperti gerakan,tindakan, koordinasi, yang berakibat
bahwa lansia menjadi kurang cekatan.Dengan adanya penurunan kedua fungsi
tersebut, lansia juga mengalami perubahanaspek psikososial yang berkaitan
dengan keadaan kepribadian lansia. Beberapaperubahan tersebut dapat
dibedakan berdasarkan lima tipe kepribadian lansia sebagai berikut:
1. Tipe kepribadian konstruktif (construction personality), biasanya tipe ini
tidak banyak mengalami gejolak, tenang dan mantap sampai sangat tua.
2. Tipe kepribadian mandiri (independent personality), pada tipe ini
adakecenderungan mengalami post power sindrome, apalagi jika pada
masa lansiatidak diisi dengan kegiatan yang, dapat inernberikan otonomi
pada dirinya.
3. Tipe kepribadian tergantung (dependent personality), pada tipe ini
biasanya sangatdipengaruhi kehidupan keluarga, apabila kehidupan
keluarga selalu harmonis maka pada masa lansia tidak bergejolak, tetapi
jika pasangan hidup meninggal maka pasangan yang ditinggalkan akan
menjadi merana, apalagi jika tidak segera bangkitdari kedukaannya.
4. Tipe kepribadian bermusuhan (hostility personality), pada tipe ini setelah
memasuki lansia tetap merasa tidak puas dengan kchidupannya, banyak
keinginan yangkadang-kadang tidak diperhitungkan secara seksama
sehingga menyebabkankondisi ekonominya menjadi morat-marit.
5. Tipe kepribadian kritik diri (self hate personality), pada lansia tipe ini
umumnyaterlihat sengsara, karena perilakunya sendiri sulit dibantu orang
lain atau cenderungmembuat susah dirinya

8
Pada usia lanjut depresi yang berdiri sendiri maupun yang bersamaan dengan
penyakit lain hendaknya ditangani dengan sungguh-sungguh karena apabila
tidak diobati dapat memperburuk perjalanan penyakit dan prognosisnya. Pada
depresi dapat dijumpai hal-hal seperti dibawah ini (Irawan, 2013) :
1. Depresi dapat meningkatkan angka kematian pada pasien dengan penyakit
kardiovaskuler.
2. Pada depresi timbul ketidakseimbangan hormonal yang dapat
memperburuk penyakit kardiovaskuler (misalnya peningkatan hormone
adrenokortikotropin akan meningkatkan kadar kortisol).
3. Metabolism serotonin yang terganggu pada depresi akan menimbulkan
efek trombogenesis
4. Perubahan suasana hati (mood) berhubungan dengan gangguan respon
imunitas termasuk perubahan fungsi limfosit dan penurunan jumlah
limfosit.
5. Pada depresi berat terdapat penurunan aktivitas senatural killer.
6. Pasien depresi menunjukan kepatuhan yang buruk pada program
pengobatan maupun rehabilitasi.

E. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pada dasarnya pengkajian keperawatan pada lansia dengan depresi yaitu
pada aspek psikososial. Namun pada bagian ini lebih terfokus pada aspek
depresi lansia yang secara spesifik meliputi :
a. Identifikasi kusus tanda dan gejala depresi pada lansia.
b. Identifikasi depresi pada orang-orang dengan dimensia.
Parameter Dimensia Depresi
Onset of symtoms Gradual onset, Abrupt onset, possibly
recognized only by involving a triggering event
hindsight
Presentation of Unawareness of Exaggeration of memory
symptoms symptom, or attribution problems and other
to nonpathologic cognitive deficits
Memory and attention Impaired memory, Memory and attention

9
particularly for recent deficits attributable to lack
events, poor attention, of motivation and inability
strong attempts to to concentrate
perform well
Emotions Labile affect that Consistent feelings of
change in respone to sadness and being down in
suggestions, possible the dumps, unresponsive to
apathy owing to suggestions.
cognitive impairments.
Response to question Evasive, angry, Showed, apathetic, frequent
sarcastic, use of humor, response of “I don’t know”,
confabulation, or social with not effort expended.
skill to cover up deficit.
Personal appearance Inappropriate dress and Little or no concern about
actions owing to appearance because of lack
impaired perceptions of motivation or diminished
and thought processes self esteem
Physical complaints Vague fatigue and Anorexia, weight loss,
weakness, complaints constipation, insomnia,
are inconsistent and decreased energy.
easily forgotten.
Neurologic features Aphasia, agnosia, Complaints of dysphagia
agraphia, apraxia, without any physical basis
perseveration
Contact with reality Denial of reality, Exaggerated sense of
illusions more gloom, possible auditory
predominant than hallucinations or self
hallucinations, if present derogatory delusions
delusions are airned at
explaining deficit.

c. Gunakan skrining tools untuk mengidentifikasi depresi pada lansia


Geriatric Depression Scale-Short Form (GDS-SF) or GDS 15 adalah
pertanyaan alat pendeteksi yang digunakan secara umum untuk
mengetahui pengaturan kesehatan pada lansia dan bisa dikelola dalam
waktu 5-7 menit.

10
Adapun pertanyaannya sebagai berikut :
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah pada dasarnya anda puas dengan Ya Tidak
hidup anda ?
2 Sudahkah anda menunda banyak aktivitas
dan minat anda?
3 Apakah kamu berfikir bahwa kehidupanmu
kosong ?
4 Apakah kamu sering bosan ?
5 Apakah kamu memiliki semangat yang
lebih pada suatu waktu ?
6 Apakah kamu takut sesuatu yang buruk
akan terjadi padamu ?
7 Apakah kamu merasa bahagiah yang
berlebihan sewaktu-waktu ?
8 Apakah kamu sering merasa kehilangan
harapan ?
9 Apakah kamu mempersiapkan lebih banyak
berdiam dirumah dari pada pergi keluar dan
melakukan hal-hal yang baru ?
10 Apakah kamu merasa memiliki masalah
yang lebih dengan ingatan ?
11 Apakah kamu berfikir sesuatu yang hebat di
kehidupanmu sekarang ?
12 Apakah kamu merasa tidak beharga dengan
caramu sekarang ?
13 Apakah kamu merasa energy yang penuh ?
14 Apakah kamu merasa kehilangan harapan
tentang situasi ?
15 Apakah kamu berfikir orang-orang
memiliki kelebihan dari pada kamu ?

Score : 15, 1 point untuk “Tidak” pada pertanyaan 1,5,7,11,13.


Satu point untuk “Ya” pada pertanyaan yang lain.
Normal : 2-3
Middle depresi : 3-7
Very depresi : 7-12
d. Kaji risiko bunuh diri pada lansia.

11
2. Diagnosa keperawatan
Beberapa diagnosa keperawatan yang dapat timbul pada lansia dengan
depresi yaitu :
a. Risiko ketidak seimbangan nutrisi
b. Gangguan pola tidur
c. Resiko jatuh
d. Resiko bunuh dir

3. Intervensi keperawatan
Menurut Nursing Interventions Classification (NIC) intervensi pada lansia
dengan depresi meliputi :
a. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
pemasukan yang tidak adekuat akibat penurunan nafsu makan.
Tujuan : Tidak ada gangguan kebutuhan nutrisi pada pasien
Kriteria hasil :
1) Nafsu makan meningkat
2) Tidak terjadi mual dan muntah
No Intervensi Rasional
1. Observasi porsi makan yang Mengkaji intake makanan
sudah dihabiskan yang telah dihabiskan
2. Anjurkan makan sedikit-sedikit
Menghindari mual dan
tapi sering muntah
3. Berikan makanan selagi hangatMenghindari mual dan
muntah
4. Hindari makan pantangan Mencegah komplikasi
5. Kolaborasi dengan dokter Mengurangi keluhan pasien
dalam pemberian terapi

b. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kecemasan


Tujuan :
1) Pasien mampu mengidentifikasi ganggaun pola tidur
2) Pasien mampu memenuhi kebutuhan pola tidur
Kriteria hasil :
1) Pasien mampu memahami faktor penyebab gangguan pola tidur

12
2) Pasien menciptakan pola tidur yang adekuat
No Intervensi Rasional
1. Bersama pasien Mengetahui penyebab
mengidentifikasi gangguan gangguan pola tidur
pola tidur
2. Diskusi cara untuk memenuhi Mempermudah pasien untuk
kebutuhan pola tidur memperoleh kebutuhan tidur
yang baik
3. Anjurkan pasien untuk Memperoleh cara yang sesuai
memilih cara yang sesuai untuk mempermudah tidur
dengan kebutuhannya pasien
4. Berikan lingkungan yang Agar pasien mendapatkan
nyaman kualitas tidur yang baik

c. Resiko jatuh berhubungan dengan kesulitan gaya berjalan


Tujuan : Tidak mengalami jatuh
Kriteria hasil :
1) Mampu mengidentifikasi bahaya lingkungan yang dapat
menyebabkan cidera
2) Mampu menggunakan alat bantu untuk menghindari cidera
3) Mampu mempraktikkan gerakan latihan keseimbangan
No Intervensi Rasional
1. Berikan penyuluhan tentang Meningkatkan pengetahuan
apa saja bahaya lingkungan pasien
yang mengakibatan cideta
2. Anjurkan memakai alat bantu Mengurangi resiko jatuh
jalan dengan hati-hari
3. Ajarkan gerakan latihan Mengurangi resiko jatuh
keseimbangan

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut World Health Organization (WHO) mengelompokkan usia lanjut
sebagai berikut : Middle Aggge (45-59 tahun), Erderly (60-74 tahun), Old (75-
90 tahun), Very old (> 91 tahun).Gerontologists telah mengembangkan teori
untuk menjelaskan depresi pada lansia, yang sering disebut depresi menua.
Dan praktisi kesehatan telah mengembangkan alat penilaian untuk
mengidentifikasi depresi pada lansia.
Depresiadalahsuatubentuk gangguan suasana hati yang mempengaruhi
kepribadian seseorang, yang merupakan perasaan sedih, murung, kesal, tidak
bahagia dan menderita.Individu umumnya menggunakan istilah depresi untuk
merujuk pada keadaan atau suasana yang melibatkan kesedihan,rasa kesal,
tidak mempunyai harga diri, dan tidak bertenaga. Beberapa penyebabnya yaitu
teori psikososial, genetic dan biologi serta teori kognitif.
Pada usia lanjut depresi yang berdiri sendiri maupun yang bersamaan
dengan penyakit lain hendaknya ditangani dengan sungguh-sungguh karena
apabila tidak diobati dapat memperburuk perjalanan penyakit dan
prognosisnya.

B. Saran
Asuhan keperawatan pada lansia haruslah dilakukan secara profesional
dan komprehensip, yaitu dengan memandang pada aspek boi-psiko-sosial-
spiritual pada lansia. Aspek psikologis pada lansia merupakan aspek yang
tatkala penting dari aspek yang lain, oleh sebab itu pelaksanaan asuhan
keperawataan lansia dengan depresi harus dilakukan dengan sebaik-baiknya
demi terciptanya lansia yang sehat jasmani dan rohani serta meningkatkan
kualitas hidup lansia.

14
DAFTAR PUSTAKA

Assil, S. M & Zeidan (2011), Prevalence of Depression And Associated Faktor


Among Elderly sudanese : A. Hausehold Survey in khartoum State:
http://proquest.com diunduh 29 Oktober 2019.

Blazer (2009). Depression in late life: Rivew and comentary. The journal of
gerontology http://www.bpkp.go.id/unit/hukum/uu/1998/13-98pdf.
Diperoleh 29 Oktober 2019.

Carol A. Miller. 2012. Nursing for Wellness in Older Adults. Library of Congress
Cataloging-in-Publication Data : China.

Fadilah, (2013). Buku Ajar Keperawatan Gerontik . bengkulu : Medical Book.

Irawan H. (2013) Gangguan Depresi pada lanjut usia, CDK,Vol 40.

15

Anda mungkin juga menyukai