BAB I
PENDAHULUAN
dan stabilitas kapal tidak diketahui pasti, sehingga pemilihan mesin serta kelayakan
melaut kapal belum pasti.
Permasalahan awal perencanaan kapal adalah menentukan bentuk badan
kapal yang memiliki tahanan kapal yang rendah. Ini berhubungan dengan nilai
ekonomis rancangan kapal, dengan tahanan kecil, daya mesin mengecil, dimensi
dan berat mengecil, kebutuhan bahan bakar mengecil, meningkatkan daya angkut
pada berat kapal yang sama, serta mengecilnya biaya operasinal kapal ( Harvald,
1993) (Molland, 1992) (Santosa, 1999).
Kapal ikan merupakan wahana yang mengapung di air, dimana badan kapal
akan berinteraksi dengan air disekitarnya. Interaksi pada gerak maju akan
menimbulkan gerakan air yang seolah-olah menahan gerak maju kapal yang dikenal
dengan tahanan kapal (ship resistance), besarnya tahanan tersebut dipengaruhi
bentuk badan kapal. Bentuk badan kapal dipengaruhi oleh beberapa parameter: 1)
Ukuran utama kapal (Displ, L, B, T, H), 2) Perbandingan ukuran utama (L/B, B/T,
1
𝐿/𝑉 3 ), 3) Koefisien bentuk badan kapal (Cb, Cw, Cm, Cp) (Harvald, 1983) (Ali,
2010).
Parameter bentuk kapal suplay mempunyai pengaruh terhadap besarnya
tahanan kapal, masing-masing parameter mempunyai pengaruh positif dan
negative. Secara keseluruhan tiap parameter itu memiliki pengaruh terhadap
tahanan, dan pada kecepatan tertentu tiap parameter mempunyai pengaruh yang
berbeda (Ali, 2010)
Berdasarkan hal tersebut, dilakukan penelitian tentang hubungan parameter
bentuk badan kapal penangkap ikan di perairan Berondong terhadap besarnya
tahanan kapal. Untuk mengetahui hubungan tersebut dilakukan pengukuran secara
langsung parameter bentuk kapal penangkap ikan yang ada di perairan Brondong
selanjutnya ditentukan besarnya tahanan setiap kapal yang ada dengan bantuan
Software yang ada, dari hasil tersebut dilakukan analisa hubungan setiap parameter
bentuk badan kapal terhadap tahanan kapal.