Anda di halaman 1dari 3

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kapal penangkap ikan adalah sarana / alat apung yang dipergunakan secara
khusus oleh nelayan untuk menangkap ikan, termasuk menampung, menyimpan
hasil tangkapan. Dalam usaha penangkapan ikan, kapal merupakan satu faktor
penting diantara komponen penangkapan ikan dan memerlukan modal yang besar
dalam pengadaanya (Nomura dan Yamazaki, 1977).
Perairan Brondong merupakan wilayah perairan yang letaknya di
Kabupaten Lamongan Jawa Timur yang merupakan salah satu daerah penangkapan
ikan di pesisir utara jawa. Armada kapal yang ada merupakan armada kapal yang
dibangun oleh pengerajin kapal setempat secara tradisional, dimana pembangunan
kapal tidak berdasarkan perencanaan kapal pada umumnya. Dasar pembangunan
yang dilakukan para pengerajin kapal adalah pengalaman dan insting yang
didapatkan turun temurun dari nenek moyang mereka.

Gambar 1. Kapal Ikan

Karena pembangunan kapal secara tradisonal serta pengetahuan pengerajin


kapal tentang perencanaan kapal kurang, sehingga data-data teknis dan dokumen
teknis dari kapal tersebut tidak dimiliki. Sehingga beberapa permasalahan setelah
diserahkan antara lain: ukuran utama, kapasitas dan spesifikasi teknis kapal tidak
diketahui pasti, serta bentuk badan kapal tidak terencana sehingga besarnya tahanan
2

dan stabilitas kapal tidak diketahui pasti, sehingga pemilihan mesin serta kelayakan
melaut kapal belum pasti.
Permasalahan awal perencanaan kapal adalah menentukan bentuk badan
kapal yang memiliki tahanan kapal yang rendah. Ini berhubungan dengan nilai
ekonomis rancangan kapal, dengan tahanan kecil, daya mesin mengecil, dimensi
dan berat mengecil, kebutuhan bahan bakar mengecil, meningkatkan daya angkut
pada berat kapal yang sama, serta mengecilnya biaya operasinal kapal ( Harvald,
1993) (Molland, 1992) (Santosa, 1999).
Kapal ikan merupakan wahana yang mengapung di air, dimana badan kapal
akan berinteraksi dengan air disekitarnya. Interaksi pada gerak maju akan
menimbulkan gerakan air yang seolah-olah menahan gerak maju kapal yang dikenal
dengan tahanan kapal (ship resistance), besarnya tahanan tersebut dipengaruhi
bentuk badan kapal. Bentuk badan kapal dipengaruhi oleh beberapa parameter: 1)
Ukuran utama kapal (Displ, L, B, T, H), 2) Perbandingan ukuran utama (L/B, B/T,
1
𝐿/𝑉 3 ), 3) Koefisien bentuk badan kapal (Cb, Cw, Cm, Cp) (Harvald, 1983) (Ali,
2010).
Parameter bentuk kapal suplay mempunyai pengaruh terhadap besarnya
tahanan kapal, masing-masing parameter mempunyai pengaruh positif dan
negative. Secara keseluruhan tiap parameter itu memiliki pengaruh terhadap
tahanan, dan pada kecepatan tertentu tiap parameter mempunyai pengaruh yang
berbeda (Ali, 2010)
Berdasarkan hal tersebut, dilakukan penelitian tentang hubungan parameter
bentuk badan kapal penangkap ikan di perairan Berondong terhadap besarnya
tahanan kapal. Untuk mengetahui hubungan tersebut dilakukan pengukuran secara
langsung parameter bentuk kapal penangkap ikan yang ada di perairan Brondong
selanjutnya ditentukan besarnya tahanan setiap kapal yang ada dengan bantuan
Software yang ada, dari hasil tersebut dilakukan analisa hubungan setiap parameter
bentuk badan kapal terhadap tahanan kapal.

1.2 PERUMUSAN MASALAH


Hubungan parameter bentuk badan kapal ikan tradisional terhadap tahanan
kapal dapat dirumuskan permasalahan adalah bagaimana hubungan parameter
bentuk badan kapal dengan tahanan kapal.
3

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Tujuan hubungan parameter bentuk badan kapal ikan tradisional terhadap
tahanan kapal adalah untuk mengetahui hubungan parameter bentuk badan kapal
ikan tradisional terhadap tahanan kapal.

1.4 BATASAN MASALAH


1. Hanya berfokus pada menghitung tahanan kapal yang terdapat di Brondong
Kec. Paciran Kab. Lamongan
2. Hanya berfokus pada kapal ikan 5 GT
3. Tidak menghitung stabilitas , kekuatan memanjang dan olah gerak kapal.
4. Tidak menghitung daya mesin.
5. Analisa penelitian ini mengolah data dengan menggunakan software
maxsurf Resistance guna untuk mendapatkan nilai tahanan kapal.

Anda mungkin juga menyukai