Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan makalah dengan judul “DESINFEKSI DAN
STERILISASI” dapat berjalan dengan baik, dari awal sampai selesai.

Harapan saya semoga makalah ini dapat membantu dan menambah pengetahuan dan
pengalaman kepada pembaca. Penyusun menyadari akan kemampuan yang sangat
terbatas sehingga dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangannya. Oleh karena itu
saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

BAB I
PENDAHULUAN

1
A. Latar Belakang
Lingkup bidang keperawatan memberikan asuhan keperawatan kepada
seluruh pasien baik pasien yang beresiko terinfeksi atau telah terinfeksi.
Pengetahuan mengenai bagaimana terjadinya infeksi sangat penting dikuasai untuk
membatasi dan mencegah terjadi penyebaran infeksi dengan cara mempelajari ilmu
bakteriologi, imunologi, virologi dan parasitologi yang terkandung pada ilmu
mikrobiologi.
Selain itu, berkaitan dengan pentingnya keselamatan pasien diperlukan juga
cara untuk mengurangi atau bahkan mengatasi infeksi tersebut secara keseluruhan.
Secara lebih spesifik diperlukan pula pengetahuan mendasar akan kondisi seperti
apa yang bisa dijadikan lokasi atau tempat untuk melakukan asuhan keperawatan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian serta tujuan Sterilisasi dan Desinfeksi?
2. Terdapat berapa jenis Sterilisasi dan Desinfeksi?
3. Apa pengertian dari alat medis non kritis?
4. Bagaimana aplikasi Sterilisasi dan Desinfeksasi dalam alat medis non kritis?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pasien Safety sub pokok
bahasan “Sterilisasi dan Desinfeksi”.
2. Tujuan Khusus :
a. Untuk mengetahui pengertian serta tujuan Sterilisasi dan Desinfeksi.
b. Untuk mengetahui jenis Sterilisasi dan Desinfeksi.
c. Untuk mengetahui pengertian dari alat medis non kritis.
d. Untuk mengetahui bagaimana aplikasi Sterilisasi dan Desinfeksi dalam
alat medis non kritis.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sterilisasi dan Desinfeksi


Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu (alat,bahan,media,
dan lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak diharapkan kehadirannya baik yang
patogen maupun yang patogen. Atau bisa juga dikatakan sebagai proses untuk
membebaskan suatu benda dari semua mikroorganisme, baik bentuk vegetative
maupun bentuk spora.
Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang mikrobiologi untuk mencegah
pencernaan organisme luar, pada bidang bedah untuk mempertahankan keadaan
aseptis, pada pembuatan makanan dan obat-obatan untuk menjamin keamanan
terhadap pencemaran oleh miroorganisme dan di dalam bidang-bidang lain pun
sterilisasi ini juga penting.
Sedangkan desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit
dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi
infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen. Disinfektan yang tidak
berbahaya bagi permukaan tubuh dapat digunakan dan bahan ini dinamakan
antiseptik. Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau menghancurkan
mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang desinfeksi digunakan pada benda mati.
Desinfektan dapat pula digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya tergantung dari
toksisitasnya.
Disinfektan dapat membunuh mikroorganisme patogen pada benda mati.
Disinfektan dibedakan menurut kemampuannya membunuh beberapa kelompok
mikroorganisme, disinfektan "tingkat tinggi" dapat membunuh virus seperti virus
influenza dan herpes, tetapi tidak dapat membunuh virus polio, hepatitis B atau M.
tuberculosis.
Adapun tujuan dari sterilisasi dan desinfeksi tersebut adalah

1. Mencegah terjadinya infeksi


2. Mencegah makanan menjadi rusak
3. Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industri

3
4. Mencegah kontaminasi terhadap bahan- bahan yg dipakai dalam melakukan
biakan murni

B. Jenis Sterilisasi dan Desinfeksi


Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik,
fisik dan kimiawi:

1. Sterilisasi secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori


sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada
saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas,
misal nya larutan enzim dan antibiotik
2. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran
a. Pemanasan
1) Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara
langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll. 100 %
efektif namun terbatas penggunaanya.
2) Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi
panas kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya
erlenmeyer, tabung reaksi dll. Waktu relatif lama sekitar 1-2 jam.
Kesterilaln tergnatung dengan waktu dan suhu yang digunakan, apabila
waktu dan suhu tidak sesuai dengan ketentuan maka sterilisasipun tidak
akan bisa dicapai secara sempurna.
3) Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang
mengandung air lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak
terjadi dehidrasi Teknik disinfeksi termurah Waktu 15 menit setelah air
mendidih Beberapa bakteri tidak terbunuh dengan teknik ini: Clostridium
perfingens dan Cl. botulinum
4) Uap air panas bertekanan : menggunakan autoklaf menggunakan suhu
121 C dan tekanan 15 lbs, apabila sedang bekerja maka akan terjadi
koagulasi. Untuk mengetahui autoklaf berfungsi dengan baik digunakan
Bacillus stearothermophilus Bila media yang telah distrerilkan.
diinkubasi selama 7 hari berturut-turut apabila selama 7 hari: Media

4
keruh maka otoklaf rusak Media jernih maka otoklaf baik, kesterilalnnya,
Keterkaitan antara suhu dan tekanan dalam autoklaf
b. Pasteurisasi
Pertama dilakukan oleh Pasteur, Digunakan pada sterilisasi susu
Membunuh kuman: tbc, brucella, Streptokokus, Staphilokokus, Salmonella,
Shigella dan difteri (kuman yang berasal dari sapi/pemerah) dengan Suhu
65 C/ 30 menit
c. Penyinaran dengan sinar UV
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya
untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety
Cabinet dengan disinari lampu UV Sterilisaisi secara kimiawi biasanya
menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol.
d. Sinar Gamma Daya kerjanya ion bersifat hiperaktif Sering digunakan pada
sterilisasi bahan makanan, terutama bila panas menyebabkan perubahan
rasa, rupa atau penampilan Bahan disposable: alat suntikan cawan petri dpt
distrelkan dengan teknik ini. Sterilisasi dengan sinar gamma disebut juga
“sterilisasi dingin”
3. Sterilisasi dengan Cara Kimia
Beberapa Zat Kimia yang sering digunakan untuk sterilisasi
a. Alkohol
Paling efektif utk sterilisasi dan desinfeksi
Mendenaturasi protein dengan jalan dehidrasi membran sel rusak & enzim
tdk aktif
b. Halogen
Mengoksidasi protein kuman
c. Yodium
Konsentrasi yg tepat tdk mengganggu kulit
Efektif terhadap berbagai protozoa
d. Klorin
Memiliki warna khas dan bau tajam
Desinfeksi ruangan, permukaan serta alat non bedah

5
e. Fenol (as. Karbol)
Mempresipitasikan protein secara aktif, merusak membran sel menurunkan
tegangan permukaan
Standar pembanding untuk menentukan aktivitas suatu desinfektan
f. Peroksida (H2O2)
Efektif dan nontoksid
Molekulnya tidak stabil
Menginaktif enzim mikroba
g. Gas Etilen Oksida
Mensterilkan bahan yang terbuat dari plastik

Sedangkan desinfeksi memiliki 3 tingkatan yang berbeda:


1. Desinfeksi tingkat Rendah (Low Level Desinfection): dipakai untuk membunuh
sebagian bakteri, mikroorganisme, fungi, tetapi tidak memiliki daya bunuh
terhadap spora bakteri. Desinfeksi tingkat rendah dilakukan dengan cara
pembersihan menggunakan sabun dan bebas alkohol.
2. Desinfeksi tingkat Sedang (Intermediate Level Desinfection): Membunuh
mikroba vegetatif, fungi, bakteri, virus tapi tidak dapat membunuh spora.
Desinfeksi tingkat sedang dilakukan dengan cara pembersihan menggunakan
sabun dan alkohol.
3. Desinfeksi tingkat Tinggi (High Level Desinfection): Dapat menghancurkan
semua mikroba vegetatif, fungi, virus, ukuran kecil dan sedang kecuali
endospora. DTT dilakukan dengan cara merebus didalam air mendidih selama
20 menit atau merendam dalam larutan kimia seperti Glutaraldehyde dan
Hydrogen Peroksida, dan lain-lain.
Macam-macam desinfektan yang digunakan:
1. Alkohol
Etil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi kulit.
Alkohol yang dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang kedokteran
gigi unguk mendesinfeksi permukaan, namun ADA tidak menganjurkkan

6
pemakaian alkohol untuk mendesinfeksi permukaan oleh karena cepat
menguap tanpa meninggalkan efek sisa.
2. Aldehid
Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang populer pada kedokteran
gigi, baik tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Aldehid merupakan
desinfektan yang kuat. Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk mendesinfeksi
alat-alat yang tidak dapat disterilkan, diulas dengan kasa steril kemudian diulas
kembali dengan kasa steril yang dibasahi dengan akuades, karena glutaraldehid
yang tersisa pada instrumen dapat mengiritasi kulit/mukosa, operator harus
memakai masker, kacamata pelindung dan sarung tangan heavy duty. Larutan
glutaraldehid 2% efektif terhadap bakteri vegetatif seperti M. tuberculosis,
fungi, dan virus akan mati dalam waktu 10-20 menit, sedang spora baru alan
mati setelah 10 jam.
3. Biguanid
Klorheksidin merupakan contoh dari biguanid yang digunakan secara luas
dalam bidang kedokteran gigi sebagai antiseptik dan kontrok plak, misalnya
0,4% larutan pada detergen digunakan pada surgical scrub (Hibiscrub), 0,2%
klorheksidin glukonat pada larutan air digunakan sebagai bahan antiplak
(Corsodyl) dan pada konsentrasi lebih tinggi 2% digunakan sebagai desinfeksi
geligi tiruan. Zat ini sangat aktif terhadap bakteri Gram(+) maupun Gram(-).
Efektivitasnya pada rongga mulut terutama disebabkan oleh absorpsinya pada
hidroksiapatit dan salivary mucus.
4. Senyawa halogen. Hipoklorit dan povidon-iodin adalah zat oksidasi dan
melepaskan ion halide. Walaupun murah dan efektif, zat ini dapat
menyebabkan karat pada logam dan cepat diinaktifkan oleh bahan organik
(misalnya Chloros, Domestos, dan Betadine).
5. Fenol
Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk
membersihkan alat yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh
zat organik. Zat ini bersifat virusidal dan sporosidal yang lemah. Namun karena

7
sebagian besar bakteri dapat dibunuh oleh zat ini, banyak digunakan di rumah
sakit dan laboratorium.
6. Klorsilenol
Klorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak digunakan
sebagai antiseptik, aktifitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan
penggunaannya terbatas sebagai desinfektan (misalnya Dettol).

C. Pengertian Alat Medis Non Kritis


Noncritical items atau benda non kritis adalah benda yang bersentuhan dengan
kulit tetapi bukan selaput lendir. Kulit berfungsi sebagai penghalang efektif untuk
sebagian besar mikroorganisme, oleh karena itu, sterilitas item yang bersentuhan
dengan kulit adalah “tidak kritis.” Contoh barang tidak kritis adalah bedpans, manset
tekanan darah, kruk, bed-rails, linen, meja samping tempat tidur, furnitur pasien, dan
lantai. Hampir tidak ada risiko fatal terhadap penularkan agen infeksi kepada pasien.
Namun, alat medis non kritis berpotensi berkontribusi pada transmisi sekunder,
dengan mengkontaminasi tangan petugas perawatan kesehatan atau dengan kontak
dengan peralatan medis yang kemudian akan bersentuhan dengan pasien. Desinfeksi
yang digunakan adalah desinfeksi tingkat sedang atau desinfeksi tingkat rendah.
Waktu pemaparan untuk disinfektan ini adalah 60 detik atau lebih lama.

D. Aplikasi Sterilisasi dan Desinfeksi Alat Medis Non Kritis


1. Desinfeksi Bedpan
a. Tingkat Desinfeksi 
b. Tujuan  Mencegah penyebaran infeksi yang ditularkan melalui cairan
pasien.
c. Prosedur
1) Hand hygiene
2) Menggunakan APD
3) Basahi bedpan dengan air mengalir
4) Berikan sabun pada seluruh permukaan bedpan
5) Gosok menggunakan tapas

8
6) Bilas dengan air mengalir
7) Tiriskan dengan menyimpan di rak
8) Buka APD
9) Hand hygiene
2. Desinfeksi tempat tidur pasien
a. Tingkat Desinfeksi 
b. Tujuan  mencegah terjadinya infeksi nosokomial dari satu pasien ke
pasien lain.
c. Alat dan bahan
1) Ember
2) Lap
3) Cairan bayclin/pemutih
4) Air bersih
d. Langkah langkah
1) Siapkan ember berisi air bersih dan cairan bayclin/pemutih dengan
perbandingan 9:1
2) Lap seluruh bagian tempat tidur pasien dengan campuran cairan bayclin
dan air bersih
3. Desinfeksi fetal doppler
a. Tingkat Desinfeksi 
b. Tujuan  agar alat siap pakai dan pemeriksaan akurat.
c. Langkah langkah
1) Bersihkan doppler dari sisa jelly dengan tissue sampai bersih
2) Cek indikator baterai, jika lemah charge sampai penuh
3) Rapikan dan simpan alat
4. Desinfeksi Meja Pasien
a. Tingkat Desinfeksi 
b. Tujuan 
c. Persiapan alat :
1) Desinfektan alkohol 70% dalam bentuk spray
2) Lap kering bersih atau tissue

9
3) APD berupa sarung tangan non steril dan masker
d. Cara Kerja :
1) Petugas melakukan kebersihan tangan.
2) Petugas menggunakan APD.
3) Semprotkan diseinfektan pada peralatan yang telah digunakan secara
merata dengan jarak semprot 20-30 cm.
4) Diamkan permukaan selama 10-15 detik.
5) Keringkan dengan lap kering bersih atau tissue.
6) Simpan peralatan dalam tempatnya.
5. Desinfeksi Alat Kesehatan Stetoskop
a. Tingkat Desinfeksi 
b. Tujuan  Membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang
berada pada stetoskop
c. Persiapkan Alat:
1) Cairan desinfektan
2) Handscone
3) Waslap
4) Lap kering atau tissue
d. Prosedur kerja
1) Cuci tangan dengan benar
2) Gunakan APD: sarung tangan dan masker
3) Bersihkan alat jika setelah digunakan dengan memakai lap yang sudah
disemprot cairan desinfektan
4) Simpan alat pada tempat yang bersih dan kering
6. Desinfeksi Alat Kesehatan Kruk
a. Tingkat Desinfeksi 
b. Tujuan  Membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang
berada pada kruk
c. Persiapkan Alat:
1) Lap kering
2) Lap basah

10
3) Cairan desinfektan
4) Masker
5) Handscon
d. Prosedur kerja
1) Cuci tangan dengan benar
2) Gunakan APD: sarung tangan, masker
3) Bersihkan dan lap semua permukaan kruk dengan lap
4) Bersihkan dan lap semua semua permukaan kruk dengan lap kering
5) Semprotkan larutan desinfektan pada bagian yang bersentuhan langsung
dengan pasien
6) Simpan alat ke tempat yang bersih dan kering
7. Desinfeksi Urinal
a. Tingkat Desinfeksi 
b. Tujuan  Mencegah penyebaran infeksi yang ditularkan melalui cairan
pasien.
c. Prosedur
1) Cuci tangan
2) Gunakan lat pelindung diri (maker, sarung tangan rumah tangga, google)
3) Basahi urinal dengan air mengalir
4) Sabun seluruh permukaan urinal
5) Gosok dengan menggunakan kapas
6) Bila di air mengalir
7) Tiriskan dan simpan di rak
8) Buka APD
9) Cuci tangan
8. Desinfeksi Inkubator
a. Tingkat Desinfeksi 
b. Tujuan  Mencegah penyebaran virus atau bakteri kepada neonatus.
c. Prosedur
1) Siapakan larutan presept ½ atau: 1 liter
2) Rendam lap dalam larutan presept selama 10 menit

11
3) Keluarkan cairan aquadest dari dalam inkubator
4) Lap inkubtor dengan larutan presept dan keringkan dengan membuka
dulu skrupnya
5) Ganti kain atau busa penyaring dengan yang bersih
6) Tutup kembali skrup
7) Rapikan kembali inkubator
8) Berihkan alat-alat yang sudah dipakai
9. Desinfeksi Alat Kesehatan Tensimeter
a. Tingkat Desinfeksi 
b. Tujuan Desinfektan
Untuk membunuh kuman di alat medis yang sudah selesai digunakan
Untuk memutus rantai penyebaran penyakit
c. Prosedur Kerja desinfeksi Tensimeter
1) Persiapkan Alat:
a) Kontainer plastik semua ukuran
b) Sabun desinfektan
c) Larutan Alkohol 70%
d) Lap kering atau tissue
2) Bersihkan tangan dengan benar
3) Gunakan APD: sarung tangan dan masker
4) Bilas alat medis yang bersentuhan langsung dengan kulit pasien
dengan air mengalir
5) Sabun peralatan yang telah digunakan dengan sabun lalu keringkan
6) Semprotkan alkohol 70% pada kasa atau tissue lalu lap peralatan yang
telah digunakan
7) Lepaskan alat pelindung diri
8) Simpan tensimeter ditempat yang bersih dan kering
10. Desinfeksi Alat Kesehatan Kursi Roda
a. Tingkat Desinfeksi 
b. Tujuan Desinfektan
Untuk membunuh kuman di alat medis yang sudah selesai digunakan

12
Untuk memutus rantai penyebaran penyakit
c. Prosedur Kerja Desinfeksi Kursi Roda
1) Persiapkan Alat:
a. Lap kering 1 buah
b. Lap basah 1 buah
c. Larutan desinfektan (Hibiscrubs 1 X semprot dengan perbandingan
35 cc : 1 liter air)
d. Sarung tangan bersih
e. Masker
2) Cuci tangan dengan benar
3) Gunakan APD: sarung tangan, masker
4) Bersihkan dan lap semua semua permukaan kursi roda dengan lap basah
atau lembab
5) Bersihkan dan lap semua semua permukaan kursi roda dengan lap kering
6) Semprotkan larutan desinfektan pada bagian yang bersentuhan langsung
dengan kulit pasien
7) Lepaskan alat pelindung diri
8) Kembaliakan alat ke tempat yang bersih dan kering
11. Desinfeksi Termometer
a. Tingkat Desinfeksi 
b. Tujuan  Mencegah penyebaran mikroorganisme
c. Persiapan alat
1) Larutan sabun dalam tempatnya
2) Larutan desinfektan 5% dalam tempatnya
3) Air bersih dalam tempatnya
4) Tissu dalam tempatnya
5) Termometer habis pakai
6) Bengkok
d. Prosedur
1) Cuci tangan

13
2) Memegang termometer dengan tangan kiri dan ambil tissu kemudian
basahi dengan air sabun.
3) Lap termometer memakai tissu tersebut dengan gerakan memutar dari atas
ke arah reservoir
4) Tissu yang telah dipakai dibuang dalam bengkok
5) Masukkan termometer dalam larutan desinfektan 5% selama 3 menit
6) Lap dengan tissu dari atas ke arah reservoir. Buang tissu yang kotor
7) Masukkan termometer ke dalam air bersih
8) Mengeringkan termometer dengan tissu dengan cara memutar dari
reservoir ke atas. Buang tissu yang kotor
9) Menurunkan air raksa dan menyimpan termometer di tempatnya
10) Mencuci tangan
12. Punya bima yang ruangan pasien aku gamudeng harus gimana nulisnya
13. Desinfeksi linen
a. Tingkat desinfeksi:
Tujuan : Mencegah penyebaran infeksi yang ditularkan melalui alat tenun yang
digunakanpasien.
b. Persiapan alat:

c. Prosedur
Mencuci dengan mesin
Langkah 1 : Cuci linen yang kotor sekali terpisah dari linen yang tidak kotor.
Langkah 2 : Sesuaikan suhu dan siklus waktu dari mesin menurut instruksi
pabrik dan jenis sabun atau sabun pencuci lainnya yang akan dipakai. Baik
siklus mencuci dingin maupun panas dengan pemutih
menurunkan jumlah bakteri pada linen.
Mencuci dengan air panas
· Gunakan air panas diatas 71’C dan sabun untuk membantu melepaskan
kotoran.
· Tambahkan pemutih dan asam seperti diatas.
· Sesuaikan siklus waktu mesin menurut instruksi pabrik.

14
Langkah 3 : kalau siklus mencuci telah lengkap, periksa kebersihan linen.
Cuci ulang kalau masih kotor atau bernoda. Linen yang kotor sekali
memerlukan cuci ulang.
14. Desinfeksi EKG
a. Tingakt desinfeksi:
b. Tujuan:
Untuk membunuh kuman di alat medis yang sudah selesai digunakan
Untuk memutus rantai penyebaran penyakit

c. Persiapan alat:
d. Prosedur

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua
bentuk kehidupan. Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit
dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi
dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen.

2. Beberapa tujuan sterilisasi dan desinfeksi: Mencegah terjadinya infeksi, Mencegah


makanan menjadi rusak Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industri Mencegah
kontaminasi terhadap bahan- bahan yg dipakai dalam melakukan biakan murni.

3. Sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi.
Adapun desinfeksi dapat dipakai salah satu dari tiga desinfektan seperti iodophor, derifat
fenol atau sodium hipokrit.

B. Saran

16
DAFTAR PUSTAKA

Azis, alimul H.2006.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta:Salemba


Ester, Monica.2005.Pedoman Perawatan Pasien.Jakarta:EGC
Fu, Chen Dey. SOP Pemeliharaan Stetoskop. Diakses melalui
https://id.scribd.com/document/348914437/Sop-Pemeliharaan-Stetoskop pada 17
November 2019 pukul 15.00
Jawetz, J. Melnick, EA, Adeberg (1986), Mikrobiologi Untuk Profesi Kesehatan, EGC,
Jakarta.
Joe. Pembersihan Bedpan. Diakses melalui
https://id.scribd.com/document/374571110/Pembersihan-Bedpan pada 17 November
2019 pukul 05.58 WIB.
Mutholib, Agus. Prosedur Pemeliharaan Kursi Roda. Diakses melalui
https://www.scibd.com/document/365420768/SPO-2-Prosedur-pemeliharaan-Kursi-Roda
pada 17 November 2019 pukul 11.15 WIB
Ratih, Duwi. SPO PPI Pencegahan dan Pengendalian Infeksi. Diakses melalui
https://www.academia.edu/37449693/SPO_PPI. Pada 17 November 2019 pukul 14.00
WIB
Wulandari, Diah Retno. Perawatan Fetal Doppler. Diakses melalui
https://id.scribd.com/document/357258458/Perawatan-Fetal-Doppler pada 17 November
2019 pukul 06.03 WIB.
Yuliasari, Mimi. Pembersihan Tempat Tidur Pasien Setelah Pulang. Diakses melalui
https://id.scribd.com/doc/281744988/Pembersihan-Tempat-Tidur-Pasien-Stlh-Pulang
pada 17 November 2019 pukul 05.50 WIB.
Yulizar. Desinfeksi Tingkat Rendah. Diakses melalui
https://www.scibd.com/document/362987207/26-Spo-Desindeksi-Tingkat-Rendah pada
17 November 2019 pukul 11.00 WIB

17

Anda mungkin juga menyukai