OLEH :
(NIM : )
JAKARTA
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
judul “Pengaruh Senam Kaki Diabetes Terhadap Penurunan Kadar Gula Pada
melakukan penelitian, panyusunan proposal ini dapat terlaksana dengan baik berkat
dukungan berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini peneliti mengucapkan
3. Dosen Pembimbing
4. Dosen Penguji
8. semua pihak yang saya tidak bisa sebutkan satu-persatu yang telah membantu
proposal ini.
Walaupun demikian dalam proposal penelitian ini, peneliti menyadari masih belum
sempurna proposal ini. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik
i
penelitian ini bisa dijadikan acuan tindak lanjut penelitian selanjutnya dan
Penulis
ii
ABSTRAK
Zaelani, Zanny. 2020. Pengaruh senam kaki diabetes terhadap penurunan kadar
gula darah pada pasien diabetes mellitus di Klinik Keluarga Cigombong.
Departemen Keperawatan. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehata Indonesia Maju
iii
ABSTRACK
Zaelani, Zanny. 2020. Effect of diabetes foot exercises on reducing blood sugar
levels in patients with diabetes mellitus at the Cigombong Family Clinic.
Department of Nursing. Indonesian College of Health Advanced
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... ii
C. MODEL KEPERAWATAN............................................................... 30
v
1. Teori Model Keperawatan Dorothea Orem ................................. 31
2. Teori Model Keperawatan Self Care Orem ................................. 31
3. Aplikasi Teori Orem .................................................................... 34
4. Teori dan Konsep Keperawatan .................................................. 35
A. PEMBAHASAN ................................................................................. 59
vi
A. KESIMPULAN .................................................................................. 63
B. SARAN............................................................................................... 64
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.4 Tumit kaki dilantai sedangkan telapak kaki di angkat ............... 25
viii
DAFTAR TABEL
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
dasawarsa silam telah menjadi permasalahan yang serius bagi setiap negara di
penyakit menular meningkat, kasus penyakit tidak menular pun ikut meningkat
kesehatan.
menular yang sering dijumpai dinegara maju atau berkembang. DM atau sering
disebut dengan kencing manis adalah suatu penyakit kronik yang terjadi ketika
tubuh tidak dapat memproduksi cukup insulin atau tidak dapat menggunakan
pankreas yang berperan dalam memasukkan glukosa dari aliran darah ke sel-
mellitus di dunia pada tahun 2015 dan tahun 2040 diperkirakan akan meningkat
mencapai 642 juta orang. Dari data yang didapatkan tersebut menunjukkan 193
1
juta kasus dengan diabetes mellitus tidak terdiagnosis dan diabetes mellitus
prevalensi global penderita diabetes melitus di Asia Tenggara pada tahun 2014
adalah sebesar 8,3%. Kematian akibat diabetes melitus pada penderita yang
Amerika Serikat, Brazil, Rusia, dan Mexico (IDF, 2015). Pada tahun 2030
(Kemenkes, 2013).
peningkatan dari 1,1% tahun 2007 menjadi 2,1% tahun 2013. Proporsi
mencapai 29,9%. Hal ini berarti akan semakin banyak penduduk yang berisiko
Barat. Sedangkan tahun 2012 sebanyak 10 kabupaten kota. Berarti pada tahun
mellitus melebihi angka kejadian provinsi (Dinkes Provinsi Jawa Barat, 2013).
2
Berdasarkan hasil Riskesdas 2013 prevalensi diabetes mellitus di
dokter atau gejala di Jawa Barat sebesar 2,0 %. Prevalensi diabetes mellitus
pada perempuan cenderung lebih tinggi dari pada laik-laki. (Dinkes Provinsi
penderita berumur 50-59 tahun 20 penderita (40%), bila dilihat dari jenis
pekerjaan penderita sebagian besar Ibu Rumah Tangga 30 penderita (30%), dan
2019)
lebih bahaya bila tidak ditangani seperti infeksi pada gigi dan gusi, masalah
Aktivitas fisik ialah gerakan tubuh oleh otot tubuh dan system
senam, bila dilaksanakan dengan baik dan benar sebagai suatu kegiatan yang
3
meliputi aktivitas fisik yang teratur dalam jangka waktu dan intensitas tertentu
(Sapta, 2014).
Bagi yang menderita gangguan penyakit atau yang memiliki kadar gula
hidupnya. Agar tetap aktif sampai tua, sejak muda seseorang perlu menerapkan
Senam kaki diabetes merupakan olah raga yang salah satunya bertujuan
Dengan senam atau berolah raga tidak terjadinya penumpukkan glukosa dalam
tubuh kita.
pasien kadar gula ( >200 mg/dL ) dan 3 pasien mengalami kadar gula normal
biasa mengkonsumsi obat penurun kadar gula yang diresepkan oleh dokter.
tentang “Pengaruh senam kaki diabetes terhadap penurunan kadar gula pada
4
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas Rumusan Masalah
Penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh senam kaki diabetes terhadap
penurunan kadar gula pada penderita diabetes mellitus di Klinik Keluarga
Cigombong”
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
5
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai data dasar yang
mellitus.
6
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
polidipsi dan polifagi disertai dengan kadar gula darah sewaktu ≥200
pada sekresi insulin dan kerja insulin (Smeltzeret al, 2013; Kowalak,
2011).
kadar glukosa di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan
atau menggunakan insulin secara adekuat. Kadar glukosa darah setiap hari
bervariasi, kadar gula darah akan meningkat setelah makan dan kembali
normal dalam waktu 2 jam. Kadar glukosa darah normal pada pagi hari
sebelum makan atau berpuasa adalah 70-110 mg/dL darah. Kadar gula
darah normal biasanya kurang dari 120-140 mg/dL pada 2 jam setelah
7
Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
a. Hereditas
Infeksi virus coxsakie pada seseorang yang peka secara genetic. Stress
d. Kehamilan
8
e. Usia
f. Obesitas
metabolic.
hormonal.
9
obesitas, riwayat pernah mengalami diabetes gestasional, glikosuria,
adalah Faktor risiko yang sudah ada dan melekat pada seseorang
(Masriadi,2012).
menderita DM. Bila salah satu dari kedua orang tuanya menderita
10
mempunyai resiko lebih besar 10-30% dari pada ayah dengan
2013).
3) Usia
4) Riwayat kelahiran
Melahirkan bayi dengan berat badan lahir bayi yaitu lebih dari
(Kemenkes, 2010).
5) Riwayat kelahiran
dari 2,5 kg. Bayi yang lahir dengan berat badan rendah
11
mempunyai risiko yang lebih tinggi dibanding dengan bayi lahir
2010).
2) Obesitas abdominal
12
obesitas sentral khususnya di perut yang digambarkan oleh
13
terjadinya diabetes Mellitus. Pada waktu melakukan aktivitas dan
5) Dislipidemia (HDL < 35 mg/dL dan atau trigliserida > 250 mg/dL)
14
menyebabkan aliran darah terganggu. Dislipidemia adalah salah
Diet dengan tinggi gula dan rendah serat akan meningkatkan risiko
(GDPT) sebelumnya.
15
5. Pathway Diabetes Mellitus
16
6. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala diabetes melitus menurut Smeltzeret al, (2013) dan
a. Poliuria (air kencing keluar banyak) dan polydipsia (rasa haus yang
b. Anoreksia dan polifagia (rasa lapar yang berlebih) yang terjadi karena
d. Kulit kering, lesi kulit atau luka yang lambat sembuhnya, dan rasa
ketidakseimbangan elektrolit.
17
j. Mual, diare, dan konstipasi yang disebabkankarena dehidrasi dan
7. Pemeriksaan Penunjang
2011)
deproteinisasi.
> 160-180% maka sekresi dalam urine akan naik secara eksponensial,
uji dalam urin: + nilai ambang ini akan naik pada orang tua. Metode
c. Benda keton dalam urine: bahan urine segar karena asam asetoasetat
18
komplikasi kronik. Komplikasi akut terjadi karena intoleransi glukosa
a. Hipoglikemia
penurunan kesadaran.
Komplikasi mencakup :
19
gula darah untuk menunda atau mencegah komplikasi mikrovaskular
maupun makrovaskular.
kaki.
9. Penatalaksanaan Klinis
farmakologi:
a. Terapi farmakologi
makan dan gaya hidup yang sehat. Terapi farmakologi terdiri dari obat
pancreas. cara kerja obat glinid sama dengan cara kerja obat
prandial.
20
b) Penurunan sensitivitas terhadap insulin: Metformin dan
perifer.
21
jika dosis insulin kecil atau cukup. Dosis awal insulin kerja
1) Edukasi
secara holistic.
22
150 menit perminggu, dan dengan jeda antar latihan tidak lebih
1. Pengertian
darah, hal ini membuat lebih banyak jala-jala kapiler terbuka sehingga
lebih banyak reseptor insulin yang tersedia dan aktif (Soegondo, 2009).
Kondisi ini akan mempermudah saraf menerima nutrisi dan oksigen yang
mana dapat meningkatkan fungsi saraf (Guyton & Hall, 2007). Senam kaki
adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien diabetes melitus
2. Manfaat
nutrisi ke jaringan lebih lancar, memperkuat otot-otot kecil, otot betis, dan
otot paha, serta mengatasi keterbatasan gerak sendi yang sering dialami
23
3. Gerakan
d. Prosedur Pelaksanaan :
24
3) Dengan Meletakkan tumit dilantai, jari-jari kedua belah kaki
Gambar 2.3. Tumit kaki di lantai dan jari-jari kaki diluruskan ke atas
25
5) Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian ujung kaki diangkat ke
kali.
26
7) Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakan jari-jari
tersebut dan gerakkan ujung jari kaki kearah wajah lalu turunkan
kembali kelantai.
11) Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada pergelangan
12) Letakkan sehelai koran dilantai. Bentuk kertas itu menjadi seperti
bola dengan kedua belah kaki. Kemudian, buka bola itu menjadi
27
lembaran seperti semula menggunakan kedua belah kaki. Cara ini
13) Lalu robek koran menjadi 2 bagian, pisahkan kedua bagian koran.
kaki
kaki lalu letakkan sobekkan kertas pada bagian kertas yang utuh.
kaki
Senam ini bisa dilakukan kapan saja dan dimana, agar memberikan
lima kali dalam seminggu, dengan durasi minimal 30 menit setiap kali.
28
C. KONSEP MODEL KEPERAWATAN
klien dapat di penuhi oleh perawat, klien atau kedua-duanya. Apabila ada
selfcare dificit yaitu defisit antara apa yang bisa di lakukan dan apa yang perlu
diperlukan.
individu yang tidak mampu untuk terlibat dalam tindakan selt-care yang
medis untuk menahan diri dari aktivitas- aktivitas, perawat dan klien
melakukan tindakan care baik maupun perawat mempunyai peran yang besar
menurut OREM adalah adanya peran perawat sebagai pendidik atau konsultan
29
1. Teori Model Keperawatan Dorothea Orem
untuk memenuhi kebutuhan self care nya melalui proses belajar atau
dan kesejahteraannya sesuai dengan keadaan, baik sehat maupun sakit "
(Orem's, 1980).
30
demand sehingga selfcare tidak terpenuhi. Kondisi ini menentukan
2009).
31
5) Self Care Deficit
32
Bantuan secara keseluruhan, dibutuhkan untuk klien yang tidak
terhadap rangsangan.
perawatan mandiri.
2010).
dibawah ini :
33
1) Pemeliaharaan kecukupan pemasukan udara
a. Tahap Pengkajian
lingkungan.
34
3) Pengembangan teori Orem dengan masalah fisiologis. Secara
dan kesejahteraan
hubungan sosial
b. Tahap Diagnosa
c. Tahap Intervensi
35
d. Tahap Implementasi
4) Pendidikan
8) Lingkungan
e. Tahap Evaluasi
36
BAB III
A. KERANGKA KONSEP
B. HIPOTESIS PENELITIAN
37
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
Desain Penelitian
desain one group pretest. Ciri rancangan ini tidak ada kelompok kontrol
Keterangan :
diberikan tindakan atau perlakuan dan dilakukan Post Test kembali untuk
38
mengetahui adanya perbedaan sebelum dilakukan perlakuan dan sesudah
C. DEFINISI OPERASIONAL
Dependen
Kadar gula Gula darah Melakukan 1. Gluko 1. < 200 Ratio
darah atau glukosa pengukuran test mg/dL
sebelum adalah salah kadar gula 2. Lembar 2. 200
dan setelah satu bentuk darah dan Observ mg/dL
diberikan metabolisme memberikan asi 3. >250
senam kaki karbohidrat tindakan mg/dL
diabetes yang berfungsi senam kaki
39
sebagai diabetes pada 4. >300
sumber energi responden mg/dL
utama yang yang
dikontrol oleh menderita
insulin (Putri diabetes
el al, 2016) mellitus di
Klinik
Keluarga
Cigombong
40
BAB IV
A. DESAIN PENELITIAN
group pretest. Ciri rancangan ini tidak ada kelompok kontrol (pembanding),
Keterangan :
tindakan atau perlakuan dan dilakukan Post Test kembali untuk mengetahui
41
B. POPULASI DAN SAMPEL
1. Populasi
ingin meneliti semua elemen yang ada didalam wilayah penelitian, maka
2. Sampel
2010).
42
senam kaki diabetes adalah 10 orang dan sebagai cadangan (10%)
orang.
1) Kriteria inklusi
sebagai berikut :
Cigombong
2) Kriteria eklusi
43
a) Pasien diabetes yang mengalami komplikasi penyakit lain
seperti glukoma.
Desember 2019.
D. ETIKA PENELITIAN
tentang informasi dari peneliti yang akan dilakukan. Apabila calon responden
hak untuk meminta data yang di berikan harus dirahasiakan. Untuk itu adanya
penelitian ini berupa : alat pengukur gula darah dan formulir yang berkaitan
44
1. Alat tulis : ballpoint dan buku tulis
2. Gluko test
alat dan cara pengumpulan data yang baik sehingga data yang
Pada penelitian ini uji validitas dan reabilitas tidak dilakukan, tapi
dilakukan uji gula darah. Uji gluko test sudah dilakukan pada tanggal 22
November 2018. Uji gluko test merupakan proses verifikasi bahwa suatu
akurasi alat ukur sesuai dengan rancangannya. Gluko test biasa dilakukan
ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang
diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang
45
Gluko Test Kesehatan dan Quality Control Berkala, ¶
http://elektromedik.blogspot.com/2016/08/gluko-test-kesehatan-dan-
apabila instrument itu dapat mengukur apa yang seharusnya dapat diukur
(Notoatmodjo, 2010).
a. Data Primer
adalah jenis data primer. Data primer yaitu data yang diperoleh
46
kemudian peneliti melakukan pemeriksaan gula darah setelah
b. Data Sekunder
sudah ada, data yang didapat pada penelitian ini adalah data kejadian
berikut :
diabetes
47
2. Prosedur Penelitian
a. Tahap Persiapan
mellitus
9) Perbaikan proposal
b. Tahap Pelaksanaan
melakukan penelitian
48
3) Melakukan informed consent bersedia atau tidak menjadi
responden
kaki diabetes
10) Mengolah dan menilai hasil pengukuran gula darah sebelum dan
H. PENGOLAHAN DATA
1. Editing
49
Pada tahap ini peniliti melakukan pengecekan data-data yang ada,
observasi dan editing dilakukan dengan cara meneliti kembali data yang
2. Coding
3. Procesing
4. Cleaning
Apabila dari semua data dari setiap sumber data atau responden
5. Tabulating
50
I. ANALISIS DATA
(Notoatmodjo, 2010).
1. Analisa Univariat
frekuensi dan presentase data jenis kelamin, usia pasien, dan tingkat kadar
Keterangan :
0% : Tidak seorangpun
51
50% : Setengahnya
96 - 100% : Seluruhnya
2. Analisa Bivariat
parametric yaitu menggunakan Wilcoxon test. Prinsip kedua uji ini adalah
yang berasal dari satu sampel (Hidayat, 2014). Data yang dibandingkan
pada penelitian ini adalah nilai gula darah darah sebelum dan setelah
dibandingkan mempunyai subjek sama lain. Dalam penelitian ini uji beda
52
senam kaki diabetes terhadap pengaruh kadar gula pada pasien diabetes
mellitus sebelum diberikan terapi (pre test) dan setelah (post test).
standar error adalah -2 sampai dengan 2, sedangan jika hasil bagi nilai
skewness dengan Standard Error adalah >-2 atau >2 maka dinyatakan data
data berdistribusi tidak normal akan menggunakan uji non parametric yaitu
Uji Wilcoxon.
1
T n(n 1)
Z 4
1
2 n(n 1)( 2n 1)
4
Keterangan :
Z : Uji Wilcoxon
53
Dengan keputusan uji sebagai berikut :
atau
2) Jika nilai P < α (0,05) Ho ditolak, artinya ada pengaruh senam kaki
54
BAB V
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian ini disajikan dalam dua bagian yaitu karaktersitik reponden
dan analisa bivariat. Data yang terdapat dalam karakteristik responden berdasarkan
jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan kadar gula sebelum dan sesudah senam
kaki, sedangkan data yang ada di analisa bivariat terdiri dari Paired T-test.
A. KARAKTERISTIK RESPONDEN
55
5 Perguruan Tinggi 0 0
Jumlah 10 100
kaki diabetes
56
2 201-300 8 80
3 301-400 2 20
4 >401 0 0
Jumlah 10 100
(80 %).
kaki diabetes
57
B. ANALISIS BIVARIAT
Hasil dari penelitian yang dilakukan dengan teknik senam kaki diabetes
dilakukannya tes gula darah sebelum dan sesudah senam kaki diabetes.
Std. Error
Mean Std. Deviation Mean
Pair 1 Hasil sebelum tindakan - 60.400 10.669 3.374 52.768
hasil setelah tindakan
t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 Hasil sebelum tindakan - 68.032 17.903 9 .000
hasil setelah tindakan
sign = 0,000) dimana hal itu berarti p sign 0,000 < 0,05 sehingga Ho di tolak
dengan artinya ada pengaruh senam kaki diabetes terhadap penurunan gula
darah.
58
BAB VI
PEMBAHASAN
A. PEMBAHASAN
memeriksaan kadar gula darah nya. Dilihat dari tabel 5.1 peneliti
Bukan hanya dilihat dari jenis kelamin saja tapi tabel 5.2
yang atau tingkat pengetahuan seseorang pasien yang mau berhasil dengan
kesembuhannya.
59
Individu yang mengalami daibetes mellitus ini akbiat dari sistem
faktor risiko yang bisa dimodifikasi dan faktor risiko yang terkait. Faktor
risiko yang tidak bisa dimodifikasi yaitu ras dan etnik, riwayat keluarga
dengan DM, usia, dan riwayat kelahiran. Faktor risiko yang bisa
aktivitas fisik, hipertensi, dislipidemia dan diet tidak sehat. Faktor yang
rumah maupun dimana saja karena senam ini mudah dilakukan dengan
hanya butuh kursi untuk duduk dan langsung bisa melakukan senam
dilakukannya tidak perlu memakan waktu yang lama. Akan tetapi untuk
60
rutin. Dapat dilihat dari tabel 5.4 dan 5.5 yang dapat dilihat secara
signifikan perubahan dari sebelum dilakukan nya tindakan senam kaki dan
senam kaki diabetes terhadap perubahan kadar gula darah pada pasien
diabetes mellitu. Dapat dilihat dari tabel dibawah ini yang menyimpulkan
penenlitiannya.
61
B. KETERBATASAN PENELITIAN
waktu yang ditentukan oleh peneliti dan penyesuaian lingkungan untuk pasien
pasien juga kurang karena tidak memahami atau tidak tahu akan tindakan yang
62
BAB VII
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Diabetes mellitus adalah penyakit yang diderita pasien yang tidak menular
tidak hanya terdapat di usia lanjut akan tetapi bisa juga terdapat di remaja
maupun dewasa, maka dari itu sering cek kesehatan atau jaga pola aktivitas dan
Senam kaki adalah dimana kondisi ini dapat meningkatkan aliran darah dan
Pengaruh senam kaki diabetes ini dapat dilihat dari hasil uji statistik Paired
T-test yang dimana hasil p=0,000 <0,05 yang artinya senam kaki diabetes
memiliki pengaruh terhadap penrunan kadar gula darah pasien dengan diabetes
mellitus.
B. SARAN
63
Senam kaki diabetes ini dapat dijadikan intervensi non-farmakologi yang
baik untuk pasien sehingga klinik dapat menggunakan nya apabila pasien
Senam kaki ini bisa dianjurkan kepada penderita diabetes mellitus sebagai
64
DAFTAR PUSTAKA
Christensen, P.J & Janet W. Kenney 2009, Proses Keperawatan Aplikasi Model
Konseptual edisi 4, EGC, Jakarta
Dahlan, S.M. 2013. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel.Jakarta : Salemba
Medika.
Guyton A.C. and J.E. Hall 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta:
EGC.
Smeltzer Suzanne C., Bare Brenda G., Hinkle Janice L., Cheever Kerry H. (2013).
Keperawatan medikal bedah Brunner & Suddarth ed. 12; alih bahasa: Devi
65
Yulianti, Amelia Kimin; editor edisi Bahasa Indonesia: Eka Anisa
Mardella.Jakarta: EGC
Soegondo, S& Sukardi K., 2008.Hidup Secara Mandiri dengan Diabetes Melitus
Kencing Manis sakit Gula. Jakarta: Balai Penerbit FK UI
Sumber lain :
Ambardini, Rachmah L. 2011. Peran Latihan Fisik dalam Manajemen Terpadu
Osteoarthritis. Diakses: 02 November 2019.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132256204/Latihan%20Fisik-
Manajemen%20Osteoartritis.pdf
Gusti & Erna. 2014. Hubungan Faktor Risiko Usia, Jenis Kelamin, Kegemukandan
Hipertensi dengan Kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 di WilayahKerja
Puskesmas Mataram. Media Bina Ilmiah.
http://www.lpsdimataram.com/phocadownload/Februari-2014/7-
hubungan%20faktor%20risiko%20umur%20jenis%20kelamin%20kegemuk
an-jelantik%20%20haryati.pdf. (diakses pada tanggal 05 November 2019).
Henny Purwandari & Siti Nur Susanti, 2017, Kepatuhan Diet dalam Kualitas Hidup
https://media.neliti.com/media/publications di peroleh tanggal 07 November
2019
Trisnawati & Soedijono, 2013. Faktor Risiko Kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 Di
Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat Tahun 2012. Jurnal Ilmiah
Kesehatan http://fmipa.umri.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/YUNI-
INDRI-FAKTOR-RESIKO-DM.pdf. (diakses pada tanggal 07 november
2019)
66
LAMPIRAN
1
Paired Samples Test
Std. Error
Mean Std. Deviation Mean
Pair 1 Hasil sebelum tindakan - 60.400 10.669 3.374 52.768
hasil setelah tindakan
t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 Hasil sebelum tindakan - 68.032 17.903 9 .000
hasil setelah tindakan
2
Frequency Table
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD 5 50.0 50.0 50.0
SMP 3 30.0 30.0 80.0
SMA 2 20.0 20.0 100.0
Total 10 100.0 100.0
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Wiraswasta 2 20.0 20.0 20.0
Buruh 2 20.0 20.0 40.0
IRT 6 60.0 60.0 100.0
Total 10 100.0 100.0
3
Frequency Table
Sebelum tindakan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 201-300 8 80.0 80.0 80.0
300-400 2 20.0 20.0 100.0
Total 10 100.0 100.0
Setelah tindakan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <200 6 60.0 60.0 60.0
201-300 4 40.0 40.0 100.0
Total 10 100.0 100.0