Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 1

MATA KULIAH KEBIJAKAN DAN PENGEMBANGAN


KURIKULUM PENDIDIKAN DASAR
(MPDR5105 )
D
I
S
U
S
U
N

OLEH :

MATELDA ALFONSINA IBO


NIM : 530034225
Petunjuk : Jawablah pertanyaan berikut dengan jelas dan tepat!
Soal Essay :
1. Bagaimana keterkaitan teori human capital dengan pendidikan?
2. Kemukakan alur atau proses pembentukan undang-undang sebagai bentuk kebijakan!
3. Jelaskan 4 manfaat otonomi pendidikan!

Jawaban:
1. Keterkaitan antara human capital dengan pendidikan adalah dimana pendidikan akan
menjadi sebuah investasi terhadap sumber daya manusia (human capital investment).
Artinya selain alasan pendidikan menjadikan manusia cerdas, namun pendidikan juga
mampu membuat perubahan manusia atas dirinya sendiri yang dari cerdas secara
akademik dan emosional juga akan menjadi manfaat bagi kebutuhan ekonomi dan sosial
budaya. Menurut Mary Jean Bowman, bahwa human capital itu, “human” adalah store
(persediaan) atau input terhadap produksi, dan “capital” adalah pembobotan dari dua
ukuran kuantitatif dan kualitatif dalam human capital. Menurut saya pembobotan itulah
yang akan mengukur manusia menjadi bermanfaat karena terjadi sinkronisasi antara
kuantitatif dan kualitatif. Kuantitatif mengukur soal ketercapaian tingkat pendidikannya
sementara untuk kualitatif adalah hasil interpretasi kuantitatif karena manusia tersebut
telah memberikan kontribusi terhadap kebutuhan ekonomi sosial budaya sebagai hasil
pendidikannya.
Dalam filosofi masyarakat minahasa adalah “Si tou tumou timou tou” artinya, “manusia
hidup, untuk menghidupkan manusia lain/ manusia hidup, untuk memanusiakan
manusia”. Filosofi ini sebagai bentuk human capital yang memiliki kaitannya dengan
hasil pendidikan. Manusia yang memiliki pendidikan, harus mampu memberi kontribusi
positif terhadap lingkungan dimana dia hidup dan berkarya. Hasil pendidikannya harus
mampu memberikan problem solving terhadap setiap permasalahan di masyarakat baik
itu permasalahan ekonomi, juga masalah sosial budaya dimana masyarakat semakin
tertata, aman juga sejahtra karena mengalami pendidikan. Pendidikan sebagai platform
sementara human capital sebagai hasil dari pendidikan.
2. Adapun tahap-tahap pembentukan undang-undang, umumnya dilakukan sebagai berikut.
1) Perencanaan
Menurut Pasal 15 UU No. 10 Tahun 2004, perencanaan penyusunan UU
dilakukan dalam Prolegnas (Program Legislasi Nasional) yang diatur dengan
peraturan Presiden no. 61 tahun 2005 tentang tata cara penyusunan dan
pengelolaan Prolegnas dan perencanaan penyusunan Peraturan Daerah dilakukan
dalam suatu Program Legislasi Daerah.
2) Persiapan
Menurut pasal 17 UU Nomor 10 Tahun 2004, tentang pembentukan peraturan
perundang-undangan, rancangan UU dapat berasal dari DPR, Presiden atau dari
DPRD yang disusun berdasarkan Prolegnas. Untuk Peraturan Daerah, dapat
berasal dari DPRD atau Gubernur atau Bupati/Walikota.
1. Penyusunan dan Perumusan
Pengajuan rancangan UU yang berasal dari Presiden disiapkan oleh menteri atau
pimpinan lembaga pemerintah nondepartemen. Rancangan UU dari Presiden
dikoordinasikan oleh menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang peraturan
perundang-undangan. Pengajuan dan tata cara persiapan RUU dari Presiden diatur
dalam Perpres No. 68 tahun 2005. Sementara RUU yang berasal dari DPR diusulkan
dari DPR sendiri atau dapat juga diajukan dari DPRD. Hal ini diatur dalam Keputusan
DPR no. 08/DPR RI/I/2005-2006 tentang tata tertib DPR dan keputusan DPR dan
DPRD no. 2/DPD/2004 tentang peraturan tata tertib DPD RI sebagaimana diubah
dengan keputusan DPRD nomor 29/DPD/2005 tentang peraturan tata tertib DPR RI.
2. Pembahasan
Sesuai pasal 32 – pasal 36 UU nomor 10 tahun 2004 tentang pembentukan peraturan
perundang-undangan, saat ini rancangan UU (baik dari pemerintah, DPR, DPD)
dibahas dengan cara yang ditentukan dalam Keputusan DPR RI No. 08/DPR
RI/I/2005-2006 tentang peraturan tata tertib DPR RI, khususnya pasal 136, pasal 137.
Pembahasan suatu peraturan DPRD sesuai ketentuan pasal 40 dan pasal 41 UU no. 10
tahun 2004, saat ini dilakukan dengan peraturan tata tertib DPRD setempat.
3. Pengesahan, Penetapan dan Pengundangan serta Penyerbarluasan
Pengesahan RUU yang telah disetujui DPR dan Presiden dilakukan oleh Presiden,
kemudian diundangkan dalam Lembaran Negara oleh Menteri yang tugas dan
tanggung jawabnya di bidang peraturan perundang-undangan serta
penyebarluasannya dilakukan sesuai ketentuan Pasal 38 dan pasal 51 UU no. 10 tahun
2004 tentang pembentukan peraturan perundang-undangan. Dalam pelaksanaannya ,
masalah pengesahan, penetapan dan pengundangan diatur dalam peraturan Presiden
nomor 1 tahun 2007 tentang pengesahan, pengundangan, dan penyebarluasan
peraturan perundang-undangan.

3. 4 manfaat otonom pendidikan sebagai berikut.


1) Peningkatan mutu, yaitu dengan kewenangan yang dimiliki sekolah maka sekolah
lebih leluasa mengelola dan memberdayakan potensi sumber daya yang dimiliki.
2) Efisiensi keuangan, dapat dicapai dengan memanfaatkan sumber-sumber pajak
lokal dan mengurangi biaya operasional
3) Efisiensi administrasi, dengan memotong mata rantai birokrasi yang panjang
dengan menghilangkan prosedur yang beritngkat-tingkat.
4) Perluasan dan pemerataan, membuka peluang penyelenggaraan pendidikan pada
daerah pelosok sehingga terjadi perluasan dan pemerataan pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai