Anda di halaman 1dari 13

MATERI TUGAS

1. Browsing artikel/makalah/hasil penelitian yang berkaitan dengan topik-topik berikut.


a. Mutu pendidikan
b. Relevansi pendidikan
c. Akuntabilitas publik
d. Kurikulum
e. Bahan ajar
Print artikel yang dipilih.
2. Buatlah tulisan hasil analisis Anda terhadap artikel yang dipilih. Hasil analisis meliputi:
a. Identitas Artikel/Makalah yang dipilih (judul dan nama penulis, serta sumber);
b. Ringkasan isi dari artikel tersebut: dan
c. Komentar dan pendapat Anda terhadap isi artikel.

PEMBAHASAN

1. Browsing artikel/makalah/hasil penelitan yang berkaitan dengan topik-topik berikut


(terlampir)
2. Analisis terhadap isi arttikel/makalah

A. Mutu Pendidikan
Artikel 1

a. Mutu Pendidikan
“Permasalahan Pendidikan di Indonesia
Author : Alinda Surya Hidayasa | Friday, August 29, 2014 10:33 WIB

Pendidikan adalah tonggak kemajuan bangsa. Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan
cita-cita yang ingin di capai oleh setiap negara di dunia. Sudah menjadi suatu rahasia umum
bahwa maju tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Pendidikan
merupakan proses mencetak generasi penerus bangsa yang berkualitas. Indonesia adalah salah
satu Negara berkembang di dunia yang masih mempunyai masalah besar dalam dunia
pendidikan. Kita mempunyai tujuan bernegara ”mencerdaskan kehidupan bangsa” yang
seharusnya jadi sumbu perkembangan pembangunan kesejahteraan dan kebudayaan bangsa.
Yang kita rasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan didalam mutu pendidikan.
Rendahnya mutu pendidikan menghambat penyediaan sumber daya menusia yang
mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi pembangunan bangsa di berbagai
bidang.
Banyak faktor dan masalah yang menyebabkan pendidikan di Indonesia tidak bisa
berkembang, diantaranya:
(1). Mahalnya biaya pendidikan.
Pendidikan di Indonesia menjadi sulit bagi mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan.
Mayoritas penduduk Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan mengakibatkan
terbengkalai nya mereka dalam hal pendidikan. Selain kemauan mereka yang tidak pernah
tumbuh dan sadar akan pendidikan, faktor ekonomi menjadi alasan utama mereka untuk
tidak menyentuh dunia pendidikan.

1
Pemerintah sudah mencanangkan pendidikan gratis dan bahkan pendidikan wajib 12 tahun,
akan tetapi biaya-biaya lain yang harus di tangguh oleh para siswa tidaklah gratis. Biaya
untuk perjalanan ke sekolah, membeli buku, seragam, dan peralatan sekolah lainnya tidak
murah. Mereka harus memikirkan biaya lain selain biaya pendidikan yang bahkan lebih
mahal di bandingkan biaya pendidikan itu sendiri. Selain itu, biaya hidup yang semakin
meninggi terkadang membuat masyarakat lebih memilih untuk bekerja mencari nafkah
dibanding harus melanjutkan pendidikannya
(2). Fasilitas pendidikan yang kurang memadai
Yang menjadi permasalahan pendidikan di Indonesia adalah fasilitas pendidikan yang masih
kurang memadai. Banyak sekolah-sekolah yang bangunannya sudah hampir rubuh, tidak
memiliki fasilitas penunjang seperti meja belajar, buku, perlengkapan teknogologi, dan alat-
alat penunjang lainnya yang menyebabkan pendidikan tidak dapat berkembang secara
optimal.
(3). Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan,
Perhatian yang diberikan pemerintah dalam hal pendidikan di kota dan di desa sangatlah
berbeda. Pemerintah yang lebih menaruh perhatian pada pendidikan di perkotaan membuat
kualitas pendidikan di perkotaan dan di pedesaan menjadi timpang. Salah satu contohnya
ialah dalam masalah kesejahteraan guru. Gaji guru di desa jauh lebih rendah dibading gaji
guru di kota. Hal ini menyebabkan banyak guru yang lebih memilih bekerja di kota daripada
di desa. Alhasil kualitas guru di kota lebih baik dibanding guru di desa. Selain masalah
kesejahteraan guru, juga terdapat ketimpangan dalam hal bantuan untuk fasilatas pendidikan,
dan banyak hal lainnya. Maka tidak heran apabila kualitas pendidikan di Indonesia masih
belum merata dimana kualitas pendidikan di kota lebih baik daripada di desa.
Adapun solusi yang dapat diberikan dari permasalahan di atas antara lain dengan mengubah
sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan sistem pendidikan. Pemerintah harus peka
terhadap kondisi pendidikan di setiap daerah dan dapat mengambil langkah yang pasti untuk
memperbaiki kualitas sesuai dengan kondisi daerah masng-masing. Tidak hanya pemerintah,
tetapi masyarakat juga harus bahu-bahu bersama pemerintah untuk dapat meningkatkan
kesadaran bahwa pendidikan itu penting dan dapat selalu mengawasi kegiatan pendidikan di
Indonesia. Perkembangan dunia di era globalisasi ini memang banyak menuntut perubahan
kesistem pendidikan nasional yang lebih baik serta mampu bersaing secara sehat dalam
segala bidang. Dengan meningkatnya kualitas pendidikan berarti sumber daya manusia yang
terlahir akan semakin baik mutunya dan akan mampu membawa bangsa ini bersaing secara
sehat dalam segala bidang di dunia internasional.
Sumber Artikel : http://www.umm.ac.id/en/opini/permasalahan-pendidikan-di-indonesia.html

Judul : Permasalahan Pendidikan di Indonesia


Penulis : Alinda Surya Hidayasa
Sumber : http://www.umm.ac.id/en/opini/permasalahan-pendidikan-di-indonesia.html

2
RINGKASAN

Penulis mengawali tulisannya tentang Masalah Pendidkan dengan memberika gambaran


secara general tentang cita-cita yang ingin dicapai oleh seluruh negara di dunia, yaitu
melalui pendidikan. Karena pendidikan adalah tonggak kemajuan suatu bangsa. Sebagai
negara berkembang Indonesia juga memiliki sejumlah besar permasalahan di dunia
pendidikan yang secara garis besar disebutkan oleh penulis sebagai berikut :
1. Mahalnya biaya pendidkan
2. Fasilitas pendidikan kurang memadai
3. Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan, dijelaskan juga bentuk
ketimpangan dalam pemerataan pendidikan dengan contoh-contoh yang jelas.
Penulis juga memberikan solusi bagi permasalahan di atas, yaitu : dengan mengubah
system-sistem social yang berkaitan dengan pendidikan. pemerintah dan rakyatnya harus
saling bahu membahu dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan, dan
masyarakat dilibatkan dalam pengawasan pelaksanaan pendidikan. dengan
meningkatnya kualitas pendidkan maka akan meningkat juga sumber daya manusia yang
semakin baik mutunya, agar mampu bersaing di dunia internasional dalam segala bidang.

KOMENTAR

Penulis menceritakan tentang rendahnya mutu pendidikan di Indonesia. Rendahnya mutu


pendidikan di Indonesia yang disebabkan oleh ketertinggalan di dalam mutu pendidikan,
baik pendidikan formal maupun informal dan juga masalah efektifitas, efisiensi dan
standardisasi pengajaran.

Penulis menjelaskan permasalahan pendidikan di Indonesia dan memberikan informasi


yang banyak dan berguna bagi orang banyak, contohnya:
1. Bagi Pemerintah: Bisa dijadikan sebagai sumbangsih dalam meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia,dll.
2. Bagi Guru: Bisa dijadikan sebagai acuan dalam mengajar agar para peserta didiknya
dapat berprestasi lebih baik dimasa yang akan datang, dll.
3. Bagi Mahasiswa: Bisa dijadikan sebagai bahan kajian belajar dalam rangka
meningkatkan prestasi diri pada khususnya dan meningkatkan kualitas pendidikan pada
umumnya, dll.

Cara melaksanakan pendidikan di Indonesia sudah tentu tidak terlepas dari tujuan
pendidikan di Indonesia, sebab pendidikan Indonesia yang dimaksud di sini ialah
pendidikan yang dilakukan di bumi Indonesia untuk kepentingan bangsa
Indonesia.Pengembangan pikiran sebagian besar dilakukan di sekolah-sekolah atau
perguruan-perguruan tinggi melalui bidang studi-bidang studi yang mereka pelajari.
Pikiran para siswa/mahasiswa diasah melalui pemecahan soal-soal, pemecahan berbagai
masalah, menganalisis sesuatu serta menyimpulkannya.

Dilihat dari judulnya, “Permasalahan Pendidikan di Indonesia” seolah-olah menghimbau


pembacanya agar mengetahui bahwa rendahnya pendidikan di Indonesia untuk membuat
para pembacanya bangkit memajukan mutu pendidikan di Indonesia. Artikel ini

3
menceritakan data-data pendidikan yang cukup lengkap, Selain itu seharusnya gaya
penulisannya lebih ditekankan pada persuasif, sehingga masyarakat lebih terhimbau lagi
untuk ikut mengamati bahwa masih kurangnya mutu pendidikan di Indonesia dan
mengajak pembacanya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Artikel ini
menggunakannya paragraf deskriptif untuk menggambarkan keadaan pendidikan di
Indonesia, dan hanya sedikit kalimat persuasif yang kurang kuat dalam sebagian paragraf.
Menurut saya yang harus dilakukan untuk mengatasi permasalahan di atas di antaranya
adalah : dengan mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan sistem pendidikan.
Contohnya sistem pendidikan sangat berkaitan dengan sistem ekonomi. Sistem
pendidikan di Indonesia sekarang ini, yang berprinsip antara lain meminimalkan peran
dan tanggung jawab negara dalam urusan publik, termasuk pendanaan pendidikan.
Menyangkut perihal pembiayaan seperti rendahnya sarana fisik, kesejahteraan guru, dan
mahalnya biaya pendidikan berarti menuntut juga perubahan sistem ekonomi yang ada.
Rendahnya kualitas guru, misalnya, di samping diberi solusi peningkatan kesejahteraan,
juga diberi solusi dengan membiayai guru melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih
tinggi, dan memberikan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru.
Rendahnya prestasi siswa, misalnya, diberi solusi dengan meningkatkan kualitas dan
kuantitas materi pelajaran bukan dengan meningkatkan jam belajar yang berlebihan
karena setiap pelajar memiliki kemampuan yang berbeda dan sudah banyak di penuhi
pembelajaran di luar sekolah, tetapi harus juga meningkatkan alat-alat, sarana dan
prasarana pendidikan, dll. Harapan saya setelah membaca artikel “Permasalahan
Pendidikan di Indonesia”, pendidikan di Indonesia semakin meningkat menjadi lebih
baik. Dengan syarat perubahan dilakukan dari diri sendiri untuk pendidikan Indonesia
yang lebih baik lagi.Dan pemerintah tidak hanya merubah suatu sistem begitu saja tetapi
harus melihat kondisi siswa/siswi yang menjalankan pendidikan itu sendiri.

B. RELEVANSI PENDIDIKAN
Artikel 3
Judul : PERKEMBANGAN DAN ISU-ISU PENDIDIKAN GLOBAL
RELEVANSI PENDIDIKAN
Penulis : Septi Andriani Iskandar
Sumber : http://meseptiandrianiiskandar.blogspot.com/2018/05/makalah-relevansi-
pendidikan.html

RINGKASAN

A. Konsep Relevansi Pendidikan


Pendidikan adalah khas milik dan alat manusia, tidak ada makhluk lain yang
membutuhkan pendidikan (Pidarta, 2013: 1).
Tujuan pendidikan yang dijalankan oleh sekolah harus memiliki relevansi dengan
kehidupan masyarakat. Yang dimaksud relevansi di sini adalah sekolah memiliki
tujuan yang mengacu pada kebutuhan dan mampu memberdayakan masyarakat sekitar
secara optimal.

4
Pendidikan yang relevan idealnya harus mampu melahirkan manusia-masusia yang
memiliki kompetisi sesuai dalam menjawab tantangan dan kebutuhan di jamannya.
Relevansi harus memiliki pandangan secara futuristik. Misalnya, sekolah mengajarkan
bahasa pada setiap jenjang pendidikan sebab bahasa bersifat universal

1. Pengertian Relevansi Pendidikan


Relevansi pendidikan merupakan kesesuaian antara pendidikan dengan perkembangan di
masyarakat. Misalnya: Lembaga pendidikan tidak dapat mencetak lulusan yang siap
pakai. tidak adanya kesesuaian antara output (lulusan) pendidikan dengan tuntutan
perkembangan ekonomi.

Relevansi pendidikan adalah sejauh mana system pendidikan dapat menghasilkan iuran
yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan, yaitu masalah-masalah seperti yang
digambarkan dalam rumusan tujuan pendidikan nasional. Relevansi pendidikan dapat
dilihat dengan mengikuti alur input-proses-output. yaitu hasil jangka pendek (output)
dan hasil jangka panjang (outcome).
a. Input pendidikan terdiri atas kurikulum, siswa/ peserta didik, guru/ tenaga pendidik,
sarana-prasarana, dana, dan masukan lain.
b. Proses pendidikan meliputi seluruh proses pembelajaran yang terjadi sebagai bentuk
interaksi dari berbagai input pendidikan.
c. Hasil pendidikan (output) mencakup antara lain kemampuan peserta didik, yang dapat
diukur melalui prestasi belajar siswa.
d. Outcome pendidikan antara lain peningkatan mutu lulusan, yang dapat dilihat antara
lain melalui jumlah lulusan yang melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya dan
jumlah lulusan yang dapat bekerja.

B. Relevansi Pendidikan dengan Perkembangan Ekonomi


Peranan ekonomi dalam dunia pendidikan cukup menentukan, tetapi buka pemegang
peranan utama.
Isu mengenai sumber daya manusia (human capital) sebagai input pembangunan
ekonomi sebenarnya telah dimunculkan oleh Adam Smith pada tahun 1776, yang
mencoba menjelaskan penyebab kesejahteraan suatu negara, dengan mengisolasi dua
faktor, yaitu; 1) pentingnya skala ekonomi; dan
2) pembentukan keahlian dan kualitas manusia. Faktor yang kedua inilah yang
sampai saat ini telah menjadi isu utama tentang pentingnya pendidikan dalam
meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

C. Relevansi Pendidikan dengan Perkembangan Budaya


Pendidikan secara praktis tak dapat dipisahkan dengan nilai-nilai budaya. Dalam
menjaga dan melestarikan kebudayaan sendiri, secara proses mantransfernya yang
paling efektif dengan cara pendidikan. Tujuan pendidikan pun adalah melestarikan dan
selalu meningkatkan kebudayaan itu sendiri, dengan adanya pendidikanlah kita bisa
mentransfer kebudayaan itu sendiri dari generasi ke generasi selanjutnya.

5
4. Relevansi Pendidikan dengan Perkembangan IPTEK

Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah suatu sistem intelektual pemberdayaan manusia
yang dihasilkan dari sistem kegiatan pendidikan. Dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi, segala perubahan yang direncanakan oleh pendidikan dapat dikerjakan
(Suhartono, 2009: 111).
berarti bagi pendidikan manusia sehingga pola pikir manusia bisa berkembang dan maju
dalam segala segi kehidupan manusia.

B. Efisiensi Pendidikan
Efisien adalah bagaimana menghasilkan efektifitas dari suatu tujuan dengan proses yang
lebih murah. Menurut Windham, dalam Ace Suryadi (1999: 110) bahwa efisiensi adalah
suatu keadaan yang menunjukkan bahwa tingkat keluaran secara optimal dapat
dihasilkan dengan menggunakan komposisi masukan yang minimal atau memelihara
suatu tingkat keluaran tertentu dengan tingkat masukan yang tidak berubah atau yang
lebih rendah. Sedangkan menurut Nanang Fattah (2009: 35) efisiensi adalah
menggambarkan

Beberapa masalah efisiensi pendidikan yang penting adalah sebagai berikut.


a. Bagaimana tenaga kependidikan difungsikan.
b. Bagaimana prasarana dan sarana pendidikan digunakan.
c. Bagaimana pendidikan diselenggarakan.

Bedasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa efisiensi pendidikan merupakan salah
satu faktor pendukung dalam membentuk lembaga pendidikan yang efektif serta
sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu proses pendidikan harus
diusahakan agar memperoleh hasil yang maksimal dengan waktu yang terbatas
(Kadir, 2012: 254).

KOMENTAR

Dalam tulisan di atas Penulis secara rinci menjelaskan masalah relevansi pendidikan.
saya sependapat dengan penulis bahwa relevansi pendidikan di Indonesia perlu
ditingkatkan karena sampai saat ini masih rendah. Hal ini dibuktikn dengan belum
tercapainya kompetensi yang diinginkan dari lulusan yang dihasilkan satu jenjang
sekolah untuk menuju ke jenjang selanjutnya atau ke jenjang dunia kerja.

Dalam tulisannya tentang factor dan upaya-upaya yang dilakukan, menurut saya bahwa
perlu segera kita mengadakan relevansi pendidikan karena keadaannya sudah sangat
darurat. Jika tidak lulusan kita akan kalah bersaing dengan lulusan luar negeri dalam
menghadaoau oasar bebas MEA di tingkat Asea. Ada keterkaitan yang sangat erat antara
Relevansi Pendidikan dan Peningkatan Mutu penidikan, kita harus melangkah maju, di
negara kita telah terjadi pergantian kurikulum beberapa kali, namun system pendidikan
kita seolah-olah jalan di tempat dalam pelaksanaannya di lapangan. Namun tidak dapat
dipungkiri bahwa perkembangan pendidikan Indonesia sudah mulai terlihat lebih baik

6
jika dipandang dari isi muatan kurikulum 2013. Gurulah yang harus dibekali dengan
berbagai strategi pembelajaran, guru harus punya kreatifitas dan inovasi dalam
pembelajaran sesuai dengan perkembangan jaman dan kebutuhan siswa. System
pembelajaran juga harus memperhitungkan keseimbangan antara kognitif, afektif dan
keterampilan. Menurut saya ujian akhir harus benar-benar dipertimbangkan secara
bijaksana apakah efektif untuk mengukur selruh aspek pembelajaran atau hanya
menjebak pendidikan hanya focus pada ranah atau aspek kognitif?
Banyak catatan yang perlu kita pikirkan dalam upaya meningkatkan tingkat relevansi
pendidkan kita.

C. AKUNTABILITAS PUBLIK

Artikel 3

Judul : Definisi dan Pengertian Akuntabilitas (Konsep Pendidikan)


Penulis : Om.makplus
Sumber : http://www.definisi-pengertian.com/2015/04/definisi-pengertian-akuntabilitas-
konsep.html
RINGKASAN

Istilah akuntabilitas berasal dari istilah dalam bahasa Inggris accountability yang berarti
pertanggunganjawab atau keadaan untuk dipertanggungjawabkan atau keadaan untuk
diminta pertanggunganjawab.

Menurut Dubnick, akuntabilitas publik dipahami sebagai alat yang digunakan untuk
mengawaasi dan mengarahkan perilaku admisntrasi dengan cara memberikan kewajiban
untuk dapat memberikan jawaban (answerability) kepada sejumlah otoritas eksternal.

Dalam tulisan ini ada beberapa pengertian akuntabilitas menurut para ahli yang
diakhirnya disimpulkan bahwa akuntabilitas merupakan perwujudan kewajiban
seseorang atau unit organisasi untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan dan
pengendalian sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepadanya
dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan melalui media
pertanggungjawaban secara periodik. Sumber daya ini merupakan masukan bagi
individu maupun unit organisasi yang seharusnya dapat diukur dan diidentifikasikan
secara jelas

Aspek yang terkandung di dalam pengertian akuntabilitas adalah bahwa public atau
masyarakat mempunya hak untuk mengetahui kebijakan-kebijakan yang diambil oleh
pihak yang mereka berikan kepercayaan.

7
KOMENTAR

Dari artikel di atas saya mempunyai gambaran terhadap akuntabilitas public secara
umum , namun akuntabilitas public dalam dunia dunia pendidikan kurang disorot dalam
artikel ini. Judul yang diberi tanda kurung tentang konsep pendidikan, namun dalam
penjabarannya sangat kurang, seharusnya tulisan ini menyoroti akuntabilitas public di
dunia pendidikan.

Melalui artikel di atas saya menarik kesimpalan bahwa akuntabilitas pendidikan sangat
penting, sehingga ada control mutu pendidikan di sekolah yang dilakukan organisasai
atau kelompok orang ahli yang independen. Sehingga sekolah mendapat masukan yang
berarti untuk kemajuan sekolah. Saat ini control mutu sekolah baru dilakukan dengan
akreditasi setiap 5 tahun sekali. Akan lebih baik jika pengontrolan dilakukan setiap
tahun atau setahun sekali, sehingga mutu sekolah lebih terukur. Sekolah harus terbuka,
tidak boleh anti terhadap masukan yang diberikan, harus menanggapinya secara positif
untuk perbaikan dan kemajuan sekolah itu sendiri, masukan bisa dari berbagai elemen,
sebagai contoh di sekolah kami, setiap tahun ada survey bagi orang tua, siswa dan guru
mengenai pelayanan sekolah dalam segala aspeknya. Hal ini dapat menjadi masukan
untuk perbaikan pelayanan pendidikan yang lebih berkualitas. Dengan system
akuntabilitas public yang dilakukan sekolah , maka harapanya adalah mutu pendidikan
dari tahun ke tahun semakin meningkat.

D. Kurikulum

Artikel 4
Judul Makalah : Kurikulum Pendidikan
Penulis :
https://www.academia.edu/8563456/Makalah_Kurikulum_Pendidikan

RINGKASAN

Penulis mengawali tulisannya dengan latar belakang penulisan di mana kurikulum


merupakan salah satu bagian penting terjadinya suatu proses pendidikan. Karena suatu
pendidikan tanpa adanya kurikulum akan kelihatan amburadul dan tidak teratur. Hal ini
akan menimbulkan perubahan dalam perkembangan kurikulum, khususnya di Indonesia.
Dalam rumusan masalah yang dituliskan isi dari makalah ini membahas tentang :
pengertian kurikulum, prinsip-prinsip kurikulum dan fungsi kurikulum, serta komponen-
komponen yang terdapat di dalam kurikulum.

Secara ringkas dapat dijabarkan sebagai berikut :

8
1. Pengertian Kurikulum
Secara etimologi, kurikulum (curriculum) berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang
artinya “pelari” dan curere yang berarti “tempat berpacu”. yang mengandung pengertian
suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai finish, kemudian di
gunakan oleh dunia pendidikan.
Secara terminologi, istilah kurikulum digunakan dalam dunia pendidikan, yaitu sejumlah
pengetahuan atau kemampuan yang harus ditempuh atau diselesaikan siswa guna
mencapai tingkatan tertentu secara formal dan dapat dipertanggung jawabkan. Beberapa
ahli memberikan pendapatnya tentang kurikulum, yang dapat disimpulkan bahwa
kurikulum itu merupakan suatu usaha terencana dan terorganisir untuk menciptakan suatu
pengalaman belajar pada siswa dibawah tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan
untuk mencapai suatu tujuan.

2. Prinsip-prinsip Kurikulum
Oemar Hamalik (2001) membagi prinsip pengembangan kurikulum menjadi delapan
macam, antara lain:

a. Prinsip Berorientasi Pada Tujuan


b. Prinsip Relevansi (Kesesuaian)
c. Prinsip efesiensi dan efektifitas
d. Prinsip flesibilitas
e. Prinsip Kontinuitas
f. Prinsip keseimbangan
g. Prinsip keterpaduan
h. Prinsip mutu

Fungsi Kurikulum

Fungsi kurikulum menurut Hendyat Soetopo Wasty Soemanto

Berkaitan dengan fungsi kurikulum bagi siswa sebagai subjek didik, terdapat enam fungsi
kurikulum, yaitu :

1) Fungsi Penyesuaian

9
Fungsi penyesuaian mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu mengarahkan siswa agar memiliki sifat well adjusted yang mampu menyesuaikan
dirinya dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan social.
2) Fungsi Integrasi
Fungsi integrasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh.

3) Fungsi Diferensiasi
Fungsi diferensiasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu memberikan pelayanan terhadap perbedaan individu siswa.

4) Fungsi Persiapan
Fungsi persiapan mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu mempersiapkan siswa untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan berikutnya.

5) Fungsi Pemilihan
Fungsi pemilihan mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu membarikan kesempatan kepada siswa untuk memilih program-program belajar
yang sesuai dengan kemapuan dan minatnya.

6) Fungsi Diagnostik
Fungsi diagnostic mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu membantu dan mengarahkan siswa untuk dapat memahami dan menerima
kekuatan (potensi) dan kelemahan yang dimilikinya.

 Komponen-komponen Dalam Kurikulum


Nana Syaodih. Sukmadinata mengemukakan empat komponen dari anatomi tubuh
kurikulum yang utama adalah tujuan, isi atau materi, proses atau sistem penyampaian
serta evaluasi.

 Tujuan
Tujuan sebagai sebuah komponen kurikulum adalah kekuatan-kekuatan fundamental yang
peka sekali, karena hasil kurikuler yang diinginkan tidak hanya mempengaruhi bentuk
kurikulum, tetapi memberi arahan dan fokus untuk seluruh program pendidikan.

 Materi atau Pengalaman Belajar


10
Fungsi khusus dari kurikulum pendidikan formal adalah memilih dan menyusun isi
(materi/pengalaman belajar) agar keinginan tujuan kurikulum dapat dicapai dengan cara
paling efektif dan supaya pengetahuan paling penting yang diinginkan pada jalurnya dapat
disajikan secara efektif

 Organisasi
Menurut (Taba, 1962 : 290), jika kurikulum merupakan suatu rencana untuk belajar maka
isi dan pengalaman belajar membutuhkan pengorganisasian sedemikian rupa sehingga
berguna bagi tujuan-tujuan pendidikan.

 Evaluasi

Evaluasi adalah komponen keempat dari kurikulum. Evaluasi ditujukan untuk melakukan
evaluasi terhadap belajar siswa (hasil dan proses) maupun keefektifan kurikulum dan
pembelajaran. .

KOMENTAR
Makalah ini memberikan penjelasan yang sangat jelas mengenai kurikulum, seluruh
bagian dari kurikulum dijabarkan secara terperinci, dimulai dari pengertian, prinsip,
fungsi dan komponen-komponen yang termuat dalam kurikulum, penulis juga
menjelaskan secara singkat mengenai perkembangan kurikulum pendidikan di Indonesia
dari waktu ke waktu. Banyak dari masyarakan bahkan guru-guru berpendapat kurikulum
terbaas pada materi ajar, namun melalui makalah ini memberikan gambaran yang jelas
bahwa sebuah kurikulum dimulai dari perencanaan yaitu perumusan tujuan pelajaran, isi,
strategi pembelajaran, sampai proses penilaian. Manfaatnya bagi ksekola adalah bahwa
sekolah memiliki kewenangan untuk mengembangkan kurikulum melalui penyusunan
indicator yang disesuaikan dengan kebutuhan sekolah dan tujuan pembelajarannya. Di
sekolah kami menyusun indicator secara mandiri. Kami mengacuh kepada tema umum
yang diberikan oleh pemerintah namun kami merangkumnya dalam beberapa Unit.
Contoh pelajaran Bahasa Indonesia ada 6 Unit sedangkan Pelajaran Prakarya dan Seni
Budaya hanya 4 Unit.
Dengan kurikulum guru mempunya panduan utnuk tujuan pembelajaran yang akan
dicapainya di sini peran guru sangat penting, guru harus kreatif dan inovatif dalam
mengembangkan pembelajaran, agar mutu pendidikan dapat meningkat. Pengembangan
kurikulum haruslah memperhatikan prinsip-prinsip kurikulumnya yang terdiri dari tujuh
prinsip pengembangan kurikulum antara lain : relevansi, efektivitas, efisiensi,
fleksibilitas, kontinuitas, objektifitas dan demokrasi. Kurikulum mempunyai komponen-

11
komponen yang mempunyai tujuan utama atau tujuan dari kurikulum tersebut. Karena
komponen-komponen tersebut saling berkaitan dan menunjang untuk mencapai tujuan
dari kurikulum maka di sebutlah kurikulum sebagai suatu sistem.

E. BAHAN AJAR

Artikel 5 Bahan Ajar

Judul : Konsep Pengembangan Bahan Ajar


Penulis : AKHMAD SUDRAJAT
Sumber : https://syahwanitep.wordpress.com/2012/09/05/bahan-ajar/

RINGKASAN

Prinsip pemilihan bahan ajar :


a. Prinsip relevansi artinya materi pembelajaran hendaknya relevan memiliki keterkaitan
dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar
b. Prinsip Konsistensi artinya adanya keajegan antara bahan ajar dengan kompetensi dasar
yang harus dikuasai siswa.
c. Prinsip Kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam
membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh
terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak.

Secara garis besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar meliputi :


a. mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi
dasar yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan ajar,
b. mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar,
c. memilih bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang telah teridentifikasi tadi., dan
d. memilih sumber bahan ajar.
Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta kedalamannya dapat
diurutkan melalui dua pendekatan pokok , yaitu:
1. pendekatan procedural yaitu urutan materi pembelajaran secara prosedural
menggambarkan langkah-langkah secara urut sesuai dengan langkah-langkah
melaksanakan suatu tugas
2. pendekatan hierarkis menggambarkan urutan yang bersifat berjenjang dari bawah ke
atas atau dari atas ke bawah.
Secara garis besarnya, dalam memanfaatkan bahan ajar terdapat i dua strategi, yaitu: (a)
Strategi penyampaian bahan ajar oleh Guru dan (b) Strategi mempelajari bahan ajar
oleh siswa

a. Strategi penyampaian bahan ajar oleh guru

12
1. Strategi urutan penyampaian simultan
2. Strategi urutan penyampaian suksesif
3. Strategi penyampaian fakta
4. Strategi penyampaian konsep
5. Strategi penyampaian materi pembelajaran prinsip
6. Strategi penyampaian prosedur.

b. Strategi mempelajari bahan ajar oleh siswa

Ditinjau dari guru, perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran berupa kegiatan
guru menyampaikan atau mengajarkan kepada siswa. Sebaliknya, ditinjau dari segi
siswa, perlakuan terhadap materi pembelajaran berupa mempelajari atau berinteraksi
dengan materi pembelajaran. Secara khusus dalam mempelajari materi pembelajaran,
kegiatan siswa dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu :
1. Menghafal
2. Menggunakan
3. menemukan; dan
4. memilih.

KOMENTAR

Artikel ini menggambarkan tahapan-tahanpan dalam menyusun bahan ajar dengan


cukup abaik. Dengan menyusun bahan ajar guru/kelompok guru bisa menyesuaikan
dengan kebutuhan peserta didik serta memperhitungkan kondisi lingkungan sekitarnya.
Dengan tahapan-tahapan yang diharapkan bahan ajar bisa disusun sebagai panduan
dalam pembelajaran.
Menrut saya bahan ajar sebagai panduan harus bersifat fleksible, maksudnya bahwa
ketika kondisi di kelas berkembang jauh dari bahan ajar, maka guru harus kreatif dan
inovatif. Jangan karena ada bahan ajar maka guru monoton terpaku pada urutan bahan
yang telah dipersiapkan tanpa mengembangkan lebih sesuai dengan situasi kelas,
sebagai contoh dalam diskusi ada pertanyaan yang menarik g, maka skrenario bahan ajar
bisa berubah untuk mengakomodasi siswa menemukan jawaban dari pertanyaan
tersebut. Bahan ajar sebaiknya berisi ide-ide pembelajaran buak hanya satu ide saja,
sehingga muda dalam pengembangannya.

13

Anda mungkin juga menyukai