PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Mengetahui definisi pengeringan ikan
Mengetahui prinsip pengeringan ikan
Mengetahui proses pengeringan ikan
Mengetahui mekanisme pengeringan ikan
Mengetahui teknik pengeringan ikan
1.4 Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu dapat menganalisis dan mengaplikasikan
proses pengeringan ikan.
BAB 2
PEMBAHASAN
2. Pengeringan buatan atau pengeringan mekanis
Terdapat banyaknya kesulitan-kesulitan yang didapat pada pengeringan alami, maka
manusia telah mencoba membuat peralatan untuk memperoleh hasil yang lebih baik dengan
cara yang lebih efisien. Alat pengering mekanis berupa suatu ruang dengan udara panas yang
ditiupkan di dalamnya. Hal-hal pokok yang membuat pengeringan mekanis ini lebih baik
daripada pengeringan alam seperti suhu, kelembaban, dan kecepatan angin dapat disuatu
sanitasi dan hygiene dapat lebih mudah dikendalikan. Pemanasan udara dalam pengering
mekanis (dryer) dapat dilakukan menggunakan Pipa-pipa yang berisi uap panas didalamnya
Logam atau batu yang dipanaskan dengan api Elemen pemanas listrik Pemindahan panas
dengan mesin pendingin
Udara dalam dryer disirkulasikan dengan blower (kipas angin) yang terletak didalam
ruangan atau di dinding. Kecepatan udara yang optimal adalh 70 – 100 m/menit. Semua ikan
dalam dryer diusahakan mengalami pengeringan yang merata. Dalam skala kecil
berkapasitas 5 kg. Spesifikasi alat pengering ini adalah berupa kotak bertingkat, bagian
bawah utuk pengeringan dan bagian atas untuk sirkulasi pengembalian udara. Dimensi
panjang kabin 190 cn, lebar 65 cm, tinggi 97 cm. Udara pengering di sirkulasikan dengan 9
buah kipas berdiameter 12 cm dengan kecepata 1,1 m/s. Udara pengering
didehumidifikasikan dengan dehumifier yang dibuat dari modifikasi AC dengan kompresor
0,5 PK. Sumber pemanas menggunakan elemen lampu inframerah sebanyak 3 buah masing-
masing berdaya 1500W dilengkapi dengan thermosfat. Try untuk pengeringan berukuran
40x35 cm disusun bertingkat 11 dengan jarak antar tingkat 4 cm.
Pengeringan dengan Sinar Inframerah dengan menggunakan Sinar inframerah sudah
sejak tahun 1960-an digunakan dalam industri perikanan untuk pengeringan dan perebusan
ikan. Sinar tersebut mempunyai panjang gelombang 0,76 – 400 mm tergantung pada
tempraturnya. Semakin tinggi tempraturnya, semakin pendek panjang gelombangnya. Sinar
inframerah memberikan panas radiasi yang sanggup menembus kulit ikan sejauh 2 mm.
Hampir semua panas yang dipancarkan diserap oleh kulit ikan karena dipantulkan oleh
dinding-dinding kapiler, bukan oleh permukaan kulit ikan. Sumber-sumber yang dapat
digunakan untuk menghasilkan sinar inframerah sebagai berikut lampu radian, permukaan
pijar dari logam atau keramik yang dipanaskan dengan listrik, pembakaran gas, atau cara lain,
seperti spiral atau pelat nichrome, dipanaskan dengan listrik hingga 8000C serta pembakaran
radiant yang tidak menyala (radiant flameless burner)
Pengeringan dengan sinar inframerah tidak tergantung pada kecepatan udara dan
temperatur sumber panas. Percobaan-percobaan yang dilakukan oleh sebuah lembaga di
Rusia menghasilkan data sebab Pengeringan ikan herring berlangsung 2-3 kali lebih cepat
dengan sinar inframerah daripada dengan udara panas. Pemakaian baja, besi dan keramik
sebagai pemancar panas radiasi lebih baik daripada pemakaian lampu radiant. Selain itu juga
panas radiasi harus diberikan dari kedua sisi ikan, tetapi dapat juga dipanaskan dengan panas
pantulan sehinggga ikan harus berada 8 cm di depan sumber panas atau lebih jauh.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari pembahasan tersebut ialah
pengeringan merupakan proses pengurangan kadar air yang ada di dalam daging ikan sampai
kegiatan mikroorganisme pembusuk serta enzim yang meyebabkan pembusukan terhenti
akibatnya ikan dapat disimpan cukup lama sebagai bahan makanan. Pengeringan ikan ini
umumnya disertai dengan pengaraman sehingga ikan kering itu terasa asin. Maksud
penggaraman sebelum ikan dikeringkan yaitu untuk menyerap kadar air dari permukaan ikan
dan mengawetkannya sebelum tercapai tingkat kekeringan serta dapat menghambat aktivitas
mikroorganisme. Batas kadar air yang diperlukan dalam tubuh ikan kira kira 20 – 35 %
agar perkembangan mikroorganisme pembusuk bisa terhenti.Perbedaan tekanan uap air inilah
yang menyebabkan adanya aliran air dari dalam bahan pangan yang dikeringkan ke
permukaan, selanjutnya diuapkan ke udara. Pergerakan air dari dalam bahan ke permukaan
melalui mekanisme sebagai berikut :
1. Pergerakan Cairan terjadi dalam saluran kapiler.
2. cairan berdifusi karena perbedaan konsentrasi bahan bahan terlarut pada bagian bagian
yang berbeda dari bahan pangan.
3. Cairan juga berdifusi karena penyerapan oleh bagian padat dari bahan pangan yang
terdapat pada permukaan.
4. Air dalam bentuk uap juga berdifusi dalam ruang ruang udara di dalam bahan pangan
akibat perbedaan tekanan uap air.
3.2 Saran
Saran dari kami adalah jika ingin mengawetkan ikan dengan cara pengeringan, gunakan
teknik pengeringan yang efektif, efisien, hygiene, dan tidak tergatung dengan cuaca agar
memperoleh hasil yang memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA
Adawyah, M.P.Ir. Rabiatul. 2011. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Jakarta: Bumi Aksara
Zaelanie Kartini,MP,Rahma Nurdiani,SPi MAppSc,Ir.Sridayuti.2004. Diktat Matakuliah
Teknologi Hasil Perikanan I Fakultas. Malang: Universitas Brawijaya
Murniyati.Sunarman.2000. Pendinginan Pembekuan dan Pengawetan Ikan. Yogyakarta:
Kanisius
Jay, James M.1992.Modern Food Microbiology. London : Chapman & hall.
Sasi, M,dkk.2000. Chilling Fresh Fish in Dry and Wet Ice. http:// biophyspal journal. Com
(diakses 18 Februari 2020)
Desroirer,Norman W. 2008. Pengawetan dan Pengolahan Bahan Pangan . Jakarta : Uip.