Guru (Dita):” Ada apa anak-anak, kok seperti ada masalah? Kenapa
Habibah dan Fajar terlihat murung?”
Habibah : “Ndak ada apa-apa kok, Bu.”
Guru (Dita): “Benar tidak ada apa-apa?”
Edo : “Betul kali, Bu!”
Izzah : “Bohong, Bu.”
Amel : “Faris, Karol, Tika tidak mau menjadi teman Habibah dan
Fajar.”
Akbar : “Iya, Bu.”
Guru (Dita): “Kenapa?”
Karol,Tika,Faris: “Soalnya mereka beda suku sama kita, sama kampungan lagi, Bu.”
Guru (Dita): “Begini, walaupun kita berbeda-beda suku. Kita tetap
harus bersatu. Tidak boleh memilih-milih teman.
Karena di Indonesia itu, tidah hanya suku kita saja.
Masih banyak suku lain.
Karol,Tika,Faris: “Baik Bu.”
Guru (Dita) : “Untuk Habibah dan Edo, mulai sekarang harus mulai
belajar Bahasa Indonesia agar yang lainnya mengerti
dan tidak menjauhi kalian. Karena Bahasa Indonesia
adalah bahasa persatuan yang digunakan di Negara
kita.”
Habibah & Edo : “Ya, Bu.”
Karol : “Maafin gue, Tika, sama Faris ya? Karena sudah sering
mengejek dan mengolok-ngolok kalian.”
Habibah : “Ndak papa kok.”
Edo (Fajar): “Tak apa, Beta tak sakit hati.”
Akhirnya mereka semua menjadi sahabat sejati. Tidak pernah bertengkar. Dan selalu bersama-
sama dalam menghadapi situasi baik susah maupun senang.”