Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

KEPERAWATAN MENJELANG AJAL DAN


PALIATIF

Oleh :
Safrida Arianti ( 20191660133)

PRODI S1 KEPERAWATAN PROGRAM TRANSFER


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2020
Saudara diminta untuk menyelesaikan kasus dilema etik dengan menggunakan kerangka
pemecahan dilema etik sesuai yang diajarkan!
Kasus
Ibu A berusia 37 tahun, menginginkan untuk mengakhiri hidupnya. Ibu A mengalami Kanker
cerviks stadium akhir, suaminya meninggalkannya. Ketika ibu A mengalami henti jantung,
dilakukan resusitasi untuk mempertahankan hidupnya. Hal ini dilakukan oleh pihak rumah
sakit karena sesuai dengan prosedur dan kebijakan dalam penanganan pasien di rumah sakit
tersebut. Peraturan rumah sakit menyatakan bahwa kehidupan harus disokong. Namun
keluarga menuntut atas tindakan yang dilakukan oleh rumah sakit tersebut untuk kepentingan
hak meninggal klien. Saat ini klien mengalami koma. Tiga orang perawat mendiskusikan
kejadian tersebut dengan memperhatikan antara keinginan/hak meninggal Ibu A dengan
prinsip moral dan tugas legal untuk mempertahankan kehidupan setiap pasien yang
diterapkan di rumah sakit. Perawat X mendukung dan menghormati keputusan Ibu A yang
memilih untuk mati. Perawat Y menyatakan bahwa semua anggota/staf yang berada di rumah
sakit tidak mempunyai hak menjadi seorang pembunuh. Perawat Z mengatakan bahwa yang
berhak untuk memutuskan adalah dokter.
Tugas saudara adalah, membuat pemecahan masalah dilema etik berdasarkan kerangka
pemecahan masalah dilema etik.
PEMECAHAN KASUS DILEMA ETIK :
Kerangka pemecahan dilema etik (kozier & erb, 2004 )

1. Mengembangkan data dasar :


Mengembangkan data dasar disini adalah dengan mencari lebih lanjut informasi yang
ada mengenai dilema etik yang sedang dihadapi. Mengembangkan data dasar melalui:
a) Menggali informasi lebih dalam terhadap pihak pihak yang terlibat meliputi :
Klien, keluarga, dokter, dan perawat.
b) Identifikasi mengenai tindakan yang diusulkan : Memberi informasi, dan
meminta persetujuan untuk dilakukan resusitasi sesuai dengan prosedur dan
kebijakan dalam penanganan pasien di rumah sakit tersebut.
c) Maksud dari tindakan tersebut : untuk mempertahankan hidup klien dan tidak
melanggar peraturan yang berlaku.
d) Konsekuensi tindakan yang diusulkan : bila dilakukan resusitasi dan kondisi
klien kembali normal kemungkinan keluarga dapat menerima tindakan
tersebut, namun jika tindakan resusitasi tidak berhasil dan klien meninggal
dunia keluarganya dapat menyalahkan perawat karena dianggap melanggar
hak meninggal klien. Apabila keluarga klien kecewa terhadap pelayanan di di
rumah sakit mereka bisa menuntut rumah sakit.

2. Mengidentifikasi konflik akibat situasi tersebut :


Penderitaan klien dengan kanker cerviks stadium akhir yang syang ditinggalkan oleh
suaminya menginginkan untuk mengakhiri hidupnya. Saat henti jentung keluarganya
menolak untuk dilakukan resusitasi karena dianggap melanggar kepentingan hak
meninggal klien. Konflik yang terjadi adalah :
a) Bila tidak memberikan tindakan resusitasi dapat menyebabkan kematian
klien yang berarti melanggar prinsip etik Beneficience- Nonmaleficience, dan
melanggar prosedur dan kebijakan dalam penanganan pasien di rumah sakit
tersebut.
b) Bila tidak memenuhi keinginan klien dan keluarga terkait dengan pelanggaran hak
klien yang dapat melanggar nilai autonomy. Dan beresiko keluarga klien dapat
menuntut perawat dan rumah sakit terhadap tindakan yang telah dilakukan.
3. Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang direncanakan dan
mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi tindakan tersebut.
a) Tetap melakukan resusitasi dengan memberikan informasi terlebih dahulu
mengenai tindakan dan prognosisnya
Konsekuensinya :
1) Pelanggaran terhadap hak pasien untuk menentukan nasibnya sendiri
2) Keluarga cemas dengan situasi tersebut
3) Keluarga dapat menuntut atas pelanggaran tersebut
4) Tidak mempercepat kematian klien
b) Menuruti keinginan keluarga klien untuk tidak melakukan tindakan resusitasi
Konsekuensi :
1) Risiko mempercepat kematian klien
2) Hak klien sebagian dapat terpenuhi karena memnentukan nasibnya sendiri
3) Beresiko melanggar peraturan dan kebijakan yang berlaku di rumah sakit.

4. Menentukan siapa pengambil keputusan yang tepat :


Perawat tidak membuat keputusan untuk pasien, tetapi perawat membantu dalam
membuat keputusan bagi klien dan keluarganya, tetapi dalam hal ini perlu dipikirkan,
beberapa hal:
a) Siapa yang sebaiknya terlibat dalam membuat keputusan dan mengapa mereka
ditunjuk.
b) Untuk siapa saja keputusan itu dibuat
c) Apa kriteria untuk menetapkan siapa pembuat keputusan (social, ekonomi,
fisiologi, psikologi dan peraturan/hukum).
d) Sejauh mana persetujuan pasien dibutuhkan
e) Apa saja prinsip moral yang ditekankan atau diabaikan oleh tindakan yang
diusulkan.
Dalam kasus Ny.A. keluarganya lah yang membuat keputusan, jadi atau tidaknya
untuk dilakukan tindakan resusitasi. Perawat seharusnya bertindak sebagai advokasi
dan fasilitator agar pasien dan keluarga dapat membuat keputusan yang tidak
merugikan bagi dirinya, sehingga pasien diharapkan dapat memutuskan hal terbaik
dan memilih alternatif yang lebih baik dari penolakan yang dilakukan.
Bila beberapa kriteria sudah disebutkan mungkin konflik tentang penolakan tindakan
resusitasi dapat diselesaikan atau diterima oleh pasien setelah mendiskusikan dan
memberikan informasi yang lengkap dan valid tentang kondisinya, dilakukan tindakan
resusitasi ataupun tidak yang jelas keluarga telah mendapat informasi yang jelas dan
lengkap sehingga hak autonomi pasien dan keluarga dapat dipenuhi serta dapat 
memuaskan semua pihak. Baik pasien, keluarga, perawat dan dokter.

5. Mendefinisikan kewajiban perawat


1) Perawat berkewajiban untuk menerapkan prinsip autonomi yaitu menghargai
keputusan klien dan keluarga untuk menentukan pilihannya sendiri
2) Melaksanakan peran perawat sebagai advokasi dalam memberikan informasi
tentang kondisi klien secara rinci, melakukan konsultasi dengan tim medis
mengenai tindakan resusitasi yang akan dilakukan mengenai dampak dan manfaat
terhadap klien.
3) Perawat berkewajiban untuk melaksanakan kode etik profesinya dan menjalankan
semua kewajiban yang didasari oleh nilai-nilai moral yang telah diatur dalam
profesinya
4) Melindungi dan melaksanakan standar keperawatan yang disesuikan dengan
kompetensi keperawatan professional dan SOP yang berlaku diruangan
6. Membuat keputusan
Pada kondisi kasus Ny.A dapat diputuskan menerima penolakan pasien dan keluarga
tetapi setelah perawat atau tim perawatan dan medis menjelaskan secara lengkap dan
rinci tentang kondisi pasien dan dampaknya bila dilakukan tindakan resusitasi atau
tidak. Penjelasan dapat dilakukan melalui wakil dari tim yang terlibat dalam
pengelolaan perawatan dan pengobatan Ny.A. Tetapi harus juga diingat dengan
memberikan penjelasan dahulu beberapa alternatif tindakan yang dapat dipertanggung
jawabkan sesuai kondisi Ny.A sebagai bentuk tanggung jawab perawat terhadap tugas
dan prinsip moral profesionalnya. Pasien menerima atau menolak suatu tindakan
harus disadari oleh semua pihak yang terlibat, bahwa hal itu merupakan hak, ataupun
otonomi pasien dan keluarga. Kemudian harus ada pernyataan atau inform consent
mengenai penolakan ataupun penerimaan tindakan yang akan diberikan terhadap
pasien.

Anda mungkin juga menyukai