Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL BEDSIDE TEACHING

“PERAWATAN METODE KANGURU”

Oleh :
KELOMPOK E

1. Adelia Putri Sartinah


2. Ni Putu Kusumawardani
3. Dessi Natalia
4. Ayu Chandani
5. Nadiah Dhea S
6. Rinaldy Rafsanjani

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI
2019
PROPOSAL BEDSIDE TEACHING

1. Pendahuluan

Metode kanguru merupakan perawatan bayi dengan berat badan lahir rendah
( kurang dari 2.500 gram ), terutama yang terlahir dengan usia kehamilan kurang dari 37
minggu. Manfaat Perawatan Metode Kanguru (PMK) atau perawatan bayi lekat yang
kerap disebut kangaroo mother care ini sebenarnya sudah banyak dibicarakan. Metode
yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 1983 oleh Rey dan Martinez dari Bogota,
Kolombia, ini merupakan metode perawatan bayi kecil atau bayi prematur yang diilhami
cara ibu kanguru merawat anaknya yang selalu lahir prematur. Metode kanguru mampu
memenuhi kebutuhan bayi dengan berat lahir rendah, yakni dengan memberikan situasi
dan kondisi yang mirip dengan rahim ibu, sehingga memungkinkan bayi beradaptasi lebih
baik dengan dunia luar. Metode kanguru juga lebih disenangi bayi dan bermanfaat karena
dapat memberikan rasa aman, nyaman, serta menguatkan insting bayi dengan merasakan
detak jantung ibunya lalu mencari-cari sendiri puting sang ibu.
Sebuah pemeriksaan yang lengkap akan terdiri dari penilaian kondisi pasien
secara umum dan sistem organ yang spesifik. Dalam prakteknya, yang dilakukan
adalah melakukan metode kanguru

2. Tujuan

1. Mengetahui definisi perawatan metode kanguru


2. Memahami tujuan perawatan metode kanguru
3. Mengetahui tentang cara melakukan metode kanguru

3. Sasaran
Pasien di Ruangan Perinatologi RSUD Blambangan Banyuwangi
4. Materi

1. Pengertian Definisi perawatan metode kanguru


2. Tujuan perawatan metode kanguru
3. Cara melakukan metode kanguru

5. Metode.
Praktikum, Diskusi dan Bedside Teaching

6. Media
Persiapan Alat
PP Tahap Prapelaksanaan

a. Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan bedside


Langkah-langkah yang diperlukan dalam Bedside Teaching adalah sebagai

Penetapan Pasien
Proposal
Persiapan pasien:
Informed consent

b. Pemberian informed consent kepada klien dan keluarga


Hasi pengkajian/intervensi data
Apa yang menjadi masalah
Penyajian masalah Cross cek data yang ada
Apa yang menyebabkan masalah yang
tersebut
Bagaimana pendekatan (Proses Kep,
SOP)
Validitas data

Pelaksanaan BST
Tahap implementasi
pada bed pasien Diskusi karu, PP, perawat

teaching
konselor

Persiapan
berikut: Tahap BST pada bed
pasien Analisa data
7. Proses

7.1

7.2
Masalah Teratasi Aplikasi hasil analisa dan
diskusi
1. Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini
penjelasan difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang
akan dilaksanakan dan memiliki prioritas yang perlu didikusikan.
2. Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut
3. Pemberi justifikasi oleh perawat primer atau perawat
konselor/manajer tetang masalah klien serta rencana tindakan yang akan
dilakukan.
4. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah ada
akan ditetapkan
7.3 Pasca BST
Mendikusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menetapkan
tindakan yang perlu dilakukan

8. Waktu dan tempat


Hari / Tanggal :
Waktu :
Tempat : ruang perinatologi

9. Peran Masing-masing anggota tim


a. Peran perawat primer
- Menjelaskan data pasien yang mendukung masalah pasien
- Menjelaskan diagnosis keperawatan
- Menjelaskan intervensi yang dilakukan
- Menjelaskan hasil yang didapat
- Menjelaskan rasional dari tindakan yang diambil
- Menggali masalah-masalah yang belum terkaji

10. Kriteria Evaluasi.


a. Bagaimana koordinasi dan persiapan BST
b. Bagaimana peran perawat primer pada saat BST

11. Kegiatan Bedside Teaching


1. Tahapan Pra-BST
a. Preparation
b. Planning
c. Briefing : 4P 1R
1) Problem : masalah yang ditemukan pada klien
2) Practice : tindakan yang akan dilakukan terkait masalah klien
3) Preparation : persiapan alat, persiapan pasien, persiapan lingkungan
4) Procedure : prosedur pelaksanaan
5) Role : aturan yang disampaikan oleh pembimbing klinik
2. Round : fase kerja (Pelaksanaan) dan fase terminasi (evaluasi)
3. Post round : evaluasi dari pembimbing klinik terhadap tindakan yang
dilakukan.
12. Penutup
Demikianlah proposal ini kami buat dengan sebenar-benarnya, kiranya dapat
dijadikan masukan dalam pengembangan dan pengaplikasian metode pembelajaran.
Palembang, Oktober 2019
Mengetahui,
Pembimbing Klinik Pembimbing Institusi,

(..........................................................) (.........................................................)

Mengetahui,
Kepala Ruang Kanak Kanak
RSUD Blambangan Banyuwangi

(...........................................................)
Lampiran Materi
A. Perawatan Metode Kanguru
1. Definisi
Metode kanguru adalah melakukan kontak dari kulit ke kulit secara
langsung antara ibu dan bayi. Metode ini dapat dilakukan dua minggu setelah
kelahiran. Metode kanguru merupakan perawatan bayi dengan berat badan lahir
rendah (kurang dari 2.500 gram) , terutama yang terlahir dengan usia kehamilan
kurang dari 37 minggu. Bayi dalam kondisi ini membutuhkan pengawasan
khusus untuk mencegah hypothermia atau keadaan dimana bayi mengalami
cidera dingin akibat pengaturan suhu dalam sistem syaraf pusatnya belum
sempurna. Diperlukan perawatan bayi sederhana untuk memenuhi sebagian
besar kebutuhan dasar bayi, antara lain kehangatan, ASI, perlindungan infeksi,
dan stimulasi.
2. Manfaat
Manfaat Perawatan Metode Kanguru (PMK) atau perawatan bayi lekat
yang kerap disebut kangaroo mother care ini sebenarnya sudah banyak
dibicarakan. Metode yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 1983 oleh
Rey dan Martinez dari Bogota, Kolombia, ini merupakan metode perawatan
bayi kecil atau bayi prematur yang diilhami cara ibu kanguru merawat anaknya
yang selalu lahir prematur. Metode kanguru mampu memenuhi kebutuhan bayi
dengan berat lahir rendah, yakni dengan memberikan situasi dan kondisi yang
mirip dengan rahim ibu, sehingga memungkinkan bayi beradaptasi lebih baik
dengan dunia luar. Metode kanguru juga lebih disenangi bayi dan bermanfaat
karena dapat memberikan rasa aman, nyaman, serta menguatkan insting bayi
dengan merasakan detak jantung ibunya lalu mencari-cari sendiri puting sang
ibu.
3. Tujuan
Tujuannya untuk mengurangi hilangnya panas melalui konduksi dan radiasi
serta bertujuan mempertahankan neutral thermal environment (NTE), yaitu
kisaran suhu lingkungan. Jadi, bayi dapat menjaga suhu tubuhnya tetap normal
dengan metabolisme basal minimum dan kebutuhan oksigen terkecil. Metode
ini dapat juga diterapkan pada bayi sehat, sehingga kebutuhan dasar dari bayi
berupa kehangatan, ASI, kasih sayang, dan perlindungan bisa dipenuhi.
4. Cara melakukan Metode Kanguru
a. Alat alat
1. Thermometer
2. Jam
3. Gendongan bayi
4. Topi bayi
b. Langkah-langkah
1. Posisikan bayi diatas dada ibu atau ayah
2. Pertahankan posisi dengan menggunakan gendongan bayi
3. Tepi kain penggendong bagian atas harus di bawah telinga bayi
4. Pakaikan topi bayi
5. Pakai kembali baju atas ibu atau ayah

c. Hal – hal yang perlu diperhatikan


1. Pantau kondisi bayi mencakup TTV dan status oksigenasi

Anda mungkin juga menyukai