Anda di halaman 1dari 46

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Fakultas Keperawatan Kertas Karya Diploma

2017

Asuhan Keperawatan pada Ny.T


dengan Prioritas Masalah Kebutuhan
Dasar Gangguan Rasa Nyaman : Nyeri
pada Ibu Melahirkan di Kelurahan Sari
Rejo Kecamatan Medan Polonia

Girsang, Ivo Elkania

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/2796
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
Asuhan Keperawatan pada Ny.T dengan Prioritas Masalah
Kebutuhan Dasar Gangguan Rasa Nyaman : Nyeri pada
Ibu Melahirkan di Kelurahan Sari Rejo
Kecamatan Medan Polonia

Karya Tulis Ilmiah (KTI)


Disusun dalam Rangka Menyelesaikan
Program Studi DIII Keperawatan

OLEH

Ivo Elkania Girsang

142500077

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2017

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT yang telah
melimpahkan berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.T Dengan Prioritas
Masalah Gangguan Rasa Nyaman : Nyeri pada Ibu Melahirkan di Kelurahan
Sari RejoMedan Polonia”, yang merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan
pendidikan DIII Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan
kemampuan serta pengalaman penulis. Karena itu penulis sangat mengharapkan
adanya kritik serta saran dari semua pihak yang membangun guna dijadikan
pedoman bagi penulis dikemudian hari.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-


besarnya kepada

1. Bapak Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Sumatera Utara Medan.

2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

3. Ibu Cholina T.Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp.KMB selaku Wakil Dekan II
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

4. Ibu Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kp, M.Kep. Sp. Mat selaku Wakil Dekan III
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara serta dosen
pembimbing yang telah membimbing penulis dengan sabar, dan memberikan
waktunya kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah sehingga
dapat selesai tepat waktu.

ii

Universitas Sumatera Utara


5. Ibu Mahnum Lailan Nasution, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Ketua Prodi DIII
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

6. Ibu Nur Asiah,S.Kep,Ns,M.Biomed selaku dosen penguji yang telah


meluangkan waktu, serta dengan sabar menguji dan membimbing penulis.

7. Kepada kedua orang tua saya, Ayahanda Marihot Girsang dan Ibunda Rosinta
Sinaga serta saudara kandung saya yang sudah memberikan motivasi,
dukungan, semangat, perhatian, dan kasih sayang, serta mendoakan penulis
sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik.

8. Kepada sahabat-sahabat saya sesama mahasiswa Fakultas Keperawatan


Universitas Sumatera Utara Program Studi DIII Keperawatan Stambuk 2014
yang sudah ikut berpartisipasi dan memberikakan motivasi kepada saya dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Medan, Juli 2017

Hormat Saya

Ivo Elkania Girsang

iii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan………………………………………………………………....i
Kata Pengantar……………………………………………………………………...ii
Daftar Isi………………………………………………………………………….…iii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Tujuan.............................................................................................................3
C. Manfaat...........................................................................................................3

BAB II Pengelolaan Kasus


1. Konsep Dasar Keperawatan
2.1 Konsep Nyeri.............................................................................................4
2.1.1 Defenisi Nyeri……………………………………………………...4
2.1.2 Etiologi Nyeri………………………………………………………4
2.1.3 Tanda dan Gejala Nyeri…………………………………………....5
2.1.4 Patofisiologi Nyeri………………………………………………....6
2.2 Konsep Nyeri Persalinan............................................................................7
2.2.1 Pengertian Nyeri Persalinan.………………………………………7
2.2.2 Penyebab Nyeri Persalinan………………………………………...9
2.2.3 Mekanisme Nyeri Persalinan……………………………………..10
2.2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nyeri Persalinan……………13
2.2.5 Konsep Dasar Nyeri Kala IV………………………………….....14
2.3 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Nyeri Persalinan............................20
2.3.1 Pengkajian Nyeri…………………………………………………20
2.3.2 Analisa Data……………………………………………………...20
2.3.3 Rumusan Masalah………………………………………………..20
2.3.4 Perencanaan……………………………………………………...21

iv

Universitas Sumatera Utara


2. Pengelolaan Kasus
A. Pengkajian................................................................................................25
B. Analisa Data............................................................................................29
C. Rumusan Masalah....................................................................................30
D. Diagnosa..................................................................................................31
E. Perencanaan Keperawatan dan Rasional……………………………….31
F. Pelaksanaan Keperawatan......................................................................33

BAB III Penutup


A. Kesimpulan..............................................................................................35
B. Saran........................................................................................................35
Lampiran…………………………………………………………………….……38

Universitas Sumatera Utara


BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar belakang

Nyeri persalinan merupakan suatu bentuk nyeri atau pengalaman sensorik dan
emosional yang tidak menyenangkan dimana terkait dengan adanya kontraksi dari
uterus selama menjalani proses persalinan. 1,2 Secara umum terdapat dua faktor yang
mempengaruhi intensitas nyeri bagi seorang ibu yang sedang memasuki fase
persalinan yaitu faktor fisik dan psikologis. Faktor fisik antara lain: umur, paritas,
besar janin, intensitas dan lama persalinan, pembukaan servik, posisi janin,
karakteristik panggul, kelelahan, dan tindakan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan.

Sedangkan faktor psikologis antara lain meliputi: sosiobudayas setempat,


tingkat kecemasan dan ketakutan, tingkat pengetahuan dan pendidikan, pengalaman
nyeri sebelumnya, persiapan persalinan, dan sistem pendukung.3,4 Penelitian yang
dilakukan oleh Bonica terhadap 2.700 ibu hamil yang sedang menjalani proses
persalinan menemukan bahwa hanya 15% saja dari keseluruhan persalinan yang
berlangsung tanpa nyeri atau nyeri ringan. Sebanyak 35% persalinan berlangsung
dengan nyeri sedang, 30% persalinan berlangsung dengan nyeri hebat dan 20%
persalinan sisanya disertai dengan nyeri yang sangat hebat.4,5 Penelitian lainnya
yang terkait dengan nyeri persalinan untuk menilai hubungan antara paritas dan umur
ibu terhadap nyeri persalinan baik pada kala I fase aktif dan II persalinan terhadap
lima puluh ibu hamil. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar
primigravida dengan umur 20 sampai 35 tahun mengalami nyeri berat pada kala I fase
aktif, yaitu sebanyak 52,17% 2 sedangkan pada wanita multigravida sebanyak 60%
mengalami nyeri sedang (Tamsuri, 2007).

Pada kala II persalinan, baik primi maupun multigravida ternyata mengalami


intensitas nyeri tingkat berat yang sama. 5,6 Nyeri pada proses persalinan merupakan

Universitas Sumatera Utara


hal yang paling ditakuti oleh sebagian besar ibu hamil. Sehingga ibu hamil tersebut
cenderung lebih memilih untuk menghindari proses persalinan spontan dengan
melakukan seksio sesarea atau seksio sesarean on request sebagai upaya untuk tidak
merasakan sensasi nyeri yang diakibatkan oleh proses persalinan spontan tersebut.
Meningkatnya angka seksio sesarea di seluruh penjuru dunia sebagian besar
disebabkan oleh karena adanya permintaan ibu hamil dengan alasan takut akan nyeri
persalinan ini.

Namun di sisi lain, prosedur operasi seksio sesarea sendiri merupakan suatu
prosedur intervensi obstetri yang memiliki risiko cukup besar. Penurunan
keberhasilan persalinan normal terjadi oleh karena ketakutan ibu hamil akan nyeri
persalinan tersebut atau ketidakmampuan ibu hamil untuk menahan dan menerima
nyeri persalinan saat persalinan yang dilaluinya.

Berdasarkan hal tersebut maka mulai dikembangkan salah satu prinsip dasar
obstetri modern yaitu mengurangi nyeri selama persalinan dengan menggunakan
analgesia yang adekuat. Menekan rasa nyeri selama proses persalinan merupakan
aspek yang esensial dalam perawatan obstetrik. Saat ini, tidak tersedia metode standar
yang dapat mengontrol rasa nyeri tanpa menimbulkan efek samping terhadap ibu
maupun janin yang dikandungnya.1 Secara umum terdapat dua metode analgesia
dalam persalinan yaitu farmakologis dan non farmakologis. Adapun metode analgesia
farmakologis diantaranya meliputi: Intrathecal Labor Analgesia (ILA), epidural
analgesia, Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS), block paracervical,
block saraf pudendal, dan lain sebagainya. Sedangkan metode analgesia non
farmakologis meliput: pemijatan atau Massage, hipnosis atau hypnobirthing,
relaksasi, perubahan posisi melahirkan, terapi bola-bola persalinan (Tamsuri, 2007).

Universitas Sumatera Utara


1.2. Tujuan

Tujuan umum

Untuk melakukan asuhan keperawatan kepada Ny T dengan masalah kebutuhan


dasar gangguan rasa nyaman nyeri persalinan

Tujuan Khusus

- Penulis mampu melakukan pengkajian nyeri persalinan normal.


- Penulis mampu merumuskan diagnosa nyeri persalinan normal.
- Penulis mampu menyusun rencana intervensi nyeri persalinan normal.
- Penulis mampu melakukan implementasi yang komprehensif pada nyeri
persalinan normal.
- Penulis mampu melakukan evaluasi keperawatan nyeri persalinan normal.

1.3. Manfaat penulisan

- Bagi Penulis

Menambah pengetahuan dan pengalaman tentang asuhan keperawatan dengan nyeri


nyeri persalinan normal.

- Bagi instusi pendidikan

Sebagai bahan kepustakaan acuan bagi ilmu keperawatan dalam memberikan Asuhan
Keperawatan pada Ibu nyeri persalinan, sehingga nantinya dapat meningkatkan
perkembangan, baik daam teori maupun praktik Keperawatan maternitas.

Universitas Sumatera Utara


BAB II
Pengelolahan kasus

2.1.Konsep Nyeri.

2.1.1. Defenisi
Nyeri didefenisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan
ekstensinya diketahui seseorang pernah mengalaminya ( Tamsuri,2007 ).
Menurut Internasional Association for Study of Pain ( IASP ), Nyeri adalah
sensori subyekif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait
dengan kerusakan jaringan actual maupun potensial,atau menggambarkan kondisi
terjadinya keusakan.
Mc.Ceffery (1979) mengidentifikasikan nyeri sebagai suatu keadaan yang
mempengaruhi seseorang yang keberadaannya diketahui hanya orang tersebut pernah
mengalaminya.

2.1.2. Etiologi/Penyebab Nyeri

a.Trauma

Trauma inijuga terbagi menjadi beberapa macam.Penyebab ini terbagi


menjadi:

o Mekanik rasa nyeri yang diakibatkan oleh mekanik ini timbul


akibat ujung-ujung saraf bebas mengalami kerusakan. Contoh
dari nyeri akibat trauma mekanik ini adalah akibat adanya
benturan,gesekan,luka dan lain-lain.
o Thermis. Nyeri karena hal ini timbul karena ujung saraf
reseptor mendapat rangsangan akibat panas, dingin, misal
karena api dan air.

Universitas Sumatera Utara


o Khemis. Nyeri yang ditimbulkan karena adanya kontak
dengan zat kimia yang bersifat asam atau pun basa kuat.
o Elektrik. Nyeri yang ditimbulkan karena adanya pengaruh
aliran listrik yang kuat mengenai reseptor rasa nyeri yang
menimbulkan kekejangan otot dan luka bakar.

b.Neoplasma

Neoplasma ini juga terbagi menjadi dua yaitu :

o Neoplasma Jinak
o Neoplasma Ganas

c. Gangguan sirkulasi darah dan kelainan pembuluh darah. Hal ini dapat
dicontohkan pada pasien dengan infark miokard akut atau pun angina pektoris
yang dirasakan adalah adanya nyeri dada yang khas.

d. Peradangan. Nyeri yang diakibatkan karena adanya kerusakan ujung-ujung


saraf reseptor akibat adanya peradangan atau terjepit oleh
pembengkakan.Contohnya adalah nyeri karena abses.

e. Penyebab nyeri juga disebabkan karena tindakan pembedahan

2.1.3.Tanda dan Gejala

Respon prilaku terhadap nyeri dapat mencakup:

o Pernyataan verbal(mngeduh,menangis,sesak nafas)


o Ekspresi wajah (Meringis, Menggeletukkan gigi, Menggigit
bibir)
o Gerakan tubuh (Gelisah, Imobilisasi, Ketegangan otot,
peningkatan gerakan jari & tangan
o Kontak dengan orang lain/interaksi sosial (Menghindari
percakapan, Menghindari kontak sosial

Universitas Sumatera Utara


o Penurunan rentang perhatian,( Fokus pada aktivitas
menghilangkan nyeri)
o Individu yang mengalami nyeri dengan awitan mendadak
dapat bereaksi sangat berbeda terhadap nyeri yang
berlangsung selama beberapa menit atau menjadi kronis.
Nyeri dapat menyebabkan keletihan dan membuat individu
terlalu letih untuk merintih atau menangis. Pasien dapat tidur,
bahkan dengan nyeri hebat. Pasien dapat tampak rileks dan
terlibat dalam aktivitas karena menjadi mahir dalam
mengalihkan perhatian terhadap nyeri.

2.1.4. Patofisiologi nyeri

Patofisiologi nyeri ini dapat digambarkan sebagai berikut :


Reseptor nyeri disebut nosiseptor. Nosiseptor mencakup ujung-ujung saraf bebas
yang berespon terhadap berbagai rangsangan termasuk tekanan mekanis, deformasi,
suhu yang ekstrim, dan berbagai bahan kimia.Pada rangsangan yang intensif,
reseptor-reseptor lain misalnya badan Pacini dan Meissner juga mengirim informasi
yang dipersepsikan sebagai nyeri.Zat-zat kimia yang memperparah nyeri antara lain
adalah histamin, bradikini, serotonin, beberapa prostaglandin, ion kalium, dan ion
hydrogen. Masing-masing zat tersebut tertimbun di tempat cedera, hipoksia, atau
kematian sel. Nyeri cepat (fast pain) disalurkan ke korda spinalis oleh serat A delta,
nyeri lambat (slow pain) disalurkan ke korda spinalis oleh serat C lambat.

Serat-serat C tampak mengeluarkan neurotransmitter substansi P sewaktu


bersinaps di korda spinalis.Setelah di korda spinalis, sebagian besar serat nyeri
bersinaps di neuron-neuron tanduk dorsal dari segmen.Namun, sebagian serat
berjalan ke atas atau ke bawah beberapa segmen di korda spinalis sebelum
bersinaps.Setelah mengaktifkan sel-sel di korda spinalis, informasi mengenai
rangsangan nyeri diikirim oleh satu dari dua jaras ke otak- traktus neospinotalamikus
atau traktus paleospinotalamikus (Corwin, 2010).

Universitas Sumatera Utara


Informasi yang di bawa ke korda spinalis dalam serat-serat A delta di salurkan
ke otak melalui serat-serat traktus neospinotalamikus. Sebagian dari serat tersebut
berakhir di reticular activating system dan menyiagakan individu terhadap adanya
nyeri, tetapi sebagian besar berjalan ke thalamus.Dari thalamus, sinyal-sinyal dikirim
ke korteks sensorik somatic tempat lokasi nyeri ditentukan dengan pasti (Corwin,
2010).

Informasi yang dibawa ke korda spinalis oleh serat-serat C, dan sebagian oleh
serat A delta, disalurkan ke otak melalui serat-serat traktus paleospinotalamikus.
Serat-serat ini berjalan ke daerah reticular dibatang otak, dan ke daerah di
mesensefalon yang disebut daerah grisea periakuaduktus.Serat- serat
paleospinotalamikus yang berjalan melalui daerah reticular berlanjut untuk
mengaktifkan hipotalamus dan system limbik.Nyeri yang di bawa dalam traktus
paleospinotalamik memiliki lokalisasi yang difus dan berperan menyebabkan distress
emosi yang berkaitan dengan nyeri (Corwin, 2010).

2.2. Konsep Nyeri Persalinan


2.2.1 Pengertian Nyeri Persalinan

Nyeri adalah sesuatu yang bersifat universal dan merupakan keluhan yang
bersifat umum pada sebagian besar manusia.Keberadaan nyeri merupakan isyarat,
tanda dan bahaya yang terjadi pada manusia dan juga ditafsirkan sebagai ancaman
atau gangguan terhadap integrvitas organisme yang bersangkutan.

Rasa nyeri pada persalinan adalah manifestasi dari adanya kontraksi


(pemendekan) otot rahim.Kontraksi inilah yang menimbulkan rasa sakit pada
pinggang, daerah perut dan menjalar kea rah paha.Kontraksi ini menyebabkan adanya
pembukaan mulut rahim (serviks). Dengan adanya pembukaan servik ini maka akan
terjadi persalinan. Nyeri persalinan sebagai akibat kontraksi miometrium, merupakan
proses fisiologis dengan intensitas yang berbeda pada masing-masing individu (
Rukkiah, 2009 )

Universitas Sumatera Utara


Nyeri merupakan rangsangan tidak enak yang menimbulkan rasa takut dan
khawatir.Dalam persalinan, nyeri yang timbul mengakibatkan kekhawatiran dan
biasanya menimbulkan rasa takut dan stress yang dapat mengakibatkan pengurangan
aliran darah ibu-janin.Nyeri persalinan disebabkan adanya regangan segmen bawah
rahim dan servik serta adanya iskhemia otot rahim.Intensitas nyeri sebanding dengan
kekuatan kontraksi dan tekanan yang terjadi.Nyeri bertambah ketika mulut rahim
dalam dilatasi penuh akibat tekanan bayi terhadap struktur panggul diikuti regangan
dan perobekan jalan lahir.

Nyeri persalinan merupakan pengalaman subyektif akibat timbulnya


perubahan fungsi organ tubuh yang terlihat dalam menentukan kemajuan persalinan
melalui jalan lahir. Tingkat nyeri persalinan digambarkan dengan intensitas nyeri
yang dipersepsikan oleh ibu saat proses persalinan. Intensitas nyeri tergantung dari
sensasi keparahan nyeri itu sendiri. Intensitas rasa nyeri persalinan bisa ditentukan
dengan cara menanyakan intensitas atau merujuk pada skala nyeri. Hal ini dilakukan
ketika ibu tidak dapat menggambarkan rasa nyeri.

Contohnya, skala 0-10 (skala numerik), skala deskriptif yang menggambarkan


intensitas tidak nyeri sampai nyeri yang tidak tertahankan, skala dengan gambar
kartun profil wajah dan sebagainya.Intensitas nyeri rata-rata ibu bersalin kala I fase
aktif digambarkan dengan skala VAS sebesar 6-7 sejajar dengan intensitas berat pada
skala deskriptif.Intensitas nyeri persalinan pada primipara seringkali lebih berat
daripada nyeri persalinan pada multipara. Hal itu karena multipara mengalami
effecement (penipisan serviks) bersamaan dengan dilatasi serviks, sedangkan pada
primipara proses effecement biasanya menjadi lebih dahulu daripada dilatasi serviks.

Universitas Sumatera Utara


2.2.2. Penyebab Nyeri Persalinan

Rasa nyeri saat persalinan merupakan hal yang normal terjadi. Penyebabnya meliputi:

a. Faktor Fisiologis

Faktor fisiologis yang dimaksud adalah kontraksi.Gerakan otot ini


menimbulkan rasa nyeri karena saat itu otot-otot rahim memanjang dan kemudian
memendek. Servik juga akan melunak menipis dan mendatar kemudian tertarik. Saat
itulah kepala janin akan menekan mulut rahim dan kemudian membukanya. Jadi,
kontraksi merupakan upaya membuka jalan lahir.

Intensitas rasa nyeri dari pembukaan sampai pembukaan sepuluh (10) akan
bertambah tinggi dan semakin sering dengan kekuatan kontraksi dan tekanan bayi
terhadap struktur panggul, diikuti regangan bahkan perobekan njalan lahir bagian
bawah. Dari tidak adanya pembukaan sampai pembukaan 2 cm, rasa sakit/nyeri yang
muncul rata-rata dua kali dalam sepuluh menit. Proses ini bisa berlangsung sekitar
delapanjam. Rasa sakit pada pembukaan 3 cm sampai selanjutnya rata-rata 0,5-1 cm
per jam. Makin lama, intensitas dan frekuensi nyeri makin sering dan makin
bertambah kuat mendekati proses persalinan.

b. Faktor Psikologis

Rasa takut dan cemas berlebihan akan mempengaruhi rasa nyeri ini. Setiap
ibu mempunyai versi sendiri-sendiri tentang nyeri persalinan dan melahirkan.Hal ini
karena ambang rangsang nyeri setiap orang berlainan dan subyektif sekali.Ada yang
merasa tidak sakit hanya perutnya yang terasa kencang.Ada pula yang merasa tidak
tahan mengalami nyeri.Beragamnya respons tersebut merupakan suatu mekanisme
proteksi dari rasa nyeri yang dirasakan.

Universitas Sumatera Utara


2.2.3. Mekanisme Nyeri Persalinan

Mekanisme nyeri persalinan sebagai berikut:

a. Membukanya mulut rahim

Nyeri pada kala pembukaan disebabkan oleh membukanya mulut rahim


misalnya peregangan otot polos merupakan rangsangan yang cukup menimbulkan
nyeri.Terdapat hubungan erat antara pembukaan mulut rahim dengan intensitas nyeri
(makin menbuka makin nyeri), dan antara timbulnya rasa nyeri dengan timbulnya
kontraksi rahim (rasa nyeri terasa ± 15-30 detik setelah mulainya kontraksi).

b. Kontraksi dan peregangan rahim

Rangsang nyeri disebabkan oleh tertekannya ujung saraf sewaktu rahim


berkontraksi dan tergangnya rahim bagian bawah.

c. Kontraksi mulut rahim

Teori ini kurang dapat diterima, oleh karena jaringan mulur rahim sedikit
mengandung jaringan otot.

d. Peregangan jalan lahir bagian bawah

Peregangan jalan lahir oleh kepala janin pada akhir kala pembukaan dan
selama kala pengeluaran menimbulkan rasa nyeri paling hebat dalam proses
persalinan.

2.2.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri Persalinan

Rasa nyeri yang dialami selama persalinan bersifat unik pada setiap ibu dan
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain budaya, takut dan kecemasan,
pengalaman persalinan sebelumnya, persalinan dan dukungan.

10

Universitas Sumatera Utara


a. Faktor Internal

1) Pengalaman dan pengetahuan tentang nyeri

Pengalaman sebelumnya seperti persalinan terdahulu akan membantu


mengatasi nyeri, karena ibu telah memiliki koping terhadap nyeri. Ibu primipara dan
multipara kemungkinan akan merespons secara berbeda terhadap nyeri walaupun
menghadapi kondisi yang sama, yaitu persalinan. Hal ini disebabkan ibu multipara
telah memiliki pengalaman pada persalinan sebelumnya.

2) Usia

Usia muda cenderung dikaitkan dengan kondisi psikologis yang masih labil,
yang memicu terjadinya kecemasan sehingga nyeri yang dirasakan menjadi lebih
berat. Usia juga dipakai sebagai salah satu faktor dalam menentukan toleransi
terhadap nyeri. Toleransi akan meningkat seiring bertambahnya usia dan pemahaman
terhadap nyeri.

3) Aktivitas fisik

Aktivitas ringan bermanfaat mengalihkan perhatian dan mengurangi rasa sakit


menjelang persalinan, selama ibu tidak melakukan latihan-latihan yang terlalu keras
dan berat, serta menimbulkan keletihan pada wanita karena hal ini justru akan
memicu nyeri yang lebih berat.

Ibu bersalin yang kelelahan tidak akan mampu mentoleransi rasa nyeri dan
tidak mampu menggunakan koping untuk mengatasinya karena ibu tidak dapat fokus
saat relaksasi yang diharapkan dapat mengurangi rasa nyeri tersebut. Kelelahan juga
menyebabkan ibu merasa tersiksa oleh kontraksi sehingga tidak dapat mengontol
keinginannya untuk meneran.

11

Universitas Sumatera Utara


4) Kondisi psikologis

Situasi dan kondisi psikologis yang labil memegang peranan penting dalam
memunculkan nyeri persalinan yang lebih. Salah satu mekanisme pertahanan jiwa
terhadap stress adalah konversi yaitu memunculkan gangguan secara psikis menjadi
gangguan fisik.

5) Perhatian

Perhatian yang meningkat dihubungkan dengan nyeri yang meningkat


sedangkan upaya pengalihan dihubungkan dengan respon nyeri yang menurun.
Dengan memfokuskan perhatian dan konsentrasi klien pada stimulus yang lain, maka
perawat menempatkan pada kesadaran yang perifer. Biasanya hal ini menyebabkan
toleransi nyeri individu meningkat, khususnya terhadap yang berlangsung selama
waktu pengalihan.

6) Lama persalinan

Persalinan yang lama menyebabkan ibu mengalami stress dan kelelahan lebih
lama sehingga rasa nyeri akan meningkat. Lamanya waktu persalinan bisa disebabkan
oleh bayi yang besar atau kelainan pada pelvis yang mengakibatkan rasa nyeri dan
kelelahan yang semakin meningkat seiring dengan lamanya proses persalinan. Waktu
persalinan bervariasi pada setiap orang. Semakin lama waktu persalinan, akan
menyebabkan kelelahan juga akan semakin lama, serta meningkatkan kecemasan dan
rasa nyeri pada ibu bersalin.

7) Posisi Maternal dan Fetal

Posisi supinasi pada ibu bersalin menyebabkan rasa tidak nyaman pada ibu,
kontraksi uterus yang tidak efektif dan menyebabkan sindrom hipotensi
supinasi.Sindrom tersebut disebabkan oleh penekanan uterus dan fetus pada vena
kava inferior dan aorta abdomen yang mengakibatkan penurunan tekanan darah ibu
dan penurunan suplai oksigen pada bayi.Dengan demikian, perlu adanya ambulasi

12

Universitas Sumatera Utara


pada ibu bersalin untuk mengurangi kelelahan dan menurunkan persepsi nyeri.Posisi
oksiput posterior pada bayi menyebabkan penekanan oksiput bayi pada area sacrum
ibu disetiap kontraksi yang mengakibatkan nyeri pada daerah punggung ibu, dimana
nyeri tersebut tidak hilang pada saat bebas kontraksi. Posisi oksiput posterior bayi
menyebabkan persalinan lama, sedangkan nyeri punggung ibu dapat menurun apabila
bayi dapat melakukan rotasi menjadi posisi oksiput anterior dan proses persalinan
mengalami kemajuan.

b. Faktor Eksternal

1) Agama

Semakin kuat kualitas keimanan seseorang, mekanisme pertahanan tubuh


terhadap nyeri semakin baik karena berkaitan dengan kondisi psikologis yang relative
stabil.

2) Lingkungan fisik

Lingkungan yang terlalu ekstrem, seperti perubahan cuaca, panas, dingin,


ramai, bising, memberikan stimulus terhadap tubuh yang memicu terjadinya nyeri. 37

3) Budaya

Budaya tertentu akan mempengaruhi respons seseorang terhadap nyeri. Ada


budaya yang mengekspresikan rasa nyeri secara bebas, tetapi ada pula yang
menganggap nyeri adalah sesuatu yang tidak perlu diekspresikan secara berlebihan.

4) Support sistem

Tersedianya sarana dan support system yang baik dari lingkungan dalam
mengatasi nyeri, dukungan dari keluarga dan orang terdekat sangat membantu
mengurangi rangsang nyeri yang dialami oleh seseorang saat menghadapi persalinan.

13

Universitas Sumatera Utara


5) Sosial ekonomi

Tersedianya sarana dan lingkungan yang baik dapat membantu mengatasi


rangsang nyeri yang dialami.Sering status ekonomi mengikuti keadaan nyeri
persalinan. Keadaan ekonomi yang kurang, pendidikan yang rendah, informasi yang
minimal dan kurang sarana kesehatan yang memadai akan menimbulkan ibu kurang
mengetahui bagaimana mengatasi nyeri yang dialami dan masalah ekonomi berkaitan
dengan biaya dan persiapan persalinan sering menimbulkan kecemasan tersendiri
dalam menghadapi persalinan.

6) Komunikasi

Komunikasi tentang penyampaian informasi yang berkaitan dengan hal-hal


seputar nyeri persalinan, bagaimana mekanismenya, apa penyebabnya, cara
mengatasi dan apakah hal ini wajar akan memberikan dampak yang positif terhadap
manajemen nyeri. Komunikasi yang kurang akan menyebabkan ibu dan keluarga
tidak tahu bagaimana yang harus dilakukan jika mengalami nyeri saat persalinan.

2.2.5 Konsep dasar nyeri kala IV

Fisiologi Kala IV

Kala IV adalah kala pengawasan dari 1-2 jam setelah bayi dan plasenta lahir
untuk memantau kondisi ibu.

Evaluasi Uterus

Setelah kelahiran plasenta, periksa kelengkapan dari plasenta dan selaput


ketuban. Jika masih ada sisa plasenta dan selaput ketuban yang tertinggal dalam
uterus akan mengganggu kontraksi uterus sehingga menyebabkan perdarahan. Jika
dalam waktu 15 menit uterus tidak berkontraksi dengan baik, maka akan terjadi
atonia uteri. Oleh karena itu, diperlukan tindakan rangsangan taktil (massase) fundus
uteri dan bila perlu dilakukan Kompresi Bimanual ( Departemen Kesehatan RI,
2004).

14

Universitas Sumatera Utara


Pemeriksaan Servik, Vagina dan Perineum

Untuk mengetahui apakah ada tidaknya robekan jalan lahir, maka periksa
daerah perineum, vagina dan vulva. Setelah bayi lahir, vagina akan mengalami
peregangan, oleh kemungkinan edema dan lecet. Introitus vagina juga akan tampak
terkulai dan terbuka. Sedangkan vulva bisa berwarna merah, bengkak dan mengalami
lecet-lecet.

Untuk mengetahui ada tidaknya trauma atau hemoroid yang keluar, maka
periksa anus dengan rectal toucher.

Laserasi dapat dikategorikan dalam :

Derajat pertama: laserasi mengenai mukosa dan kulit perineum, tidak perlu dijahit.

Derajat kedua: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit dan jaringan perineum (perlu
dijahit).

Derajat ketiga: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit, jaringan perineum dan
spinkter ani.

Derajat empat: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit, jaringan perineum dan
spinkter ani yang meluas hingga ke rektum. Rujuk segera.

Prinsip Penjahitan Luka Episiotomi / Laserasi Perineum

Indikasi Episiotomi

- Gawat janin

- Persalinan per vaginam dengan penyulit (sungsang, tindakan vakum ataupun


forsep).

- Jaringan parut (perineum dan vagina) yang menghalangi kemajuan persalinan.

15

Universitas Sumatera Utara


Tujuan Penjahitan

- Untuk menyatukan kembali jaringan yang luka.

- Mencegah kehilangan darah.

- Keuntungan Teknik Jelujur

Hal Yang Perlu Diperhatikan

Dalam melakukan penjahitan perlu diperhatikan tentang:

- Laserasi derajat satu yang tidak mengalami perdarahan, tidak perlu dilakukan
penjahitan.

- Menggunakan sedikit jahitan.

- Menggunakan selalu teknik aseptik.

- Menggunakan anestesi lokal, untuk memberikan kenyamanan ibu.

Penggunaan Anestesi Lokal

- Ibu lebih merasa nyaman (sayang ibu).

- Bidan lebih leluasa dalam penjahitan.

- Lebih cepat dalam menjahit perlukaannya (mengurangi kehilangan darah).

- Trauma pada jaringan lebih sedikit (mengurangi infeksi).

- Cairan yang digunakan: Lidocain 1 %.

Tidak Dianjurkan Penggunaan

Lidocain 2 % (konsentrasinya terlalu tinggi dan menimbulkan nekrosis jaringan).

Lidocain dengan epinephrine (memperlambat penyerapan lidocain dan


memperpanjang efek kerjanya).

16

Universitas Sumatera Utara


Nasehat Untuk Ibu

Setelah dilakukan penjahitan, bidan hendaklah memberikan nasehat kepada ibu.Hal


ini berguna agar ibu selalu menjaga dan merawat luka jahitannya. Adapun nasehat
yang diberikan diantaranya:

- Menjaga perineum ibu selalu dalam keadaan kering dan bersih.

- Menghindari penggunaan obat-obat tradisional pada lukanya.

- Mencuci perineum dengan air sabun dan air bersih sesering mungkin.

- Menyarankan ibu mengkonsumsi makanan dengan gizi yang tinggi.

- Menganjurkan banyak minum.

- Kunjungan ulang dilakukan 1 minggu setelah melahirkan untuk memeriksa luka


jahitan.

Pemantauan Kala IV

Saat yang paling kritis pada ibu pasca melahirkan adalah pada masa post
partum. Pemantauan ini dilakukan untuk mencegah adanya kematian ibu akibat
perdarahan. Kematian ibu pasca persalinan biasanya tejadi dalam 6 jam post partum.
Hal ini disebabkan oleh infeksi, perdarahan dan eklampsia post partum.Selama kala
IV, pemantauan dilakukan 15 menit pertama setelah plasenta lahir dan 30 menit
kedua setelah persalinan.

Setelah plasenta lahir, berikan asuhan yang berupa :

- Rangsangan taktil (massase) uterus untuk merangsang kontraksi uterus.

- Evaluasi tinggi fundus uteri – Caranya : letakkan jari tangan Anda secara melintang
antara pusat dan fundus uteri. Fundus uteri harus sejajar dengan pusat atau dibawah
pusat.

- Perkirakan darah yang hilang secara keseluruhan.

17

Universitas Sumatera Utara


- Pemeriksaan perineum dari perdarahan aktif (apakah dari laserasi atau luka
episiotomi).

- Evaluasi kondisi umum ibu dan bayi.

Tindakan dalam kala IV:

- Mengikat tali pusat.

- Memeriksa tinggi fundus uteri.

- Menganjurkan ibu untuk cukup nutrisi dan hidrasi.

- Membersihkan ibu dari kotoran.

- Memberikan cukup istirahat.

- Menyusui segera.

- Membantu ibu ke kamar mandi.

- Mengajari ibu dan keluarga tentang pemeriksaan fundus dan tanda bahaya baik bagi
ibu maupun bayi.

Pemantauan Lanjut Kala IV

Hal yang harus diperhatikan dalam pemantauan lanjut selama kala IV adalah :

- Vital sign – Tekanan darah normal < 140/90 mmHg; Bila TD < 90/ 60 mmHg, N >
100 x/ menit (terjadi masalah); Masalah yang timbul kemungkinan adalah demam
atau perdarahan.

- Suhu – S > 380 C (identifikasi masalah); Kemungkinan terjadi dehidrasi ataupun


infeksi.

- Nadi

- Pernafasan

18

Universitas Sumatera Utara


- Tonus uterus dan tinggi fundus uteri – Kontraksi tidak baik maka uterus teraba
lembek; TFU normal, sejajar dengan pusat atau dibawah pusat; Uterus lembek
(lakukan massase uterus, bila perlu berikan injeksi oksitosin atau methergin).

- Perdarahan – Perdarahan normal selama 6 jam pertama yaitu satu pembalut atau
seperti darah haid yang banyak. Jika lebih dari normal identifikasi penyebab (dari
jalan lahir, kontraksi atau kandung kencing).

- Kandung kencing – Bila kandung kencing penuh, uterus berkontraksi tidak baik.

Tanda Bahaya Kala IV

Selama kala IV, bidan harus memberitahu ibu dan keluarga tentang tanda bahaya:

- Demam.

- Perdarahan aktif.

- Bekuan darah banyak.

- Bau busuk dari vagina.

- Pusing.

- Lemas luar biasa.

- Kesulitan dalam menyusui.

- Nyeri panggul atau abdomen yang lebih dari kram uterus biasa.

2.3. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Nyeri Persalinan

2.3.1. Pengkajian Nyeri

Pengkajian keperawatan terhadap masalah nyeri persalinan meliputi pengkajian


khusus masalah nyeri persalinan, pengkajian fisik secara umum berhubungan dengan

19

Universitas Sumatera Utara


nyeri persalinan dan pengkajian secara kontini ,data latar belakang termasuk skala
nyeri dan evaluasi situsi sehari-hari.

a. Riwayat Kesehatan Sekarang: Ibu mengeluh nyeri pada abdomen, semakin


lama semakin kuat
b. Riwayat Kesehatan Yang Lalu : Keluarga mengatakan ibu tidak memiliki
riwayat masalah kesehatan dimasa lampau
c. keadaan Umum: Klien tampak lemah, meringis kesakitan, klien menahan
nyeri dibagian abdomen

2.3.2. Analisa data

Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawatan


mengenai nyeri peralinan. Dari informasi yang terkumpul, didapatkan data dasar
tentang masalah-masalah yang dihadapi klien. Selanjutnya data dasar itu digunakan
untuk menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan, serta
tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah klien.

2.3.3. Rumusan masalah

Setelah mengidentifikasi kondisi klien, maka perawat menentukan diagnosa


yang berhubungan dengan masalah yang dialami klien. Maka kemungkinan akan
ditemukan beberapa diagnosa keperawatan mengenai nyeri persalinan, yaitu:

1. Gangguan rasanyaman berhubungan dengan nyeri persalinan


2. Resiko terhadap ketidak efektifan menyusui yang berhubungan dengan
penundaan pemberian Asi dan payudara membengkak.
3. Nyeri akut yang berhubungan dengan kontraksi uterus selama persalinan.
4. Risiko terjadinya hemoragia yang berhubungan dengan atonia uteri atau trauma

2.3.4. Perencanaan

Untuk setiap diagnosa keperawatan yang telah teridentifikasi, perawat


mengembangkan rencana keperawatan untuk kebutuhan klien.Hasil akhir yang

20

Universitas Sumatera Utara


diharapkan dan tujuan perawatan diseleksi berdasarkan pada diagnosa keperawatan
dan kondisi klien.Adapun intervensi Asuhan Keperawatan yang dilakukan
memerlukan keterlibatan dari klien.

No. DX Perencanaan Keperawatan


DX. I Tujuan dan kriteria Hasil
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien lebih merasa
nyaman dari sebelumnya
Kriteria Hasil:
- Kebutuhan rasa nyaman klien terpenuhi
- Klien mengatakan merasa nyaman
Rencana Tindakan Rasional
1. Jelaskan fisiologis nyeri persalinan 1. Untuk menambah pengetahuan
normal pada ibu ibu mengetahui nyeri yang
2. Usap abdomen ibu dialaminya
3. Tutupi abdomen ibu dengan selimut 2. Mengurangi nyeri yang dialami
4. Berikan analgetik sesuai resep klien
dokter 3. Menghindari abdomen terpapar
5. Berikan dorongan untuk melakukan langsung dengan benda asing
teknik relaksasi yang dipelajari 4. Untuk menetukan terapi yang
pada periode prenatal digunakan
5. Untuk menhilangkan atau
mengurangi rasa tidak nyaman
yang dialami klien

No.Dx Perencanaan Keperawatan


DX . II Tujian Kriteria Hasil
Tujuan

21

Universitas Sumatera Utara


Nyeri berkurang
Kriteria Hasil :
Rasa nyaman terpenuhi.
Rencana Tindakan Rasional
1 .Monitor tanda-tanda vital 1. mengetahui keadaan umum klien
2 Monitor DJJ dan His 2. mengetahui keadaan janin dan
3 Ajarkan teknik relaksasi kontraksi ibu
4 Atur posisi klien 3. mengurangi nyeri dan memudahkan
5 Awasi respon emosional pasien kemajuan persalinan
terhadap proses nyeri 4. memberikan rasa nyaman
6 Awasi tanda-tanda persalinan 5. menilai keadaan nyeri
lengkap 6. mendukung persalinan normal
7 Beri posisi yang nyaman pada 7. Dengan memberikan posisi yang
klie nyaman dapat mengurangi rasa
nyeri klien

No.Dx Perencanan Keperawatan


DX. III Tujuan dan Kriteria Hasil:
Tujuan
Menyusui teratur
Pembengkakan pada payudara hilang
Kriteria:
Tidak terdapat tanda-tanda infeksi.

Rencana Tindakan Rasional

22

Universitas Sumatera Utara


1. Beri penjelasan pada klien 1. Memberikan penjelasan pada klien
tentang manfaat ASI. tentang manfaat ASI diharapkan
2. Ajarkan pada klien tentang klien dapat mengerti dan motivasi
perawatan payudara. untuk menyusui
3. Ajarkan pada klien cara 2. Menganjurkan pada klien tentang
memompa payudara. breas care dapat mengurangi
pembengkakan payudara
3. Mengajarkan klien cara memompa
payudara dapat mengurangi
pembengkakan payudara

No. DX Perencanaan Keperawatan


DX. IV Tujuan dan Kriteria Hasil:
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan mencegah
hemoragia dapat dihindari
Kriteria Hasil:
- Mencegah hemoragia
- Menghindari bahaya yang mungkin muncul selama masa
persalinan.
Rencana Tindakan Rasional
1. Kaji tanda-tanda vital 1. Untuk mengetahui tanda-tanda
2. Massase lembut secara intermiten vital klien
fundus uteri 2. Dapat membantu mengeluarkan
3. Kaji jumlah darah yang keluar yang darah dan bekuan yang
terdapat pada pembalut. menumpuk,sehingga uterus
4. Observasi warna kulit apakah ibu dapat berkontraksi kembali
mengalami sianosis

23

Universitas Sumatera Utara


3. Pembalut yang basah
keseluruhannya mengandung
sekitar 100ml darah, kehilangan
100 ml darah dalam 15 menit
dipertimbangkan sebagai aliran
yang hebat
4. Untuk mengetahui kelainan
yang terjadi pada klien

ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

A. Pengkajian

Tanggal Masuk bidan : 21 – 07 – 2017

Jam : 12.00

Ruang / Kamar :1

No. Register :-

No. Medical Record :-

Tanggal Pengkajian : 25 - 07 - 2017

Identitas Biodata klien

Nama : Ny ”T”

Umur : 26 th

Suku / Bangsa : Indonesia

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

24

Universitas Sumatera Utara


Pekerjaan : IRT

Alamat : gg.mawar sari rejo

Identitas penanggung jawab

Nama Suami : Tn ”S”

Umur : 28 tahun

Suku/Bangsa : Indonesia

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Bertani

(Data Subyektif)

Pada tanggal : 25 –07– 2017

Pukul : 15.00

1. Alasan kunjungan ini : Ada keluhan

2. Keluhan – keluhan : Ny. T merasa perutnya mules.

3. Riwayat menstruasi

- Haid pertama : Umur 12 tahun

- Siklus : 28 hari

- Banyaknya : banyak

- Dismenorche : tidak

- Teratur / tidak teratur : teratur

25

Universitas Sumatera Utara


- Lamanya : 7 hari

- Sifat darah : Normal

- Keluhan yang dirasakan

(-) Rasa lelah

(-) Mual dan muntah yang lama

(-) Rasa gatal pada vulva vagina dan sekitarnya

- Diet / makan

Makan sehari-hari biasa : Nasi + Sayur + Lauk dengan frekuensi 3 x 1


Perubahan makanan yang dialami (termasuk ngidam, nafsu makan, dll)

- Pola Eliminasi : BAK Lebih sering

- Aktivitas sehari-hari

5. Riwayat persalinan

- Tempat melahirkan : Bidan

- Ditolong oleh : Bidan

- Jenis persalinan : spontan, belakang kepala

- Perinium : (-) utuh

(-) Robekan tingkat :1

Selama persalinan

6. Riwayat penyakit sistemik yang pernah diderita

Ny A tidak memiliki riwayat penyakit sistemik.

26

Universitas Sumatera Utara


7. Riwayat penyakit keluarga

Keluarga Ny.A tidak memiliki riwayat penyakit menular.

8. Riwayat sosial

Perkawinan : 1 kali

- Kehamilan ini : Direncanakan

- Perasaan tentang kehamilan ini : senang menanti kelahiran buah hati

- Status perkawinan : kawin

Pemeriksaan fisik (Data Objektif)

1. Status emosional : stabil

2. Tanda vital

Tekanan darah : 100/60 mmHg

Denyut nadi : 80 x menit

BB sebelum hamil : 50 kg

Suhu : 360C

BB : 44 kg

3. Muka

Oedema : tidak ada

Conjuntiva : merah jambu

Sklera mata : putih

4. Dada : Simetris

27

Universitas Sumatera Utara


Mamae : ada

Benjolan : tidak ada

Striae : (-)

Putting susu : menonjol

B. Analisa Data

No. Data Penyebab Masalah Keperawatan


1 DS : His yang semakin Gangguan rasa nyaman
Ibu mengatakan kuat berhubungan dengan
merasa tidak nyaman nyeri persalinan
akibat
nyeridialaminya. nyeri

DO:
1. Keadaan Gangguan rasa
umum: tampak nyaman
pucat
2. Terdapat bekas
luka robekan
pada perineum
3. Tanda-tanda
Vital:
- TD: 100/60 mmHg
- N: 95 x/i
- RR: 22x/i

28

Universitas Sumatera Utara


2. DS : Menyusui tidak Resiko terhadap ketidak
1. Klien teratur efektifan menyusui
mengatakan
payudaranya
Terjadi
terasa sakit
pembengkakan
dan bengkak
payudara
2. Klien
mengatakan
bayi belum
disusui

DO :
1. Payudara
tampak
bengkak dan
kencang
2. ASI (+)
3. TD : 110/70
mmHg
4. S : 36,80C
5. N : 102x/mnt
6. P : 20x/mnt

C. Rumusan Masalah
1. Gangguan rasa nyaman: nyeri
2. Resiko terhadap ketidak efektifan menyusui

29

Universitas Sumatera Utara


D. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasanyaman berhubungan dengan nyeri persalinan
2. Resiko terhadap ketidak efektifan menyusui yang berhubungan dengan
penundaan pemberian Asi dan payudara membengkak.
E. Perencanaan Keperawatan dan Rasional

No. DX Perencanaan Keperawatan


DX. I Tujuan dan kriteria Hasil
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien lebih merasa
nyaman dari sebelumnya
Kriteria Hasil:
- Kebutuhan rasa nyaman klien terpenuhi
- Klien mengatakan merasa nyaman
Rencana Tindakan Rasional

1. Jelaskan fisiologis afterpain 1. Untuk menambah


normal pada ibu pengetahuan ibu mengetahui
2. Berikan motivasi pada ibu untuk nyeri yang dialaminya
berkemih secara teratur 2. Untuk melatih kebiasaan
3. Tutupi abdomen ibu dengan berkemih
selimut 3. Menghindari abdomen
4. Berikan analgetik sesuai resep terpapar langsung dengan
dokter benda asing
5. Berikan dorongan untuk 4. Untuk menetukan terapi
melakukan teknik relaksasi yang digunakan
yang dipelajari pada periode 5. Untuk menhilangkan atau
prenatal mengurangi rasa tidak
nyaman yang dialami klien

30

Universitas Sumatera Utara


No. DX Perencanaan Keperawatan
DX. II Tujuan dan Kriteria Hasil:
Tujuan
Menyusui teratur
Pembengkakan pada payudara hilang
Kriteria hasil:
Pembengkakan pada payudara hilang.
Rencana Tindakan Rasional
1. Beri penjelasan pada klien tentang 1. Memberikan penjelasan pada
manfaat ASI. klien tentang manfaat ASI
2. Ajarkan pada klien tentang diharapkan klien dapat mengerti
perawatan payudara dan motivasi untuk menyusui
3. Ajarkan pada klien cara memompa 2. Menganjurkan pada klien
payudara tentang breas care dapat
mengurangi pembengkakan
payudara
3. Mengajarkan klien cara
memompa payudara dapat
mengurangi pembengkakan
payudara

31

Universitas Sumatera Utara


F. Pelaksanaan keperawatan

Hari/ No. DX Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP)


tanggal
Kamis/ 25 DX. I 1. Menjelaskan fisiologis Subjektif :
mei 2017 afterpain normal pada ibu  Ibu
2. Memberikan motivasi pada mengatakan
ibu untuk berkemih secara tidak merasa
teratur nyaman akibat
3. Menutupi abdomen ibu nyeri
dengan selimut persalinan yang
4. Memberikan analgetik sesuai dialaminya
resep dokter Objektif :
5. Memberikan dorongan untuk  keadaan
melakukan teknik relaksasi umum: tampak
yang dipelajari pada periode lemah
prenatal  TD: 100/60
mmHg
 RR: 22x/i
 HR: 95x/i
Analisa :
 Masalah
teratasi
sebagian
Planning :
 intervensi
diteruskan

32

Universitas Sumatera Utara


Jumat/ 26 DX.II 1. Memberikan penjelasan pada Subjektif :
mei 2017 klien tentang manfaat asi  Klien
yaitu dapat memberikan mengatakan
kekebalan pada bayi dan pembengkakan
dapatmengurangi payudara
pembengkakan. berkurang
Objektif :
2. Menganjurkan kepada klien  Klien
tentang breas care mengatasi menyusui
diurut pakai minya kemudian bayinya
dikompres dengan air hangat diruangan
kuku. neonatus
3. Mengajarkan pada klien cara  Klien
memompa payudara dengan melakukan
menggunakan breas care breas care
pompa ASI dikirimkan ke  Bengkak
bayi. berkurang
 TD : 100/70
mmHg
 S : 360C
 N : 102x/mnt
 P : 20x/mnt
Analisa :
 Masalah
teratasi
sebagian
Planning
 Lanjutkan
intervensi

33

Universitas Sumatera Utara


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 KESIMPULAN

Setelah penulis melakukan pengkajian yang dimulai dari tangggal 25 Mei 2017
sampai 26 Mei 2017 mengenai nyeri persalinan maka dapat disimpulkan :

1. Nyeri yang dirasakan oleh klien berkurang dari sebelum diberikan asuhan
keperawatan
2. Kebersihan klien terjaga serta
3. Klien tidak berbau
Asuhan keperawatan yang diberikan yaitu berdasarkan kode etik keperawatan.
Berdasarkan konsep keperawatan, ada beberapa intervensi yang tidak dilakukan oleh
perawat, yaitu:
1. Intervensi pada diagnosa I yaitu: berikan analgetik sesuai resep dokter.
Adapun kendala yang dihadapi yaitu bahwa perawat melakukan pengkajian diklinik
persalinan dan tidak dirumah sakit, maka tidak ada kolaborasi antara perawat dengan
dokter.

3.2 SARAN

Setelah penulis melakukan keperawatan pada pasien, penulis memberikan usul


dan masukan positif khususnya di bidang kesehatan antara lain:

a. Bagi institusi pelayanan kesehatan

Hal ini diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan dan


mempertahankan hubungan kerjasama baik antara tim kesehatan ataupun klien
sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan optimal.

34

Universitas Sumatera Utara


b. Bagi institusi pendidikan

Dapat meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang lebih berkualitas dan


priofesional sehingga dapat tercipta perawat profesional, terampil, inovatif dan
bermutu yang mampu memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh
berdasarkan kode etik keperawatan.

35

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

A. Tamsuri. (2007). Konsep Dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC

Bobak .(2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta: EGC

Carpenito, L. J. (2000). Buku Diagnosa Keperawatan Editor Monica Ester. Jakarta:


EGC

Ceffery.M. (1979). Gangguan Rasa Aman Nyaman. Jakarta: EGC

Corwin. E. (2010). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC

Departemen Kesehatan RI. (2004). Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: EGC

Hidayat, A.A.A. (2008). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba


Medika

Potter & Perry. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep Proses, Dan
Praktik. Jakarta: EGC

Prasetyo. (2010). Konsep Dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta: GrahaIlmu

Rukiah, A. Y. (2009). Asuhan Kebidanan Persalinan. Jakarta: CV Trans Info Media

36

Universitas Sumatera Utara


Lampiran

CATATAN PERKEMBANGAN

Hari/ No. DX Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP)


tanggal
Kamis/ 25 DX. I 1. Menjelaskan fisiologis Subjektif :
Mei 2017 afterpain normal pada ibu  Ibu
2. Memberikan motivasi pada mengatakan
ibu untuk berkemih secara tidak merasa
teratur nyaman akibat
3. Menutupi abdomen ibu nyeri
dengan selimut persalinan yang
4. Memberikan analgetik sesuai dialaminya
resep dokter Objektif :
5. Memberikan dorongan untuk  keadaan
melakukan teknik relaksasi umum: tampak
yang dipelajari pada periode lemah
prenatal  TD: 100/60
mmHg
 RR: 22x/i
 HR: 95x/i
Analisa :
 Masalah
teratasi
sebagian
Planning :
 intervensi
diteruskan
Jumat/ 26 DX.II 1. Memberikan penjelasan pada Subjektif :

37

Universitas Sumatera Utara


Mei 2017 klien tentang manfaat asi  Klien
yaitu dapat memberikan mengatakan
kekebalan pada bayi dan pembengkakan
dapat mengurangi payudara
pembengkakan berkurang
2. Menganjurkan kepada klien Objektif :
tentang breas care mengatasi  asi ada
diurut pakai minya kemudian  Klien
dikompres dengan air hangat menyusui
kuku bayinya
3. Mengajarkan pada klien cara diruangan
memompa payudara dengan neonatus
menggunakan breas care  Klien
pompa ASI dikirimkan ke melakukan
bayi. breas care
 Bengkak
berkurang
 TD : 100/70
mmHg
 S : 360C
 N : 102x/mnt
 P : 20x/mnt
Analisa :
 Masalah teratasi
sebagian
Planning
 Lanjutkan
intervensi

38

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai