Proposal KTI.-dikonversi XX
Proposal KTI.-dikonversi XX
PENDAHULUAN
menjadi luka insisi, luka kontusio, luka laserasi, dan luka tusuk. Luka insisi
tajam. Sebagai contoh, luka yang dibuat oleh ahli bedah dalam setiap
fase utama, yaitu fase inflamasi, proliferasi, dan maturasi. Fase inflamasi
ditandai dengan adanya aktivitas sel neutrofil dan makrofag. Aktivasi sel
sebagai terapi alternatif yang tidak kalah pentingnya dengan terapi medis
dan memiliki efek samping yang ringan. Penggunaan tanaman sebagai
obat merupakan hal yang tidak asing lagi. Hal tersebut merupakan
warisan budaya nenek moyang, yang lebih dikenal dengan istilah obat
tradisional.
Salah satu dari jenis tanaman obat yang ada di Indonesia adalah
tumbuh subur pada dataran rendah hingga ketinggian 1200 meter di atas
potensi yang dimiliki oleh buah mahkota dewa, maka akan sangat
Putih 20%
Putih 40%
Putih 80%
penelitian.
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermathophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Malvales
Suku : Malvaceae
Marga : Phaleria
lainnya.7
yang berasal dari Papua, namun saat ini banyak terdapat di Solo
antimikroba.11
penggumpalan darah.
pemebengkakan.
2.2 Luka
a. Luka tertutup
b. Luka terbuka
mengalami kerusakan16.
luka.17
a) Peradangan
b) Epitelisasi
tepitepi luka.17
e) Jaringan granulasi
bekuan darah.17
f) Kontraksi luka
obat sitotoksik.17
Kingdom : Animalia
Divisi : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Rodentia
Famili : Muridae
Subfamili : Murinae
Genus : Rattus
Spesies : Rattus norvegicus
anakanaknya.18
2.4 Kerangka Teori
(Phaleria macrocarpa)
Ekstrak
Mahkota dewa
(Phaleria Penyembuhan
macrocarpa) luka
Keterangan:
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
2.5 Hipotesis
antara lain:
norvegicus L.).
Hewan uji yang dipakai adalah 25 ekor tikus putih galur wistar
antara 2-3 bulan dengan berat kira-kira 150-250 gram yang kemudian
macrocarpa)
(t-1) (n-1) ≥ 15
Keterangan:
t = kelompok perlakuan
(t-1) (n-1) ≥ 15
(5-1) (n-1) ≥ 15
4n-4 ≥ 15
4n ≥ 19
n ≥ 4,75
Pada setiap kelompok tikus akan diberikan paparan yaitu luka insisi
NaCl pada daerah luka insisi. Sedangkan pada kelompok III diberikan
Aquades pada daerah luka insisi tersebut. Perlakuan tersebut dilakukan
tersebut mewakili usia dewasa pada tikus. Pemilihan jenis kelamin jantan
terjadi pada mencit betina. Tikus yang digunakan dalam percobaan ini
adalah tikus yang kesehatann umum baik dengan ciri-ciri mata bersinar,
bulu tidak berdiri, dan tingkah laku aktif. Tikus yang memperlihatkan
Kriteria Inklusi:
a. Tikus Jantan
b. Umur 2 bulan
Kriteria Ekslusi:
variabel yang akan dipelajari dalam penelitian ini adalah Ekstrak Mahkota
Dewa(Phaleria macrocarpa).
melihat ada tidaknya pengaruh dari variabel bebas. Variabel terikat atau
diameter luka mengecil dan luka tersebut sudah menutup sampai pada
lapisan dermis.
Cepat : Jika luka menutup lebih cepat atau sama dengan control
positif (+)
3.8.1. Alat
1. Sarung Tangan
4. Tabung reaksi
5. Rak tabung
9. Erlenmeyer 1000ml
10. Vial
11. Handscoen
12. Tissue
16. Timbangan
17. Autoklaf
18. Rotavapor
3.8.2. Bahan
2. Aquades
3. Etanol
(Rattus Norvegicus).
daerah punggung tikus putih yang telah dibuat luka insisi. Masing-masing
makroskopik dari tikus yang diberikan larutan aquades saja dan Ekstrak
b. Alat bedah minor diikat dengan satu tali dan di sterilkan juga
dalam autoklaf.
kemudian dikeringkan.
mengering.
4 liter pelarut.
diaduk.
6. Setelah 1x24 jam, buka aluminium foil kemudian aduk kembali
mangkuk kecil.
coklat tua.
terlarut.
11. Uapkan hingga zat yang terlarut mengental dan berwarna coklat
kehitaman.
digunakan.
berbeda.
3.11. Alur Penelitian
Tikus putih (Rattus
norvegicus L.)
Menganalisa data
Hasil Penelitian
3.12. Penilaian Luka
program statistical program for social sains for windows (SPSS). Data di
uji normalitas dengan uji one way anova karena subjek penelitian kurang
dari 50 subjek dan uji homogenitas dengan levene dengan nilai signifikan
kelompok.
percobaan ini perlu dilakukan dengan tata cara dari etika yang baik, yaitu
kerjanya dievaluasi oleh Komisi Etik Penggunaan Hewan. Oleh karena itu,
hewan percobaan.22
(Reduction)
2015;3(3):19–29.
4. Luka AAI, Crase PE, Ch B Pet. Buku Ajar Bedah Sabiston. Bagian
2004;29–36.
8. Herbarium Medanense. Identifikasi Tumbuhan. Medan: Herbarium
Revisi.2004;
Sel Hela.2002
Malang.2015;
19. WHO. Research guidelines for evaluating the safety and efficacy of
herbal medicines.2009
Kedokteran EGC;2016
press