Anda di halaman 1dari 15

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian dengan judul “Efektivitas ekstrak bawang putih (Allium

Sativum) terhadap proses penyembuhan luka pada tikus putih (Rattus

norvegicus L.) ” merupakan jenis penelitian yang bersifat eksperimental

dengan desain uji klinis untuk megetahui apakah dengan pemberian

ekstrak Bawang Putih (Allium Sativum) dapat mempercepat proses

penyembuhan luka pada tikus putih (Rattus norvegicus L.).

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Lokasi penelitian: Pene;itian dilakukan di Laboratorium Fakultas

Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

b. Waktu Penelitian: Oktober-November 2019

3.3. Besar Sampel

Hewan uji yang dipakai adalah 27 ekor tikus putih galur wistar (Rattus

norvegicus), sehat dan mempunyai aktivitas normal, berumur antara 2-3

bulan dengan berat kira-kira 150-250 gram yang kemudian dibagi menjadi

3 kelompok percobaan, yaitu:

a. Kelompok yang diberikan Aquades

b. Kelompok yang diberikan NaCl


c. Kelompok yang diberikan Ekstrak Bawang Putih (Allium Sativum)

Sampel penelitian ini ditentukan menurut rumus Federer

untuk uji eksperimental, yaitu:

(t-1) (n-1) ≥ 15

Keterangan:

t = kelompok perlakuan

n = jumlah sampel perkelompok

(t-1) (n-1) ≥ 15

(3-1) (n-1) ≥ 15

2n-2 ≥ 15

2n ≥ 17

n ≥ 8,5

Dalam penelitian ini, populasi sampel yang digunakan berjumlah 27

ekor tikus putih (Rattus norvegicus), sehingga tiap kelompok perlakuan

berjumlah 9 ekor tikus putih.

Pada setiap kelompok tikus akan diberikan paparan yaitu luka insisi

sepanjang 3cm dan dengan kedalaman ± 0,5cm atau sampai di daerah

dermis dengan menggunakan pisau bedah ukuran 11. Pada Kelompok I

diberikan Ekstrak Bawang Putih (Allium Sativum) pada daerah luka insisi

tersebut. Pada kelompok II sebagai kontrol positif, diberikan NaCl pada

daerah luka insisi. Sedangkan pada kelompok III diberikan


Aquades pada daerah luka insisi tersebut. Perlakuan tersebut dilakukan

selama lima hari pada masing-masing kelompok.

3.4. Kriteria Sampel

Pada penelitian ini, hewan coba yang digunakan adalah tikus

jantan (Rattus Norvegicus) berusia 2 bulan dengan berat badan sekitar

200 hingga 250gram. Pemilihan usia 2 bulan karena rentang umur tersebut

mewakili usia dewasa pada tikus. Pemilihan jenis kelamin jantan dilakukan

untuk menghindari pengaruh hormonal yang juga umumnya terjadi pada

mencit betina. Tikus yang digunakan dalam percobaan ini adalah tikus yang

kesehatann umum baik dengan ciri-ciri mata bersinar, bulu tidak berdiri, dan

tingkah laku aktif. Tikus yang memperlihatkan tanda-tanda sakit tidak

diikutsertakan.16

Kriteria Inklusi:

a. Tikus Jantan

b. Umur 2 bulan

c. Berat badan 200-250 gram

d. Kesehatan umum baik

Kriteria Ekslusi:

a. Tikus dalam keadaan sakit

b. Tikus mati saat penelitian

3.5. Variabel Penelitian

3.5.1. Variabel Independen

Variabel bebas yaitu yang menjadi pokok permasalahan dalam


penelitian ini. Sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka

variabel yang akan dipelajari dalam penelitian ini adalah Ekstrak Bawang

Putih (Allium Sativum).

3.5.2. Variabel Dependent

Variabel terikat adalah faktor-faktor yang diamati dan diukur untuk

melihat ada tidaknya pengaruh dari variabel bebas. Variabel terikat atau

dependent dalam penelitian ini adalah Luka.

3.6. Definisi Operasional

1. Ekstrak Buah Bawang Putih (Allium Sativum) adalah suatu zat

yang diperoleh dari proses saringan buah Bawang Putih setelah

dikeringkan, dihaluskan dan dimaserasi.

2. Luka adalah diskontinuitas dari suatu jaringan dan kondisi

rusaknya struktur kulit akibat dari cedera baik internal maupun

eksternal. Pada Penelitian ini, luka yang diamati adalah luka

insisi dengan panjang 3cm dan kedalaman ± 0,5cm atau sampai

di daerah dermis tikus putih (Rattus norvegicus).

3.7. Kriteria Objektif

Penilaian proses penyembuhan luka dilakukan dengan

pengamatan makroskopis dan pengukuran diameter luka pada Tikus putih

(Rattus norvegicus L.) dengan menggunakan alat ukur berupa penggaris.

Pengamatan makroskopis tersebut meliputi tidak adanya eritema,

diameter luka mengecil dan luka tersebut sudah menutup sampai pada

lapisan dermis.
Cepat : Jika luka menutup lebih cepat atau sama dengan control

positif (+)

Lama : Jika proses penyembuhan luka lebih lambat atau sama

dengan control negative (-)

3.8. Instrumen Penelitian

3.8.1. Alat

Peralatan yang digunakan adalah:

1. Sarung Tangan

2. Kandang Tikus putih

3. Satu set alat bedah minor

4. Tabung reaksi

5. Rak tabung

6. Spoit (1ml dan 10ml)

7. Gelas Ukur 1000ml

8. Labu ukur 1000ml

9. Erlenmeyer 1000ml

10. Vial

11. Handscoen

12. Tissue

13. Sendok tanduk

14. Kaca pengaduk

15. Kertas label

16. Timbangan
17. Autoklaf

18. Rotavapor

3.8.2. Bahan

1. Bawang Putih (Allium Sativum)

2. Aquades

3. Etanol

3.8.3. Hewan Uji

Hewan yang digunakan pada penelitian ini adalah Tikus

(Rattus Norvegicus).

3.9 prinsip Dasar Penelitian

Phaleria macrocarpa yang sudah di haluskan kemudian diberikan di

daerah punggung tikus putih yang telah dibuat luka insisi. Masing-masing

tikus diamati selama lima hari dengan membandingkan antara gambaran

makroskopik dari tikus yang diberikan larutan aquades saja dan Ekstrak

buah Bawang Putih (Allium Sativum). Melalui penelitian ini diharapkan,

tikus yang diberikan ekstrak buah Bawang Putih (Allium Sativum) masa

penyembuhan lukanya lebih cepat dibandingkan dengan yang diberikan

larutan aquades.

3.10 Prosedur Penelitian

3.10.1. Strerilisasi alat

Sterilisasi alat yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan

dengan cara berikut :


a. Pipet ukur dan sarung tangan masing-masing dibungkus dengan

kertas lalu diikat dengan tali dan disterilkan dalam autoklaf suhu

121°C selama 15 menit.

b. Alat bedah minor diikat dengan satu tali dan di sterilkan juga

dalam autoklaf.

3.10.2 Persiapan Bahan

Siapkan tumbuhan ekstrak buah Bawang Putih (Allium Sativum)

dan siapkan pula larutan aquades.

Pembuatan Ekstrak buah Bawang Putih:

1. Cucilah terlebih dulu buah Bawang Putih (Allium Sativum)

kemudian dikeringkan.

2. Dilakukan pengeringan untuk mengeluarkan air dengan

menggunakan sinar matahari selama 3x24 jam hingga bahan

mengering.

3. Hasil buah Bawang Putih yang telah dikeringkan kemudian

dimasukkan kedalam tabung erlenmeyer lalu dituangkan pelarut

etanol 70% dengan perbandingan 1:4 yaitu 1 kg bahan ke dalam

4 liter pelarut.

4. Rendam bahan tersebut, kemudian tutup tabung erlenmeyer

dengan menggunakan aluminium foil dan rekatkan dengan karet

gelang sebanyak 2 buah.

5. Diamkalah pada suhu kamar selama 1x24 jam dengan sesekali

diaduk.
6. Setelah 1x24 jam, buka aluminium foil kemudian aduk kembali

hingga zat yang terlarut keluar semua.

7. Tutup kembali tabung erlenmeyer dengan aluminium foil dan

diamkan kembali selama 3-5 hari dengan sesekali diaduk.

8. Saring bahan dengan menggunakan kertas saring whatman no.40

dan pelarut yang diperoleh (yang mengandung bahan aktif)

dievaporasi untuk menghilangkan sisa pelarut kedalam mangkuk

kecil.

9. Lakukan penguapan selama 2x24 jam dengan menggunakan

hairdryer hingga pelarut menguap dan yang tersisa hanya zat

terlarut.

10. Uapkan hingga zat yang terlarut mengental.

11. Ekstrak buah Bawang Putih (Allium Sativum) telah siap

digunakan.

3.10.3 Perbandingan Efek Ekstrak Bawang Putih (Allium Sativum)

dan Larutan aquades

Perbandingan efek Ekstrak buah Bawang Putih (Allium Sativum)

dan larutan aquades diujikan pada tikus putih. Pada


penilitian ini luka insisi pada tikus dilakukan dengan menyayat pada

permukaan kulit tikus. Pada kulit yang mengalami luka sayat tersebut

diberikan ekstrak Bawang Putih dan larutan aquades. Kemudian

dilakukan pengamatan setiap hari pada luka tersebut untuk melihat

perbedaan penyembuhan dari dua kelompok yang berbeda.


3.11. Alur Penelitian

Hari Ke 27 tikus putih di adaptasikan dan diberikan


1-7 makan serta minum

27 Tikus diberikan anestesi dengan


menggunakan ketamin 10%. Setelah anestesi
bekerja, diberikan luka sayat pada daerah
punggung kemudian 9 tikus diberikan Ekstrak
buah Bawang Putih (Allium Sativum) 9 tikus
diberikan NaCl dan 9 tikus diberikan
larutan aquades.

Hari Ke Pada kelompok I diberikan Ekstrak buah


8-11 Bawang Putih (Allium Sativum), kelompok
II diberikan larutan NaCl dan pada kelompok III
diberikan aquades masing-masing dengan
frekuensi dua kali perhari.

Hari ke Identifikasi serta bandingkan penyembuhan luka


12 pada ketiga kelompok tikus tersebut

Analisis Data

Pembagian Kelompok Tikus

Kelompok I Kelompok II Kelompok III


Tikus Putih Tikus Putih Tikus Putih

Ekstrak NaCl Aquadest


Bawang Putih
3.12. Penilaian Luka

Penilaian luka berdasarkan ukuran. Parameter ini dapat digunakan

untuk mengevaluasi manajemen (terapi) dan perkembangan kondisi luka

karena informasi yang dihasilkan dapat dipercaya mengingat sifatnya yang

objektif. Dalam proses pengukuran, maka akan menggunakan penggaris

yang terbuat dari kertas karena penggaris kertas dapat mengikuti bentuk

luka dari segi kontur dan kedalamannya.17

3.13. Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis menggunakan

program statistical program for social sains for windows (SPSS). Data di uji

normalitas dengan uji one way anova karena subjek penelitian kurang dari

50 subjek dan uji homogenitas dengan levene dengan nilai signifikan

0.05 (p>0.05). data kemudian dianalisis dengan menggunakan uji paired T-

test untuk melihat efektifitas masing-masing kelompok dan uji independent

t test untuk membandingkan efektivitas masing-masing kelompok.

3.14. Persyaratan Etik

Hewan sangat besar jasanya dalam mengungkap, mengkaji

berbagai kajian ilmiah bahkan menginduksi berbagai pengembangan ilmu

sebagai model kajian ilmiah. Walaupun demikian, penetapan penggunaan

jenis dan jumlah serta penanganan dan perlakuan terhadap hewan

percobaan ini perlu dilakukan dengan tata cara dari etika yang baik, yaitu

memenuhi etika penggunaan hewan percobaan. Penelitian ilmiah yang


baik dimana digunakan hewan sebagai objek ataupun model kajian, tata

kerjanya dievaluasi oleh Komisi Etik Penggunaan Hewan. Oleh karena itu,

penggunaan hewan dalam kegiatan laboratorium pendidikan (praktikum)

perlu selaras tata caranya dan memenuhi kriteria etika penggunaan hewan

percobaan.18

Landasan Penggunaan hewan percobaan

Pelaksanaan penggunaan hewan dalam percobaan, pendidikan

maupun penelitian berpegang kepada 3 hal utama : 18

1. Kepentingan atau pilihan penggunaan hewan (Replacement)

2. Penetapan pembatasan jumlah hewan yang digunakan

(Reduction)

3. Perlakuan terhadap hewan uji yang benar atau etis memenuhi

konsep perlakuan terhadap hewan percobaan yang menghindari

rasa sakit (Refinement)


DAFTAR PUSTAKA

1. Suwiti NK. Deteksi Histologik Kesembuhan Luka Pada Kulit Pasca Pemberian
Daun Mengkudu (Morinda Citrofilia Linn). Vet Udayana. 2010;2(1):1–9.
2. Berkelanjutan PK. Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB) XXI 2013. 2013;
3. Kim, M.Y., S.W. Choi, and S. K. Chung. 2002.
Antioxidativeflavonoidsfromthegarlic (Alliumsativum L.) shoot. Food
ScienceandBiotechnology 9 (4): 199-203.
4. Jesse, J. Mohseni, and N. Shah. 1997. MedicalAttributesofAlliumsativum –
Garlic. http://wilkes1.wilkes.edu/ ~kklemow/Allium.html
5. Yuhua, W.F.D, Eddy S., BukuPintar : Terapi Jahe Dan Bawang Putih,
Taramedia& Restu
6. Tim Redaksi, 2007. Manfaatbawangputihumbiseribukhasiat. Majalah Nikah
7. Vol 5 No17: 15-16
8. Pizorno, J.E. and M.T. Murray. 2000. A Textbookof Natural Medicine:
Alliumsativum. Edisi ke-2. Washington: BastyrUniversity.
9. Barnett S,Anthony. 2002. The Story of Rats: Their Impact on Us an Our Impact
on Them. Crows Nest NSW:Allen & Unwin
10. Black, M. J. & Hawks, H .J., 2009. Medical surgical nursing : clinical
management for continuity of care, 8th ed. Philadephia : W.B. Saunders
Company
11. Budi Santoso, Hieronymus.1988. Bawang Putih. Yogyakarta : Kanisius.

12. Falabella, A, F & Kirsner, R, S. (2005). Wound healing. Boca Raton: Taylor and

Francis Group. LLC

13. Gitaraja, W, S. (2008). Perawatan luka diabetes. Bogor: WOCARE Publishing.

14. Potter & Perry. 2009. Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Jakarta :

SalembaMedika

15. Syamsiah, I.S., dan Tajudin. 2003. Khasiat dan Manfaat Bawang Putih. Jakarta

:Agromedia Pustaka.

16. Smith JBSM. Pemeliharaan, Pembiakan dan Penggunaan Hewan

Percobaan di Daerah Tropis Depok: Universitas Indonesia; 30-39


17. Prasetyono T. Panduan Klinis Manajemen Luka. Penerbit Buku

Kedokteran EGC;2016

18. Akbar B.Tumbuhan dengan Kandungan senyawa aktif yang Berpotensi

sebagai Bahan antifertilisasi. 1st ed. Jakarta: Adabia press

Anda mungkin juga menyukai