Anda di halaman 1dari 16

TUGAS SEMINAR FISIKA

HUBUNGAN ANTARA PENGHASILAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI


BELAJAR SISWA KHUSUSNYA FISIKA

Di susun Oleh

RUSDI AMRIN SAFRIA

2017-43-020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PATIMURA

AMBON

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis dalam hal ini kelompok sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas berkat karunianya penulis dapat membuat dan menyelesaikan makalah dengan judul
“Hubungan Antara Lingkungan Belajar dan Penghasilan Orang Tua Terhadap Prestasi Belelajar
Siswa khususnya Fisika’’ ini dengan segala baik. Mengingat dalam penulisan makalah ini, tidak
terlepas dari bantuan orang-orang di sekitar penulis yang membuat penulis merasa harus
berterimakasih. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada pihak –pihak yang membantu
penulis berupa moral dan materi untuk menyelesaikan makalah ini.Terimakasih untuk dosen
mata kuliah Seminar Fisika yang telah memberikan tugas agar penulis dapat berfikir kreatif
untuk mencari informasi tentang lingkungan belajar dan penghasilan orang tua yang tinggi dapat
berpengarus terhadap prestasi belajar siswa di sekolah.

Terimakasih juga untuk teman-teman yang memberi saran terhadap masalah yang
diambil. Terimakasih untuk keluarga penulis yang memberi motivasi untuk menggalih dan
menganalisis serta memberikan solusi untuk masalah tersebut.Penulis menyadari bahwa makalah
ini belum sempurna,oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari rekan –rekan
pembaca sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.

Ambon, 12 Desember 2019

Penulis
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan penulisan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep dan Pengertian Belajar


2.2 Hubungan Lingkungaan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa khususnya Fisika.
2.3 Hubungan Penghasilan Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa khususnya Fisika.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem Pendidikan Nasional berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-


Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai
agama, kebudayaan, nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.
Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait
secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

Dengan adanya Undang-Undang tersebut, maka dari waktu ke waktu bidang


pendidikan haruslah menjadi prioritas dan menjadi orientasi untuk diusahakan penyediaan
sarana dan prasarananya terutama untuk sekolah. Salah satu indicator yang dapat di jadikan
patokan keberhasilan suatu lembaga pendidikan dalam menghasilkan lulusan yang
berkualitas adalah tercermin dari prestasi belajar yang dicapai atau nilai yang diperoleh
pada setiap mata pelajaran yang disajikan dalam bentuk buku Rapor setiap semester dan
disajikan dalam Ijaza pada lembaga pendidikan tersebut termasuk dalam mata pelajaran
Fisika. Dapat dilihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwasannya nilai ulangan
harian dan ujian semester terhitung kurang memuaskan. Hal ini menjadi masalah bagi
semua pihak, dan rendahnya hasil belajar fisika yang diperoleh dapat kita asumsikan karena
adanya hambatan yang dialami siswa tersebut.

Adapun hambatan yang dimaksud berupa factor internal (factor dari dalam)
maupun factor eksternal (faktor dari luar) diantaranya fasilitas belajar, perhatian orang tua,
partisipasi orang tua, lingkungan belajar, kebiasaan belajar, aktivitas belajar, motivasi
belajar, sikap terhadap sekolah serta kemampuan dasar lainnya. Dari beberapa fakto yang
ada, factor lingkungan belajar dan perhatian orang tua merupakan factor yang cukup
penting dibandingkan beberapa factor yang lainnya. Hal ini sejalan dengan pendapat yang
di utarakan oleh Bedjo (1996) bahwa: “Berbagai Faktor yang mempengaruhi keberhasilan
pendidikan dan prestasi belajar siswa diantaranya adalah siswa sebagai individu,
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat”.

Seorang anak yang dilahirkan dan dikembangkan dalam lingkungan keluarga yang
harmonis dan agamis, yaitu suasana yang memberikan perhatian dan bimbingan yang
penuh dalam bidang agama dan pendidikan, maka perkembangan yang dialami anak
tersebut akan cenderung positif dan sehat. Sedangkan anak yang dilahirkan dan
dikembangkan dalam lingkungan keluarga yang kurang harmoni, ekonominya kurang
cukup, orang tua yang bersikap keras terhadap anak, atau orang tua yang tidak
memerhatikan perkembangan anak terhadap nilai-nilai agama dan pendidikan, maka
perkembangan kepribadian anak cenderung mengalami kelainan dalam penyesuain diri.
Dengan adanya perbedaan ini kemungkinan akan mempengaruhi siswa dalam
meningkatkan prestasi belajarnya.

Lembaga non formal dalam hal ini yaitu lingkungan masyarakat. Lingkungan
masyarakat merupakan tempat kedua setalah lingkungan keluarga, yang dimana sangat
mempengaruhi prestasi belajar anak. Sehingga bagi seorang anak yang ingin mendapatkan
pendidikan, baik pendidikan cara menyelesaikan masalah, tingkah laku maupun moral
sehingga akan menjadikan anak tersebur cerdas, terampil dan berbudi pekerti luhur. Oleh
karena itu, untuk mewujudkan hal itu perlu adanya lingkungan belajar yang mendidik
membangun buat siswa.

Lingkungan masyarakat menurut Purwanto (2000:61) adalah “manusia-manusia


lain disekitar individu, yang mempengaruhi individu yang bersangkutan”. Masyarakat
merupakan lembaga pendidikan yang ketiga setalah lingkungan keluarga, dan sekolah yang
mempunyai sifat dan fungsi yang berbeda karena keaneka ragaman budaya, bentuk
kehidupan social serta adanya norma-norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut.
Pendapat lain yang dikemukakan oleh Suryabrata(1988) bahwa: “Faktor yang
mempengaruhi proses dan prestasi belajar adalah factor dari dalam diri siswa dan factor
dari luar diri siswa. Factor dari dlalam diri siswa meliputi kondisi psikologis dan fisiologis,
sedangkan factor dari luar diri siswa meliputi lingkungan keluarga dan lingkungan
masyarakat serta kelengkapan berbagai sarana dan prasarana dalam belajar”. Sehingga
dalam proses pencapaian prestasi belajar siswa diperlukan dukungan dari pihak orang tua,
sekolah, masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan pemaparan latar belakarng di ats maka dapat diambil rumus masalah yaitu
1. Apa yang dimaksud dengan pengertian belajar?
2. Apakah ada hubungan antara penghasilan orang tua terhadap prestasi belajar siswa
khususnya Fisika?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di ats tujuan penulisan makalh ini yaitu:

1. Untuk mengetahui terkait dengan pengertian belajar


2. Untuk mengetahui hubungan anatar penghasilan orang tua terhadap prestasi belajar
siswa khususnya Fisika.
1.4 Manfaat
Bagi para pembaca supaya mengetahui hubungan antara penghasilan orang tua dengan
prestasi belajar siswa
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep dan Pengertian Belajar


a. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan
manusia. Sadar atau tdak proses ini sebenarnya telah dilakukan manusia sejak lahir untuk
memenuhi kebutuhan hidup sekaligus mengembangkan potensi-potensi yang ada pada
dirinya. “belajar menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia berarti berusaha, berlatih dan
sebagainnya supaya mendapat kepandaian” (Poerwadarminta, 2005:121)
Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang dalam memperoleh
pengetahuan.Yang dimana melibatkan banyak faktor. Factor-faktor tersebut saling
berhubungan sehingga menjadi kompleks. Defenisis yang tepat tentang belajar menjadi
semakin rumit, namun demikian dengana sudut pandang yang beragam para ahli
pendidikan telah mencoba memberikan defenisi tentang belajar.
 Winkel (1983) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses psikis yang berlangsung
dalam interaksi aktif subyek dengan lingkungan dan menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap yang bersifata menetap.
 Sardiman (1986) yang menyatakan bahwa belajar adalah suatu aktifitas mengorganisasikan
atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak-anak
sehingga terjadi proses belajar.

b. Pengertian Prestasi Belajar


Menurut Muhibbin Syah (1999 : 141) mendefenisikan bahwa prestasi belajar adalah tingkat
keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program.
Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Maka
prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh siswa setelah melakukan
usaha-usaha belajar di sekolah
W.S. Winkel (2004 : 338) mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti
keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan
belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya”.
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena
kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar.
Berdasarkan Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil
evaluasi yang dicapai oleh siswa setelah melakukan proses belajar dalam mempelajari
materi-materi belajar disekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari
hasil tes. Dalam kata lain prestasi juga dapat diartikan sebagai alat ukur hasil proses belajar
Fisika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang mempelajari
gejalah-gejalah alam yang terjadi disekitar kita. Ilmu fisika juga dapat digunakan untuk
menjawab pertanyaan mengenai fenomena menarik yang terjadi disekitar kehidupan
manusia. Selama proses belajar berlangsung tentunya aka nada sebuah tes yang bertujuan
untuk mengetahui kemampuan dan hasil belajar siswa selama mengikuti pelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru fisika, tidak sedikit siswa yang dipengaruhi oleh
lingkungan belajarnya, seperti teman sebaya, teman sekelas, guru, keadaan sekolah dan
sebagainnya sehingga berpengaruh terhadapa hasil belajar siswa terutama pada pelajaran
fisika. Adapaun faktor eksternal atau faktor dari luar pada lingkungan belajar yang dimana
merupakan tempat dimana guru dan siswa melakukan kegiatan belajar mengajar guna
meningkatkan kemampuan akademis siswa, dan memberikan berbagai macam pelajaran
yang akan diberikan oleh siswa salah satunya yaitu pelajaran fisika. Suhardi (2012:6)
menyatakan bahwa, “Pendidikan disekolah merupakan kelanjutan pendidikan dalam
keluarga. Dan pendidikan ini dilaksanakan secara mandiri dimana anak-anak tidak lagi
dilayani oleh orang tuanya, akan tetapi pendidikan di sekolah di bawah pengawasaan
guru”. Lingkungan belajar di sekolah yang kondusif dan tenang dapat juga menjadi salah
satu factor yang mempengaruhi minat dan keterikatan siswa dalam pelajaran fisika,
lingkungan demikian dibutuhkan karena pelajaran fisika membutuhkan ketelitian dan
kefokusan yang tinggi agar apa dipelajari siswa dapat diserap dan dipahami dengan baik,
sehingga memudahkan siswa dalam mencapai hasil belajar yang lebih baik lagi.
Lingkungan fisik adalah lingkungan yang ada disekitar siswa belajar, berupa sarana
fisik, baik yang ada di dalam sekolah maupun di sekitar sekolah, termasuk masyarakat.
Dalam hal ini lebih ditekankan pada lingkungan fisik dalam kelas, dan alat/media belajar.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan
program bimbingan, pengajaran atau pelatihan dalam rangka membantu para siswa agar
mampu mengembangkan potensinya secara optimal, baik yang menyangkut aspek moral
spiritual, intelektual, emosional, social, maupun fisik motoriknya. Menurut Hakim (2000 :
18) menjelaskan bahwa, “Kondisi lingkungan sekolah yang dapat mempengaruhi kondisi
belajar antara lain adanya aguru yang baik dalam jumlah yang cukup memadai sesuai
dengan jumbalh bidang studi yang ditentukan. Peralatan belajar yang cukup lengkap,
gedung sekolah yang memenuhi persyaratan bagi berlangsungnya proses belajar yang baik,
adanya teman, dan keharmonisan diantara semua personil sekolah”. Adapun factor
eksternal yang dapat mempengaruhi belajar siswa adalah factor sekolah. Factor sekolah
terdiri dari metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan
siswa, waktu sekolah, pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
Model belajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Agar
siswa dapat belajar dengan baik, maka model mengajar yang digunakan harus diusahakan
yang tepat, efisien, dan seefektif mungkin. Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan
yang diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan
pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Perlu
diingat bahwa system intruksional sekarang menghendaki proses belajar mengajar yang
mementingkan kebutuhan siswa, guru perlu mendalami siswa dengan baik, harus
mempunyai pencernaan yang mendetail, agar dapat melayani siswa belajar secara individu.
Di dalam relasi (guru dengan siswa) yang baik, siswa akan menyukai gurunya, juga
akan menyukai mata pelajaran yang diberikan sehingga siswa berusaha mempelajarinya
sebaik-baiknya. Menurut Davis (2003) dalam schunk dkk (2012:422) mengemukakan
bahwa, “Berbagai keyakinan yang dimiliki oleh guru seperti tentang kemampuan mengajar
dan tentang kemampuan belajar murid-muridnya mempengaruhi relasi antara dirinya
dengan murid-muridnya:. Sedangkan menurut Sardiman (2014: 147) menyatakan bahwa,
“Hubungan guru dan siswa/anak didik di dalam proses belajar mengajar merupakan factor
yang sangat menentukan”. Bagaimanapun baiknya bahan pelajaran yang diberikan,
bagaimanapun sempurna metode yang digunakan, namun jika hubungan guru dengan
siswa merupakan hubungan yang tidak harmonis, maka dapat menciptakan hasil yang tidak
diinginkan.
2.2 Hubungan Penghasilan Orang Tua terhadap prestasi belajar Fisika
a. Pengertian Orang Tua
Orang tua dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa orang tua berarti
Ayah “orang tua adalah setiap orang yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau
rumah tangga yang dalam kehidupan sehari-hari disebut ibu dan bapak” (Fatimah dalam
Yuliani, 2002 : 8).
Menurut (M.Ngalim purwanto dalam Yuliani, 2002 : 8) orangtua adalah pendidik yang
utama yang sudah semestinya merekalah pendidik asli yang menerima tugasnya dari kodrat
tuhan untuk mendidik anaknya, suatu hal yang tidak bisa di cabut, karenaterlihat oleh
kewajiban. Sehingga dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa orang tua
adalah komunitas yang terdapat dalam suatu keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu yang
bertanggung jawab untuk mendidik anaknya hingga dewasa.
Keluarga adalah pendidikan informal (luar sekolah) yang diakui keberadaannya dalam
dunia pendidikan. Perannya tidak kalah penting dari lembaga formal dan non formal. Bahkan
sebelum peserta didik memasuki suatu sekolah, dia sudah mendapat pendidikan dalam
keluarga yang bersifat kodrati.

b. Hak Dan Kewajiban Orang Tua Terhadap Anak


Hak dan kewajiban orang tua tertuang dalam UURI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional Bagian Kedua Pasal 7 yang berbunyi:
a) Orang tua berhak berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan memperoleh
informasi tantang perkembangan pendidikan anaknya.
b) Orang tua dari anak usia wajib belajar, berkewajiban memberikan pendidikan dasar bagi
anaknya.
Sebagai orang tua pasti tidak lepas dari tugas dan kewajiban terhadap anaknya, tidak ada
yang lebih bermakna dalam kehidupannya selain dari bagaimana mereka berhasil mendidik
anak-anak mereka. Orang tua adalah pusat kebudayaan bagi seorang anak, oleh karena itu
orangtua juga bertugas menyerahkan nilai-nilai kebudayaan kepada anaknya. Di dalam keluarga
anak akan memperoleh pengarahan orang tua tentang apa yang seharusnya tidak dilakukan.
Nilai-nilai kebudayaan yang diterima anak dalam keluarga akan membekalinya dalam hidup
bermasyarakat. Seorang anak yang hidup di lingkungan masyarakat yang sangat menghargai
kedudukan orang tua, sejak kecil sudah diperkenalkan bagaimana ia harus menghormati orang
tua. Nilai-nilai kebudayaan ini antara lain meliputi, nilai-nilai sopan santun, nilai-nilai
pergaulan, nilainilai kebebasan yang berlaku, harapan masyarakat, kebiasaan, keadilan dan
sebagainya.
Nilai kebudayaan yang akan diajarkan oleh orang tuaadalah nilai kebudayaan yang berlaku
di masyarakat dimana dia berada, karena setiap masyarakat memiliki nilai-nilai kebudayaan
yang berbeda-beda. Dari itu anak akan mengidentifikasikan dirinya dengan orang tuanya, teman
sebayanya serta dengan anggota masyarakat sekitarnya. Apa yang diajarkan oleh orang tua akan
tercermin dalam tingkah laku anak sehari-hari.

c. Cara Orang Tua Mendidik Anak


Satu hal penting yang perlu kita pahami adalah tidak ada orang tua yang sempurna.
Menjadi orang tua bukanlah sesuatu yang bersifat semua atau tidak sama sekali. Kesuksesan
dan kesalahan merupakan bagian dari proses menjadi orang tua. Bagaimana cara efektif orang
tua dalam mendidik anak, disini peneliti uraikan ada lima cara orang tua dalam mendidik
anak sebagai berikut:
1. Responding
2. Preventing
3. Monitoring
4. Mentoring
5. Modelling

d. Pendapatan Orang Tua


Pendapatan orang tua adalah pendapatan orang tua siswa berupa uang yang diterima
sebagai balas jasa dari kegiatan baik sector formal dan informal selam satu bulan (Maftuhah
2007). Besar kecilnya pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk akan berbeda antara
yang satu dengan yang lain, hal ini karena dipengaruhi oleh keadaan penduduk sendiri dalam
melakukan berbagai macam kegiatan sehari-hari. Sadono Sukirno (2008:37) pendapatan yang
diterima rumah tangga akan digunakan untuk membeli makanan, membeli pakaian, membiayai
jasa pengangkutan, membayar pendidikan anak dan lain-lain.

Menurut Sumardi (2004: 47) mengemukakan bahwa pendapatan yang diterima oleh
penduduk akan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang dimilikinya. Dengan pendidikan yang
tinggi mereka akan dapat memperoleh kesempatan yang lebih luas untuk mendaopat pekerjaan
yang lebih baik disertai pendapatan yang lebih besar. Sedangkan bagi penduduk yang
berpendidikan rendah mendapat pekerjaan dengan pendapatan yang kecil. Bersasarkan
golongannya Biro Pusat Statistik membedakan pendapatan penduduk menjadi empat golongan
yaitu:
1. Golongan pendapatan sangat tinggi adalah jika pendapatan rata-rata lebih dari Rp. 3.500.000,00
per bulan.
2. Golongan pendapatan tinggi adalah jika pendapatan rata-rata antara Rp.

2.500.000,00 s/d Rp. 3.500.000,00 perbulan.

3. Golongan pendapatan sedang adalah jika pendapatan rata-rata dibawah Rp. 1.500.000,00 s/d
Rp. 2.500.000,00 per bulan.
4. Golongan pendapatan rendah jika pendapatan rata-rata Rp.

1.500.000,00 kebawah per bulan.

Gambar 2.1 Diagram Pendapatan Orang Tua kabupaten Sragen

4,000,000
3,500,000
3,000,000
2,500,000
2,000,000
1,500,000
1,000,000
500,000
0
Sangat tingi Tinggi Sedang Rendah

Sangat tingi Tinggi Sedang Rendah

Fungsi ekonomi keluarga dalam dunia pendidikan adalah untuk menunjang kelancaran proses
pendidikan bukan merupakan modal untuk dikembangkan, bukan untuk mendapat keuntungan.
Ekonomi pendidikan sama fungsinya dengan sumber-sumber pendidikan yang lain, seperi guru,
kurikulum, alat peraga dan sebagainya untuk menyukseskan pendidkan., yang semuanya bermuara
pada peserta didik.
Pemenuhan terhadap kebutuhan fasilitas belajar banyak bergantung pada ekonomi keluarga
maupun keaadaan ekonomi peserta didiknya, yang akhirnya dapat mempengaruhi proses dan
prestasi belajar. Factor ekonomi adalah sesuatu uasaha manusia duntuk memenuhi kebutuhannya
dan dapat mempengaruhi kelanjutan pendidikan anak. Kemudian untuk mengetahui pendapatan
dari masing-masing siswa yaitu dengan memberika kuisioner berupa penghasilan ayah dan ibu.
Untuk diisi dari bisa diketahui bahwa siswa yang mempunyai penghasilan orang tua tinggi atau
rendah.
Untuk mengetahui hubungan antara penghasilan orang tua dengan prestasi belajar siswa
khususnya fisika dapat digunakan persamaan berikut.
𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋) (∑ 𝑌)
𝑟𝑥𝑦
√{𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 }{𝑁 ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2 }

Contoh Tabel Penghasilan Orang Tua (tiap bulan).


Nama Siswa :
Kelas :
Semester :

Jumlah Pendapatan
Status Total
Pokok Tambahan
Ayah Rp…………………. Rp………………… Rp……………..
Ibu Rp…………………. Rp………………… Rp……………..
BAB
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas saya dapat mengambil kesimpulan yaitu :
 Adanya hubungan antara lingkungan belajar dan penghasilan orang tua terhadap prestasi belajar
siswa. Apabila lingkungan belajar siswa itu baik dan penghasilan orang tua yang cukup tinggi
maka prestasi belajar siswa akan baik. Karena semua keperluan siswa terkait dengan
administrasi sekolah, biaya sekolah dll semua terpenuhi dengan baik. Sebaliknya jika
lingkungan belajar siswa yang tidak sesuai atau buruk, dan penghasilan orang tua yang sangat
rendah tidak sesuai dengan kebutuhan siswa, maka prestasi belajar siswa akan menurun.

3.2 Saran
 Kepada pembaca yaitu apabila orang tuanya mempunyai penghasilan yang cukup tinggi maka
gunakanlah biaya yang dikasih orang tua dengan keperluan yang benar, supaya prestasi belajar
bisa terpenuhi, misalnya untuk membeli buku, membayar uang SPP dll.
DAFTAR PUSTAKA

Lib.unnes.ac.id

Ahmadi, Abu. 2004.Psikologi Pendidikan.Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi.2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Ariyanto, Dwi Sofyan. 2011. Pengaruh Antara Motivasi Belajar Siswa dan Tingkat Ekonomi Orang Tua
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X Jurusan Teknik Gambar Bangunab SMK Negeri 4 Semarang.

Anda mungkin juga menyukai