Anda di halaman 1dari 3

Nama : Afrizal Trimulya Nugraha

NPM : 1706037560
K3LL-01

NOISE HAZARD

Noise hazard atau kebisingan adalah segala hal atau aktivitas yang berpotensi untuk
menyebabkan kehilangan pendengaran, penurunan kemampuan mendengar atau bahkan tuli.
Kebisingan akan ada jika seseorang terekspos dengan suara yang memiliki kekerasan melebihi
85 dB selama kurang lebih 8 jam.

Suara atau bunyi merupakan gelombang longitudinal di mana suara memiliki properties atau sifat
khusus jika dikaitkan dengan unsur K3 yaitu frekuensi , cepat rambat , dan kekerasan suara
(loudness)

Properties of Sound

1. Cepat Rambat : kemampuan rambat atau jarak yang dibutuhkan bagi suara untuk
merambat tiap detiknya. Normalnya suara merambat di udara pada suhu normal adalah
340 m/s. Sebenarnya ada formula kasar untuk menentukan cepat rambat dari suara
bergantung pada suhunya yaitu :
m
v=331,5 + 0,6 T
s
Hal ini menunjukkan bahwa pengingkatan suhu akan meningkatkan kemampuan cepat
rambat dari material. Suara tidak hanya dapat merambat pada media gas saja tapi juga
dapat merambat pada media liquid dan solid, bahkan cepat rambatnya lebih tinggi
dibanding gas karena kerapatan atomnya yang semakin meningkat

2. Frekuensi : merupakan banyaknya gelombang yang dihasilkan untuk tiap detiknya.


Frekuensi ini nantinya akan berkaitan dengan kekerasan suara. Manusia dan hewan
memiliki kemampuan pendengaran atau rentang frekuensi yang dapat didengar, berikut
rentang frekuensinya :

Infrasonik Kurang dari 20 Hz Tidak dalam jangkauan pendengaran


manusia karena frekuensi terlalu kecil,tapi
dapat dirasakan tubuh seperti getaran-getaran
kecil
Audiosonik Antara 20 – 20000 Hz Rentang yang dapat didengar oleh manusia
normal (semakin tua besar maksimum
frekuensinya akan semakin turun)
Ultrasonik Lebih dari 20000 Hz Melebihi batas yang mampu didengar oleh
manusia, ultrasonic juga digunakan untuk
dunia medis
3. Kekerasan Suara (Loudness) : jika frekuensi berkaitan dengan banyak gelombang yang
dihasilkan, kekerasan suara bergantung pada besarnya amplitude yang dihasilkan.
Semakin besar amplitude maka kekerasan suaranya akan semaki tinggi. Sifat ini juga
dapat menggambarkan energi yang dilepas akibat suar yang dihasilkan.

Range
Description Examples
(dB)
0 - 30 Sangat Tenang Bisikan
31 - 50 Tenang Suara gerakan atau langkah kaki orang pada normalnya
51 - 70 Normal Bicara normal
Vacuum cleaner, mobil berisik, keramaian dari tempat
71 - 90 Keras
yang sibuk
91 - 110 Sangat Keras Suara saat konser musik
111 + Bahaya Ledakan , suara pesawat terbang

Kelainan dan Gangguan Akibat Kebisingan

Sesuai namanya noise hazard memiliki efek yang bahaya terhadap tubuh manusia, berikut
adalah kelainan atau gangguan yang disebabkan oleh kebisingan :
1. Tuli akibat bising (TAB) di mana tuli yang dapat terjadi bisa saja sementara maupun
permanen
2. Tinnitus
3. Stress dan perasaan terganggu (berkaitan dengan psikologis orang yang terdampak)
4. Penurunan kemampuan pendengaran
5. Trauma Akustik
6. Penurunan kinerja otak
7. Interferensi suara dan gangguan tidur

Macam – macam kebisingan

Ada beberapa macam-macam kebisingan dilihat dari sumber dan dampak yag akan
disebabkannya tetapi ada 4 macam kebisingan yang umum terjadi yaitu sebagai berikut :

1. Continuous Noise : kebisingan yang terjadi secara terus menerus dari mesin atau aktivitas
tanpa mengalami interupsi
2. Intermittent Noise : kebisingan yang memiliki kekerasan dan frekuensi yang meningkat
dan menurun secara cepat
3. Impulsive Noise : merupakan kebisingan yang umumnya diakibatkan oleh konstruksi
atau demolisi dimana umumnya kebisingan jenis ini menimbulkan efek kejut. Bising
jenis ini juga dapat bersifat berulang-ulang atau disebut bising impulsive berulang
4. Low Frequency Noise : kebisingan yang dihasilkan dari kegiatan sehari-hari dimana
kebisingan berada pada rentang yang rendah untuk pada standar minimal kebisingan

Ada beberapa faktor juga yang dapat mempngaruhi kebisingan itu sendiri yaitufaktor akustikal
yang terdiri dari tingkat kekerasan bunyi, frekuensi bunyi, durasi munculnya bunyi, fluktuasi
kekerasan bunyi, fluktuasi frekuensi bunyi. Selain dari faktor akustikal, ada juga yang disebut
dengan faktor non akustikal yang terdiri dari pengalaman terhadap kebisingan, kegiatan,
perkiraan terhadap munculnya kebisingan , kepribadian, lingkungan dan keadaan.

Untuk mengukur kebisingan sendiri juga dapat digunakan alat yang bernama sound Level Meter.
Alat ini dapat mengukur tingkat kekerasa suara dalam berbagai rentang. Standar yang dipakai
untuk SLM ini sendiri mengacu pada EC61672:2003. Meskipun alat ini memiliki keunggulan
dalam mengukur suara dalam rentang yang luas tapi alat ini juga punya kekurangan sendiri yaitu
gelombang yang terukur tidak sama dengan intensitas gelombang aslinya yan disebabkan karena
adanya intervensi angin dengan kecepatan tinggi yang bertiup ke berbagai arah sehingga
pengukuran jadi tidak akurat.

Referensi
- https://www.a-star.edu.sg/portals/93/documents/NewsAndEvents/Events/7%20Noise
%20Hazard%20And%20Control%20by%20Wilfred%20Lim.pdf
- http://www.studyphysics.ca/newnotes/20/unit03_mechanicalwaves/chp141516_waves/les
son49.htm
- http://www.environmentalpollution.in/noise-pollution/4-major-types-of-noise-
hazard/1093
- www.alatuji.com

Anda mungkin juga menyukai