Anda di halaman 1dari 11

TEKNOLOGI TERBARU

PENGOLAHAN AIR
LIMBAH
Saat ini pengolahan air limbah menjadi salah satu
solusi dalam mengatasi masalah air bersih. Semakin
banyaknya pencemaran air diman-mana, serta limbah cair
yang dihasilkan semakin banyak dapat mengurangi sumber air
bersih. Maka pengolahan air limbah menjadi air bersih
menjadi solusi yang tepat untuk mengatasi masalah-masalah
tersebut.

Teknologi pengolahan air limbah sendiri begitu


beragam, dan umumnya pengolahan air limbah (limbah cair)
dilakukan dengan cara biologi dan dengan cara fisika atau
kimia. Namun dengan adanya perubahan pada teknologi
manufaktur dan medis, mengakibatkan terjadinya perubahan
komponen kimia organik yang dikandung. Dan hal inilah
yang menjadi permasalahan dalam pengolahan air limbah,
dimana bahan kimia yang dihasilkan dari proses manufaktur
dan medis (rumah sakit) begitu banyak.

Dengan adanya perubahan teknologi manufaktur dan


medis yang semakin maju, maka diperlukan teknologi terbaru
untuk mengatasi limbah tersebut. Salah satunya air limbah
yang dihasilkan dari kegiatan medis (rumah sakit).

Teknologi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit

  Air limbah rumah sakit merupakan salah satu


sumber pencemaran lingkungan yang sangat potensial. Hal ini
disebabkan karena air limbah rumah sakit mengandung

Nurdin Asy’ari
15050724060
senyawa organik yang cukup tinggi juga kemungkinan
mengandung senyawa-senyawa kimia lain serta mikro-
organisme patogen yang dapat menyebabkan penyakit
terhadap masyarakat di sekitarnya. Oleh karena potensi
dampak air limbah rumah sakit terhadap kesehatan
masyarakat sangat besar, maka setiap rumah sakit diharuskan
mengolah air limbahnya sampai memenuhi persyaratan
standar yang berlaku sebelum dibuang ke saluran umum.

Masalah yang sering muncul dalam hal pengelolaan


limbah rumah sakit adalah terbatasnya dana yang ada untuk
membangun fasilitas pengolahan limbah serta operasinya,
khususnya untuk rumah sakit tipe kecil dan menengah.
pengolahan air limbah rumah sakit yang murah, mudah
operasinya serta harganya terjangkau, khususnya untuk rumah
sakit dengan kapasitas kecil sampai sedang.

Untuk pengolahan air limbah rumah sakit dengan


kapasitas yang besar, umumnya menggunakan teknlogi
pengolahan air limbah "Lumpur Aktif" atau Activated Sludge
Process, tetapi untuk kapasitas kecil cara tersebut kurang
ekonmis karena biaya operasinya cukup besar. Maka untuk
mengatasi masalah tersebut diperlukan teknologi terbaru yang
mudah dan ekonomis untuk mengolah air limbah rumah sakit.

Nurdin Asy’ari
15050724060
1. Pengolahan Air Limbah Dengan Proses Lumpur
Aktif

Proses pengolahan air limbah dengan proses lumpur


aktif. Air limbah dari rumah sakit ditampung ke dalam bak
penampung air limbah. Bak penampung ini berfungsi sebagai
bak pengatur debit air limbah serta dilengkapi dengan
saringan kasar untuk memisahkan kotoran yang besar.
Kemudian, air limbah dalam bak penampung di pompa ke bak
pengendap awal. Bak pengendap awal berfungsi untuk
menurunkan padatan tersuspensi. Air limpasan dari bak
pengendap awal dialirkan ke bak aerasi. Di dalam bak aerasi
ini air limbah dihembus dengan udara sehingga mikro
organisme yang ada akan menguraikan zat organik yang ada
dalam air limbah. Energi yang didapatkan dari hasil
penguraian zat organik tersebut digunakan oleh
mikrorganisme untuk proses pertumbuhannya. Dengan
demikian didalam bak aerasi tersebut akan tumbuh dan
berkembang biomasa dalam jumlah yang besar. Biomasa atau
mikroorganisme inilah yang akan menguaraikan senyawa
polutan yang ada di dalam air limbah.

Nurdin Asy’ari
15050724060
Dari bak aerasi, air dialirkan ke bak pengendap akhir.
Di dalam bak ini lumpur aktif yang mengandung massa
mikro-organisme diendapkan dan dipompa kembali ke bagian
inlet bak aerasi dengan pompa sirkulasi lumpur. Air
limpasan(over flow) dari bak pengendap akhir dialirkan ke
bak khlorinasi. Di dalam bak kontaktor khlor ini air limbah
dikontakkan dengan senyawa khlor untuk membunuh micro-
organisme patogen. Air yang keluar setelah proses khlorinasi
dapat langsung dibuang ke sungai atau saluran umum.

2. Pengolahan Air Limbah Dengan Proses Reaktor


Biologis Putar (RBC)

                Reaktor biologis putar (rotating biological


contactor) disingkat RBC adalah salah satu teknologi
pengolahan air limbah yang mengandung polutan organik
yang tinggi secara biologis dengan sistem biakan melekat
(attached culture). Prinsip kerja pengolahan air limbah dengan
RBC yakni air limbah yang mengandung polutan organik
dikontakkan dengan lapisan mikro-organisme (microbial film)
yang melekat pada permukaan media di dalam suatu reaktor.

Nurdin Asy’ari
15050724060
Bak Pemisah Pasir

           Air limbah dialirkan dengan tenang ke dalam bak


pemisah pasir, sehingga kotoran yang berupa pasir atau
lumpur kasar dapat diendapkan. Sedangkan kotoran yang
mengambang akan menyangkut pada sarangan (screen) yang
dipasang pada inlet kolam pemisah pasir tersebut.

Bak Pengendap Awal

Di dalam bak pengendap awal ini lumpur atau padatan


tersuspensi sebagian besar mengendap. Waktu tinggal di
dalam bak pengedap awal adalah 2 - 4 jam, dan lumpur yang
telah mengendap dikumpulkan dan dipompa ke bak
pengendapan lumpur.

Bak Kontrol Aliran

          Fungsi dari bak kontrol aliran adalah untuk mengontrol


debit air. Jika debit aliran air limbah melebihi kapasitas
perencanaan, kelebihan debit air limbah tersebut dialirkan ke
bak kontrol aliran untuk disimpan sementara. Pada waktu
debit aliran turun / kecil, maka air limbah yang ada di dalam
bak kontrol dipompa ke bak pengendap awal bersama-sama
air limbah yang baru sesuai dengan debit yang diinginkan.

Kontaktor (reaktor) Biologis Putar

           Di dalam bak kontaktor ini, media berupa piringan


(disk) tipis dari bahan polimer atau plastik dengan jumlah
banyak, yang dilekatkan pada suatu poros, diputar secara
pelan dalam keadaan tercelup sebagian ke dalam air limbah.
Waktu tinggal di dalam bak kontaktor kira-kira 2,5 jam.
Dalam kondisi demikian, mikro-organisme akan tumbuh pada

Nurdin Asy’ari
15050724060
permukaan media yang berputar tersebut. Mikro-organisme
yang tumbuh pada permukaan media inilah yang akan
menguraikan senyawa organik yang ada di dalam air limbah.
Lapsian biologis tersebut makin lama makin tebal dan kerena
gaya beratnya akan mengelupas dengan sedirinya lumpur
orgnaik tersebut akan terbawa aliran air keluar.

Bak Pengendap Akhir

           Dalam proses membutuh waktu pengendapan sekitar 3


jam. Dibandingkan dengan proses lumpur aktif, lumpur yang
berasal dari RBC lebih mudah mengendap, karena ukurannya
lebih besar dan lebih berat. Air limpasan (over flow) dari bak
pengendap akhir relaitif sudah jernih, selanjutnya dialirkan ke
bak khlorinasi. Sedangkan lumpur yang mengendap di dasar
bak di pompa ke bak pemekat lumpur bersama-sama dengan
lumpur yang berasal dari bak pengendap awal.

Bak Khlorinasi

           Air limpasan dari bak pengendap akhir masih


mengandung bakteri coli, bakteri patogen, atau virus yang
sangat berpotensi menginfeksi ke masyarakat sekitarnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, air limbah yang keluar dari bak
pengendap akhir dialirkan ke bak khlorinasi untuk membunuh
mikro-organisme patogen yang ada dalam air. Di dalam bak
khlorinasi, air limbah dibubuhi dengan senyawa khlorine
dengan dosis dan waktu kontak tertentu sehingga seluruh
mikro-orgnisme patogennya dapat di matikan. Selanjutnya
dari bak khlorinasi air limbah sudah boleh dibuang ke badan
air.

Nurdin Asy’ari
15050724060
Bak Pemekat Lumpur

           Lumpur yang berasal dari bak pengendap awal maupun


bak pengendap akhir dikumpulkan di bak pemekat lumpur. Di
dalam bak tersebut lumpur di aduk secara pelan kemudian di
pekatkan dengan cara didiamkan sekitar 25 jam sehingga
lumpurnya mengendap, selanjutnya air supernatant yang ada
pada bagian atas dialirkan ke bak pengendap awal, sedangkan
lumpur yang telah pekat dipompa ke bak pengering lumpur
atau ditampung pada bak tersendiri dan secara periodik
dikirim ke pusat pengolahan lumpur di tempat lain.

3. Pengolahan Air Limbah Dengan Proses Aerasi


Kontak

                Proses ini merupakan pengembangan dari proses


lumpur aktif dan proses biofilter. Pengolahan air limbah
dengan proses aerasi kontak ini terdiri dari dua bagian yakni
pengolahan primer dan pengolahan sekunder.

Pengolahan Primer

           Pada pengolahan primer ini, air limbah dialirkan


melalui saringan kasar (bar screen) untuk menyaring sampah
yang berukuran besar seperti sampah daun, kertas, plastik dll.
Setelah melalui screen air limbah dialirkan ke bak pengendap
awal, untuk mengendapkan partikel lumpur, pasir dan kotoran
lainnya. Selain sebagai bak pengendapan, juga berfungasi
sebagai bak pengontrol aliran.

Pengolahan sekunder

           Proses pengolahan sekunder ini terdiri dari bak


kontaktor anaerob (anoxic) dan bak kontaktor aerob. Air

Nurdin Asy’ari
15050724060
limpasan dari bak pengendap awal dipompa dan dialirkan ke
bak penenang, kemudian air limbah mengalir ke bak
kontaktor anaerob dengan arah aliran dari bawah ke atas (Up
Flow). Di dalam bak kontaktor anaerob tersebut diisi dengan
media dari bahan plastik atau kerikil/batu split. Jumlah bak
kontaktor anaerob ini bisa dibuat lebih dari satu sesuai dengan
kualitas dan jumlah air baku yang akan diolah. Air limpasan
dari bak kontaktor anaerob dialirkan ke bak aerasi. Di dalam
bak aerasi ini diisi dengan media dari bahan pasltik
(polyethylene), batu apung atau bahan serat, sambil diaerasi
atau dihembus dengan udara sehingga mikro organisme yang
ada akan menguraikan zat organik yang ada dalam air limbah
serta tumbuh dan menempel pada permukaan media. Dengan
demikian air limbah akan kontak dengan mikro-orgainisme
yang tersuspensi dalam air maupun yang menempel pada
permukaan media yang mana hal tersebut dapat meningkatkan
efisiensi penguraian zat organik. Proses ini sering
dinamakan Aerasi Kontak (Contact Aeration).

4. Proses Pengolahan Dengan Sistem Biofilter


Anaerob-Aerob 

Proses pengolahan dengan biofilter anaerob-aerob ini


merupakan pengembangan dari proses proses biofilter
anaerob dengan proses aerasi kontak. Pengolahan air limbah

Nurdin Asy’ari
15050724060
dengan proses biofilter anaerob-aerob terdiri dari beberapa
bagian yakni bak pengendap awal, biofilter anaerob (anoxic),
biofilter aerob, bak pengendap akhir, dan jika perlu dilengkapi
dengan bak kontaktor khlor.

  Air limbah akan dialirkan melalui saringan kasar (bar


screen) untuk menyaring sampah yang berukuran besar seperti
sampah daun, kertas, plastik dll. Setelah melalui screen air
limbah dialirkan ke bak pengendap awal, untuk
mengendapkan partikel lumpur, pasir dan kotoran lainnya.
Selain sebagai bak pengendapan, juga berfungasi sebagai bak
pengontrol aliran, serta bak pengurai senyawa organik yang
berbentuk padatan, sludge digestion (pengurai lumpur) dan
penampung lumpur.

Air limpasan dari bak pengendap awal selanjutnya


dialirkan ke bak kontaktor anaerob dengan arah aliran dari
atas ke dan bawah ke atas. Di dalam bak kontaktor anaerob
tersebut diisi dengan media dari bahan plastik atau
kerikil/batu split. Jumlah bak kontaktor anaerob ini bisa
dibuat lebih dari satu sesuai dengan kualitas dan jumlah air
baku yang akan diolah. Penguraian zat-zat organik yang ada
dalam air limbah dilakukan oleh bakteri anaerobik atau
facultatif aerobik Setelah beberapa hari operasi, pada
permukaan media filter akan tumbuh lapisan film mikro-
organisme. Mikro-organisme inilah yang akan menguraikan
zat organik yang belum sempat terurai pada bak pengendap

Air limpasan dari bak kontaktor anaerob dialirkan ke bak


kontaktor aerob. Di dalam bak kontaktor aerob ini diisi
dengan media dari bahan kerikil, pasltik (polyethylene), batu
apung atau bahan serat, sambil diaerasi atau dihembus dengan
udara sehingga mikro organisme yang ada akan menguraikan
zat organik yang ada dalam air limbah serta tumbuh dan
menempel pada permukaan media.

Nurdin Asy’ari
15050724060
Dengan demikian air limbah akan kontak dengan mikro-
orgainisme yang tersuspensi dalam air maupun yang
menempel pada permukaan media yang mana hal tersebut
dapat meningkatkan efisiensi penguraian zat organik, deterjen
serta mempercepat proses nitrifikasi, sehingga efisiensi
penghilangan ammonia menjadi lebih besar. Proses ini sering
di namakan Aerasi Kontak (Contact Aeration)

Dari bak aerasi, air dialirkan ke bak pengendap akhir. Di


dalam bak ini lumpur aktif yang mengandung massa mikro-
organisme diendapkan dan dipompa kembali ke bagian inlet
bak aerasi dengan pompa sirkulasi lumpur. Sedangkan air
limpasan (over flow) dialirkan ke bak khlorinasi. Di dalam
bak kontaktor khlor ini air limbah dikontakkan dengan
senyawa khlor untuk membunuh mikro-organisme patogen.

Air olahan, yakni air yang keluar setelah proses khlorinasi


dapat langsung dibuang ke sungai atau saluran umum. Dengan
kombinasi proses anaerob dan aerob tersebut selain dapat
menurunkan zat organik (BOD, COD), ammonia, deterjen,
padatan tersuspensi (SS), phospat dan lainnya.

Nurdin Asy’ari
15050724060
Nurdin Asy’ari
15050724060

Anda mungkin juga menyukai