Anda di halaman 1dari 2

Tujuan dari peraawatan luka adalah untuk menghentikan perdarahan, mencegah infeksi, menilai kerusakan

yang terjadi pada struktur yang terkena dan untuk menyembuhkan luka.

 Menghentikan perdarahan
o Tekanan langsung pada luka akan menghentikan perdarahan (lihat gambar di bawah).
o Perdarahan pada anggota badan dapat diatasi dalam waktu yang singkat (< 10 menit) dengan
menggunakan manset sfigmomanometer yang dipasang pada bagian proksimal pembuluh
arteri.
o Penggunaan torniket yang terlalu lama bisa merusak ekstremitas.

 Mencegah infeksi
o Membersihkan luka merupakan faktor yang paling penting dalam pencegahan infeksi luka.
Sebagian besar luka terkontaminasi saat pertama datang. Luka tersebut dapat mengandung
darah beku, kotoran, jaringan mati atau rusak dan mungkin benda asing.
o Bersihkan kulit sekitar luka secara menyeluruh dengan sabun dan air atau larutan antiseptik.
Air dan larutan antiseptik harus dituangkan ke dalam luka.
o Setelah memberikan anestesi lokal, periksa hati-hati apakah ada benda asing dan bersihkan
jaringan yang mati. Pastikan kerusakan apa yang terjadi. Luka besar memerlukan anestesi
umum.
o Antibiotik biasanya tidak diperlukan jika luka dibersihkan dengan hati-hati. Namun demikian,
beberapa luka tetap harus diobati dengan antibiotik, yaitu:
 Luka yang lebih dari 12 jam (luka ini biasanya telah terinfeksi).
 Luka tembus ke dalam jaringan (vulnus pungtum), harus disayat/dilebarkan untuk
membunuh bakteri anaerob.

 Profilaksis tetanus
o Jika belum divaksinasi tetanus, beri ATS dan TT. Pemberian ATS efektif bila diberikan
sebelum 24 jam luka
o Jika telah mendapatkan vaksinasi tetanus, beri ulangan TT jika sudah waktunya.

 Menutup luka
o Jika luka terjadi kurang dari sehari dan telah dibersihkan dengan seksama, luka dapat benar-
benar ditutup/dijahit (penutupan luka primer).
o Luka tidak boleh ditutup bila: telah lebih dari 24 jam, luka sangat kotor atau terdapat benda
asing, atau luka akibat gigitan binatang.
o Luka bernanah tidak boleh dijahit, tutup ringan luka tersebut dengan menggunakan kasa
lembap.
o Luka yang tidak ditutup dengan penutupan primer, harus tetap ditutup ringan dengan kasa
lembap. Jika luka bersih dalam waktu 48 jam berikutnya, luka dapat benar-benar ditutup
(penutupan luka primer yang tertunda).
o Jika luka terinfeksi, tutup ringan luka dan biarkan sembuh dengan sendirinya.

 Infeksi luka
o Tanda klinis: nyeri, bengkak, berwarna kemerahan, terasa panas dan mengeluarkan nanah.
o Tatalaksana
 Buka luka jika dicurigai terdapat nanah
 Bersihkan luka dengan cairan desinfektan
 Tutup ringan luka dengan kasa lembap. Ganti balutan setiap hari, lebih sering bila
perlu
 Berikan antibiotik sampai selulitis sekitar luka sembuh (biasanya dalam waktu 5 hari).
 Berikan kloksasilin oral (25–50 mg/kgBB/dosis 4 kali sehari) karena sebagian
besar luka biasanya mengandung Staphylococus.
 Berikan ampisilin oral (25–50 mg/kgBB/dosis 4 kali sehari), gentamisin (7.5
mg/kgBB IV/IM sekali sehari) dan metronidazol (7.5 mg/kgBB/dosis 3 kali
sehari) jika dicurigai terjadi pertumbuhan bakteri saluran cerna.

Anda mungkin juga menyukai