DISUSUN OLEH :
NIM : 17046
CI LAHAN CI INSTITUSI
( ) ( )
Page 1
BAB I
A. DEFENISI
akibat adanya trauma pada jaringan otak yang terjadi secara langsung maupun
Trauma kepala atau cedera kepala (Brain injury) adalah salah satu
Page 2
Trauma brain injury (cedera kepala) adalah trauma mekanik terhadap
CV, 2004)
B. KLASIFIKASI
Klasifikasi trauma kepala berdasarkan Nilai Glasgow ComeScale (GCS):
1. Minor
a. GCS 13 – 15
b. Dapat terjadi kehilangan kesadaran atau amnesia tetapi kurang dari 30
menit.
c. Tidak ada kontusio tengkorak, tidak ada fraktur cerebral, hematoma.
2. Sedang
a. GCS 9 – 12
b. Kehilangan kesadaran dan atau amnesia lebih dari 30 menit tetapi
kurang dari 24 jam.
c. Dapat mengalami fraktur tengkorak.
3. Berat
a. GCS 3 – 8
b. Kehilangan kesadaran dan atau terjadi amnesia lebih dari 24 jam.
c. Juga meliputi kontusio serebral, laserasi, atau hematomaintrakranial.
C. ETIOLOGI
Menurut Brunner & Suddart (2003) etiologi dari cedera kepala antara lain :
Page 3
3. Anak dengan ketergantungan
D. PATOFISIOLOGI
Otak dapat berfungsi dengan baik bila kebutuhan oksigen dan glukosa dapat
glukosa tubuh, sehingga bila kadar glukosa plasma turun sampai 70% akan
dilatasi pembuluh darah. Pada kontusio berat, hipoksia atau kerusakan otak akan
Page 4
terjadi penimbunan asam laktat akibat metabolisme anaerob. Hal ini akan
(CBF) yaitu 50-60 ml/m/100 gr. Jaringan otak yang merupakan 15 % dari cariac
(Muttaqin, 2008)
pembuluh darah arteri dan arteriol otak tidak begitu besar (Price, 2005)
E. MANIFESTASI KLINIK
Menururt Mansjoer (2007) tanda dan gejala yang timbul antara lain :
2. Muntah proyektil
3. Pupil edema
6. Anisokor
9. Kebingungan/kecemasan
Page 5
10. Iritabel
11. Pucat
15. Bila fraktur, mungkin adanya cairan serebrospinal yang keluar dai
temporal
F. KOMPLIKASI
Menurut (Ester, 2001), komplikasi yang akan terjadi pada pasien trauma brain
1. Hemoragic
2. Infeksi
3. Oedema
4. Herniasi
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
c) Serebral Angiography
Page 6
d) Serial EEG,
H. PENATALAKSANAAN
klien dapat berbicara maka maka kemungkinan besar jalan nafas adekuat.
Obstruksi jakan nafas sering terjadi pada penderita yang tidak sadar yang
disebabkan oleh benda asing, muntah, jatuhnya pangkal lidah atau fraktur
Dalam hal ini kita harus melakukan chin lift atau jawl thurst,
sambil merasakan hembusan nafas yang keluar melaui hidung. Bila ada
atau suction jika tersedia. Untuk menjaga potensi jalan nafas selanjutnya
perlu bantuan nafas melaui mouth to mouth itu akan sangan membantu.
Page 7
Apabila tersedia O2 dapat diberikan dala jumlah yang memadai
pada penderita dengan cedera kepala berat atau jika penguasaan jalan
Sudart, 2003)
tingkat kesadaran dan denyut nadi (circulation) tindakan lain yang dapat
warna serta temperetur kulit, dan mengukur tekanan darah (Price, 2005)
Page 8
Temperature badan : demam mengeksaserbasi cedera otak dan
Page 9
BAB II
A. PENGKAJIAN
Page 10
e. Psikososial data ini penting untuk mengetahui dukungan yang
didapat pasien dari keluarga.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan Nanda (2005) yang biasanya muncul adalah
Tujuan : (NIC) :
Criteria hasil :
Penggunaan otot bantu napas tidak ada, sianosis tidak ada atau tand-
menekan
Criteria hasil :
Nyeri kepala berkurang (skala nyeri <3), ekpresi wajah klien rileks,
Rencana tindakan ;
Page 11
1. Kaji KU dan TTV klien
fungsi motorik
adekuat
Criteria hasil :
Page 12
1. Berikan pejelasan tiap kali melakukan tindakan pasien
atas)
Page 13
LAMPIRAN
Trauma kepala
-Perubahan outoregulasi
Gangguan
Resiko Nyeri -Odem cerebral
suplai darahIske
infeksi
Resiko gangg.uan
tertekan injuri
Immobilisas integritaskulit
Gangg.
i
kesadaran
Cemas Kurangnya perawatan
diri
Page 14
Kesimpulan :
Cedera kepala adalah suatu trauma yang mengenai daerah kulit kepala, tulang
tengkorak atau otak yang terjadi akibat injury baik secara langsung maupun tidak
langsung pada kepala. Kerusakan pada lapisan otak paling atas (korteks serebri
biasanya akan mempengaruhi kemampuan berfikir, emosi dan perilaku
seseorang. Daerah tertentu pada korteks serebri biasanya bertanggungjawab atas
perilaku tertentu, lokasi yang pasti dan beratnya cedera menentukan jenis
kelainan yang terjadi. Manifestasi Klinis yang ditemukan adalah gangguan
kesadaran, konfusi, perubahan TTV, sakit kepala, vertigo, kejang, pucat, mual
dan muntah, pusing kepala, terdapat hematoma, dan lain-lain.
Berdasarkan kajian teoritis yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat
ditegakkan diagnosa keperawatan pada klien dengan cedera kepala, sebagai
berikut:
1. Perubahan perfusi jaringan serebral b.d edema serebral
2. Perubahan persepsi sensori b.d trauma defisit neurologis
3. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d kerusakan neurovaskular (cedera pusat
pernapasan di otak).
4. Resti infeksi b.d trauma jaringan, kerusakan kulit, prosedur invasif.
Diagnosa tersebut tidak selalu semuanya dapat ditegakkan, hal ini sesuai dengan
kondisi klien saat itu.
Saran :
Penanganan pada klien dengan cedera kepala sangat ditekankan agar tidak
terjadi kerusakan otak sekunder. Dalam hal ini perawat harus bertindak dengan
cepat dan tepat sesuai dengan standar asuhan keperawatan.
Page 15
DAFTAR PUSTAKA
Price, S.A, (2005) Patpfisiologi konsep klinis proses penyakit (terjemahan) edisi 4
Brown CV, Weng J, Oh D, et al. Does routine serial computed tomography of the
Page 16