Anda di halaman 1dari 6

DESAIN STRUKTUR JALAN ANGKUT

3.1. Latar Belakang dan Orientasi


Setiap operasi penambangan memerlukan jalan tambang sebagai sarana
infrastruktur yang vital di dalam lokasi penambangan dan sekitar-nya. Jalan tambang
berfungsi sebagai penghubung lokasi-lokasi penting, antara lain lokasi tambang
dengan area crushing plant, pengolahan bahan galian, perkantoran, perumahan
karyawan dan tempat-tempat lain di wilayah penambangan. Konstruksi jalan
tambang secara garis besar sama dengan jalan angkut di kota. Perbedaan yang
khas terletak pada permukaan jalannya (road surface) yang jarang sekali dilapisi
oleh aspal atau beton seperti pada jalan angkut di kota, karena jalan tambang sering
dilalui oleh peralatan mekanis yang memakai crawler track, misalnya bulldozer,
excavator, crawler rock drill (CRD), track loader dan sebagainya. Untuk membuat
jalan angkut tambang diperlukan bermacam-macam alat mekanis, antara lain,
bulldozer yang berfungsi antara lain untuk pembersihan lahan dan pembabatan,
perintisan badan jalan, potong-timbun, perataan dll; alat garu (roater atau ripper)
untuk membantu pembabatan dan mengatasi batuan yang agak keras; alat muat
untuk memuat hasil galian yang volumenya besar; alat angkut untuk mengangkut
hasil galian tanah yang tidak diperlukan dan membuangnya di lokasi penimbunan;
motor grader untuk meratakan dan merawat jalan angkut; alat gilas untuk
memadatkan dan mempertinggi daya dukung jalan; Seperti halnya jalan angkut di
kota, jalan angkut di tambang pun harus dilengkapi penyaliran (drainage) yang
ukurannya memadai. Sistem penyaliran harus mampu menampung air hujan pada
kondisi curah hujan yang tinggi dan harus mampu pula mengatasi luncuran
partikelpartikel kerikil atau tanah pelapis permukaan jalan yang terseret arus air
hujan menuju penyaliran. Apabila jalan tambang melalui sungai atau parit, maka
harus dibuat jembatan yang konstruksinya mengikuti persyaratan yang biasa
diterapkan pada konstruksi jembatan umum di jalan kota. Parit yang dilalui jalan
tambang mungkin dapat diatasi dengan pemasangan gorong-gorong (culvert),
kemudian dilapisi oleh campuran tanah dan batu sampai pada ketinggian jalan yang
dikehendaki.

3.2. Metode Desain Strutur CBR


Daya dukung lapisan tanah dasar merupakan bagian yang sangat
penting di dalam merencanakan tebal lapisan perkerasan jalan. Oleh sebab itu
evaluasi lapisan sub-grade diarahkan untuk memperoleh suatu estimasi harga atau
ukuran daya dukung tanah yang caranya dapat dilakukan di lapangan atau di
laboratorium mekanika tanah. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan di dalam
mengestimasi ukuran kekuatan daya dukung lapisan tanah dasar antara lain:
• kadar air,
• kepadatan (compaction),
• perubahan kadar air selama usia pelayanan,
• variabilitas tanah dasar,
• ketebalan lapisan perkerasan total yang dapat diterima oleh lapisan lunak yang
ada di bawah lapisan tanah dasar.
Adapun cara pengukuran daya dukung lapisan sub-grade dapat
dilakukan dengan pengujian California Bearing Ratio (CBR), Parameter Elastis dan
Modulus Reaksi Tanah Dasar (k). Ketiga pengujian tersebut umumnya dilaksanakan
di laboratorium mekanika tanah dengan mengikuti prodesur standarisasi yang
ditetapkan oleh ASTM, AASHTO, SNI dan lain-lain. Yang sering digunakan dalam
perkerasan jalan tambang adalah pengujian CBR yang dikembangkan oleh
California State High-way Department. Hasil pengujian CBR di laboratorium
mekanika tanah diplot ke dalam kurva CBR seperti terlihat pada Gambar 9. Hasil
yang diharapkan dari kurva CBR adalah ketebalan lapisan-lapisan perkerasan di
atas sub-grade sesuai dengan jenis-jenis tanah atau material yang digunakan untuk
perkerasan jalan tersebut. Contoh penggunaan kurva CBR diberikan sebagai
berikut: Suatu konstruksi jalan tambang akan dibuat di atas lapisan sub-grade
berjenis lempung-lanauan dengan plastisitas sedang (silty clay of medium plasticity)
dengan harga CBR 5. Truck atau wheel loader yang melewati jalan tersebut
mempunyai berat maksimum 40.000 lbs. Disekitar jalan terdapat banyak pasir yang
agak bersih dengan harga CBR 15 yang dapat digunakan untuk lapisan diatasnya
(sub-base). Diatas sub-base adalah lapisan permukaan (road surface) yang dilapisi
krakal yang baik (good gravel) dengan harga CBR 80. Berapa tebal lapisan sub-
base dan road surface agar daya dukung lapisan sub-grade stabil.

Jawaban:

Step A: Dari titik harga CBR lapisan sub-grade = 5 ditarik garis vertikal ke bawah
hingga memotong kurva lengkung berat kendaraan 40.000 lbs. Dari titik perpotongan
tersebut ditarik garis horizontal ke arah ordinat “ketebalan subbase” dan diperoleh
angka tebal 28 inci. Artinya, bahwa ketebalan permukaan jalan akhir paling tidak
harus 28 inci di atas sub-grade. Step B: Kemudian pasir bersih dengan CBR 15
dipotongkan dengan kurva lengkung berat kendaraan 40.000 lbs. Dari titik
perpotongan tersebut ditarik garis horizontal ke arah ordinat “ketebalan sub-base”
dan diperoleh angka tebal 14 inci. Artinya, bahwa ketebalan material pasir bersih
harus tetap 14 inci di bawah permukaan jalan. Step C: Perpotongan antara harga
CBR krakal yang baik 80 dengan berat kendaraan 40.000 lbs menghasilkan
ketebalan lapisan 6 inci dari ordinat “ketebalan sub-base”. Krakal yang merupakan
material dipermukaan akhir jalan harus disebar-kan tetap 6 inci. Dari contoh soal di
atas diperoleh manfaat bahwa: (a) harga CBR sub-grade menentukan ketebalan
total lapisan perkerasan, (b) jumlah lapisan perkeras-an jalan paling tidak ada dua
lapis di atas sub-grade, dan (c) berat kendaraan berpengaruh terhadap penentuan
ketebalan perkerasan.
3.3. Metode Desain Mekanik Emperis
3.4. Kontruksi Umum Lapisan
terdapat tiga jenis konstruksi lapisan perkerasan, yaitu lapisan
perkerasan lentur, lapisan per-kerasan kaku dan lapisan perkerasan kombinasi
lentur-kaku. Setiap jenis lapisan perkerasan umumnya terdiri dari 2 – 3 susunan
material di atas lapisan tanah dasar (subgrade). Lapis paling atas adalah lapis
permukaan (surface course), dibawahnya adalah lapis fondasi atas (base course)
dan diantara base-course dengan sub-grade adalah lapis fondasi bawah (sub-base
course).

• Susunan lapisan perkerasan Jenis-jenis susunan lapisan perkerasan yang telah


disebutkan di atas mempunyai fungsi yang berbeda-beda di dalam merespon
beban yang diterimanya. Rancangan konstruksinya didasarkan atas kondisi
alamiah lapisan tanah dasar, intensitas lalu lintas yang akan melaluinya, faktor
lingkungan dan kondisi cuaca serta air tanah. Adapun fungsi dari masing-masing
lapisan dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Lapis permukaan
 Sebagai lapis perkerasan penahan beban roda yang mempunyai stabilitas
tinggi untuk menahan roda selama masa pelayanan
 Lapis kedap air, sehingga air hujan yang mengalir diatasnya tidak meresap
kedalamnya dan tidak pula melemahkan lapisan tersebut.
 Sebagai lapis aus (wearing course), artinya lapisan yang langsung menderita
gesekan akibat rem kendaraan, sehingga mengakibatkan keausan ban
 Sebagai lapis yang menyebarkan beban ke lapisan bawah, sehingga dapat
dipikul oleh lapisan lain yang mempunyai daya dukung lebih jelek.
b. Lapis fondasi atas
 Merupakan bagian perkerasan untuk menahan gaya melintang dari beban roda
dan menyebarkannya ke lapisan dibawahnya.
 Sebagai lapis peresapan untuk lapisan dibawahnya.
 Sebagai bantalan bagi lapis permukaan.
c. Lapis fondasi bawah
 Merupakan bagian perkerasan untuk menyebarkan beban roda kendaraan ke
tanah dasar.
 Untuk mengurangi tebal lapisan diatasnya karena material atau bahan untuk
fondasi bawah umumnya lebih murah dibanding perkerasan diatasnya, sehingga
dapat
 mengefisiensikan penggunaan material.
 Sebagai lapis peresapan agar air tanah tidak berkumpul di fondasi.
 Merupakan lapis pertama yang harus dikerjakan cepat agar dapat menutup
lapisan tanah dasar dari pengaruh cuaca, atau melemahkan daya dukung tanah
dasar akibat selalu menahan roda alat berat.
 Mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke lapis fondasi.

 Lapisan perkerasan lentur


Lapisan perkerasan lentur terdiri dari 3 lapisan di atas tanah dasar, yaitu
lapis fondasi bawah, lapis fondasi atas dan lapisan permukaan seperti terlihat pada
Gambar.

Gambar.3.4.1
Lapisan perkerasan lentur
Dengan tiga susunan lapisan tersebut, maka jalan diharapkan memiliki
karakteristik sebagai berikut:
 Bersifat elastis jika menerima beban, sehingga dapat memberi kenyamanan
bagi pengguna jalan;
 Pada umumnya menggunakan bahan pengikat aspal;
 Seluruh lapisan ikut menanggung beban;
 Penyebaran tegangan diupayakan tidak merusak lapisan tanah dasar;
 Usia maksimum yang diharapkan adalah 20 tahun;
 Selama usia tersebut diperlukan pemeliharaan secara berkala (routine
maintenance).

3.5. Peralatan Tipe Platform dan Terlacak Besar

Anda mungkin juga menyukai