Patofisiologi
Tanpa resusitasi cairan dan darah dan/atau koreksi patologi yang mendasari akan
menyebabkan pendarahan, perfusi jantung akhirnya berkurang, dan segera terjadi kegagalan
organ multipel.
Orang yang dewasa yang sehat dapat bertahan kehilangan setengah liter dari sirkulasi
darah dengan volume sekitar lima liter tanpa adanya efek samping; namun, kehilangan cairan
dengan volume yang lebih besar dan lebih cepat menyebabkan masalah yang lebih besar dan
cepat. Risiko berhubungan dengan derajat hipovolemia serta kecepatan koreksi. Risiko
morbiditas dan mortalitas bertambah seiring dengan peningkatan usia. Patologi yang tidak
diharapkan dalam sistem kardiovaskular, respirasi, dan ginjal dapat meningkatkan risiko.
Infark Miokard
Patofisiologis
Penyebab paling sering dari infark miokardadalah bekuan darah (trombosis) yang
terbentuk didalam arteri coronaria, atau salah satu cabangnya. Trombosis menyumbat aliran
darah ke bagian jantung. Bekuan darah biasanya tidak terbentuk dalam arteri yang normal.
Namun, bekuan dapat terbentuk jika terdapat ateroma di dlam dinding arteri. Ateroma
merupakan bercak atau plak lemak yang berkembang didalam dinding arteri. (Kondisi ini
serupa dengan pipa air yang tersumbat). Plak ateroma dapat secara bertahap terbentuk selama
bertahun-tahun pada satu atau lebih tempat dalam arteria coronaria. Setiap plak memiliki
cangkang luar yang padat dengan inti lemak yang lunak pada bagian dalam.
Pada infark miokard (serangan jantung), arteria coronaria atau satu dari cabangnya
yang lebih kecil secara tiba-tiba tersumbat, yang menyebabkan keruskan miokardium. Bagian
otot jantung yang disuplai oleh arteri ini akan kehilangan suplai darah (dan oksigen) jika
pembuluh darah tersumbat. Bagian otot jantung ini berisiko mengalamikematian kecuali
penyumbatan segera diangkat. Ketika bagian dari otot jantung rusak, maka otot jantung
tersebut dikatakan mengalami infark. Istilah infark miokard berarti otot jantung yang rusak.
Area infark terjadi pada distribusi pembuluh darah yang tersumbat. Penyumbatan
arteria coronaria utama kiri umumnya menyebabkan infark anterolateral yang besar,
sedangkan penyumbatan arteri coronaria descendens anterior sinistra menyebabkan nekrosis
yang hanya terbatas pada dinding anterior. Pada tempat dimana infark terjadi, jaringan parut
kolagen terbentuk disana, dan otot yang rusak tidak dapat berkontraksi secara efisien.
Kolagen merupakan sekelompok serat tidak elastis yang tidak meregang atau berkontraksi
dengan efektif. Jaringan jantung yang rusak mengonduksi sinyal listrik jauh lebih lambat
dibandingkan jaringan jantung yang normal, yang dapat menyebabkan kontarksi miokardium
menjadi tidak efisien.