BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1.1. Definisi
yang diyakini dengan sepenuh hati, taat pada ajaran tertentu sehingga
membuat pilihan untuk mengikat diri sesuai dengan prosedur yang telah
(pencarian kepada Ilahi yang tertinggi, suci atau yang melampaui diri
Niswati ,2016)
1. Mystery
terhadap apa yang terjadi setelah kehidupan inilah yang memberi nilai
7
2. Love
bakar dari nilai spiritual, karena perasaan cinta berasal dari hati, pusat
menerima. Cinta termasuk dimensi cinta pada diri sendiri, devine love
3. Suffering
Penderitaan adalah salah satu issue inti dari misteri kehidupan, dapat
penyakit kulit yang tidak kunjung sembuh. Beliau dengan sabar dan
tinggi, bahkan sampai ditinggalkan oleh anak dan istri, dikucilkan oleh
bahagia karena bisa memberi hak hidup bagi semua kuman penyebab
4. Hope
itu, penguatan nilai-nilai spiritual orang tua kepada anak menjadi hal
5. Forgiveness
yang kurang bisa terima adalah sesuatu yang harus kita latih dengan
benar dan lebih baik dari mereka. Dengan demikian forgiveness akan
eksternal, banyak orang datang dari sisi kelam kehidupan atau brutal
yang membuat kita bertahan dalam kehidupan yang damai. Ini adalah
yang lain.
7. Grace
pada rasa bersyukur atas apa yang telah diberikan oleh Tuhan.
ada alasan manusia untuk tidak bersyukur sampai kita nanti kembali
8. Prayer
1. Dimensi transenden
Orang spiritual memiliki kepercayaan atau belief berdasarkan
experience”. Individu melihat apa yang dilihat tidak hanya apa yang
terlihat secara kasat mata, tetapi juga dunia yang tidak dapat terlihat.
2. Dimensi Makna dan Tujuan hidup.
Orang spiritual akan memiliki makna hidup dan tujuan hidup yang
timbul dari keyakinan bahwa hidup itu penuh makna dan orang akan
harus ditemukan.
(suci and sekuler; akhirat dan duniawi), tetapi percaya bahwa seluruh
kehidupannya.
uang atau jabatan dan tidak mengunakan uang dan jabatan untuk
spiritual.
6. Dimensi Altruisme.
perilaku altrusitik.
7. Dimensi Idealisme.
2.2.1. Definisi
14
antara diri dengan orang lain, alam dan dengan kehidupan yang tertinggi.
hubungan mereka di dalam diri mereka sendiri dan dengan orang lain
1. Personal
tersebut.
2. Komunal
15
3. Environmental
alam secara visual, maupun auditori seperti suara angin dan kicauan
burung yang merdu. Terciptanya suatu sikap yang lebih dari kepedulian
dan pemeliharaan fisik dan biologi, suatu perasaan kagum yang luar
yang hidup.
4. Transendental
dirinya, kekuatan yang tidak bisa terjangkau seperti yang paling mulia,
16
beribadah melalui ritual – ritual yang diyakini atau salah satu domain
tidak ada dalam diri individu, maka keutuhan itu tidak lagi tercipta
karena salah satu domain atau kerangka yang mengisinya hilang. Saat
hingga saat ini masih terus tergolong baru, dan hingga saat ini masih
Fisher :
1. Lingkungan terdekat
2. Pemimpin Keagamaan
semesta alam.
4. Pengalaman Hidup
1. Usia
2. Gender
18
memiliki skor yang lebih tinggi pada domain personal dan komunal.
3. Posisi
lain.
4. Agama
Setuju (CTS) dinilai 2, Tidak Setuju (TS) dinilai 3, Setuju (S) dinilai 4,
Cukup Setuju (CS) dinilai 5 dan Sangat Setuju (SS) dinilai 6. Sedangkan
2019).
2.3.1. Definisi
dan perasaan aprehensif bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi (Fitri,
Dona, 2016 )
kehidupan sehari-hari.
menimbulkan rasa mual pada perut, mulut kering, grogi, dan lain-lain.
dan bingung.
sangat tegang.
kreativitas.
terinci dan spesifik dan tidak dapat berpikir tentang hal lain. Semua
1. Faktor Predisposisi
a. Faktor Biologis.
b. Faktor Psikologis
1) Pandangan Psikoanalitik
2) Pandangan Interpersonal
3) Pandangan Perilaku
kehidupan selanjutnya.
c. Sosial Budaya
2. Faktor Presipitasi
( Yusuf, 2015 ).
personal.
pada saat wawancara. Setiap sub pertanyaan yang diberikan akan diberi
sampai dengan 4 (berat sekali). Skala HARS oleh Max Hamilton pertama
kali digunakan pada tahun 1959 dan saat ini telah menjadi standar dalam
validitas dan reliabilitas yang cukup tinggi bila digunakan pada penelitian
clinical trial yaitu sebesar 0,93 dan 0,97. Kondisi ini menunjukkan bahwa
diperoleh hasil yang valid dan reliable (Claresta dan Purwoko, 2017).
2014):
a. 0 = (tidak ada) ketika tidak ada gejala yang muncul sama sekalii
3.2.1. Definisi
terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan
bergantungan.
27
garis keturunan.
tangga.
1. Secara Tradisional
dari Ayah, Ibu dan Anak yang diperoleh dari keturunan atau adopsi
atau keduanya.
a. Tradisional Nuclear
Keluarga inti (Ayah, Ibu dan Anak) tinggal dalam satu rumah
b. Reconstituted Nuclear
d. Dyadic Nuclear
e. Single Parent
diluar rumah.
f. Dual Carrier
Yaitu suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak.
29
g. Commuter Married
tertentu.
h. Single Adult
i. Three Generation
j. Insitusional
k. Communal
Yaitu satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang
penyediaan fasilitas.
l. Group Marriage
dengan yang lain dan semua adalah orang tua dari anak –
anaknya.
anaknya diadopsi.
30
n. Cohibing Couple
tanpa kawin.
kelamin sama.
1. Patrilineal
2. Matrilineal
3. Matrilokal
sedarah seistri.
4. Patrilokal
sedarah suami.
5. Keluarga Kawin
1. Fungsi Keagamaan
2. Fungsi Budaya
4. Fungsi Perlindungan
tidak aman yang timbul dari dalam maupun dari luar keluarga.
5. Fungsi Reproduksi
sekitarnya.
33
6. Fungsi Sosialisasai
utama.
maupun masyarakat.
7. Fungsi Ekonomi
pengeluaran keluarga.
intern keluarga.
ekstern keluarga.
masyarakat sekitarnya.
lain adalah
1. Ayah
2. Ibu
tertentu.
3. Anak
dianut.
f. Kesehatan ( anak sakit atau pasangan usia subur ( PUS ) ingin ber
– KB dibawa ke sarana.
dianut.
f. Kesehatan ( anak sakit atau pasangan usia subur ( PUS ) ingin ber
– KB dibawa ke sarana.
h. Makan daging atau ikan atau telur sebagai lauk pauk paling kurang
a. Makan daging atau ikan atau telur sebagai lauk pauk paling kurang
tetap.
37
f. Bisa baca tulis latin bagi seluruh anggota keluarga dewasa yang
g. Anak hidup dua atau lebih, keluarga masih PUS, saat ini memakai
kontrasepsi.
pengetahuan agama.
dianut.
e. Kesehatan ( anak sakit atau pasangan usia subur ( PUS ) ingin ber
– KB dibawa ke sarana.
g. Makan daging atau ikan atau telur sebagai lauk pauk paling kurang
tetap.
k. Bisa baca tulis latin bagi seluruh anggota keluarga dewasa yang
l. Anak hidup dua atau lebih, keluarga masih PUS, saat ini memakai
kontrasepsi.
pengetahuan agama.
meliputi kecewa karena klien tidak patuh minum obat, putus asa terhadap
39
penyakit yang dialami klien, rasa marah dan takut dengan perilaku klien,
2018).
yang terkait dengan penyakit dan Stres untuk Keluarga dengan kronis
1. Beban subyektif
2. Beban obyekif
keluarga.
1. Dukungan sosial
Beban keluarga dalam merawat klien gangguan jiwa memiliki
adekuat.
2. kesulitasn transportasi saat membawa klien ke pelayanan kesehatan
kecemasan.
4. kualitas caregiver dalam merawat klien skizofrenia.
Responden mengatakan kesulitan untuk membagi waktu untuk
baik tentang perawatan klien gangguan jiwa sehingga akan lebih siap
7. Ekonomi
banyak oleh karena itu apabila keluarga tidak memiliki sumber dana
yang cukup atau jaminan kesehatan, maka hal ini akan menjadi beban
6. rasa takut.
7. merasa bersalah.
Amin, 2019).
9, 12, 14, 16) Tiap jawaban pertanyaan ditetapkan 4 kriteria tidak pernah
42
terendah adalah 16. Banyak kelas dalam penelitian ini adalah dua, yaitu
ringan dengan skor nilai 41-64 dan berat dengan skor nilai 16 – 40.
9.1.1. Definisi
surya, 2018 ).
persepsi klien, cara berfikir, bahasa, emosi, dan perilaku sosial (Yosep,
Iyus, 2014).
1. Skizofren Simplex
2. Skizofren Hebefrenik
3. Skizofren Katatonik
4. Skizofren Paranoid
berkabut.
7. Skizofren Residual
2014).
perilaku dan pikiran kacau. Namun, ada juga yang menambahkan dua
gejala lagi pada skizofren yaitu gejala afektif misalnya depresi, termasuk
juga cemas dan gejala agresif misalnya kekerasan secara fisik dan
kesatuan
e. Emosi berlebihan.
yang baik.
a. Waham.
timbul yaitu klien klien merasakan ada suara dari dalam dirinya.
45
b. Penyesatan Pikiran
c. Kegagalan berpikir
manusia. Dia juga tidak bisa mengerti kapan dia lahir, dimana dia
malas.
46
b. Tidak bisa melakukan hal – hal yang lain selain tidur dan makan.
c. Klien skizofren tidak memiliki ekspresi baik dari raut muka maupun
apapun.
berharap.
cinta.
Gejala mulai timbul biasanya pada masa remaja atau dewasa awal
antara lain :
neurokimiawi.
47
Ade 2011).
1. Delusion
2. Hallucination
3. Incoherence
4. Merencanakan tindak lanjut dan proses rujukan klien dan peran serta
keluarga
stres
48