HALAMAN JUDUL
SKRIPSI
OLEH :
MARIA REGINA TEBAY
NIM : 2013610117
SKRIPSI
OLEH :
MARIA REGINA TEBAY
NIM : 2013610117
Pembimbing I Pembimbing II
\
Dudella Desnani Firman Yasin, M.Kep,.Ns Swaidatul Masluhiya AF, S.Si.,M.Ked. Trop
NIDN. NIDN.
Mengetahui,
Ketua Program Studi Sarjana Keperawatan
ii
LEMBAR PENGESAHAN
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DAN TINDAKAN PERTOLONGAN
PERTAMA TERHADAP KEJADIAN DENGUE HAEMORRAGIC FEVER
(DHF) PADA ANAK DI WILAYAH PUSKESMAS BARENG
KECAMATAN KLOJEN KOTA MALANG
KOTA MALANG
SKRIPSI
OLEH :
MARIA REGINA TEBAY
NIM : 2013610117
Tim Penguji :
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan,
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat TuhanYang Maha Esa yang telah
penyusunan Skripsi ini dengan judul “Gambaran Pengetahuan Ibu Dan Tindakan
kesempatan yang terindah ini penulis mengucapakan terima kasih yang setingi-
tingginya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Eko Handayanto, M.Sc, Selaku Rektor Universitas
2. Bapak Drs. Sugeng Rusmiwari, M.Si, Selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan bagi penulis untuk
II, yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan bagi penulis untuk
iv
6. Teman-teman Program Studi Ilmu Keperawatan angkatan 2013, yang selalu
ini.
7. Ayah dan Ibunda tercinta serta saudara tersayang yang selalu memberikan
dukungan moril, materil, yang tak terhingga dan selalu mendoakan penulis
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
Penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan Skripsi ini masih banyak
membangun demi kesempurnaan Skripsi ini di masa yang akan datang. Akhir
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
2.4 Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Tanda Dan Gejala Dengue
Hemorrhagic Fever dengan Pertolongan Pertama Kejadian Dengue
Hemorrhagic Fever (DHF) Pada Anak ............................................................... 22
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN..............24
3.1 Kerangka Konsep ................................................................................................. 24
3.2 Hipotesis .............................................................................................................. 25
BAB IV METODE PENENELITIAN ................................................................26
4.1 Desain penelitian .........................................................................................26
4.2 Kerangka Kerja ...........................................................................................27
4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................................28
4.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling .....................................................28
4.5 Variabel Penelitian ......................................................................................29
4.6 Definisi Operasional ...................................................................................29
4.7 Instrumen Penelitian dan Pengumpulan Data .............................................30
4.8 Uji Validitas Dan Reabilitas .......................................................................32
4.9 Teknik Pengolahan Data .............................................................................32
3.9 Analisis Data ...............................................................................................34
3.10 Etika Penelitian ...........................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................49
LAMPIRAN ..........................................................................................................51
vii
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
dan membawa dampak buruk pada kesehatan manusia. Salah satu penyakit
yang terjadi pada manusia akibat dari perilaku buruk dan lingkungan adalah
(Pusdatin Kemenkes RI, 2018). DHF bisa menyerang siapa saja dan dapat
2013). Penyakit DHF ini muncul sepanjang tahun dan kebanyakan terjadi di
2018).
dunia pada beberapa dekade terakhir yaitu meningkat dari 2,2 juta pada
2010 menjadi 3,2 juta pada 2015 dan sudah endemik lebih dari seratus
Indonesia tahun 2017 sebesar 68.407 kasus, dengan jumlah kasus tertinggi
1
2
secara berurutan Jawa barat sebanyak 10.016 kasus, Jawa Timur tertinggi
kedua sebanyak 7.838 kasus dan Jawa Tengah 7.400 kasus. Pada tahun
pada tahun 2016 terjadi peningkatan jika dibandingkan dengan kasus pada
tahun 2015 dimana peristiwa DHF mencapai 298 kasus, dan pada tahun
2016 meningkat menjadi 464 kasus (Profil kesehatan Kota Malang, 2015).
kejadian luar biasa atau wabah. Selain itu, menurut WHO (2009) setiap fase
gejala klinis pada Fase fibris seperti; dehidrasi, demam tinggi yang bisa
Selanjutnya, fase kritis dengan gejala klinis seperti; syok karena kebocoran
plasma, perdarahan berat dan kegagalan organ. Terakhir, gejala klinis pada
sesuai fasenya. Jika tidak ditangani segera dan sesuai apalagi kurangnya
pengetahuan orangtua pada tanda dan gejala DHF pada fase fibris seperti
dan kejang demam akan berakibat kematian. Selain itu, pada fase kritis
dengan gejala klinis juga harus ditangani segera juga agar penderita tidak
Adapun tanda dan gejala DHF yang sering muncul berupa demam
shok, tekanan nadi kurang dari 20 mmHg, tekanan sistolik sampai kurang
sakit perut, diare, kejang dan sakit kepala (Zulkoni, 2010). Tindakan ibu
4
melakukan kompres hangat untuk menurunkan suhu tubuh anak dan segera
keluarga sebagai unit terkecil dari sistem masyarakat. Diharapkan orang tua
terutama pada anak-anak (Sidiek, 2012). Hal ini juga sesuai dengan
yang baik dan memenuhi syarat kesehatan serta didukung oleh kebersihan
penyakit DHF. Kebersihan diri dan sanitasi lingkungan yang baik akan
tentang tanda dan gejala DHF di Wilayah Kerja Puskesmas Blang Bintang
(Asiah, dkk 2014). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan
probabilitas 0,007 (p value < 0,05) dan ada korelasi sikap keluarga dengan
menunjukkan 9 anak (7-15 tahun) pada awal tahun 2018 hingga juli 2019
yang terkena penyakit DHF dengan gejala yang bervariasi, namun yang
sering dijumpai memiliki gejala demam tinggi yang mendadak 2-7 hari
lain lemah, mual, muntah, sakit perut, diare, kejang dan sakit kepala. Salah
kurangnya pengetahuan orang tua terutama ibu tentang tanda dan gejala
Hal ini disampaikan oleh ibu pasien yang ditemui di Puskesmas Bareng
Kota Malang saat mengantarkan anaknya berobat pada bulan Juli 2019.
Hasil wawancara tentang penyakit DHF kepada 6 ibu diketahui hanya 3 ibu
Kota Malang”
Anak.
8
3. Bagi peneliti
.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Pengetahuan
terhadap obyek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan
Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh
1. Tahu
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada
10
11
2. Memahami (comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap obyek tersebut, tetapi
tersebut.
3. Aplikasi (application)
4. Analisis (analysis)
yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi
objek tersebut.
5. Sintesis (syintesis)
6. Evaluasi (evaluation)
diperoleh dari berbagai sumber misalnya media massa seperti televisi, radio, surat
kabar, majalah, media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, media poster,
2012).
berpengaruh terhadap sesuatu, dan hal demikian dapat memberikan kesan kepada
sebagai berikut:
1. Pendidikan
Semakin pendidikan maka ia akan mudah menerima hal-hal yang baru dan
2. Informasi
Informasi yang diperoleh baik melalui pendidikan formal maupun non formal
apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan
4. Lingkumgan
lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik
ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.
5. Pengalaman
pendidikan yang tinggi maka pengalaman akan luas, sedangkan semakin tua
6. Usia
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan
terhadap objek melalui indera yang dimilikinya. Dengan sendirinya, pada waktu
menjadi semakin bertambah dan kematangan dalam penentuan sikap juga menjadi
lebih baik lagi. Jadi latar belakang responden yang sebagian berada dalam
tersebut jika jawaban benar makan diberi skor 1 dan jika jawaban salah maka
diberi skor 0. Setelah tabulasi skor hasil jawaban dari responden, dilakuan
𝑆𝑃
N= 𝑥 100%
𝑆𝑀
Keterangan :
SM = Skor maksimal
- 76 – 100% = Baik
- 56 – 75% = Cukup
- 40 – 55% = Kurang
adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan
melalui nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini dapat menyerang semua orang dan
kejadian luar biasa atau wabah (Susilaningrum, 2013). DHF adalah penyakit yang
menyerang anak dan orang dewasa yang disebabkan oleh virus dengan
manifestasi berupa demam akut, perdarahan, nyeri otot dan sendi (Lestari, 2015).
Dengue adalah suatu infeksi Arbovirus yang akut ditularkan oleh nyamuk Aedes
2.2.2 Etiologi
termasuk ke dalam arbovirus (arthropod borne virus) grup B yang terdiri dari
empat tipe yaitu virus dengan tipe 1, 2, 3, 4. Keempat tipe virus dengue tersebut
terdapat di Indonesia dan virus tersebut dikenal sebagai genus flavivirus, famili
flaviviridae. Virus dengue ini ditularkan melalui perantara nyamuk Aedes aegypti.
Selain itu juga ditularkan melalui nyamuk Albopictus dan jenis lain tetapi nyamuk
Aedes aegypti merupakan vektor utama. Hingga sekarang telah diisolasi empat
serotif virus dengue di Indonesia, yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4.
Namun yang paling banyak menyebabkan demam berdarah adalah dengue tipe
dengan belang-belang putih, berkembang biak cara bertelur di genangan air bersih
seperti bak mandi, tempayan, vas bunga dan lain-lain. Perkembangan dari telur
menjadi nyamuk memerlukan waktu 7-10 hari dan biasanya nyamuk menggigit
pagi dan sore hari. Jangkauan terbang dapat mencapai 100 meter atau rata-rata 40
2.2.3 Patofisiologi
Ada tiga faktor yang memegang peranan pada penularan virus ini, yaitu
virus, vektor dan peranan. Virus dengue ditularkan pada manusia melalui gigitan
nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk Aedes tersebut mengandung virus dengue pada
saat menggigit manusia. Selanjutnya virus berkembang biak dalam waktu 8-10
17
hari sebelum dapat ditularkan kembali kepada mausia pada saat gigitan berikutnya
(Mumpuni, 2015).
Setelah seseorang digigit nyamuk ini, virus dengue yang telah masuk ke
virus dan pelepasan zat C3a, C5a, bradikinin, serotinin, trombin, dan histamin
yang tidak stabil yaitu hipertermia yang akan menigkatkan reabsorpsi Na+ dan air
berkelanjutan akan terjadi syok. Jika syok tidak diatasi maka akan terjadi hipoksia
jaringan dan pada akhirnya terjadi asidosis metabolik. Virus hanya dapat hidup di
dalam sel yang hidup sehingga harus bersaing dengan sel tubuh manusia, terutama
dalam kebutuhan protein. Persaingan tersebut sangat bergantung pada daya tahan
dibawah 100.000/mmᵌ
- Gejala klinik lain lemah, mual, muntah, sakit perut, diare, kejang dan
sakit kepala.
nyamuk. Manusia adalah hospes definitif dari virus tersebut. Aedes aegypti adalah
vektor nyamuk paling efisiensi dalam penyebaran virus dengue karena kebiasaan
manusia yang terjangkit virus dengue, Aedes aegypti dapat menularkan dengue
secara segera setelah menggigit manusia yang sudah terinfeksi atau setelah
menunggu waktu inkubasi (8-10 hari) sehingga virus telah bertambah banyak di
kelenjar ludah nyamuk. Sekali terinfeksi selama daur hidup nyamuk (30-45 hari)
yaitu:
1. Fase febris
19
bertahan 2-7 hari dan disertai eritema kulit, wajah yang memerah, sakit
sekujur badan dan sakit kepala. Pada beberapa pasien juga ditemukan
antara dengue dan non dengue pada awal fase febris sulit dibedakan.
Oleh karena itu, monitoring dari tanda bahaya dan parameter klinik
2. Fase kritis
3. Pase penyembuhan
Berikut ini adalah tabel gambaran klinis dari setiap fase menurut WHO
(2009):
20
2.2.7 Pencegahan
sekali.
nyamuk.
maka pemerintah melalui dinas kesehatan kota melakukan beberapa upaya hal
tepat.
Pada Anak.
Mulya Rahma Karyanti, pertolongan pertama pada anak yang demam secara tiba-
tiba dengan suhu yang tinggi dan diduga terkena demam berdarah dengue (DBD),
bisa diberi asupan minum yang banyak dan sesering mungkin agar tidak dehidrasi.
Selain itu, bisa juga dengan memberi minuman bernutrisi seperti jus. Selain air
putih dan jus, cairan elektrolit, seperti susu dengan nutrisi yang lengkap juga
dapat diberikan pada anak berusia 7-12 tahun. Untuk pemberian obat, Karyanti
selama empat jam sekali. Sementara itu, anak juga perlu dikompres dengan air
hangat di daerah lipatan lemak. Menurut Karyanti, prinsip obat pada anak
penderita DBD adalah dengan memberinya banyak cairan agar tidak dehidrasi.
Jika anak sulit untuk diberi asupan minum, cara terakhir adalah dengan memberi
infus (www.liputan6.com/health/read/2257944/pertolongan-pertama-pada-anak-
yang-kena-dbd, 2015).
22
anak yang menderita penyakit DHF ini. Banyak masyarakat yang tidak
nyamuk Aedes aegypti ini hanya nyamuk biasa yang tidak membawa
ibu terhadap masalah kesehatan anak juga sangat penting agar anak selalu
dalam keadaan sehat dan terhindar dari berbagai penyakit. Sebagian besar
tua terutama seorang ibu mengenai tanda dan gejala penyakit DHF, upaya
2012).
kesehatan serta didukung oleh personal hygiene yang baik akan bisa
terwujud apa bila didukung oleh perilaku masyarakat yang baik atau
Keterangan:
Diteliti
Tidak Diteliti
24
25
3.2 Hipotesis
penelitian (Nursalam, 2013). Berdasarkan tujuan dan rumusan masalah serta teori-
teori yang sudah dijelaskan maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
BAB 4
METODE PENENELITIAN
kesimpulan yang lebih luas (Sugiyono, 2009). Penelitian ini tentang Gambaran
Pengumpulan Data
Kuesioner
PengolahanData:
Editing, Coding, Scoring dan Tabulating
Kesimpulan
Lokasi penelitian di Puskesmas Bareng dan penelitian ini akan dilakukan pada
4.4.1 Populasi
diteliti (Sugiyono, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu pasien yang
4.4.2 Sampel
teknik total sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan sampel yaitu
jumlah sampel sama dengan populasi (Sugiyono, 2007). Alasan mengambil total
sampling karena menurut Sugiyono (2007) jumlah populasi yang kurang dari 100
seluruh populasi dijadikan sampel penelitian. Sampel yang diambil dari penelitian
1. Kriteria Inklusi
Malang
1. Kriteria Eklusi
(Hidayat, 2012).
Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai cara cepat atau
ukuran yang dimiliki atau di dapatkan oleh suatu satuan penelitian tentang sesuatu
Variabel dependent adalah variabel dipengaruhi oleh variabel lain atau terikat
pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena. Pada definisi
30
(Hidayat, 2012).
Definisi Alat
Variabel Parameter Skala Skor
Operasional Ukur
Kemampuan Skor:
Pengetahuan yang membedakan Tanda Benar = 1
dimiliki ibu terkait dan Gejala DHF Salah = 0
tanda dan gejala dengan Types
K
Independen: pada DHF: Kategori:
U O
Pengetahuan - Demam tinggi 76 – 100%
E R
ibu tentang mendadak dan = Baik
S D
tanda dan berlangsung lama 56 – 75% =
I I
gejala - Mimisan Cukup
O N
Dengue - Sakit ulu hati yang 40 – 55% =
N A
Hemorrhagic hebat Kurang
E L
Fever - Bintik-bintik <40% =
R
merah hampir Sangat
seluruh tubuh kurang
- Mual muntah (Nursalam,
2013)
Kemampuan Skor:
menangani tanda Benar = 1
K
dan gejala DHF pada Salah = 0
Dependen: Tindakan ibu dalam U O
anak: Kategori:
Pertolongan penanganan atau E R
- Atasi demam 71 – 100%
Pertama pertolongan pertama S D
dengan kompres = Tepat
Kejadian yang tepat terhadap I I
- Konsumsi banyak 41 – 70% =
DHF Pada kejadian DHF Pada O N
cairan Kurang
Anak Anak N A
- Atasi demam Tepat
E L
dengan obat <40 % =
R
penurun panas Tidak
- Istirahat total Tepat
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang
diketahui (Arikunto, 2010). Kuesioner pada penelitian ini diambil dari Bagian
Pusat tentang demam berdarah dengue dan faktor-faktor yang berhubungan yang
Kota Malang.
Puskesmas Bareng.
tujuan penelitian.
signifikansi 0,05 (5%) dan nilai korelasi (r) lebih besar dari r tabel maka
Uji reliabilitas adalah indek yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
menggunakan bantuan SPSS 21. Hasil uji memperoleh nilai cronbach's alpha ≥
responden lalu, diubah dalam bentuk skor nilai. Kemudian data yang diperoleh
diolah melalui program SPSS for windows. Pengolahan data dilakukan beberapa
tahap, yaitu:
segera dilakukan.
2. Coding (Pengkodean)
dalam kategori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat dalam bentuk
angka atau huruf yang memberikan pentunjuk atau identitas pada suatu
3. Scoring
interval. Variabel pengetahuan ibu tentang tanda dan gejala DHF, diberi
skor 1 jika jawaban “Benar” dan skor 0 jika jawaban “Salah”. Variabel
tindakan pertolongan pertama ibu, diberi skor 1 jika jawaban “Benar” dan
skor 0 jika jawaban “Salah”. Untuk pilihan jawaban benar lebih dari satu,
diberi skor 1 pada jawaban “Benar” dengan ketentuan benar semua pilihan
yang dipilih dan apabila memilih salah satu pilihan yang salah walaupun
4. Tabulating
berbentuk tabel maka tabel tersebut siap dianalisa dan dinyatakan dalam
bentuk tulisan.
34
Keterangan :
SM = Skor maksimal
1. Variabel Pengetahuan
- Baik: 76-100%
- Cukup: 56-75%
- Kurang: 40-55%
2. Kejadian DHF
3. Tingkat Penafsiran
Data dari setiap tabel yang diperoleh agar mudah dianalisis, maka untuk
Rumus persentasi:
∑F
%= x 100%
N
Keterangan:
50% : setengahnya
100% : seluruhnya
36
penelitian ini dilakukan uji statistik dengan metode analisa uji kolerasi spearman
rank untuk menentukan hubungan dua variabel yang keduanya merupakan data
< 0,05 artinya H0 ditolak dan menerima H1 yaitu ada Gambaran Pengetahuan Ibu
Tentang Tanda Dan Gejala Dengue Hemorrhagic Fever Dengan Kejadian DHF
Apabila p value > 0,05 artinya H0 diterima dan H1 ditolak yaitu tidak ada
Gambaran Pengetahuan ibu tentang tanda dan gejala dengue hemorrhagic fever
Menurut Nursalam (2013) secara umum prinsip etika dalam penelitian atau
1. Prinsip Manfaat
kepentingan pribadi.
c. Resiko
b. Hak untuk mendapat jaminan dari perlakuan yang diberikan (right to full
kepada responden mengenai penelitian tersebut dan hal-hal apa saja yang
Sampel yang bersedia menjadi sampel maupun yang tidak bersedia tetap
Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diminta harus
dirahasiakan, untuk itu perlu adanya tanpa nama (anonymity) dan rahasia.
Puskesmas Rawat Jalan. Puskesmas Bareng berdiri pada tahun 1982, berdasarkan
Inpres tahun 1975 yang terletak di Jl.Bareng Tenes gang IV A nomor 639
Gadingkasri, Kasin, Sukoharjo, Pisang candi, dan Kelurahan Karang Besuki. Pada
di Kelurahan Gadingkasri.
39
5.2 Data Umum
Tabel 5.2.3 Distribusi frekuensi jenis kelamin anak di wilayah Puskesmas Bareng
Variabel f %
Laki-laki 4 57
Jenis Kelamin
Permpuan 3 43
Anak
Total 7 100
responden responden berumur 38-42 tahun dan 48-52 tahun. Berdasarkan tabel
5.2.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar (57%) responden dengan tingkat
40
SMA, dan berdasarkan tabel 5.2.5 dapat diketahui bahwa sebagian besar (86%)
kategori tepat.
41
42
BAB 6
PEMBAHASAN
tingkat pengetahuan dengan baik dan sebagian kecil masuk dalam kategori tingkat
Demam Berdarah Dengue (DBD) yang ditandai dengan sebagian besar responden
Fever (DHF) atau Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan Demam Tifoid.
Pengetahuan tentang tanda dan gejala DHF sangat penting untuk diketahui agar
tentang penyakit DHF serta pencegahannya menjadi hal yang penting diketahui
oleh masyarakat, terutama di lingkungan keluarga sebagai unit terkecil dari sistem
resiko DHF terutama pada anak-anak. Hal ini juga sesuai dengan penelitian oleh
tindakan atau pertolongan pertama yang akan dilakukan. Perilaku baru pada
Sanitasi lingkungan yang baik dan memenuhi syarat kesehatan serta didukung
oleh kebersihan diri akan sangat mengurangi resiko munculnya suatu penyakit
termasuk penyakit DHF. Kebersihan diri dan sanitasi lingkungan yang baik akan
besar responden masuk dalam kategori tindakan yang tepat dan sebagian kecil
44
masuk dalam kategori tindakan yang kurang tepat. Hal ini dipengaruhi oleh
Mulya Rahma Karyanti, pertolongan pertama pada anak yang demam secara tiba-
tiba dengan suhu yang tinggi dan diduga terkena demam berdarah dengue (DBD),
bisa diberi asupan minum yang banyak dan sesering mungkin agar tidak dehidrasi.
Selain itu, bisa juga dengan memberi minuman bernutrisi seperti jus. Selain air
putih dan jus, cairan elektrolit, seperti susu dengan nutrisi yang lengkap juga
dapat diberikan pada anak berusia 7-12 tahun. Untuk pemberian obat, Karyanti
selama empat jam sekali. Sementara itu, anak juga perlu dikompres dengan air
hangat di daerah lipatan lemak. Menurut Karyanti, prinsip obat pada anak
penderita DBD adalah dengan memberinya banyak cairan agar tidak dehidrasi.
Jika anak sulit untuk diberi asupan minum, cara terakhir adalah dengan memberi
infus (www.liputan6.com/health/read/2257944/pertolongan-pertama-pada-anak-
memilih melakukan kompres hangat pada anak yang mengalami demam. Selain
itu, semua responden memilih untuk membawa anaknya ke rumah sakit jika
anaknya demam terus menerus dan semua responden memilih untuk segera
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Awaluddin
pencegahan demam berdarah dengue dengan nilai probabilitas 0,007 (p value <
45
0,05) dan ada korelasi sikap keluarga dengan tindakan pencegahan demam
(DHF) pada anak Di Wilayah Puskesmas Bareng Kecamatan Klojen Kota Malang
tindakan pertolongan pertama oleh responden, maka hal ini sesuai dengan hasil
Selatan. Penelitian yang dilakukan oleh Aryati, dkk (2014) membuktikan bahwa
diperoleh
BAB 7
7.1 Kesimpulan
Kota Malang.
7.2 Saran
3. Bagi peneliti
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai refrensi dan bahan
DAFTAR PUSTAKA
Aryati, I Ketut Catur., Sali, I Wayan., Aryasih, I Gusti Ayu Made. 2014.
Gambaran Pengetahuan Masyarakat dengan Kejadian Demam Berdarah
Dengue (DHF) di Kelurahan Blaler Bale Agung Kecamatan Negara Tahun
2012. Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.4, No.2, November 2014, Hal.118-
123. http://poltekkes-
denpasar.ac.id/files/JURNAL%20KESEHATAN%20LINGKUNGAN/V4N
2/I%20Ketut%20Catur%20Aryati1,%20I%20Wayan%20Sali2,%20I%20Gu
sti%20Ayu%20Made%20Aryasih3.pdf. Online. 1 Januari 2019 (10:28)
Awaluddin. 2017. Korelasi Pengetahuan Dan Sikap Keluarga Terhadap
Tindakan Pencegahan Demam Berdarah Dengue. STIKes Tengku
Maharatu Pekanbaru, Riau
Dinkes Kota Malang. 2017. Profil Kesehatan Kota Malang Tahun 2016. Kota
Malang: Dinas Kesehatan Kota Malang.
http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOTA
_2016/3573_Jatim_Kota_Malang_2016.pdf. 27 Maret 2019 (23.10)
Hapsari, D. A. A. Dan S. Hardiyanto, 2019. Januari, 72 Warga di Kabupaten
Malang Terjangkit Demam Berdarah. JawaPos.com.
https://radarmalang.id/januari-72-warga-di-kabupaten-malang-terjangkit-
demam-berdarah/. 27 Maret 2019 (23.20)
Notoatmodjo S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Pusat Data Dan Informasi (InfoDatin). 2018. Situasi Penyakit Demam Berdarah
Di Indonesia Tahun 2017. ISSN 2442-7659. Kementrian Kesehatan RI.
http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/I
nfoDatin-Situasi-Demam-Berdarah-Dengue.pdf. 27 Maret 2019 (23.12)
Profil kesehatan Kota Malang, 2015. Dinas Kesehatan Jl. Simpang L.A Sucipto
No. 45 Malang email : www.dinkes.malangkota.go.id tahun 2017
Rostanti, Q dan W. D. Putri. 2015. Kasus DHF Dunia Meningkat 30 Kali.
republika.co.id: Jakarta.
https://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/07/27/ns4me4359-
kasus-DHF-dunia-meningkat-30-kali. 27 Maret 2019 (23.15)
Satyawan dan Pasek. (2013). Hubungan Persepsi Dan Tingkat Pengetahuan
Penderita TB Dengan Kepatuhan Pengobatan Di Kecamatan Buleleng.
Jurnal Pendidikan Indonesia. 2(1): 145 – 152.
Sidiek, Aboesina. 2012. Tingkat pengetahuan mengenai DHF terhadap kejadian
DHF pada anak. Naskah Publikasi, Program Pendidikan Sarjana
Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro. Semarang.
http://eprints.undip.ac.id/37233/1/Aboesina.S-G2A008002-LAPORAN.pdf.
25 Desember 2018 (10:27)
Sumirah, Nika Enik. 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga dengan
Tingkat Keparahan Awal Pasien Demam Berdarah Dengue (DHF) di
Wilayah Kerja Puskesmas Grogol. Naskah Publikasi, Fakultas Ilmu
Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
http://eprints.ums.ac.id/24123/10/02._Naskah_Publikasi.pdf. 1 Januari
2019. (10:27)
Susila, I Made Dwie Pradnya. 2015. Hubungan Tingkat Pengetahuan DHF
dengan Kejadian DHF di Banjar Pegok, Desa Sesetan, Kecamatan
Denpasar Selatan. Jurnal, Dunia Kesehatan, Vol.5, No.1.
https://media.neliti.com/media/publications/76494-ID-hubungan-tingkat-
pengetahuan-DHF-dengan.pdf. 1 Januari 2019 (10:30)
Susilaningrum, R., Nursalam, Utami Sri. 2013. Asuhan Keperawatan Bayi dan
Anak. Jakarta: Salemba Medika.
WHO. 2018. Dangue And Severe Dengue. World Health Organization.
Http://Www.Who.Int/Mediacentre/Factsheets/Fs117/En/. 29 Januari 2019
(11:00)
https://www.liputan6.com/health/read/2257944/pertolongan-pertama-pada-anak-
yang-kena-
dbd?utm_expid=.9Z4i5ypGQeGiS7w9arwTvQ.0&utm_referrer=. 01 Juli
2019 (22:13)
50
Lampiran 1
LAMPIRAN
KISI-KISI KUESIONER
NOMOR JUMLAH
VARIABEL INDIKATOR
BUTIR BUTIR
Pengetahuan Ibu
Tentang Tanda 1,3,5,7,9 5
Pengetahuan Ibu Tentang
dan Gejala DHF
Tanda Dan Gejala Dengue
Tanda dan gejala
Hemorrhagic Fever
2,4,6,8,10 5
penyakit lain
Jumlah Item 10
Pertolongan
Pertolongan Pertama Pertama Kejadian 1,2,3 3
Kejadian DHF DHF
Jumlah Item 3
51
Lampiran 2
JAWABAN KUESIONER
PENGETAHUAN
1. Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)
dapat memberikan tanda dan gejala berupa.....:
No. Tanda dan Gejala Benar Salah
1. Demam tinggi mendadak dan berlangsung lama √
2. Demam hanya sore dan malam disertai sakit kepala √
yang hebat
3. Mimisan √
4. Tidak mimisan √
5. Sakit ulu hati yang hebat √
6. Tepi lidah dan tengah berlapis putih √
7. Bintik-bintik merah hampir seluruh tubuh √
8. Bintik-bintik merah hanya pada bagian dada √
9. Mual dan muntah √
10. Batuk dan sakit di tenggorokan √
PERTOLONGAN PERTAMA:
1. Pertolongan pertama pada penderita demam berdarah adalah.....
a. banyak minum
b. kompres air es
c. kompres alkohol
d. tidak tahu
2. Jika pasien demam tinggi, tindakan yang harus dilakukan adalah..... (jawaban
boleh lebih dari 1)
a. Kompres air hangat
b. batasi minum air
c. minum obat penurun panas
52
d. pergi ke dokter/puskesmas
3. Pasien demam harus dibawa ke rumah sakit jika... (jawaban boleh lebih dari 1)
a. demam tinggi terus menerus
b. berkeringat dingin
c. pasien mengantuk atau tidur terus
d. tidak tahu
4. Jika ada penderita dengan demam berdarah sebaiknya? (jawaban boleh lebih
dari 1)
a. Istrahat yang cukup
b. Batasi minum air yang banyak
c. Kurangi aktifitas
d. Tidak tahu
e. Lainnya......
5. Jika pada saat penderita DBD (usia diatas 6 tahun) demam tinggi dan ada obat
parasetamol, apakah perlu segera diberikan?
a. Diberikan dengan perhatikan tanggal kadaluarsa obat
b. Tidak perlu karena hanya mengalami demam biasa
c. Cukup di kompres saja
d. Tidak tahu
e. Lainnya......
53
Lampiran 3
Malang, 2020
Peneliti
Responden
54
Lampiran 4
KUESIONER
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG TANDA DAN GEJALA
DENGUE HEMORRHAGIC FEVER (DHF) DENGAN KEJADIAN
DENGUE HEMORRHAGIC FEVER (DHF) PADA ANAK DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS BARENG
Data Pribadi
1. Nama Ibu :
2. Usia : Tahun
3. Tingkat pendidikan :
4. Pekerjaan :
5. Nama Anak :
6. Usia Anak : Tahun
7. Jenis Kelamin Anak :
8. Pernah/Tidak mengalami DBD Sebelumnya :
PENGETAHUAN
Centang jawaban yang sesuai
2. Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)
dapat memberikan tanda dan gejala berupa..... (tandai dengan √)
No. Tanda dan Gejala Benar Salah
11. Demam tinggi mendadak dan berlangsung lama
12. Demam hanya sore dan malam disertai sakit kepala
yang hebat
13. Mimisan
14. Tidak mimisan
15. Sakit ulu hati yang hebat
16. Tepi lidah dan tengah berlapis putih
17. Bintik-bintik merah hampir seluruh tubuh
18. Bintik-bintik merah hanya pada bagian dada
55
19. Mual dan muntah
20. Batuk dan sakit di tenggorokan
PERTOLONGAN PERTAMA:
6. Pertolongan pertama pada penderita demam berdarah adalah.....
e. banyak minum
f. kompres air es
g. kompres alkohol
h. tidak tahu
7. Jika pasien demam tinggi, tindakan yang harus dilakukan adalah..... (jawaban
boleh lebih dari 1)
e. Kompres air hangat
f. batasi minum air
g. minum obat penurun panas
h. pergi ke dokter/puskesmas
8. Pasien demam harus dibawa ke rumah sakit jika... (jawaban boleh lebih dari 1)
a. demam tinggi terus menerus
b. berkeringat dingin
c. pasien mengantuk atau tidur terus
d. tidak tahu
9. Jika ada penderita dengan demam berdarah sebaiknya? (jawaban boleh lebih
dari 1)
a. Istrahat yang cukup
b. Batasi minum air yang banyak
c. Kurangi aktifitas
d. Tidak tahu
e. Lainnya......
10. Jika pada saat penderita DBD (usia diatas 6 tahun) demam tinggi dan ada obat
parasetamol, apakah perlu segera diberikan?
a. Diberikan dengan perhatikan tanggal kadaluarsa obat
b. Tidak perlu karena hanya mengalami demam biasa
56
c. Cukup di kompres saja
d. Tidak tahu
e. Lainnya......
Terima kasih atas kerjasamanya, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua
57
Lampiran 5
DATA UMUM
58
Lampiran 6
DATA KHUSUS
59
Kode Nomor Butir Kuesioner Skor Kategori Tindakan
No.
Responden Total P= x 100 % Pertolongan Pertama
1 2 3 4 5
1 R1 0 1 1 0 1 3 60 Kurang Tepat
2 R2 0 1 1 1 1 4 80 Tepat
3 R3 0 1 1 1 1 4 80 Tepat
4 R4 0 1 1 0 1 3 60 Kurang Tepat
5 R5 1 1 1 0 1 4 80 Tepat
6 R6 0 0 1 1 1 3 60 Kurang Tepat
7 R7 1 0 1 1 1 4 80 Tepat
60