Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

KEPERAWATAN KELUARGA

“Konsep & Penerapan Askep Keluarga Berdasarkan Tumbuh Kembang”

(Keluarga Dengan Toodler)

Disusun Oleh :

1. Angle Septamega (1710142010003)

2. Fitra Suci Ayuni Titania (1710142010008)

3. Mesi Kartika Sari (1710142010017)

4. Ovilia Zulita (1710142010025)

5. Ratna Julita (1710142010032)

6. Tiovanny Oktavia D. (1710142010040)

Prodi S1 Keperawatan

Dosen Pembimbing : Ns. Dewi Kurniawati, MNS

STIKES YARSI SUMBAR BUKITTINGGI

T.A 2019/2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji serta syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan kita begitu banyak Nikmat dan Rahmat-Nya, sehingga dengan
nikmatnya itu penulis bisa menyelesaikan tugas makalah ini .

Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada baginda Rasullulah SAW,


yang telah menuntun kita pada jalan kebenaran dan semoga kita selalu menjadi
pengikutnya hingga akhir zaman, Amin.

Makalah ini berisikan tentang “Konsep & Penerapan Askep Keluarga


Berdasarkan Tumbuh Kembang” (Keluarga Dengan Todler)

Kami berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah pemahaman


bagi pemakalah ataupun pembacanya. Penulis menyadari bahwa makalah yang
kami buat ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Akhir harapan
dari penulis agar makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca pada
umumnya dan penulis khususnya.

Bukittinggi, 3 Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep Keluarga dengan Todler berdasarkan Tumbuh Kembang ......... 2

2.2 Penerapan Askep Keluarga dengan Todler ............................................. 14

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 18

3.2 Saran ........................................................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa toodler yang berada pada usia12 sampai 36 bulan merupakan masa
eksplorasi lingkungan yang intensif karena anak berusaha mencari tahu
bagaimanasemua terjadi. Meskipun bisa menjadi saat yang sangat menantang bagi
orang tua dan anak karena masing-masing belajar untuk mengetahui satu sama
lain dengan lebih baik, pada masa ini merupakan periode penting untuk mencapai
perkembangan dan pertumbuhan anak (Wong, 2009).

Menurut Kementrian Kesehatan RI (2013), jumlah anak usia toddler di


Indonesia cukup besar, yaitu sekitar 17.091.762 jiwa dari 87,9 juta anak
Indonesia. Anak dalam usia toddler, dimana pada masa tersebut memerlukan
pembinaan terhadap tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas
yang dapat diselenggarakan melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi
penyimpangan tumbuh kembang anak sehingga perkembangan kemampuan gerak,
bicara, bahasa, sosialisasi dan kemandirian berlangsung optimal sesuai umur anak.

Orang tua memiliki peranan penting dalam optimalisasi perkembangan


anak,memberikan stimulasi dalam semua aspek perkembangan baik motorik kasar
maupun motorik halus, bahasa, dan personal sosial. Pengetahuan orang tua
terutama ibu sangat berperan terhadap perilaku anak dan membentuk tumbuh
kembang yang optimal, karena perhatian dan pengamatan anak tidak terlepas dari
sikap dan perilaku orang tua (Meggitt, 2013).

1.2 Rumusan Masalah


a. Konsep Dasar Keluarga
b. Defenisi Tumbuh Kembang anak toodler
c. Kebutuhan dasar anak toodler
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang
e. Tahap tumbuh kembang anak toodler
f. Penerapan Askep teoritis

1.3 Tujuan Penulisan


a. Untuk mengetahui konsep dasar keluarga
b. Untuk mengetahui defenisi tumbuh kembang anak toodler
c. Untuk mengetahui kebutuhan dasar anak toodler
d. Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi tumbang toddler
e. Untuk mengetahui tahap tumbuh kembang anak toodler
f. Untuk mengetahui penerapan askep teoritis

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Keluarga


2.1.1 Defenisi Keluarga

Keluarga merupakan orang yang mempunyai hubungan resmi, seperti ikatan


darah, adopsi, perkawinan dan perwalian, hubungan social dan adanya hubungan
psikologi (Hanson,2001,Dalam Doane & Varcoe,2005).

Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan


adopsi yang bertujuan menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan
perkembangan fisik,mental,emosional,serta social dari tiap anggota keluarga
(Duvall dan Logan 1986 Dalam Friedman,1998).

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapak orang yang terkumpul serta tinggal di suatu tempat
dibawah satu atap dan saling ketergantungan (Departemen kesehatan RI,1988).

2.1.2 Tipe atau Bentuk Keluarga

Menurut Sudiharto, (2007) tipe dan bentuk keluarga adalah sebagai berikut :

a. Keluarga inti (nuclear family), adalah keluarga yang dibentuk karena


ikatan perkawinan yang direncanakan yang terdiri dari suami, istri, dan
anak-anak, baik karena kelahiran (natural) maupun adopsi.
b. Keluarga asal (family of origin), merupakan suatu unit keluarga tempat
asal seseorang dilahirkan.
c. Keluarga besar (extended Family) adalah keluarga inti ditambah keluarga
yang lain (karena hubungan darah), misalnya kakek, nenek, paman, bibi,
sepupu.
d. Keluarga berantai (social family) adalah keluarga yang terdiri dari wanita
dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan suatu keluarga
inti.
e. Keluarga duda atau janda keluarga yang terbentuk dari percerai atau
kematian pasangan yang dicintai.

2
f. Keluarga komposit (komposite family) adalah keluarga dari perkawinan
poligami yang hidup bersama.
g. Keluarga kohabitasi (cohabitation) adalah dua orang yang menjadi satu
keluarga tanpa pernikahan bisa memiliki anak atau tidak. Di indonesia
bentuk keluarga ini tidak lazim dan bertentangan dengan budaya timur.
Namun, lambat laun keluarga kohabitasi ini dapat diterima.
h. Keluarga inses (incest family) seiring dengan masuknya nilai-nilai global
yang pengaruh informasi yang sangat dahsyat, dijumpai bentuk keluarga
yang tidak lazim, misalnya anak perempuan menikah dengan ayah
kandungnya, ayah menikah dengan anak tirinya .walaupun tidak lazim dan
melanggar nilai-nilai budaya, jumlah keluarga inses semakin hari semakin
besar. Hal tersebut dapat kita cermati melalui pemberitaan dari berbagai
cetak elektronik.
i. Keluarga tradisional dan nontradisional dibedakan berdasarkan ikatan
perkawinan. Keluarga tradisional diikat oleh perkawinan, sedangkan
keluarga non tradisional tidak diikat oleh perkawinan.

2.1.3 Tahap Perkembangan Keluarga

Tugas perkembangan keluarga adalah menambah anggota keluarga dengan


kehadiran anggota keluarga yang baru melalui pernikahan anak-anak yang telah
dewasa, menata kembali hubungan perkawinan, menyiapkan datangnya proses
penuaan, termasuk timbulnya masalah-masalah kesehatan.

2.1.4 Peran Keluarga

Nyc dan Gecas (1976) mengidentifikasikan 8 peran dasar yang membentuk


posisi sosial sebagai suami-ayah dan ibu-istri:

a. Peran sebagai provider (penyedia)


b. Peran sebagai pengatur rumah tangga
c. Peran perawatan anak
d. Peran sosialisasi anak
e. Peran rekreasi

3
f. Peran persaudaraan( Lainship) (memelihara hungan keluarga paternal dan
maternal )
g. Peran terapeutik (memenuhi kebutuhan afektif pasangan)
h. Peran seksual
i. Peran perkawinan
2.1.5 Fungsi Keluarga

Menurut Friadman, (1998) fungsi keluarga adalah sebagai berikut :

a. Fungsi afektif

Berhungan dengan fungsi internal keluarga dalam pemenuhan


kebutuhan psikososial fungsi efektif inin merupakan sumber energi
kebahagiaan keluarga.

b. Fungsi sosialisasi

Sosialisasi dimulai sejak lahir keberhasilan perkembangan individu dan


keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota. Anggota
keluarga belajar disiplin, belajar norma, budaya dan prilaku melalui
hubungan interaksi dalam keluarga.

c. Fungsi reproduksi

Keluarga berfungsi meneruskan keturunan dan menambahkan sumber


daya manusia.

d. Fungsi ekonomi

Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan seluruh keluarga seperti


kebutuhan makan, minum, pakaian dan tempat tinggal, dll.

e. Fungsi keperawatan kesehatan

Kesanggupan keluarga untuk melakukan pemeliharaan kesehatan dilihat


dari 5 tugas kesehatan keluarga yaitu :

1) Keluarga mengenal masalah kesehatan

4
2) Keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi
masalah kesehatan.

3) Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami masalah


kesehatan

4) Memodifikasi lingkungan, menciptakan dan mempertahankan suasana


rumah yang sehat

5) Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang


tepat.

2.2 Defenisi Tumbuh Kembang anak toodler

Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang sifatnya


berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan,yaitu pertumbuhan dan
perkembangan. Sedangkan pengertian mengenai apa yang dimaksud dengan
pertumbuhan dan perkembangan adalah sebagai berikut:
a. Pertumbuhan (growth)
Berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau
dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan
ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter).
b. Perkembangan (development)
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut
adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ
dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-
masing dapat memenuhi fungsinya.Termasuk juga perkembangan emosi,
intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan.
Pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik, sedangkan
perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ/individu. Walaupun
demikian, kedua peristiwa itu terjadi secara sinkron pada setiap individu.
Sedangkan untuk tercapai tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi
biologiknya. Tingkat tercapainya potensi biologik seseorang, merupakan hasil

5
interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan, yaitu genetik, lingkungan bio-
fisiko-psiko-sosial dan perilaku. Proses yang unik dan hasil akhir yang berbeda-
beda yang memberikan ciri tersendiri pada setiap anak.
2.3 Kebutuhan dasar anak toddler
1. Usia 12-18 bulan
1) Gerak kasar
Latih anak nai turun tangga
2) Gerak halus
Bermain dengan anak melempar dan menangkap bola besar
kemudian bola kecil
3) Bicara ,bahasa dan kecerdasan
Latih anak menunjuk dan menyebutkan nama-nama bagian
tubuh
4) Bergaul dan bicara
Beri kesempatan pada anak untuk melepas pakaiannya sendiri
2. Usia 18-24 bulan
1) Gerak kasar
Latih anak berdiri dengan 1 kaki
2) Gerak halus
Ajari anak menggambar ulatan,garis,segitiga dan gambar wajah
3) Bicara ,bahasa dan kecerdasan
Latih anak mengikuti perintah sederhana
4) Bergaul dan mandiri
Latih agar mau ditinggalkan untuk sementara waktu
3. Usia 2-3 tahun
1) Gerak kasar
Latih anak melompat dengan 1 kaki
2) Gerak halus
Ajak anak bermain menyusun dan menumpuk balok
3) Bicara, bahasa dan kecerdasan
Latih anak mengenal bentuk dan warna
4) Bergaul dan mandiri

6
Latih anak mencuci tangan dan kaki srta mengeringkannya
sendiri
2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang

2.4.1 Faktor Genetik

 Berbaberbagai factor bawaan yang normal dan patologik


 Jenis kelamin
 Suku bangsa

2.4.2 Gizi dan penyakit

 Pertumbuhan dapat teranggu bila jumlah salah satu jenis zat yang
mencapai tumbh kembang.Misalnya gangguan pertumbuhan
terlihat pada kwashiorkor dan infeksi cacing bulat.
 Pertumuhan yang baik juga berganyung pada kesehatan organ-
organ tubuh.Misalnya penyakit hati,jantung,ginjal,paru-paru yang
berat dapat mengganggu pertumbuhan normal.

2.4.3 Faktor Lingkungan

 Factor Pre-Natal
Gizi pada waktu hamil , mekanis , toksin , endokrin , radiasi ,
infeksi , stress , imunitas,anoksia embrio.
 Faktor Post-Natal
o Faktor Lingkungan biologis
Ras,jenis kelamin,umur,gizi,kepekaan terhadap penyakit
(perawatan kesehatan penyakit kronisdan hormone)
o Faktor Lingkungan fisik
Cuaca,musim,sanitasi dan keadaan rumah
o Faktor lingkungan social
Stimulasi ,motivasi belajar,stress,kelompok sebaya,ganjaran
atau hokum yang wajar,cinta dan kasih saying
o Lingkungan keluarga dan adat istiadat yang lain

7
Pekerjaan ,pendidikan ayah dan ibu,jumla saudara,stabilitas
rumah tangga,kepribadian ayah ibu,agama,adat istiadat dan
norma-norma.
2.5 Tahap tumbuh kembang anak toodler
1. Pengertian Toodler
Anak usia toddler adalah anak usia 12 – 36 bulan ( 1 – 3 tahun ) pada
periode ini anak berusaha mencari tahu bagaimana sesuatu bekerja dan
bagaimana menngontrol orang lain melalui kemarahan, penolakan, dan
tindakan keras kepala. Hal ini merupakan periode yang sangat penting untuk
mencapai pertumbuhan dan perkembangan intelektual secara optimal ( Perry,
1998 ).
Anak usia toddler dikelompokkan lagi berdasarkan umur,
pengelompokkan tersebut ialah:
a. Anak usia 12-18 bulan
b. Anak usia 18-24 bulan
c. Anak usia 24-36 bulan
2. Tahap Tumbuh Kembang Anak Usia 12-18 Bulan
a. Pertumbuhan Fisik
 Tingkat pertumbuhan lebih lambat pada umur tahun ke dua dan
nafsu makan menurun.
 “Lemak bayi” dibakar oleh gerakan yang bertambah.
 Lumbar lordosis berlebihan membuat perut menonjol.
 Pertumbuhan otak, disertai mielinisasi yang berlanjut, menghasilkan
penambahan lingkar kepala lebih dari 2 cm dalam 1 tahun.
 Sebagian besar anak mulai berjalan sendiri mendekati usia satu
tahun, sebagian lagi tidak dapat berjalan sampai usia 15 bulan. Bayi
yang sangat aktif dan berani cenderung berjalan lebih awal, bayi
kurang aktif, lebih penakut dan yang terikat dengan menyelidiki
obyek-obyek secara terperinci barjalan lebih lambat. Berjalan lebih
awal tidak berkaitan dengan perkembangan di bidang-bidang lain.
 Ketika anak dapat berjalan secara bebas, anak dapat berjalan
menjauhi orangtuanya dan menjelajahi lingkungannya. Meskipun

8
anak menggunakan ibunya sebagai tempat perlindungan untuk
menentramkan hati.
b. Perkembangan Kognitif
 Penjelajahan benda mempercepat jalannya karena pendekatan,
pemegangan, dan pelepasan hampir sepenuhnya matur dan berjalan
bertambah ke hal-hal yang menarik.
 Anak yang baru berjalan menggabungkan objek-objek dengan cara-
cara baru untuk menciptakan hal-hal menarik, seperti menumpuk
balok-balok atau meletakan barang kedalam tempat kaset video.
 Alat-alat mainan juga lebih mungkin untuk digunakan pada maksud-
maksud tujuannya (sisir untuk rambut, cangkir untuk minum).
 Meniru orangtua dan anak-anak yang lebih dewasa adalah cara
belajar yang penting.
 Permainan khayalan yang berpusat pada tubuh anak itu sendiri (pura-
pura minum dari cangkir kosong).
c. Perkembangan Emosi
Bayi-bayi yang mungkin telah mencapai dan melakukan hal yang
baru bagi dirinya cenderung memiliki sifat emosi yang lebih tinggi..
Bila mereka mulai berjalan, perubahan suasana hati utama mereka nyata
sekali. Anak yang baru belajar berjalan digambarkan seperti orang yang
dimabukan oleh kemampuan mereka yang baru
Kemampuan anak untuk menggunakan orang tua sebagai “tempat
aman” untuk penjelajahan merupakan hal yang penting bagi anak untuk
dapat mengeksplorasi dirinya, tergantung pada hubungan kasih sayang.
Kasih sayang baik dan lebih dapat memberikan pengaruh positif dan
menjadikan anak itu memiliki sifat yang baik. Anak yang mendapat
kasih sayang yang baik tentunyha akan memiliki perkembangan emosi
yang baik karena telah terbiasa dengan kasih dan sayang yang
didaptkannya sebelumnya.
d. Perkembangan Bahasa
Komunikasi penting sejak lahir, khususnya nonverbal sebagai
interaksi antara bayi dan yang merawatnya. Penerimaan bahasa

9
mendahului perasaan. Kata-kata pertama mulai muncul pada usia 9-18
bulan, kebanyakan anak dapat mengucapkan setidaknya 1 sampai 2 kata
pada usia 1 tahun. Ketika bayi mulai mengucapkan kata-kata
pertamanya, kira-kira 12 bulan , mereka mulai menanggapi dengan
tepat beberapa contoh pernyataan sederhana.
Pada usia 15 bulan, rata-rata anak menunjuk pada bagian utama
tubuh dan menggunakan 4-6 kata-kata secara spontan dan benar,
termasuk kata benda dan nama sendiri. Anak yang baru berjalan juga
menikmati berkata-kata dengan suku kata yang banyak tetapi tidak
tampak marah ketika tidak ada yang mengerti. Sebagian besar
komunikasi keinginan dan ide berlanjut menjadi non-verbal.
3. Tahap Tumbuh Kembang Anak Usia 18-24 Bulan
a. Pertumbuhan Fisik
Perkembangan motorik ialah suatu kemajuan pada usia ini, pada
usia ini terjadi perkembangan keseimbangan dan kelincahan serta
kemampuan untuk berlari dan menaiki tangga. Berat dan tinggi
meningkat secara bertahap meskipun pertumbuhan kepala terjadi agak
lambat. 90% dari lingkar kepala dewasa didapatkan pada usia 2 tahun,
dengan pertambahan hanya 5 cm yang didapat pada beberapa tahun ke
depan.
b. Perkembangan Kognitif
Pada usia kira-kira 18 bulan, beberapa perubahan kognitif datang
menandai kesimpulan periode sensorimotor.
 Obyek permanen benar-benar didirikan
 Anak yang baru belajar berjalan mengharapkan adanya obyek yang
dapat digerakan walaupun benda itu tidak dapat dilihat karena
sedang bergerak.
 Sebab dan akibat dimengerti dengan lebih baik, dan anak
memperlihatkan kemampuan dalam menyelesaikan masalah.
 Menggunakan tongkat untuk menggunakan mainan yang ada di
luar jangkauannya. Perubahan bentuk secara simbolik dalam

10
permainan yang tidak lagi terikat pada tubuh balita itu sendiri (mulai
bermain imajinasi dengan objek lain)
c. Perkembangan Emosi
Pada banyak anak, kebebasan relatif pada periode sebelumnya
memberi jalan untuk menambah keterikatannya pada usia sekitar 18
bulan. Pada fase ini digambarkan sebagai penyesuaian yang mungkin
merupakan reaksi tumbuhya kesadaran dari kemungkinan berpisah.
Banyak orang tua yang mengatakan bahwa mereka tidak bisakemana-
mana tanpa bersama-sama anaknya. Tidur sendiri seringkali sangat
sulit,dengan banyaknya kesalahan awal dan kemarahan. Anak-anak
terkadan membutuhka objek atau barang transisi yang dapat digunakan
untuk memberikan perasaan tenang dan aman seperti yang diberikan
oleh orang tua.
Saat perasaan anak berkembang akan dirinya, mereka mulai
mengerti perasaanorang lain dan membangun rasa empati. Anak dapat
memeluk anak lainnya yangmendapatkan distress atau menjadi
perhatian ketika seseorang sedang sakit. Merekamulai mengerti
perasaan anak lainnya jika disakiti, dan kesadaran ini
mendorongmereka untuk menahan perilaku agresif mereka.
d. Perkembangan Bahasa
Mungkin perkembangan yang paling dramatik pada periode ini
ialah bahasa. Memberi nama objek bertepatan dengan kedatangan
pemikiran simbolistik. Setelah menyadari bahwa kata-kata dapat berarti
benda, perbendaharaan kata anak berkembang dari 10-15 kata-kata pada
usia 18 bulan menjadi 50-100 pada usia 2 tahun. Setelah mendapat
perbendaharaan kata kira-kira 50 kata, anak-anak mulai
menggabungkan kata-kata tersebut untuk memulai kalimat sederhana,
permulaan tata bahasa. Pada tingkat ini, anak mengerti perintah 2 tahap,
seperti “berikan bola itu dan pakai sepatumu”. Bahasa juga memberikan
anak perasaan mengontrol lingkuangan sekitarnya,seperti “selamat
tinggal” atau “malam-malam”. Kemunculan bahasa lisan
menandakan berakhirnya periode sensorimotor. Seperti anak-anak yang

11
baru berjalan-jalan Anak-anak belajar menggunakan simbol-simbol
untuk mengungkapkan ide-ide dan menyelesaikanmasalah, kebutuhan
untuk kognisi didasarkan pada perasaan langsung dan gerakan
manipulasi berkurang.
4. Tahap Tumbuh Kembang Anak Usia 24-36 Bulan
a. Perkembangan motorik
Anak umur 2-3 tahun dapat berjalan berjinjit, menyusun 7-8 balok,
memegang pensil dengan baik, naik tangga, menaruh pensil kedalam
botol, memakai sepatu sendiri.
b. Perkembangan bahasa
Pada usia ini si anak biasanya sudah mulai dapat mengetahui satu
warna, menyebutkan nama lengkap, nama panggilannya sendiri,
mengerti arti lelah dan lapar, aktif bertanya dan berbicara, penambahan
artikulasi.
c. Perkembangan kognitif
Pada umur 3 tahun dia dapat bermain imajinasi sendiri, mengetahui
jenis kelamin sendiri, dapat memanjat dengan kaki bergantian,
malatakkan kedua kakinya pada masing-masing tangga sambil
melompat. Anak-anak pada usia 3 tahun mempunyai keinginan yang
besar untuk bebas melakukan hal-hal yang disukainya.
d. Keterampilan utama
 Sudah bisa menyebutkan kurang lebih 6 anggota tubuhnya, apap
yang diucapkannya sudah mulai dapat dipahami, dan dapat
mengucapkan kalimat sebanyak 2-3 kata.
 Bisa menyusun balok sebanyak 6 buah, dan cara berjalan lebih
tertata.
 Bisa melompat dengan kedua kakinya, dan bisa membukakan pintu.
 Bisa menggosok gigi, tetapi masih dengan bantuan orang lain.
 Sudah bisa menyebutkan namanya sendiri.
 Sudah bisa melakukan percakapan sederhana.

12
 Sudah bisa mengenali kegunaan 2 benda yang dikenalnya,
kalimatnya sudah terdiri dari 3-4 kata, dan dapat menyebutkan 2
kegiatan seperti, melompat dan meloncat.
e. Keterampilan yang akan dikuasai
 Membicarakan tentang dirinya sendiri, bisa menyesuaikan benda-
benda berdasarkan kategori, dan sudah bisa berjalan menuruni
tangga.
 Bisa menggunakan kata ganti seperti, saya dan kamu, serta dapat
mencuci dan membersihkan tangan sendiri.
 Sudah mulai mengerti dengan istilah seperti, besar, halus, dll.
 Senang menggambar lingkaran.
 Bisa berdiri dengan satu kaki secara bergantian dalam beberapa saat,
mengenal alfabet lebih banyak, dan sudah bisa menggosok giginya
sendiri.
 Bisa melakukan naik turun tangga dengan lancar, sudah mulai
menggunakan istilah diatas, didalam, disana, 75% ucapannya sudah
mulai bisa dimengerti dengan jelas, dan dapat menyusun balok
sebanyak 8 buah.
 Bisa melakukan lompat di tempat dan melompati sesuatu, sudah
mengerti 2/3 permintaan atau perintah, dan sudah bisa mengendarai
sepeda roda 3.
f. Keterampilan lebih lanjut
 Sudah mulai mengerti kata-kata seperti, 'nanti' atau 'sebentar lagi',
sudah mengerti perbedaan gender laki-laki dan perempuan, serta
mulai belajar melompat.
 Sudah bisa mengucapkan kata-kata dengan jelas, dan bisa membuat
gambar garis vertikal.
 Sudah mulai mengenal alfabet, serta dapat menjaga keseimbangan
seperti berdiri dengan satu kaki.
 Bisa mengenakan pakaiannya sendiri, menyebutkan beberapa warna,
dan sudah tahu tentang nama temannya.

13
 Bisa menggunakan 2 kata sifat, bisa menggambar silang, dan sudah
mulai mengerti jika orang lain menanyakan fungsi tempat.
 Sudah bisa melakukan toilet training, bisa menggoyang-goyangkan
ibu jari (jempol), bisa melakukan berbagai ekspresi emosi seperti,
senang, marah, sedih, takut dsb, serta bisa menggambar seperti orang
yang digambar hanya dengan lingkaran dan garis silang saja.
 Bisa melakukan berdiri di atas satu kaki secara bergantian selama 3
detik, dan sudah bisa mengenakan pakaiannya sendiri baik celana
maupun baju.
2.6 Penerapan Askep teoritis
A. Pengkajian
1. Pengkajian yang berhubungan dengan keluarga
a) Identitas : nama, alamat, pekerjaan
b) Riwayat & Tahap perkembangan
c) Lingkungan : rumah , lingkungan
d) Struktur keluarga : komunikasi, peran anggota
e) Fungsi keluarga
f) Penyebab masalah keluarga & koping
g) Bagaimana pelaksanaan tugas & fungsi keluarga
2. Pengkajian yang berhubungan dengan anak toodler
a) Identitas anak.
b) Riwayat kehamilan dan persalinan.
c) Riwayat kesehatan bayi sampai saat ini.
d) Kebiasaan saat ini (pola perilaku dan kegiatan sehari-hari).
e) Pertumbuhan dan prekembangannya saat ini (termasuk
kemampuan yang telah dicapai).
f) Pemeriksaan fisik.
3. Lengkapi dengan pengkajian focus.
B. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang muncul terdapat dua sifat, yaitu :


1. Berhubungan dengan anak, dengan tujuan agar anak dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal sesuai usia anak.

14
2. Berhubungan dengan keluarga, dengan etiologi berpedoman pada lima
tugas keluarga yang bertujuan agar keluarga memahami dan
memfasilitasi perkembangan anak.
Masalah yang dapat digunakan untuk perumusan diagnosa keperawatan
yaitu:
1. Masalah aktual/risiko.
 Gangguan pemenuhan nutrisi: lebih atau kurang dari kebutuhan
tubuh.
 Menarik diri dari lingkungan social.
 Ketidakberdayaan mengerjakan tugas sekolah.
 Mudah dan Sering marah.
 Menurunnya atau berkurangnya minat terhadap tugas sekolah yang
dibebankan.
 Berontak/menentang terhadap peraturan keluarga.
 Keengganan melakukan kewajiban agama.
 Ketidakmampuan berkomunikasi secara verbal.
 Gangguan komunikasi verbal.
 Gangguan pemenuhan kebersihan diri (akibat banyak waktu yang
digunakan untuk bermain).
 Nyeri (akut/kronis).
 Trauma atai cedera pada sistem integumen dan gerak.
2. Potensial atau sejahtera
 Meningkatnya kemandirian anak.
 Peningkatan daya tahan tubuh.
 Hubungan dalam keluarga yang harmonis.
 Terpenuhinya kebutuhan anak sesuai tugas perkembangannya.
 Pemeliharaan kesehatan yang optimal.

15
C. Intervensi
1. Aktual
Perubahan hubungan keluarga yang berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anak yang sakit
Tujuan : Hubungan keluarga meningkat menjadi harmonis dengan
dukungan yang adekuat.
Intervensi :
• Diskusikan tentang tugas keluarga.
• Diskusikan bahaya jika hubungan keluarga tidak harmonis saat
anggota keluarga sakit.
• Kaji sumber dukungan keluarga yang ada disekitar keluarga.
• Ajarkan anggota keluarga memberikan dukungan terhadap upaya
pertolongan yang telah dilakukan.
• Ajarkan cara merawat anak dirumah.
• Rujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai kemampuan keluarga.

2. Risiko/risiko tinggi
Risiko tinggi hubungan keluarga tidak harmonis berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah yang terjadi pada anaknya.
Tujuan : ketidakharmonisan keluarga menurun.
Intervensi :
• Diskusikan faktor penyebab ketidak harmonisan keluarga.
• Diskusikan tentang tugas perkembangan keluarga.
• Diskusikan tentang tugas perkembangan anak yang harus
dijalani.
• Diskusikan cara mengatasi masalah yang terjadi pada anak.
• Diskusikan tentang alternatif mengurangi atau menyelesaikan
masalah.
• Ajarkan cara mengurangi atau menyelesaikan masalah.
• Beri pujian bila keluarga dapat mengenali penyebab atau mampu
membuat alternative.
3. Potensial atau sejahtera Meningkatnya hubungan yang harmonis antar
anggota keluarga.

16
Tujuan : dipertahankanya hubungan yang harmonis.
Intervensi :
• Anjurkan untuk mempertahankan pola komunikasi terbuka pada
keluarga.
• Diskusikan cara-cara penyelesaian masalah dan beri pujian atas
kemampuannya.
• Bantu keluarga mengenali kebutuhan anggota keluarga (anak
usia sekolah).
• Diskusikan cara memenuhi kebutuhan anggota keluarga tanpa
menimbulkan masalah.

17
BAB III

PENUTUP

3.2 Kesimpulan

Keluarga merupakan orang yang mempunyai hubungan resmi, seperti


ikatan darah, adopsi, perkawinan dan perwalian, hubungan social dan adanya
hubungan psikologi (Hanson,2001,Dalam Doane & Varcoe,2005).

Anak usia toddler adalah anak usia 12 – 36 bulan ( 1 – 3 tahun ) pada


periode ini anak berusaha mencari tahu bagaimana sesuatu bekerja dan bagaimana
menngontrol orang lain melalui kemarahan, penolakan, dan tindakan keras kepala.
Hal ini merupakan periode yang sangat penting untuk mencapai pertumbuhan dan
perkembangan intelektual secara optimal ( Perry, 1998 ).

a. Saran

Setelah mempelajari dan memahami secara lebih dalam tentang konsep


dan penerapan askep keluarga pada toodler diharapkan mahasiswa mampu
menerapkan dilapangan.

18
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.co.id//ASUHAN_KEPERAWATAN_KELUARGA//
https://www.scrib.id//TUMBUH_KEMBANG TOODLER//

Anda mungkin juga menyukai