TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
bagian tubuh lain melalui sistem peredaran darah. Sistem saluran limfe,
7
Gambar.2.1 Alur Diagnosis dan Tindak lanjut TB Paru
Sumber : (Kemenkes,2014)
8
2. Cara Penularan TB
dalam dahaknya. Hal tersebut bisa saja terjadi oleh karena jumlah
langsung.
BTA positif adalah 65%, pasien TB BTA negatif dengan hasil kultur
9
a. Pasien TB Paru berdasarkan hasil konfirmasi pemeriksaan
Bakteriologis.
dengan BTA, biakan maupun tes cepat dari contoh uji jaringan
yang terkena.
bakteriologis.
10
2) Pasien TB ekstraparu yang terdiagnosis secara klinis maupun
1) Tuberkulosis Paru:
TB paru.
11
yang menderita TB pada beberapa organ, diklasifikasikan
terakhir.
12
6) Lain-lain: adalah pasien TB Paru yang pernah diobati namun
berupa :
1) Mono resistan (TB MR): resistan terhadap salah satu jenis OAT
2) Poli resistan (TB PR): resistan terhadap lebih dari satu jenis
OAT lini pertama selain Isoniazid (H) dan Rifampisin (R) secara
bersamaan
fluorokuinolon dan minimal salah satu dari OAT lini tiga jenis
(konvensional).
13
d. Klasifikasi pasien TB Paru berdasarkan status HIV
ART.
4. Etiologi
kuman berbentuk batang dengan ukuran panjang 1 – 4 /um dan tebal 0,3 –
0,6 /um. Sebagian besar kuman terdiri dari asam lemak lipid. Lipid inilah
yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadap
gangguan kimia dan fisik. Kuman dapat tahan hidup pada udara kering
maupun dalam keadaan dingin. Hal ini terjadi karena kuman berada
parasit intraseluler yakni dalam sitoplasma makrofag. Sifat lain kuman ini
oksigen pada bagian apikal paru-paru lebih tinggi daripada bagian lain,
14
5. Patofisiologi
sangat kecil pada waktu batuk atau bersin. Droplet yang sangat kecil ini
(Smeltzer, 2015).
Droplet yang mengandung kuman ini dapat terhisap oleh orang lain
jika kuman tersebut sudah menetap dalam paru dari orang yang
terjadi infeksi, ini adalah cara bagaimana infeksi tersebut menyebar dari
15
6. Pathway
16
7. Mekanisme Penularan TB Paru
permukaan. Ketika penderita TB paru aktif (BTA positif dan foto rontgen
keluar dari paru-paru menuju udara. Bakteri ini akan berada di dalam
bertahan di udara selama beberapa jam dan tidak dapat dilihat oleh mata
bacili per orang, dimana satu droplet dapat mengandung 1 hingga 400
bacili, namun belum jelas anggapan dosis relevan ini (Sakamoto, 2012).
17
berbagi udara dengan penderita TB paru pada tahap infeksius maka dia
8. Epidemologi
(Mansjoer, 2010).
sebagian besar orang yang telah terinfeksi (80 – 90). Pada umumnnya 2
atau 3 % dari mereka yang baru terkena infeksi akan timbul tuberkulosis
berikut:
2) Kepadatan penduduk.
18
9. Manifestasi klinik
a. Demam
yang masuk.
b. Batuk
19
juga terjadi pada ulkus dinding bronkus. Pada penyakit yang ringan
c. Nyeri dada
pleuritis.
d. Malaise
nyeri otot, keringat malam dan lain-lain. Gejala malaise ini makin
lama makin berat dan terjadi hilang timbul secara tidak teratur.
(puncak) paru. Bila dicurigai adanya infiltrat yang agak luas. Didapatkan
perkusi yang redup dan auskultasi suara nafas yang bronkial. Akan
didapatkan juga suara nafas tambahan berupa ronki basah kasar dan
nyaring. Tetapi bila infiltrat ini diliputi oleh penebalan pleura, suara
20
nafasnya menjadi vesikuler melemah. Bila terdapat kavitas yang cukup
ditemukan atrofi dan retraksi otot-otot interkostal. Bagian paru yang sakit
jadi menciut dan menarik isi mediastinum atau paru lainnya. Paru yang
menjadi lebih hiperinflasi bila jaringan fibrotik amat luas yakni lebih dari
a. Pemeriksaan Penunjang
1) Sputum
21
murah. Pemeriksaan tersebut berupa pemeriksaan mikroskopis
dari dahak yang telah dibuat sediaan apus dan diwarnai secara
Ziehl Nelson bila kuman basil tahan asam dijumpai dua kali dari
22
b. Tes tuberculin
dijumpai suatu hasil tes yang positif tidak selalu diikuti dengan
11. Pengobatan
Tabel 2.1
Tata cara pemberian obat tuberculosis paru
23
12. Pencegahan TB Paru
paru yaitu :
a. Tinggal di rumah.
Jangan pergi kerja atau sekolah atau tidur di kamar dengan orang lain
b. Ventilasi ruangan.
buka jendela dan gunakan kipas untuk meniup udara dalam ruangan
ke luar.
3-14 bulan
24
h. Makanan harus tinggi karbohidrat dan tinggi protein (Kemenkes RI,
2017).
1. Pengertian
Dalam fisioterapi tenaga alam yang dipakai antara lain listrik, sinar,
adalah salah satu dari Fisioterapi dada ini walaupun caranya keluhatan
tidak istimewa tetapi ini sangat efektif dalam upaya mengeluarkan sekret
terganggu. Jadi tujuan pokok fisioterapi dada pada penyakit paru adalah
Fisioterapi dada ini terdiri dari usaha-usaha yang bersifat pasif dan
25
latihan/pengendalian batuk, latihan bernafas, dan koreksi sikap (Helmi,
2. Kontra Indikasi
diantaranya yaitu fraktur atau patah tulang costae. Fisioterapi dada inijuga
tidak boleh dilakukan pada pasien dengan kegagalan jantung, status asma
tikus, renjatan, dan perdarahan masif, infeksi paru berat, dan tumor paru
(Helmi, 2015).
drainage.
26
d. Meminta klien untuk batuk dan mengeluarkan sekret segera setelah
perkusi selesai.
h. Dan lakukan vibrasi dengan cara getaran kuat secara serial yang
dihasilkan oleh tangan yang diletakan datar pada dinding dada klien.
1. Pengertian
cara untuk melatih pasien yang tidak memiliki kemampuan batuk secara
27
secret, maka sangat dianjurkan untuk melakukan latihan batuk efektif.
tidak efektif dan masalah risiko tinggi infeksi saluran pernafasan bagian
bawah yang berhubungan dengan akumulasi secret pada jalan nafas yang
Mechanism).
28
dan jalan nafas bagian bawah. Rangkian normal peristiwa dalam
benda asing lain. Kontraksi otot – otot ekspirasi melawan glottis yang
udara yang besar keluar dengan kecepatan tinggi saat glotis terbuka,
tempat secret dapat di keluarkan (Potter & Perry, 2010). Menurut PPU RS
Panti Rapih (2015) batuk efektif ini dapat dilakukan sebanyak 3 – 4 kali
dalam sehari.
c. Klien imobilisasi
efektif adalah :
29
a. Klien yang mengalami peningkatan Tekanan Intra Kranial (TIK)
efektif adalah :
mamae) dan mempertemukan kedua ujung jari tengah kanan dan kiri
c. Pada tarikan nafas dalam terkahir, nafas ditahan selama kurang lebih
2-3 detik.
kebutuhan pasien.
Proses keperawatan adalah proses yang terdiri dari lima tahap pengkajian
30
pemecahan masalah yang logis dan teratur untuk memberikan asuhan
efektif.
1. Pengumpulan Data
Tujuan :
b. Jenis data antara lain data objektif, yaitu data yang diperoleh melalui
tubuh, tekanan darah, serta warna kulit. Data subjekyif, yaitu data
31
2. Analisa Data
pengetahuan.
a. Perumusan Masalah
tetapi ada juga yang tidak dan lebih memerlukan tindakan medis.
misalnya pada pasien stroke yang tidak sadar maka tindakan harus
32
1) Pengkajian
a) Aktivitas/istirahat
33
Tanda : Takikardi, takipnea/dispnea pada kerja,Kelelahan
otot.
b) Integritas ego
c) Makanan/cair
d) Nyeri/kenyamanan
gelisah.
e) Pernafasan
terinfeksi.
34
Tanda : Peningkatan frekuensi pernafasan (penyakit luar
f) Keamanan
g) Interaksi social
h) Penyuluhan/pembelajaran
35
membaik/kambuhnya TB, Tidak berpartisipasi dalam
terapi.
3. Diagnosa Keperawatan
(Carpenito,2009).
yaitu:
akumulasi secret
4. Perencanaan/Intervensi Keperawatan
36
a. Merumuskan/memutuskan prioritas diagnosa keperawatan
4) Rencana pengobatan
SMART :
R : Reliable (nyata)
37
d. Menyusun intervensi keperawatan
38
Agen mukolitik,
contoh : asetil
sistem
8. (mucomys).
2 Ketidakefektifan Status respirasi Airway managemen :
pola napas 1. Buka jalan napas,
gunakan tehnik
chin lift atau jaw
trust bila perlu
2. Posisikan pasien
untuk
memaksimalkan
ventilasi
3. Identifikasi pasien
perlunya
pemasangan lata
jalan napas buatan
4. Pasang mayo
bila perlu
5. Lakukan fisioterapi
dada jika perlu
6. Keluarkan secret
dengan batuk atau
suction
7. Auskultasi suara
napas, catat adanya
suara tambahan
8. Lakukan suction
pada mayo
9. Berikan
brokodilator bila
perlu
39
2. Evaluasi
perubahan pada
tingkat
kesadaran, catat
sianosis dan/atau
perubahan pada
warna kulit,
termasuk
membran
mukosa dan
kuku.
3. Tunjukkan/
dorong bernafas
bibir selama
ekshalasi,
khususnya untuk
pasien dengan
fibrosis atau
kerusakan
parenkim.
4. Tingkatkan
tirah
baring/batasi
aktivitas dan
bantu aktivitas
perawatan diri
sesuai keperluan.
5. Implementasi Keperawatan
40
1) Tindakan yang dilakukan konsisten dengan rencana dan
baik oleh pasien, perawat atau yang lain, berorientasi pada tujuan
mencapai tujuan.
41
4) Dokumentasi tindakan dan respon pasien dicantumkan dalam
6. Evaluasi Keperawatan
b. Penilaian keberhasilan
42
1) Tujuan tidak realistis.
43
kesehatan sesuai waktu pada tujuan dan ditulis pada catatan
perkembangan.
d. Bentuk evaluasi
1) Evaluasi struktur
2) Evaluasi proses
3) Evaluasi hasil.
44
45