Anda di halaman 1dari 12

p-ISSN: 2086-4280

Dewita, Mujib, & Siregar e-ISSN: 2527-8827

Studi Etnomatematika tentang Bagas Godang sebagai


Unsur Budaya Mandailing di Sumatera Utara
Azhari Dewita1, Abdul Mujib2*, dan Hasratuddin Siregar3

Sekolah Pascasarjana, Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah


Jalan Garu II No. 02 Medan, Sumatera Utara, 20147, Indonesia
1dewipasaribu03@gmail.com
2*mujib_umnaw@yahoo.co.id

Universitas Negeri Medan


Jalan Willem Iskandar Pasar V, Medan Estate, Sumatera Utara, Indonesia
3siregarhasratuddin@yahoo.com

Artikel diterima: 12-08-2018, direvisi: 22-01-2019, diterbitkan: 31-01-2019

Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui konsep (ide-ide) matematika yang terdapat pada rumah
adat Mandailing yaitu Bagas Godang. Mandailing adalah salah satu suku Batak yang terletak di
Kabupaten Tapanuli Selatan Sumatera Utara. Salah satu unsur budaya Mandailing adalah rumah
adat Bagas Godang Sumatera Utara yang seharusnya menjadi perhatian pemerintah daerah
setempat. Bagas Godang merupakan unsur budaya Mandailing yang dapat di jadikan media
pembelajaran matematika sekolah, sehingga pembelajaran matematika dapat dimulai dari
memperkenalkan budaya lokal seperti rumah adat budaya Mandailing atau Bagas Godang.
Tulisan ini mengeksplorasi konsep-konsep matematika pada struktur dan ornamen rumah adat
Bagas Godang. Pembahasan yang bersifat deskriptif memberi gambaran tentang ornamen rumah
adat Bagas Godang lebih terperinci. Hasil eksplorasi dan analisis ornamen-ornamen Bagas
Godang ditemukan adanya konsep matematika berupa konsep grup, geometri dan trasformasi
geometri dan komposisinya.
Kata Kunci: mandailing, bagas godang, etnomatematika, konsep matematika, grup, geometri,
transformasi geometri.

Ethnomatematic Study of Bagas Godang as a Mandailing Culture Element in


North Sumatera
Abstract
The purpose of this study was to find out the concepts (ideas) of mathematics in the traditional
Mandailing house, Bagas Godang. Mandailing is one of the Batak tribes located in South Tapanuli
Regency, North Sumatra. One element of Mandailing culture is the traditional house of Bagas
Godang, North Sumatra, which should be the concern of the local government. Bagas Godang is
an element of Mandailing culture that can be used as a medium for school mathematics learning,
so that mathematics learning can be started from introducing local culture such as the traditional
Mandailing or Bagas Godang cultural houses. This research explores mathematical concepts in
the structure and ornaments of the traditional Bagas Godang house. Descriptive discussion gives
an overview of the traditional Bagas Godang house ornaments in more detail. Exploration and
analysis of Bagas Godang ornaments found mathematical concepts such as group concepts,
geometric concepts, and geometric transformations and their compositions.
Keyword: mandailing, bagas godang, etnomatematics, mathematical concepts, group, geometry,
geometric transformations.

Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika 1


Volume 8, Nomor 1, Januari 2019
Copyright © 2019 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
http://journal.institutpendidikan.ac.id/index.php/mosharafa

I. PENDAHULUAN masyarakat, khususnya guru-guru


Kehadiran inovasi pembelajaran matematika. Negara Indonesia sebagai
matematika sangat diperlukan sehingga negara yang beragam suku bangsa yang
pembelajaran matematika dapat menjadi setiap suku masing-masing mempunyai
lebih menyenangkan (Mujib, 2018). Oleh budaya atau adat-istiadatnya sendiri, cukup
sebab itu dalam mengajarkan matematika, punya potensi untuk memaksimalkan
guru sebaiknya menggali pengetahuan pengkajian dalam bidang budaya termasuk
matematika yang diperoleh dari kehidupan etnomatematika. Dengan perkembangan
masyarakat di sekitar tempat tinggalnya. matematika dan dilatar belakangi
Hal-hal yang konkret dan berkaitan dengan kebutuhan hidup yang berbeda, maka
pengalaman siswa dalam kehidupan sehari- setiap budaya dan sub budaya diharapkan
hari dapat dijadikan sebagai sumber belajar dapat mengembangkan matematika
yang menarik. Guru dapat mengaitkan dengan bekerja sama antara pihak terkait
materi matematika dengan aktivitas siswa agar kebudayaan lokal dapat dilestarikan
dalam kehidupan sehari-hari dan kemudian kepada generasi penerus bangsa.
secara perlahan mencari notasi Matematika sesungguhnya telah
formal/bentuk matematiknya (Afriansyah, digunakan oleh setiap masyarakat dalam
2012). Selain itu, guru juga diharapkan kehidupan sehari-hari. Matematika adalah
mampu mengembangkan pembelajaran bagian dari kebudayaan dan bagian dari
yang memanfaatkan media atau alat bantu kehidupan sehari-harinya (Murtiyasa,
peraga atau memanfaatkan unsur budaya 2010). Oleh karena itu pembelajaran
masyarakat yang ada. Sebagaimana matematika di sekolah dewasa ini harus
pendapat Nugraha & Sundayana (2014) dikaitkan dengan konteks kehidupan
bahwa pembelajaran dengan dibantu alat sehari-hari siswa (Afriansyah, 2017),
peraga lebih menyenangkan dan mudah dengan model pembelajaran yang relevan
dipahami. Salah satu aspek yang dapat dengan permasalahan sehari-hari.
dikembangkan untuk inovasi pembelajaran Pembelajaran yang mengaitkan dengan
tersebut adalah budaya lokal setempat kehidupan sehari-hari adalah pembelajaran
(kebudayaan daerah). Salah satu wujud berbasis budaya. Ada empat komponen
pembelajaran berbasis budaya lokal yang harus diperhatikan dalam
tersebut adalah etnomatematika. pembelajaran berbasis budaya, yaitu
Etnomatematika merupakan kesadaran substansi dan kompetensi bidang ilmu
baru tentang pengenalan potensi diri bidang studi, kebermaknaan dan proses
masyarakat di bidang matematika, yaitu pembelajaran, penilaian hasil belajar, serta
matematika di desain dalam kelompok- peran budaya. Pembelajaran berbasis
kelompok budaya baik dari suku asli budaya lebih menekankan tercapainya
maupun orang-orang yang punya pemahaman yang terpadu (integrated
kepentingan dalam bidang matematika understanding) dari pada sekedar
(Hasanuddin, 2017). Kajian pemahaman mendalam (inert
etnomatematika masih minim dibicarakan understanding) (Supriadri, 2013). Dengan
dan masih awam pada sebahagian besar menerapkan pembelajaran berbasis

2 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika


Volume 8, Nomor 1, Januari 2019
Copyright © 2019 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
p-ISSN: 2086-4280
Dewita, Mujib, & Siregar e-ISSN: 2527-8827

budaya, diharapkan siswa dapat Kebudayaan fisik arsitektur atau seni


memahami konsep dan mengurangi bangunan rumah adat Mandailing adalah
terjadinya miskonsepsi. Karena miskonsepsi bagian yang penting dari kebudayaan fisik
selalu muncul dalam kegiatan belajar masyarakat Mandailing. Terutama
mengajar matematika (Mujib, 2017). Untuk arsitektur atau seni bina bangunan adat
itu, perlu sekali mengeksplorasi konsep berupa istana raja yang dinamakan Sopo
matematika yang ada pada unsur budaya di Sio Mangodang atau Bagas Godang dan
Indonesia. balai sidang adat yang dinamakan Sopo Sio
Keanekaragaman budaya Indonesia Rancang Magodang atau Sopo Godang.
yang tersebar luas di beberapa kepulauan Bagas Godang merupakan nama rumah
Nusantara memiliki nilai estetis yang tinggi, adat yang ada pada masyarakat suku
terutama dilihat dan diukur dari kadar Mandailing. Hasil survei peneliti yang
seninya. Seni bangunan, seni tari, seni dilakukan di daerah Muaratais kecamatan
kerajinan, seni pahat, seni ukir, seni hias Batang Angkola Tapanuli Selatan, mulai dari
dan lain-lainnya. Seni bangunan tradisional anak kecil sampai orang dewasa sebagian
merupakan ciri khas suatu suku bangsa besar tidak tahu mengenai Bagas Godang
yang ada di setiap daerah. Sumatera Utara terlebih lagi tentang filosofi dan makna
termasuk penduduknya yang terdiri dari yang terkandung di dalamnya. Sehingga
berbagai suku (etnis) diantaranya suku sangat perlu dilakukan pelestarian budaya
Batak, suku Jawa, suku Melayu dan lain khususnya budaya Bagas Godang. Dengan
sebagainya. Suku Batak termasuk suku yang mengeksplorasi konsep – konsep
banyak penghuninya di Sumatera Utara. matematika yang ada pada ornamen Bagas
Suku Batak terbagi lagi dalam beberapa Godang, kita juga telah melakukan
suku Batak Karo, Batak Simalungun, batak pelestarian budaya tersebut. Sebagaimana
Toba, Batak Mandailing (Kozok, 1999). Lubis dkk (2018) yang telah mengeksplorasi
Salah satu bangunan tradisional yang masih konsep-konsep matematika pada alat
dijaga kelestariannya adalah bangunan musik Mandailing yaitu Gordang Sambilan,
rumah adat atau rumah yang diadatkan. maka rumah adat bagas godang juga
Suku Mandailing masih kental dengan merupakan rumah adat yang tidak lepas
adat istiadat. Salah satu bentuk budaya dari konsep matematika. Berdasarkan
yang dapat langsung dilihat adalah rumah uraian di atas, kajian ini bertujuan untuk
adat Bagas Godang. Dalam sistem mengungkapkan konsep-konsep
kemasyarakatan Mandailing, daerah matematika yang ada dalam rumah adat
pemerintahan harus mempunyai rumah Mandailing Bagas Godang.
raja yaitu Bagas Godang dan Sopo Godang. Dalam kehidupan bermasyarakat suku
Di daerah Mandailing, masyarakatnya Mandailing mempunyai suatu kerajaan
mempunyai filsafat atau pandangan hidup yang disebut Huta (Lubis, 2014). Suatu
mengatakan “hombar do adat dohot” daerah kerajaan tentunya mempunyai
ibadat artinya adat dan ibadat tidak dapat seorang raja yang memimpin daerah
dipisahkan, adat tidak boleh bertentangan tersebut dan bertempat tinggal di istana
dengan agama Islam (Harahap, 2016). raja. Raja dalam pengertiannya seseorang
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika 3
Volume 8, Nomor 1, Januari 2019
Copyright © 2019 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
http://journal.institutpendidikan.ac.id/index.php/mosharafa

yang sudah dinobatkan secara adat untuk kampung telah diresmikan sesuai dengan
memangku adat dimana karakter orang ketentuan adat, huta itu kemudian menjadi
tersebut sudah bisa menjadi panutan atau bona bulu. Ciri-ciri huta yang menjadi bona
jadi contoh teladan kepada masyarakat bulu adalah jika dikampung tersebut sudah
sekitarnya yang dalam bahasa dinobatkan seorang raja dan mempunyai
Mandailingnya seperti yang dituturkan tempat tinggal yaitu Bagas Godang Seperti
pemangku adat Bagas Godang Janji Mauli Bagas Godang di daerah lain ada juga
yaitu: ”Jonjong jadi tudosan juguk jadi mempunyai ciri yang berbeda. Seperti
tiruan” yang artinya semua tingkah laku ditanamnya pohon beringin dan berfungsi
dan gerak geriknya dari ujung rambut ke sebagai pembatas daerah atau benteng
ujung kaki menjadi panutan bagi pertahanan kampung tersebut.
masyarakatnya. Terdapat juga istilah
“madung malo manyurat malo mamasa
majo tangis so malo martata” yang artinya
orang yang bisa membaca baik yang
tersurat apalagi yang tersirat dan orang
yang penuh pengalaman dan berwawasan
yang luas dan tahu penderitaan sebelum
tahu kebahagiaan. Orang yang tahu
penderitaan yang bisa memahami
rakyatnya tentang kehidupan. Raja pada
suku Mandailing dikenal dengan sebutan Gambar 1. Rumah Adat Bagas Godang Janji Mauli.

Hatobangon ni Luhat atau Huta yang


artinya orang yang dituakan di kampung Di samping sebagai pembatas juga
tersebut. Gelar ini diabadikan kepada tanaman tersebut merupakan benteng
seseorang karena paham mengenai adat, pertahanan serangan musuh baik yang
mempunyai pengalaman yang luas dan rela nyata ataupun tidak nyata (Kholilah 2017).
mengabdikan dirinya untuk masyarakat Dalam masyarakat Mandailing yang sudah
(Kholidah, 2017). menjadi bona bulu harus mempunyai
Bagaimana layaknya seorang raja, dalam rumah adat Bagas Godang agar kegiatan
hal ini raja adat tentu mempunyai satu kemasyarakatan mempunyai
kediaman (singgasana), yaitu Bagas kesekretariatan dan kegiatan tersebut
Godang dan Sopo Godang. Bagas Godang terordiner dengan baik. Bangunan adat
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1, lainnya di Mandailing adalah Sopo Godang
merupakan bangunan arsitektur yang (lihat Gambar 2). Sopo Godang adalah
digunakan sebagai tempat kediaman raja, sebuah bangunan yang berbentuk empat
sementara itu Sopo Godang digunakan persegi panjang (Kholilah, 2017). Bangunan
sebagai balai pertemuan. Rumah adat ini menyerupai bentuk Bagas Godang tetapi
Bagas Godang berfungsi sebagai tempat dalam ukuran yang lebih kecil, terbuka dan
tinggal atau kediaman raja adat sebagai tidak memiliki dinding. Sopo Godang ini
pemimpin huta. Apabila sebuah huta atau seperangkat dengan Bagas Godang dan
letaknya berdampingan dengan Bagas
4 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
Volume 8, Nomor 1, Januari 2019
Copyright © 2019 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
p-ISSN: 2086-4280
Dewita, Mujib, & Siregar e-ISSN: 2527-8827

Godang. Sebagai balai pertemuan dan bagian teras terdapat empat tiang (hotang
memiliki fungsi yang lebih luas na opat) yaitu : Patik, uhum, ugari dan ujar-
dibandingkan Bagas Godang, Sopo Godang ujaran. Patik artinya ketetapan adat yang
digunakan sebagai tempat berbagai mutlak yang tidak bisa diubah. Uhum
aktivitas seperti musyawarah adat, balai adalah sanksi bagi yang melanggar adat.
sidang pengadilan, pentas seni, tempat Ugari adalah pengalaman manusia dalam
belajar adat, hukum, belajar kerajinan kehidupan sementara ujar-ujaran
tangan serta ilmu yang lainnya. melambangkan dalam agama dan adat
harus bisa berdampingan. Bentuk tiang
pada rumah raja (Bagas Godang) janji mauli
sudah dimodifikasi dengan perpaduan
bangun segi delapan, tabung. Bersebelahan
dengan tiang terdapat bendera adat
berwarna putih dan kuning. Bendera ini
digunakan dalam acara adat.
Struktur bagian atas merupakan struktur
atap, balok-balok atap dan penutup atap.
Pada bagian ini terdapat bindu matoga-
Gambar 2. Sopo Godang Janji Mauli.
matogu atau tutup ari dihiasi dengan
ornamen tiga warna (putih, merah dan
Kedua bangunan adat tersebut bukan
hitam) yang erat kaitannya dengan tata
hanya penting bagi masyarakat Mandailing
cara kehidupan Mandailing. Setiap bagian
dari segi penggunaan praktisnya saja.
dari ornamen tersebut mengandung
Tetapi juga dari keberadaannya sebagai
makna. Atap rumah raja memiliki tutup
lambang status untuk menunjukkan
ari (bidang segitiga pada atap) pada tiap
kehormatan, kemuliaan dan kebesaran
sisi, yaitu 4 (empat) buah tutup ari yang
kelompok masyarakat atau komunitas di
dilengkapi dengan ornamen dan ditambah
tempat kedua bangunan itu berada. Jika di
satu buah pada bagian atap tangga. Dan
satu tempat terdapat bangunan Bagas
bidang tutup ari dibagi atas sembilan
Godang dan Sopo Godang, itu menandakan
bagian yang diberi hiasan dan memiliki
bahwa tempat itu merupakan pusat
makna tersendiri.
pemerintahan huta atau banua, yang
sekaligus berarti bahwa di tempat itu telah
diakui berdirinya satu kerajaan dengan
pemerintahan yang otonom (nasution &
pandapotan, 2005).
Bentuk dan struktur rumah adat
Mandailing Bagas Godang Janji Mauli
terdiri dari dua lantai permanen Pada
rumah adat Mandailing Bagas Godang Janji
Mauli bentuk panggung, Di lantai dua Gambar 3. Gelanggang Janji Mauli.

Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika 5


Volume 8, Nomor 1, Januari 2019
Copyright © 2019 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
http://journal.institutpendidikan.ac.id/index.php/mosharafa

apa pun harus ada saringan atau filter


II. METODE mana yang harus didengarkan mana yang
Tujuan utama penelitian ini yaitu untuk harus di abaikan, 3) Bersih hatinya, artinya
mengeksplorasi konsep matematika yang orang yang bersih hatinya tentu jauh dari
ada pada rumah adat Bagas Godang suku sifat-sifat penyakit hati yang ada hanya
Mandailing Sumatera Utara. Oleh karena ikhlas dalam berbuat dan bekerja tanpa
itu penelitian ini menggunakan metode pamrih. Dan bidang tutup ari dibagi atas
kualitatif deskriptif dengan tahapan terdiri sembilan bagian yang diberi hiasan dan
dari: memiliki makna tersendiri. Ornamen yang
1. Mengidentifikasi berbagai unsur diterangkan pada tutup ari Bagas Godang
etnomatematika dan Sopo Godang berupa garis-garis
2. Menetapkan informan geometris (garis lurus) kecuali yang
3. Menggali informasi melalui wawancara menggambarkan benda-benda alam,
dan observasi lapangan seperti matahari, bulan, dan bintang, serta
4. Membuat catatan etnografis bunga. Ornamen –ornamen (bolang) yang
5. Mengajukan pertanyaan deskriptif berfungsi sebagai simbol atau lambang.
6. Membuat kesimpulan melalui Simbol atau lambang itu memiliki makna –
triangulasi data. makna yang sangat mendalam bagi
masyarakat suku Mandailing.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Di dalamnya terkandung nilai-nilai,
Atap rumah raja memiliki tutup ari gagasan-gagasan, konsep-konsep, norma-
(bidang segitiga pada atap) pada tiap sisi, norma dan kaidah-kaidah, hukum dan
yaitu 4 (empat) buah tutup ari yang ketentuan adat istiadat yang menjadi
dilengkapi dengan ornamen dan ditambah landasan dan pegangan dalam mengarungi
satu buah pada bagian atap tangga. Seperti bahtera kehidupan bermasyarakat.
yang ditunjukkan pada gambar 4. Pada Dilihat motif dari sudut ornamen yang
bagian atas tutup ari terdapat tiga cabang ada pada rumah adat Mandailing Bagas
yang diberi nama marsalapsap Godang dalam Nasution (2011) telah
pandenggani yang menggambarkan tiga menjelaskan nilai-nilai filosofis, nama
sifat mulia yaitu : parbinegean, ornamen, serta geometri bidang apa saja
marparnidaan, dan marpangarohai, yang yang membangun ornamen bagas gondang
artinya 1) bagus dalam penglihatan sebagai berikut:
maksudnya selalu menggunakan cara
pandang yang positif karena kalau
seseorang berpandangan positif tentu
setiap apa pun dalam fenomena kehidupan
ini tentu selalu mencari apa makna yang
ada didalamnya, 2) Bagus dalam
pendengaran artinya peka dalam berita
maksudnya kapan berita suka cita kapan
berita duka cita dan setiap mendengarkan
Gambar 4. Tutup Ari Bagas Godang.
6 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
Volume 8, Nomor 1, Januari 2019
Copyright © 2019 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
p-ISSN: 2086-4280
Dewita, Mujib, & Siregar e-ISSN: 2527-8827

Tabel 1.
Filosofi Makna Ornamen pada Tutup Ari Bagas Godang
Konsep Bentuk Ornament Nama Filosofi
Matematika Ornament
di tempat tersebut berdiri satu kerajaan yang
garis-garis sarana prasarananya lengkap antara lain :
Geometri,
tegak lurus unsur-unsur dalian natolu, (mora, kahanggi,
garis lurus,
(bona dan anak boru), raja pamusuk, Namora
dan simetris.
bulu) Natoras, Ulubalang, Bayo-bayo Nagodang,
Datu dan Sibaso.

System sosial Dalian natolu (tiga tunggu


Geometri, Bindu atau
sejarangan) atau adat markoum sisolkot
segitiga dan rusuk
(adat berkaum kerabat) yang dianut oleh
simetris robung
masyarakat setempat.

Geometri, Fungsi raja dan namora Natoras, segala


segitiga, sesuatu perihal , baik itu menyangkut
Burangir
pencerminan, pelaksanaan upacara adat dan ritual harus
eropik
simetris kiri terlebih dahulu meminta pertambangan dan
dan kanan. ijin kepada raja dan namora na toras

pendiri huta. Artinya , Huta tersebut didirikan


oleh Natoras yang sekaligus berkedudukan
Geometri,
sebagai pimpinan pemerintahan dan
pencerminan, Bintang Na
pimpinan adat yang dilengkapi dengan
simetris kiri Toaras
hulubalang , Bayo-bayo nagodang, datu, dan
dan kanan
Sibaso

suatu huta yang sempurna, Artinya huta


Geometri, tersebut lengkap dengan segala atribut
simetris kiri Rudang kebesaran adatnya seperti pakaian adat,
dan kanan uning-uninga, senjata dan lain sebagainya.

Pendiri huta. Huta tersebut didirikan oleh


Geometri, natoras yang sekaligus berkedudukan
Bintang na
segitiga dan sebagai pimpinan pemerintahan dan
toras
simetris pimpinan adat yang dilengkapi oleh hulu
baling, bayo-bayo nagodang, datu dan sibaso

Keteraturan dan keharmonisan hidup


bersama, artinya hubungan kekerabatan
Geometri dan sangat erat dan berlangsung secara harmonis
Raga-raga
simetris dengan terjadinya hubungan perkawinan
antar marga, baik sesama warga huta
maupun orang yang berasal dari huta lain.

suatu kejadian yang tak terduga.Artnya,


Geometri, Seseorang datang ke suatu huta dan ia
pencerminan langsung ke sopo godang , maka Namora
Sancang
dan simetris Natoras wajib memberinya makan selama ia
Duri
kiri dan berada dihuta itu dan apabila ia
kanan meninggalkan huta harus diberi bekal
makana

Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika 7


Volume 8, Nomor 1, Januari 2019
Copyright © 2019 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
http://journal.institutpendidikan.ac.id/index.php/mosharafa

Geometri, kepatuhan masyarakat terhadap adat istiadat


segitiga, . Artinya, dalam setiap huta telah ada
belah ketupat ketentuan mengenai adat Marraja, adat
Jagar-jagar
dan simetris Marmora, Markahanngi, Maranakboru, dan
kiri dan adat Naposo Nauli Bulung.
kanan.

Disisi lain dari sudut ornamen yang ada transformasi. Berdasarkan gambar 5, 𝐴𝐵 ⃗⃗⃗⃗⃗
pada rumah adat Mandailing Bagas adalah vektor pada motif dasar bona bulu
Godang terdapat konsep–konsep dan 𝑃 adalah titik pada motif tersebut.
matematika dan nilai filosofis masyarakat Misalkan 𝑇(𝑃) adalah translasi titik 𝑃 oleh
Mandailing. Berdasarkan ornamen- vector ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 , 𝑇 −1 (𝑃) adalah translasi titik 𝑃
ornamen tutup ari bagas godang, di sini ⃗⃗⃗⃗⃗ , dan 𝑇 𝑛 (𝑃) = 𝑃𝑛
oleh translasi 𝐵𝐴
akan di eksplorasi konsep matematika
komposisi tanslasi 𝑇 terhadap titik 𝑃
yang ada pada ornamen bona bulu, bindu,
sebanyak 𝑛 kali dan 𝑃𝑛 merupakan bayang
dan burangir eropik.
titik 𝑃 oleh komposisi translasi 𝑇 𝑛 , maka
himpunan
A. Bona Bulu
{… 𝑇 −2 (𝑃), 𝑇 −1 (𝑃), 𝐼(𝑃), 𝑇(𝑃), 𝑇 2 (𝑃), 𝑇 3 (𝑃), … }
Bona bulu memiliki nilai filosofi bahwa
merupakan sebuah grup siklis yang
di tempat tersebut berdiri satu kerajaan
mengekspresikan secara matematis dari
yang sarana prasarananya lengkap antara
ornamen bona bulu. Oleh karena itu,
lain: unsur-unsur dalian natolu, (mora,
terdapat beberapa konsep matematika
kahanggi, dan anak boru), raja pamusuk,
yang ada pada proses pembentukan
namora natoras, ulubalang, bayo-bayo
ornamen bona bulu diantaranya konsep
nagodang, datu dan sibaso.
translasi, komposisi fungsi translasi,
Secara konsep matematis, ornament
vektor. Selain itu terdapat juga bentuk
bona bulu dapat di eksplorasi
bangun datar persegi dan persegi panjang.
menggunakan konsep geometri

Gambar 5. Motif dasar Bona Bulu dan Proses Konstruksinya

8 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika


Volume 8, Nomor 1, Januari 2019
Copyright © 2019 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
p-ISSN: 2086-4280
Dewita, Mujib, & Siregar e-ISSN: 2527-8827

B. Bindu atau Rusuk Robung merefleksikan motif dasar terhadap garis 𝑙


Dalam menjawab rumusan masalah dan diperoleh motif pembangun dari
pertanyaan penelitian, hasil penelitian ornament rusuk robung (lihat gambar 7b).
harus disimpulkan secara eksplisit. Selanjutnya, kita dapat mengonstruksi
Penafsiran terhadap temuan dilakukan ornamen bindu berdasarkan motif
dengan menggunakan logika dan teori- pembangun. Berdasarkan gambar 7b dan
teori yang ada. Temuan berupa kenyataan 7c, diketahui vektor ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐷𝐸 dan titik 𝑄 pada
di lapangan diintegrasikan/ dikaitkan motif pembangun Bindu. Misalkan 𝜏(𝑄)
dengan hasil-hasil penelitian sebelum adalah translasi titik 𝑄 oleh vector ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐷𝐸 ,
Bindu atau Rusuk Robung berarti system maka himpunan {… , 𝜏 −2 , 𝜏 −1 , 𝑖, 𝜏, 𝜏 2 , … }
sosial Dalian Natolu (tiga tunggu adalah ekspresi matematis dari ornament
sejarangan) atau adat markoum sisolkot bindu atau rusuk robung.
(adat berkaum kerabat) yang dianut oleh Oleh karena itu, pada ornamen bindu
masyarakat setempat. atau rusuk robung, kita dapatkan
Proses konstruksi ornamen Bindu beberapa konsep matematis seperti
secara konsep matematis dapat refleksi garis, translasi, dan komposisi
ditunjukkan seperti pada gambar 6. fungsi translasi.
Berdasarkan gambar 6a, misalkan titik 𝐶 Selain itu terdapat beberapa unsur
adalah titik yang berada di sudut kanan geometri bidang seperti segitiga,
bawah motif dasar rusuk robung, dan garis jajargenjang, dan trapesium. Konsep-
𝑙 tegak lurus dengan garis sumbu 𝑥 dan konsep ini dapat dikembangkan dalam
melalui titik 𝐶, maka dengan bentuk pembelajaran di dalam kelas.

Gambar 6. (a) Motif Dasar Bindu, (b) Motif Pembangun Bindu, (c) Proses Konstruksi Ornamen Bindu

C. Burangir Eropik meminta pertimbangan dan ijin kepada


Burangir Eropik memiliki makna fungsi raja dan namora natoras. Untuk
raja dan namora natoras, segala sesuatu mengonstruksi ornamen burangir eropik
baik itu menyangkut pelaksanaan upacara secara matematis, dapat dengan
adat dan ritual harus terlebih dahulu menggunakan konsep geometri
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika 9
Volume 8, Nomor 1, Januari 2019
Copyright © 2019 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
http://journal.institutpendidikan.ac.id/index.php/mosharafa

transformasi. Perhatikan pada gambar 7, Definisikan 𝑅𝑇 𝑛 (𝑥) adalah komposisi


gambar 7a merupakan motif dasar refleksi dan translasi, dimana motif dasar
ornamen burangir eropik, dengan burangir eropik di relefksikan terhadap
merefleksikan garis 𝑙, diperoleh motif garis 𝑙, kemudian motif dasar burangir
pembangun ornament burangir eropik eropik dan bayangannya dilakukan
sebagaimana diperlihatkan pada gambar komposisi translasi oleh vektor ⃗⃗⃗⃗⃗ 𝐹𝐺 .
7b. Berdasarkan gambar 7, Misalkan titik 𝑆 Sehingga diperoleh himpunan
pada bidang motif dasar burangir eropik −2 −1 2 3
{… 𝑅𝑇 , 𝑅𝑇 , 𝐼, 𝑅𝑇, 𝑅𝑇 , 𝑅𝑇 , … } yang
dan diberikan vektor ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐹𝐺 pada bidang merupakan sebuah grup yang
motif pembangun burangir eropik, maka mengekspresikan ornament burangir
𝑅(𝑆) merupakan bayangan dari refleksi eropik.
motif dasar terhadap garis 𝑙 dan 𝑇(𝑥)
merupakan translasi oleh vector ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐹𝐺 .

Gambar 7. (a) Motif Dasar Burangir Eropik, (b) Motif Pembangun Burangir Eropik, (c) Konstruksi Ornamen
Burangir Eropik.

Dengan demikian, untuk mengonstruksi yang dapat dibuat sebagai pembelajaran


ornamen burangir eropik secara matematika di sekolah. Contohnya
matematis, terdapat beberapa konsep Ornamen yang terdapat pada tutup ari
matematika diantaranya refleksi, translasi, bagas godang berbentuk segitiga yang
dan komposisi fungsi refleksi dan translasi. melambangkan dalian na tolu yang artinya
Selain itu, terdapat bentuk geometri tungku yang mempunyai kaki tiga. Secara
bidang datar seperti segitiga, belah etimologi merupakan suatu tumpuan yang
ketupat, trapesium, dan segi enam. komponen atau unsurnya terdiri dari tiga,
dengan maksud memberi keseimbangan
D. Pembahasan terhadap tungku tersebut. Dalam upacara-
Ornamen-ornamen yang terdapat pada upacara adat, ketiga lembaga dalam
tutup ari bagas godang tersebut dalihan na tolu ini memegang peranan
mempunyai konsep-konsep matematika yang penting dalam menetapkan

10 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika


Volume 8, Nomor 1, Januari 2019
Copyright © 2019 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
p-ISSN: 2086-4280
Dewita, Mujib, & Siregar e-ISSN: 2527-8827

keputusan-keputusan. Dari segi konsep IV. PENUTUP


matematika tutup ari ini adalah segi tiga Ornamen yang ada pada tutup ari
yang peranannya sangat penting dalam bagas godang dan sopo godang berupa
kemasyarakatan. Ibarat sebuah segitiga garis-garis geometris (garis lurus)
sama sisi, tentu mempunyai sudut yang menggambarkan benda-benda alam,
sama besarnya dan panjang sisi yang sama seperti matahari, bulan dan bintang serta
dan peranan yang sama pentingnya. bunga. Fungsi utama dari ornamen
Dengan menggunakan masalah tersebut bukan sekadar sebagai hiasan,
kontekstual yang sangat dekat dengan tetapi berfungsi simbolik untuk
kehidupan siswa, membuat siswa lebih menunjukkan banyak hal yang berkaitan
menyukai dengan masalah-masalah yang dengan nilai budaya dan pandangan hidup
diberikan. Selain itu, siswa lebih masyarakat Mandailing. Bagian-bagian dari
termotivasi dan tertarik untuk bangunan Bagas Godang diberi nama juga
menyelesaikan permasalahan yang mengandung makna simbolik.
diberikan. Hasil eksplorasi yang ada pada seni
Pada bagian tutup ari rumah adat bagas bangunan rumah adat Bagas Godang dan
godang, memiliki banyak motif-motif atau ornamen yang ada pada Bagas Godang
ornamen yang memiliki makan filosofi tersebut diperoleh beberapa konsep
diantaranya ornamen bona bulu, bindu matematika diantaranya konsep grup
atau rusuk robung, dan burangir eropik. siklis, translasi dan refleksi, vektor, serta
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui beberapa bangun geometri bidang seperti,
bahwa setiap ornamen dapat dieksplorasi persegi, persegi panjang, macam-macam
konsep-konsep geometri yang ada pada segitiga, trapesium, jajargenjang, belah
setiap ornamen. Konsep-konsep ini seperti ketupat, dan segi enam beraturan. Konsep
konsep grup siklis dan konsep geometri matematika yang telah ditemukan masih
transformasi dapat diberikan dan diajarkan dapat dieksplorasi dan dimodifikasi dalam
kepada siswa kelas sekolah menengah atas bentuk bahan ajar yang di desain dan
bahkan perguruan tinggi. Selain itu, dikemas secara menarik sehingga dapat
ornamen2 ini juga dapat dijadikan materi diajarkan di dalam kelas.
bahan ajar untuk siswa level sekolah
menengah bahkan sekolah dasar dengan UCAPAN TERIMA KASIH
khususnya pada topik geometri bidang Banggor Patuan dan Bahraini, Tutur
datar. Siswa dapat mengenal budaya Poda Pangalaho ni Partuturon Adat
mereka sekaligus dapat mempelajari Dalihan Natolu Tapanuli Bahagian Selatan.
konsep-konsep matematika dengan baik.

Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika 11


Volume 8, Nomor 1, Januari 2019
Copyright © 2019 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
http://journal.institutpendidikan.ac.id/index.php/mosharafa

DAFTAR PUSTAKA Mujib, A. (2017). Identifikasi Miskonsepsi


Afriansyah, E. A. (2012). Implementasi Mahasiswa Menggunakan CRI pada
Pmri dalam Materi Sifat Komutatif dan Mata Kuliah KalkuluS II. Mosharafa:
Assosiatif pada Bilangan Bulat untuk Jurnal Pendidikan Matematika, 6(2),
Level Siswa Sd/mi. Mosharafa: Jurnal 181-192.
Pendidikan Matematika, 1(2), 67-72. Mujib, A. (2018, April). Konflik Kognitif
Afriansyah, E. A. (2017). Desain Lintasan dalam Pembelajaran Kalkulus II. Dalam
Pembelajaran Pecahan melalui Prosiding Seminar Nasional Hasil
Pendekatan Realistic Mathematics Penelitian (Vol. 1, No. 1, pp. 87-96).
Education. Mosharafa: Jurnal Murtiyasa, B. (2010). Strategi
Pendidikan Matematika, 6(3), 463- Pengembangan Pembelajaran
474. Matematika pada Abad XX.
Harahap, E. M. (2016). Variasi Fonologi Nasution, H. & Pandapotan, S, H. (2005).
dan Leksikon Dialek Angkola Desa Adat Budaya Mandailing Dalam
Sialagundi di Desa Aek Garugur Tantangan Zaman, Prov. Sumatera
Kabupaten Tapanuli Selatan. Jurnal Utara: Forkala.
Metamorfosa, 2(2). Nugraha, A., & Sundayana, R. (2014).
Hasanuddin, H. (2017). Etnomatematika Penggunaan Alat Peraga sebagai
Melayu: Pertautan Antara Matematika Upaya untuk Meningkatkan Prestasi
Dan Budaya Pada Masyarakat Melayu Belajar dalam Memahami Konsep
Riau. Sosial Budaya, 14(2), 136-149. Bentuk Aljabar pada Siswa Kelas VIII di
Kholilah, A., dkk. (2017). Bentuk Dan SMPN 2 Pasirwangi. Mosharafa: Jurnal
Fungsi Rumah Adat Raja Pamusuk Pendidikan Matematika, 3(3), 133-
Mandailing. Bercadik: Jurnal 142.
Pengkajian dan Penciptaan Seni, 2(1). Supriadi, M. P. (2013). Pembelajaran
Kozok, U. (1999). Warisan leluhur: sastra Etnomatematika dengan Media Lidi
lama dan aksara Batak (Vol. 17). dalam Operasi Perkalian Matematika
Kepustakaan Populer Gramedia. untuk Meningkatkan Karakter Kreatif
Lubis, Z. (2014). Menumbuhkan (Kembali) dan Cinta Budaya Lokal Mahasiswa
Kearifan Lokal dalam Pengelolaan PGSD, makalah seminar nasional.
Sumberdaya Alam di Tapanuli Selatan. Pendidikan Matematika SPS UPI.
Antropologi Indonesia.
Lubis, S. I., Mujib, A., & Siregar, H. (2018).
Eksplorasi Etnomatematika pada Alat
Musik Gordang Sambilan. Edumatika:
Jurnal Riset Pendidikan Matematika,
1(2), 1-10.

12 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika


Volume 8, Nomor 1, Januari 2019
Copyright © 2019 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika

Anda mungkin juga menyukai