Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadapan Ida Shang Hyang Widhi Wasa,
karena atas berkat dan rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup
untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah
ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Sukasada,

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………………………… i


Daftar Isi ………………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………… 2
C. Tujuan …………………………………………………………………… 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Puskesmas ……………………………………………………………… 3
B. Definisi Inovasi …………………………………………………………. 4
C. Inovasi Terobosan Puskesmas Sukasada I ………………………… 5

BAB III PEMBAHASAN


A. Grup Jejaring Whatsapp “Perempuan Jas Putih Abu” ……………. 7
B. Pengaruh Jejaring Whatsapp “Perempuan Jas Putih Abu”
Terhadap Peningkatan Cakupan Capain Pelayanan Ibu Hamil….. 7

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………………. 9
B. Saran …………………………………………………………………… 9

Daftar Pustaka

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puskesmas merupakan garda depan dalam penyelenggaraan upaya
kesehatan dasar, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
tentang “Pusat Kesehatan Masyarakat”, merupakan landasan hukum dalam
penyelenggaraan Puskesmas. Puskesmas yang merupakan Unit Pelaksana
Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Puskesmas memiliki trobosan-trobosan inovasi yang biasanya
didalamnya ada program-program unggulan. Agar Puskesmas dapat
menjalankan fungsinya secara optimal perlu dikelola dengan baik, baik kinerja
pelayanan, proses pelayanan, maupun sumber daya yang digunakan.
Masyarakat menghendaki pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu,
serta dapat menjawab kebutuhan mereka, oleh karena itu upaya
meningkatkan mutu, manajemen resiko dan keselamatan pasien perlu
diterapkan dalam pengelolaan Puskesmas.
Puskesmas Sukasada I merupakan salah satu Puskesmas di
Kabupaten Buleleng yang memiliki sembilan desa sebagai wilayah kerjanya
yaitu Desa Silangjana, Desa Padangbulia, Desa Sukasada, Desa
Sambangan, Desa Panji, Desa Panji Anom, Desa Tegallinggah, Desa Selat
dan Desa Kayu Putih. Puskesmas Sukasada I saat ini tengah menerapkan
terobosan-terobosan dalam meningkatkan pelayanan kesehatannya. Hal ini
didasari dengan masih kurangnya capaian cakupan ibu hamil tiap bulannya
dan masih adanya kematian maternal di setiap tahunnya. Berdasarkan data
Rekap Laporan PWS KIA Puskesmas Sukasada I pada tahun 2018, dapat
dilihat bahwa cakupan K1 dari sembilan desa wilayah kerja puskesmas
terdapat empat desa yang masih dibawah capaian, yaitu Desa Sukasada
sebesar 77,78%, Desa Panji Anom sebesar 94,17%, Desa Tegallinggah
sebesar 89,29% dan Desa Selat sebesar 77,59%. Sedangkan pada cakupan
K4, hanya terdapat dua desa saja yang berada diatas target capaian yaitu
Desa Silangjana sebesar 131,59% dan Desa Sambangan sebesar 112,64%.
Pada tahun 2018, juga telah terjadi 1 kasus kematian ibu di Desa Selat yang
disebabkan oleh Eklamsia oleh karena kurangnya rujukan umpan balik dari
rumah sakit.
Berdasarkan hal tersebut, Puskesmas Sukasada I tengah menerapkan
suatu inovasi grup jejaring sosial media (whatsapp) yang disebut dengan
“Perempuan Jas Putih Abu” demi mengatasi permasalahan kurangnya target
pencapaian ibu hamil dan penurunan AKI di Puskesmas Sukasada I.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja konsep dasar dari Puskesmas ?
2. Apa yang dimaksud dengan inovasi ?
3. Bagaimana inovasi terobosan dari Puskesmas Sukasada I demi mengatasi
permasalahan kurangnya cakupan pencapaian ibu hamil dan penurunan
AKI?

C. Tujuan
1. Mengetahui konsep dasar Puskesmas.
2. Mengetahui pengertian dari inovasi.
3. Memahami inovasi terobosan dari Puskesmas Sukasada I demi mengatasi
permasalahan kurangnya cakupan pencapaian ibu hamil dan penurunan
AKI.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Puskesmas
1. Definisi Puskesmas
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja.
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional
yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga
membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan
secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya
dalm bentuk kegiatan pokok. Dengan kata lain Puskesmas mempunyai
wewenang dan tanggung jawab ats pemeliharaan kesehatan masyarakat
dalm wilayah kerjanya.
Oleh karena itu perlu ditetapkan jenis-jenis pelayanan yang
disediakan bagi masyarakat sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
permasalahan kesehatan yang ada di wilayah kerjanya dengan
mendapatkan masukan dari masyarakat melalui proses pemberdayaan
masyarakat.
2. Fungsi Puskesmas
Adapun fungsi dari puskesmas yaitu
a. Sebagai unit pelayanan terdapat di bidang kesehatan kepada
masyarakat setempat. Baik pelayanan di dalam gedung (indoor
services) maupun diluar gedung / di lapangan yang dicapai melalui
kunjungan rumah (home visits), program-program public health, nursing
dan sebagainya.
b. Sebagai community centre, dimana komunikasi atau interaksi lewat
program- program kesehatan dipandang lebih mencapai keberhasilan
didalam ikut membantu usaha- usaha modernisasi pembagunan
masyarakat pedesaan.
c. Merintis upaya-upaya yang mempunyai impac jangka panjang dalam
pencapaian nilai-nilai kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Baik secara fisik, mental maupun sosial. Karena tujuan ini akan
berlangsung jangka panjang, maka keberhasilannya juga sangat
ditentukan oleh keberhasilan sektor-sektor diluar kesihatan pula. Oleh
karenanya upaya yang dilakukan oleh Puskesmas harus berdasarkan
program-program yang direncanakan. Pelaksanaan program- progam
tersebut harus memiliki kelanggengan (konsisten) dengan segala tindak
lanjutnya dan tidak terputus-putus.
B. Definisi Inovasi
Definisi Inovasi menurut Everett M. Rogers (1983), mendefisisikan
bahwa inovasi adalah suatu ide, gagasan, praktek atau objek/benda yang
disadari dan diterima sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau
kelompok untuk diadopsi. Sedangkan menurut Stephen Robbins (1994),
mendefinisikan, inovasi sebagai suatu gagasan baru yang diterapkan untuk
memprakarsai atau memperbaiki suatu produk atau proses dan jasa.
Berdasarkan pengertian tersebut, Robbins lebih memfokuskan pada tiga hal
utama yaitu :
1. Gagasan baru yaitu suatu olah pikir dalam mengamati suatu fenomena
yang sedang terjadi, termasuk dalam bidang pendidikan, gagasan baru ini
dapat berupa penemuan dari suatu gagasan pemikiran, Ide, sistem sampai
pada kemungkinan gagasan yang mengkristal.
2. Produk dan jasa yaitu hasil langkah lanjutan dari adanya gagasan baru
yang ditindak lanjuti dengan berbagai aktivitas, kajian, penelitian dan
percobaan sehingga melahirkan konsep yang lebih konkret dalam bentuk
produk dan jasa yang siap dikembangkan dan dimplementasikan termasuk
hasil inovasi dibidang pendidikan.
3. Upaya perbaikan yaitu usaha sistematis untuk melakukan penyempurnaan
dan melakukan perbaikan (improvement) yang terus menerus sehingga
buah inovasi itu dapat dirasakan manfaatnya.
Inovasi mempunyai 4 (empat) ciri yaitu :
1. Memiliki kekhasan / khusus artinya suatu inovasi memiliki ciri yang khas
dalam arti ide, program, tatanan, sistem, termasuk kemungkinan hasil yang
diharapkan.
2. Memiliki ciri atau unsur kebaruan, dalam arti suatu inovasi harus memiliki
karakteristik sebagai sebuah karya dan buah pemikiran yang memiliki
kadar Orsinalitas dan kebaruan.
3. Program inovasi dilaksanakan melalui program yang terencana, dalam arti
bahwa suatu inovasi dilakukan melalui suatu proses yang yang tidak
tergesa-gesa, namun keg-inovasi dipersiapkan secara matang dengan
program yang jelas dan direncanakan terlebih dahulu.
4. Inovasi yang digulirkan memiliki tujuan, program inovasi yang dilakukan
harus memiliki arah yang ingin dicapai, termasuk arah dan strategi untuk
mencapai tujuan tersebut.

C. Inovasi Terobosan Puskesmas Sukasada I


Berdasarkan hasil Laporan Rekap PWS KIA tahun 2018 di Puskesmas
Sukasada I, terdapat beberapa masalah yang ditemukan seperti kurangnya
target pencapaian cakupan ibu hamil dan masih terdapatnya kasus kematian
ibu. Salah satu faktor yang menyebabkan kurangnya target pencapaian ibu
hamil di Puskesmas Sukasada I ini disebabkan oleh karena masih banyaknya
ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di bidan-bidan praktik swasta
diluar wilayah kerja puskesmas, sehingga informasi terkait ibu hamil tersebut
tidak terdata di puskesmas. Hal ini kemudian mendasari bidan di Puskesmas
Sukasada I untuk menerapkan suatu inovasi terobosan yang dapat mengatasi
permasalahan tersebut. Adapun inovasi yang dimaksud disini adalah dengan
membuat sebuah grup jejaring sosial media (whatsapp) bernama “Perempuan
Jas Putih Abu”.
1. Grup sosial media (whatsapp)
WhatsApp Messenger adalah aplikasi pesan untuk ponsel cerdas
(smartphone) dengan basic mirip BlackBerry Messenger. WhatsApp
Messenger merupakan aplikasi pesan lintas platform yang memungkinkan
kita bertukar pesan tanpa biaya SMS, karena WhatsApp Messenger
menggunakan paket data internet yang sama untuk email, browsing web,
dan lain-lain. Aplikasi WhatsApp Messenger menggunakan koneksi internet
3G, 4G atau WiFi untuk komunikasi data. Dengan menggunakan
WhatsApp, kita dapat melakukan obrolan online, berbagi file, bertukar foto
dan lain-lain.
2. Grup jejaring whatsapp “Perempuan Jas Putih Abu”
Istilah “Perempuan Jas Putih Abu” digunakan dalam grup jejaring
whatsapp ini sebagai pengganti nama bidan itu sendiri, dimana jas putih abu
identik dengan seragam bidan. Grup “Perempuan Jas Putih Abu” ini dibuat
untuk membantu para bidan dalam memberika pelayanan kesehatan
semaksimal mungkin pada wanita baik dari hamil, bersalin, nifas, menyusui
hingga bayi dan balita melalui pemantauan secara menyeluruh yang
bekerjasama dengan bidan-bidan di Kabupaten Buleleng, sehingga grup
jejaring ini juga dapat dikatakan sebagai “Sahabat Pembantu Perempuan”.
Grup jejaring ini beranggotakan bidan-bidan baik didalam maupun diluar
wilayah kerja Puskesmas Sukasada I serta bidan-bidan yang bekerja di rumah
sakit pemerintah maupun negeri. Dalam grup ini maka informasi terkait ibu
hamil yang berada di wilayah kerja Puskesmas Sukasada I akan mudah
terdeteksi walaupun tidak memeriksakan kehamilannya di puskesmas.

BAB III
PEMBAHASAN

A. Grup Jejaring Whatsapp “Perempuan Jas Putih Abu”


Grup ini dibuat dan diterapkan oleh Puskesmas Sukasada I dari bulan
Februari tahun 2019 dengan tujuan untuk saling bertukar informasi sesama
bidan terkait pelayanan kesehatan khususnya ibu hamil demi meningkatkan
target cakupan capaian pelayanan ibu hamil di Puskesmas Sukasada I. Bidan
KIA Puskesmas Sukasada I membuat grup ini melalui media sosial whatsapp
dengan alasan lebih mudah dalam melakukan komunikasi baik secara chat
singkat, pengiriman gambar atau foto, dan lain-lain terkait pemeriksaan ibu
hamil. Selain itu, bidan-bidan saat ini juga telah memiliki aplikasi whatsapp di
dalam handphone nya sehingga lebih mempermudah pembuatan grup ini.
Adapun anggota yang dimasukkan ke dalam grup jejaring “Perempuan Jas
Putih Abu” ini adalah bidan-bidan praktik swasta baik yang berada di dalam
maupun di luar wilayah kerja Puskesmas Sukasada I. Kegiatan utama dari
grup jejaring ini adalah laporan penyeberangan sehingga untuk menguatkan
adanya kerjasama ini maka diperlukan tanda tangan komitmen semua
anggota bidan dalam grup jejaring “Perempuan Jas Putih Abu”. Dengan
adanya grup jejaring ini, maka setiap ibu hamil wilayah kerja Puskesmas
Sukasada I yang melakukan ANC di bidan praktik swasta khususnya yang
berada di luar wilayah puskesmas dapat langsung menginformasikan data
mengenai ibu hamil tersebut melalui grup ini. Oleh karena itu, dengan adanya
grup jejaring ini dapat meminimalkan bahkan mencegah adanya ibu hamil
yang berada di dalam wilayah kerja Puskesmas Sukasada I lepas dari
pengawasan puskesmas.

B. Pengaruh Grup Jejaring Whatsapp “Perempuan Jas Putih Abu” terhadap


Peningkatan Cakupan Capaian Pelayanan Ibu Hamil
Penerapan grup jejaring whatsapp “Perempuan Jas Putih Abu” di
Puskesmas Sukasada I pada tahun 2019 terhadap target cakupan capaian
pelayanan ibu hamil ternyata terdapat perubahan yang signifikan.
Berdasarkan data Rekap Laporan PWS KIA Puskesmas Sukasada I pada
tahun 2018, dapat dilihat bahwa cakupan K1 dari sembilan desa wilayah kerja
puskesmas terdapat empat desa yang masih dibawah capaian, yaitu Desa
Sukasada sebesar 77,78%, Desa Panji Anom sebesar 94,17%, Desa
Tegallinggah sebesar 89,29% dan Desa Selat sebesar 77,59%. Sedangkan
pada tahun 2019, cakupan K1 yang tidak berhasil mencapai target hanya satu
desa yaitu Desa Panji Anom sebesar 89,22%. Kemudian untuk cakupan K4
pada tahun 2018, hanya terdapat dua desa saja yang berada diatas target
capaian yaitu Desa Silangjana sebesar 131,59% dan Desa Sambangan
sebesar 112,64%. Sedangkan pada tahun 2019, hanya dua desa saja yang
tidak mencapai target yaitu Desa Panji sebesar 91,67% dan Desa Panji Anom
sebesar 72,55%. Namun, penerapan grup ini masih belum berdampak
signifikan terhadap angka kematian ibu di wilayah kerja Puskesmas Sukasada
I dimana terdapat satu kasus kematian ibu di tahun 2019 yang terjadi di Panji
disebabkan oleh karena kehamilan KTD dengan jantung.
Berdasarkan data tersebut dapat terlihat bahwa, penerapan grup ini
sangat berdampak terhadap peningkatan cakupan capaian pelayanan ibu
hamil di Puskesmas Sukasada I dimana terjadi peningkatan jumlah desa dari
yang berhasil mencapai target dibandingkan dengan tahun sebelumnya,

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional
yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga
membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalm bentuk
kegiatan pokok. Puskesmas dalam meningkatkan pelayanan kesehatannya
terhadap masyarakat perlu melakukan terobosan inovasi-inovasi kreatif yang
mampu membantu mempermudah kinerja puskesmas dalam memberikan
pelayanan kesehatan. Puskesmas Sukasada I dalam hal ini telah melakukan
sebuah terobosan dengan membentuk sebuah grup jejaring whatsapp
“Perempuan Jas Putih Abu” sebagai upaya dalam meningkatkan cakupan
capaian pelayanan ibu hamil di Puskesmas Sukasada I.

B. Saran
1. Bagi Puskesmas
Diharapkan agar puskesmas mampu memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat secara optimal melalui penerapan inovasi terobosan-
terobosan terbaru yang mampu membantu kinerja puskesmas.
2. Bagi Pembaca
Diharapkan melalui tulisan ini mampu memberikan manfaat bagi pembaca
sebagai acuan kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Dimas. 2018. Definisi Inovasi. Available (online):


https://definisimu.blogspot.com/2012/08/definisi-inovasi.html

Puskesmas Sungkai. 2013. Konsep Dasar Puskesmas. Available (online):


https://puskesmassungkai.wordpress.com/2013/12/28/konsep-dasar-
puskesmas-kepmenkes-ri-no-128menkesskii2004/

Wikipedia. 2017. Pengertian Whatsapp. Available (online):


https://id.wikipedia.org/wiki/WhatsApp

Anda mungkin juga menyukai