PROPOSAL PENELITIAN
OLEH :
Mohamad Noval. S
P00220217028
A. Latar Belakang
Gout Arthitis atau yang sering orang awam katakan asam urat
asam urat dalam darah. Asam urat merupakan sisa dari sel-sel tubuh yang
mati, sehigga sel-sel tubuh yang mati melepas purin.Dan asam urat
2018 )
tingginya kadar asam urat di dalam darah. Kadar asam urat normal pada
pria berkisar 3,5-7 mg/dl dan pada perempuan 2,6-6 mg/dl. (Margowati Sri
sekitar 1370, akan terus meningkat pada tahun 2020. Kejadian Asam
Urat akan terus meningkat pada Negara maju maupun Negara
makan, minum, berjalan, mandi, buang air besar, dan buang air kecil.
Di Indonesia jumlah lanjut usia yaitu 18,1% jiwa. Pada tahun 2014,
jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia menjadi 18, 781 juta jiwa dan
diatas 10% sekaligus paling tinggi ada di provinsi Jawa Timur (10,40%)
Rahayu, 2016).
seperti jeroan, daging sapi, ikan sarden, daging bebek, ikan laut, kerang,
menurunkan skala nyeri Gout Arthitis. Pemberian air rebusan daun salam
Efek Non farmakologi yang di miliki dari air rebusan daun salam
2011 ).
pemberian air rebusan daun salam tidak ditemukan lagi penderita arthritis
gout dengan intensitas nyeri kategori berat, sedangkan kategori sedang
sebanyak 50,00%, dan tidak nyeri sebanyak 8,30%. Hal ini menunjukan
Puskesmas ….
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umun
2. Tujuan Khusus
Arthitis.
Arthitis.
d. Dapat melakukan tindakan/implementasi bemberian air
Gout Arthitis
D. Manfaat
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat Praktis
Urat.
mahasiswa di perpustakaan.
d. Bagi peneliti
Hanya 3-6% kasus Gout terjadi pada wanita, keadaan ini sebagian
Artritis gout berasal dari deposit kristal asam urat seperti jarum
yang terkena. Salah satu penyakit inflamasi sendi yang paling sering
2017)
2. Etiologi
penyebabnya.
b. Gout sekunder
myeloma retikularis )
b) Sindrom Lech-Nyhan yaitu suatu kelainan akibat
dewasa.
asam urat.
kelamin lebih sering terjadi pada pria, iklim, herediter, dan keadaan-
3. Patofisiologis
dengan kadar asam urat yang sangat tinggi di dalam darah. Senyawa
urat berasal dari purin dalam makanan dan hasil daur ulang
terbentuk pada jaringan perifer tubuh, sementara itu suhu yang lebih
Metabolisme purin
Asam urat dlm sel keluar Tdk di sekresi melalui
urin
Penyakit ginjal
Asam uarat dalam Kemampuan sekresi (glomerulonetritis
serum meningkat ( asam urat dan gagal ginjal)
hiperurisemia ) terganggu/menurun
Terjadi fagositosis
kristal oleh leukosit
Di ginjal Di jaringan lunak dan
persendian
Penumpukan Terbentuk
dan Penumpukan dan fagolisosom
pengendapan pengendapan MSU
MSU
Merusak selaput
Pembentukan
Pembentukan protein kristal
topus
batu ginjal
asam urat
Respon inflamasi Terjadi ikatan hydrogen
Proteinuria,hiperte meningkat antara permukaan
nsi ringan,urin kristal dgn memberan
asam,pekat lisosom
Resiko Membran lisosom
ketidakseimbangan robek, terjadi pelepasan
volume cairan enzym dan oksida
radikal ke sitoplasma
(synovial)
a. Hiperurisemia Asimtomatik
nyeri tekan.
Sekitar 50% serangan awal arthritis gout akut terjadi pada sendi
c. Interkritis
6. Komplikasi
ukuran yang beragam dari butiran pasir sampai struktur manif yang
Dkk. 2015)
7. Pemeriksaan Penunjang
Terapi Non-Farmakologi
Menua atau menjadi tua adalah suatu yang terjadi dalam kehidupan
seorang telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu anak, dewasa, dan tua.
terkait dengan usia. Salah satunya yaitu Otot mengalami atrofi sebagai
tahan tubuh menghadapi ransangan dari dalam maupun dari luar tubuh
meliputi usia pertengahan (middle age) antara 45-59 tahun, usia lanjut
(Elderly) antara 60-74 tahun dan usia lanjut tua (Old) antara 75-90 tahun,
serta usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun. (Nugroho, H Wahjudi
1. Pengertian Nyeri
2. Klasifikasi Nyeri
1) Nyeri akut
2) Nyeri kronik
1) Nyeri Nosiseptif
stimulus noxious.
2) Nyeri Neouropatik
maupun sentral.
stimulus kulit.
2) Visceral dalam
organ-organ internal.
3) Nyeri alih
4) Radiasi
a. Usia
dada dapat timbul karena gejala arthriritis pada spinal dan gejala
dihindari.
b. Jenis kelamin
c. Kebudayaan
lainnya.
d. Makna nyeri
terhadap nyeri. Hal ini juga dikaitkan secara dekat dengan latar
e. Perhatian
yang menurun.
f. Ansietas
g. Pengalaman sebelumnya
menghilangkan nyeri.
h. Gaya koping
sama dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda (Tamsuri,
skala nyeri (Smeltzer dan Bare, 2002). Skala nyeri tersebut adalah :
dari wjah yang tersenyum untuk ‘tidak ada nyeri’ sampai wajah
dari skala wajah ini yaitu anak dapat menunjukkan sendiri rasa
nyeri yang dialaminya sesuia dengan gambar yang telah ada dan
Suatu alat ukur yang meminta pasien untuk menilai rasa nyerinya
sesuai dengan level intensitas nyerinya pada skala numeral dari 0-10.
pendeskripsi kata.
jawa tanaman salam mempunyai makna yang tersirat, filosofi yang dapat
pohon salam tumbuh tegak lurus tinggi > 25 meter, daun salam berwarna
hijau dengan ujung tajam, memiliki bunga berwana putih dan wangi yang
tumbuh di dahan yang tidak berdaun, buah pohon salam berukuran kecil dan
batang, kulit batang, daun salam, dan buah salam. Daun salam merupakan
harum. Selain sebagai penyedap masakan daun salam juga dapat digunakan
alkaloid, steroid, sitral dan eugunol, yang bekerja sama untuk menurunkan
kadar asam urat dan intensitas nyeri pada pasien dengan gout arthritis
(Utami P, 2009).
menghambat leucoyte chemataxis, oleh sebab itu nyeri sendi pada penderita
kadar asam sesudah pemberian air rebusan daun salam dipengaruhi oleh
kandungan flafonoid yang bersifat antioksidan yang dapat menghambat
ini didukung oleh teori Kurnia (2009) bahwa pengobatan secara non
1. Pengkajian
orang/keluarga tersebut
Riwayat keluarga
1) Pasangan : hidup/mati, kesehatan, umur, pekerjaan, alamat,
penyebab kematian.
b. Riwayat pekerjaan
kondisi panti.
d. Riwayat rekreasi
f. Kebiasaan ritual
1) Obat-obatan
2) Status imunisasi
5) Nutrisi
i. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
2) Integument
3) Kepala
kepala, lesi/luka.
4) Mata
5) Telinga
paling akhir.
8) Leher
Kakakuan, nyeri tekan, benjolan/massa, keterbatasan gerak,
9) Payudara
10) Kardivaskular
aktivitas, edema.
11) Pernapasan
12) Gastroinstestinal
14) Perkemihan
15) Muskulokeletal
masalah memori.
perubahan rambut.
21) Psikososial
saat ini.
APGAR keluarga
2. Diagnosa Keperawatan
sendi )
1) Arthritis
5) Gangguan keseimbangan
8) Gangguan tidur
3. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan Intervensi Keperawatan
1 Nyeri b/d agen-agen Setelah di lakukan Manajemen nyeri :
cidera fisik perawatan selama 1 minggu 1. Lakukan pengkajian
( inflamasi sendi ) di harapkan masalah nyeri nyeri komprehensif yang
akut dapat teratasi dengan meliputi lokasi,
kriteria hasil : karekteristik, durasi,
1. Menyatakan rasa frekuensi, kualitas,
nyaman setelah nyeri intensitas, atau beratnya
berkurang nyeri dan faktor
2. Melaporkan nyeri pencetus.
berkurang dengan 2. Gunakan komunikasi
menggunakan terapeutik agar klien
menajemen nyeri dapat mengekspresikan
3. Mampu mengontrol nyeri
nyeri (tahu penyebab 3. Ajarkan penggunaan
nyeri) teknik kompres kayu
manis
4. Ajarkan prinsip-prinsip
manajemen nyeri
5. Lakukan pemeriksaan
kadar asam urat.
6. Kurangi atau eliminasi
faktor-faktor yang dapat
mencetuskan atau
meningkatkan nyeri
( misalnya, ketakutan,
kelelahan, keadaan
monoton, dan kurang
pengetahuan )
7. Dukung istrahat/tidur
yang adekuat untuk
membantu penurunan
nyeri
8. Evaluasi keefektifan dan
tindakan mengontrol
nyeri.
2 Hambatan mobilisasi Setelah di lakukan Terapi latihan : mobilitas sendi
fisik b/d perawatan selama 1 minggu 1. Tentukan batasan
muskuloskeletal di harapkan masalah pergerakan sendi dan
hambatan mobilisasi fisik afeknya terhadap fungsi
dapat teratasi dengan kriteri sendi
hasil : 2. Monitor lokasi dan
1. Klien meningkat kecenderungan adanya
dalam aktivitas fisik nyeri dan
2. Mengerti tujuan dari ketidaknyamanan selama
peningkatan pergerakan/aktivitas
mobilitas 3. Pakaikan baju yang tidak
menghambat pergerakan
pasien
4. Lakukan latihan ROM
aktif atau ROM dengan
bantuan, sesuai dengan
indikasi
5. Istruksikan
pasien/keluarga cara
melakukan latihan ROM
pasif ROM dengan
bantuan atau ROM aktif.
3 Defisiensi Pengetahuan Setelah di lakukan tindakan Pengajaran proses penyakit :
b/d keterbatasan keperawatan selama 4 kali 1. Kaji tingkat pengetahuan
kognitif kunjungan di harapkan pasien terkait dengan
masalah defisensi proses penyakit yang
pengetahuan dapat teratasi spesifik
dengan kriteria hasil : 2. Jelaskan tanda dan gejala
1. Pasien dan keluarga yang umum dari
mampu menjelaskan penyakit, sesuai
kembali apa yang di kebutuhan
jelaskan perawat 3. Identifikasi perubahan
2. Pasien dan keluarga kondisi fisik pasien
mampu memahami 4. Diskusikan perubahan
kondisi perawat dan gaya hidup yang
diet yang di mungkin di perlukan
sarankan. untuk mencegah
komplikasi di masa yang
akan datang dan/atau
mengontrol proses
penyakt
5. Jelaskan alasan di balik
manajemen/terapi/penan
ganan yang di
rekomendasikan
6. Intruksikan pasien
mengenai tindakan untuk
mencegah/meminimalka
n efek samping
penanganan dari
penyakit, sesuai
kebutuhan..
4 Risiko jatuh Setelah di lakukan Pencegahan jatuh :
Faktor risiko : fisiologis perawatan selama 1 minggu 1. Identifikasi perilaku dan
1. Arthritis di harapkan masalah risiko faktor yang
2. Penurunan jatuh dapat teratasi dengan mempengaruhi resiko
kekuatan kriteria hasil : jatuh
ekstermitas 1. Klien tidak terjatuh 2. Monitor kemampuan
bawah 2. Klien dapat untuk berpindah dari
3. Masalah pada beraktivitas seperti tempat tidur ke kursi dan
kaki biasa. sebaliknya
4. Gangguan pada 3. Monitor gaya berjalan
sikap tubuh ( terutama kecepatan ),
5. Gangguan keseimbangan dan
keseimbangan tingkat kelelahan dengan
6. Hambatan ambulasi
moblitas fisik 4. Dukung pasien untuk
7. Adanya menggunakan tongkat
penyakit akut atau walker dengan tepat.
8. Gangguan tidur 5. Sarankan menggunakan
alas kaki yang aman
6. Ajarkan anggota
keluarga mengenai faktor
risiko yang berkontribusi
tehadap danya kejadian
jatuh dan bagaimana
keluarga bisa
menurunkan resiko ini
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Gout Arthitis.
D. Fokus Study
Kabupaten Poso.
E. Definisi Operasional
1. Asuhan Keperawatan
lembar dan direbus menggunakan 200 ml air hingga airnya menjadi 100
yang efektif.
3. Lansia
4. Gout Arthitis
F. Pengumpulan Data
1. Pengumpulan Data :
untuk transkrip.
3. Penyajian Data
4. Kesimpulan
H. Etika Penelitian
1. Prinsip Autonomi
individu yang menuntut pembedaan diri. Salah satu contoh yang tidak
adalah Prinsip yang berarti segala tindakan yang dilakukan pada klien
3. Prinsip justices
bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktik dan