Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS KANDUNGAN DAN SIFAT MAGNETIK MANGAN ALAM

YANG DIPANASKAN PADA SUHU 200 oC – 500 oC

Iin Andriani1), Rosliana Eso2), La Agusu3)


1)
Alumni Jurusan Pendidikan Fisika, FKIP Universitas Halu Oleo
2)
Dosen Jurusan Pendidikan Fisika, FKIP Universitas Halu Oleo
3)
Dosen Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Halu Oleo
Email : iinandriani071@gmail.com

ABSTRAK

IIN ANDRIANI (A1C3 14 071) 2018 telah melakukan penelitian mengenai


“Analisis Kandungan dan Sifat Magnetik Mangan Alam yang Dipanaskan
pada Suhu 200 oC – 500 oC”.
Sampel dalam penelitian ini diambil dari Desa Kumbewaha Kecamatan
Siantopina Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menentukan kandungan unsur dan senyawa mangan alam serta sifat
magnetik mangan alam berdasarkan nilai suseptibilitas magnetiknya yang
dipanaskan pada suhu 200 oC – 500 oC. Dalam penelitian ini digunakan metode
XRF untuk menganalisis kandungan unsur dan senyawa mangan alam dan MS2B
untuk menganalisis nilai suseptibilitas dan sifat magnetik mangan alam.
Hasil pengukuran XRF menunjukkan kandungan mangan alam setelah
dipanaskan didominasi oleh senyawa Mangan Oksida (MnO) yang berkisar antara
20,49% - 22,30% dan Silikon Dioksida (SiO2) yang berkisar antara 48,94% -
52,78%. Adapun mineral-mineral lainnya berada pada konsentrasi yang sangat
rendah, seperti Al2O3 yang berkisar antara 3,11% - 3,22%; Fe yang berkisar antara
1,92% - 2,01%; dan mineral lain dengan konsentrasi di bawah 1% yaitu Ni, Co,
Na2O, MgO, P2O5, SO3, K2O, CaO dan TiO2. Sedangkan untuk hasil pengukuran
suseptibilitas magnetik menggunakan MS2B menunjukkan nilai suseptibilitas
magnetik pada sampel yang telah dipanaskan berkisar antara 22,1 x 10-8 m3kg-1
sampai 519,6 x 10-8 m3kg-1. Berdasarkan variasi nilai suseptibilitas magnetik ini,
sampel mangan alam memiliki sifat antiferromagnetik.

Kata Kunci : Mangan Alam, Temperatur pemanasan, XRF, MS2B, Suseptibilitas


Magnetik Sifat Magnetik.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang penyelidikan menunjukkan bahwa
Di dalam bumi terdapat warna bijih mangan yang
berbagai macam mineral yang bervariasi sesuai dengan jenis
berpotensi ekonomi untuk masing-masing mineralnya
mengangkat pendapatan ekonomi (Riyanto, 1994). Bijih mangan
masyarakat sekitar dan juga memiliki potensi untuk
pendapatan daerah. Hal ini perlu dikembangkan sebagai bahan
diperhatikan mengingat Indonesia industri baterai seiring dengan
adalah negara yang kaya akan kemajuan teknologi (Putri, 2015).
sumber daya alam. Sebagian besar Mineral logam mangan
masyarakat mengetahui bahwa sangat luas pemakaiannya
pulau Buton memiliki potensi sehingga perlu dilakukan
pertambangan aspal yang cukup eksplorasi untuk kelangsungan
besar yang biasa disebut asbuton. kegiatan industri logam. Salah
Terlepas dari itu, di daerah ini satu upaya yang dapat dilakukan
terdapat dua jenis komoditi lain dan sangat penting dalam proses
yaitu pertambangan nikel dan eksplorasi ini adalah dengan
pertambangan mangan yang telah melakukan preparasi mangan alam
masuk pada tahap eksploitasi. terlebih dahulu agar nilai jual
Pertambangan mangan sampai mangan bisa lebih tinggi, salah
saat ini dikelola oleh P.T Malindo satunya yakni dengan melakukan
Bara Murni yang secara proses pemanasan terlebih dahulu.
administratif terletak di Desa Sebelumnya, (Putri, 2015) telah
Kumbewaha Kecamatan melakukan penelitian tentang bijih
Siantopina Kabupaten Buton. mangan yang dipanaskan, akan
Bijih Mangan merupakan salah tetapi yang diteliti adalah struktur
satu unsur yang paling banyak kristalnya dengan menggunakan
terdapat di dalam kerak bumi. XRD. Mengingat pentingnya
Bijih mangan berwarna hitam logam mangan khususnya dalam
kelabu seperti besi. Hasil bidang industri dan karena
kurangnya informasi terkait dalam penelitian ini berdasarkan
penelitian kandungan unsur pertimbangan bahwa teknik ini
mangan dan sifat magnetiknya mempunyai limit deteksi hingga
yang dipanaskan terlebih dahulu, satuan part per million (ppm).
maka perlu dilakukan penelitian Selain itu metode XRF
lebih lanjut. mempunyai beberapa keuntungan
Beberapa tahun terakhir, diantaranya biaya relatif murah,
pemanfaatan metode kemagnetan multielemental, analisisnya cepat
batuan dalam beberapa aplikasi dan hasil analisisnya bersifat
didasarkan pada asumsi bahwa kualitatif dan kuantitatif (Fitri,
keberadaan dan kelimpahan 2016).
mineral magnetik merupakan Peneliti sebelumnya (La
refleksi dari kondisi Sawaludin, 2015) telah
lingkungannya. Metode yang melakukan penelitian terkait
dapat digunakan untuk analisis kandungan mineral
mengetahui sifat kemagnetan penyerta bijih mangan dengan
suatu bahan yaitu dengan menggunakan XRF dan sifat
menggunakan MS2B. Kelebihan magnetik bijih mangan dengan
dari metode kemagnetan batuan menggunakan MS2B di tempat
adalah pengukurannya relatif yang sama yakni di kawasan
cepat, sederhana serta tidak pertambangan mangan Desa
bersifat merusak sampel yang Kumbewaha Kecamatan
diukur. Selain sifat magnetiknya, Siantopina Kabupaten Buton
kandungan unsur mangan alam dengan memperhatikan variasi
juga penting untuk diketahui. kedalamannya, menunjukkan
Salah satu metode yang dapat bahwa mineral penyerta bijih
digunakan untuk menganalisis mangan di kawasan tersebut
kandungan unsur logam yaitu berupa mineral oksida seperti
dengan metode X-Ray Al2O3, Fe2O3, SiO2 serta Fe dan
Fluorescence (XRF). Penggunaan Al. Konsentrasi mineral di bawah
metode X-Ray Fluorescence 1% yaitu CaO, MgO, Cr2O3, CO,
Ni, Cr, Ca, P dan S. Mineral yang dipanaskan pada suhu 200 oC –
o
mendominasi komposisi bijih 500 C. Dengan mengetahui
mangan yaitu unsur Mn dan kandungan dan sifat magnetik
senyawa MnO. Sedangkan hasil mangan alam yang dipanaskan
pengukuran suseptibilitas pada suhu 200 oC – 500 oC, kita
magnetik tiga jenis sampel bisa memanfaatkan jenis mangan
menunjukkan bahwa bijih mangan yang diaktivasi pada suhu tersebut
di kawasan tersebut bersifat khususnya dalam bidang industri.
paramagnetik. Oleh karena itu, peneliti tertarik
Karena adanya keterbatasan mengambil judul mengenai
informasi terkait preparasi “Analisis Kandungan dan Sifat
mangan alam dengan variasi suhu, Magnetik Mangan Alam yang
maka diperlukan penelitian lebih Dipanaskan pada Suhu 200 oC –
lanjut mengenai kandungan dan 500 oC”.
sifat magnetik mangan alam yang

METODE PENELITIAN
Sampel penelitian ini berasal menentukan lokasi pengambilan
dari kawasan pertambangan mangan sampel bijih mangan dengan
Desa Kumbewaha Kecamatan menggunakan GPS. Geologi daerah
Siantopina Kabupaten Buton, dengan penelitian berdasarkan Gambar 1.

Gambar 1. Peta Geologi Kecamatan Siantopina Kabupaten Buton


(DISTAMBEN, 2012).
Prosedur kerja dalam penelitian ini dapat dilihat pada bagan di bawah ini.

Mulai

Observasi Lapangan

Pengambilan Sampel

Dikeringkan pada Digerus dengan meng- Disaring dengan ayakan


terik matahari gunakan mortar 200 mesh

Bubuk Mangan

Dicetak menggunakan
kompaksi

Hasil Pemanasan (didiamkan beberapa saat hingga


dapat dipastikan telah mencapai temperatur kamar

Pengujian dengan XRF Pengujian dengan MS2B

Analisis Sampel

Kesimpulan

Selesai

Gambar 2. Desain Alur Penelitian


HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Pengujian dengan metode X-Ray Fluorescence (XRF)
Berdasarkan hasil unsur dan senyawa mangan
pengukuran dengan metode alam yang dapat dilihat pada
XRF, diperoleh hasil jenis Tabel 1. berikut.
Tabel 1. Konsentrasi Jenis Unsur dan Senyawa Mineral Mangan Alam
Jeni Konsentrasi Unsur dan Senyawa dalam Sampel (%)
s
Uns
ur Sebelum
dan dipanas- 200 oC 300 oC 400 oC 500 oC
Sen kan
yaw
a
Ni 0,06 0,06 0,05 0,06 0,07
Fe 1,95 1,97 1,92 1,99 2,01
Co 0,016 0,016 0,015 0,017 0,017
Na2O 0,17 0,18 0,13 0,16 0,17
MgO 0,42 0,31 0,31 0,29 0,31
Al2O3 3,22 3,19 3,11 3,22 3,21
SiO2 52,50 52,39 51,34 52,78 51,91
P2O5 0,31 0,32 0,31 0,32 0,32
SO3 0,05 0,05 0,04 0,05 0,04
K 2O 0,001 0,001 0,001 0,001 0,002
CaO 0,30 0,31 0,30 0,31 0,31
TiO2 0,46 0,46 0,45 0,48 0,48
MnO 20,83 21,53 20,49 21,90 22,30

Data tersebut dapat disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut.


K o n s e n tr a s i K a n d u n g a n U n s u r d a n S e n y a w a d a l a m M a n g a n A l a m (%
Hasil Pengujian dengan metode XRF
60.00

40.00 Sebelum Pemanasan


200 oC
20.00 300 oC
0.00 400 oC
Ni Fe Co Na M Al Si P2 SO K2 Ca Ti M 500 oC
2O gO 2O O2 O5 3 O O O2 nO
3

Unsur dan Senyawa yang Terdapat dalam Mangan Alam

Gambar 3. Pengaruh Temperatur Aktivasi Terhadap Konsentrasi Unsur dan


Senyawa yang Terdapat dalam Mangan Alam
Dari hasil uji XRF, dapat mendominasi yaitu SiO2 dan
dilihat berbagai unsur dan MnO. Adapun mineral-mineral
senyawa yang terdapat pada lainnya berada pada
sampel dengan kuantitas yang konsentrasi yang sangat
berbeda-beda dan mineral yang rendah.
2. Hasil Pengukuran
Suseptibilitas Magnetik
Berdasarkan hasil magnetik pada frekuensi
pengukuran suseptibilitas rendah (XLF), frekuensi tinggi
magnetik menggunakan MS2B (XHF) dan Frekuensi Dependent
memberikan nilai hasil (XFD) yang dapat dilihat pada
pengukuran suseptibilitas Tabel 2. berikut.
Tabel 2. Hasil Pengukuran Nilai Suseptibilitas Magnetik Mangan Alam
Massa
Nilai Nilai Frekuensi
Temperatur Holder +
Suseptibilitas Suseptibilitas Dependent
Pemanasan Massa
Magnetik (XLF) Magnetik (XHF) (XFD)
(oC) Sampel
x 10-8 m3 kg-1 x 10-8 m3 kg-1 %
(gram)
Sebelum
8,20 42,1 41,5 1,43
Dipanaskan
200 8,20 22,1 21,9 0,9
300 8,20 237,6 218,0 8,25
400 8,20 449,9 413,8 8,02
500 8,20 519,6 485,6 6,54
Nilai Suseptibilitas (x 10-8 m3/kg)
Nilai Pengukuran Suseptibilitas
Magnetik Mangan Alam
600
500 519.6
400 449.9 Nilai Suseptibilitas
300 Magnetik
200 237.6
100
0 42.1 22.1
0 100 200 300 400 500
Temperatur Pemanasan (oC)

Gambar 4. Pengaruh Temperatur Aktivasi Terhadap Nilai


Suseptibilitas Mangan Alam

Gambar 5. Grafik Nilai suseptibilitas magnetik serta nilai kandungan


MnO, Fe dan SiO2
B. Pembahasan senyawa yang terdapat pada
1. Hasil Pengujian dengan masing-masing sampel yang
Metode X-Ray Fluorescence memiliki kuantitas yang
(XRF) berbeda-beda. Berdasarkan
Dari hasil uji XRF, dapat Tabel 1 dan grafik pada
dilihat berbagai unsur dan Gambar 3, dapat dilihat
mineral yang mendominasi semua unsur dan senyawa yang
sampel bijih mangan yaitu terdapat dalam sampel mangan
SiO2 yang berkisar antara alam. Hal ini mengindikasikan
51,34% - 52,78% dan MnO bahwa pemberian temperatur
yang berkisar antara 20,49% - aktivasi tidak begitu
22,30%. Adapun mineral- berpengaruh terhadap
mineral lainnya berada pada konsentrasi kandungan mineral
konsentrasi yang sangat sampel setelah sampel kembali
rendah, seperti Al2O3 yang ke temperatur kamar.
berkisar antara 3,11% - 3,22%; Selain Mangan Oksida
Fe yang berkisar antara 1,92% (MnO), unsur lain yang
- 2,01% dan lain-lain. mendominasi bijih mangan
Berdasarkan Tabel 1, adalah Silikon Dioksida (SiO2).
dapat dilihat bahwa sebelum Silikon Dioksida (SiO2) ini
sampel dipanaskan, bijih merupakan mineral nonlogam
mangan alam mengandung dengan sifat magnetiknya
Mangan Oksida (MnO) sebesar adalah diamagnetik. Hal ini
20,83%. Setelah dipanaskan sesuai dengan pendapat
o
pada suhu 200 C, kadar (Bragmann and Goncalves,
Mangan meningkat menjadi 2006; Della, dkk. 2002), bahwa
21,53%. Akan tetapi, pada silika adalah senyawa yang
o
suhu 300 C kadar mangan banyak ditemui dalam bahan
kembali menurun menjadi tambang/galian yang berupa
20,49%. Kemudian meningkat mineral seperti pasir kuarsa,
kembali pada suhu 400 oC dan granit dan fledsfar yang
500 oC menjadi 21,90% dan mengandung kristal-kristal
22,30%. Hasil tersebut silika (SiO2).
menunjukkan perubahan 2. Hasil Pengukuran
kandungan MnO tidak begitu Suseptibilitas Magnetik
besar. Perubahan yang tidak Pengukuran nilai
begitu besar ini terjadi pada suseptibilitas magnetik
menggunakan MS2B dilakukan tidak beraturan. Ketika sampel
sebanyak dua kali dengan kembali ke temperatur kamar,
frekuensi yang berbeda, yaitu dipol-dipol magnetik tersebut
frekuensi rendah dan frekuensi semakin susah mengikuti
tinggi. Berdasarkan grafik pada medan magnetik luar
Gambar 4, untuk nilai (Trilismana dan Budiman,
suseptibilitas magnetik pada 2015). Pemberian temperatur
frekuensi rendah dan frekuensi mengakibatkan teracaknya
tinggi, menunjukkan hasil orientasi domain spesimen,
bahwa nilai suseptibilitas yang dimana nilai suseptibilitas
dihasilkan pada frekuensi berbanding terbalik dengan
tinggi ini tidak jauh berbeda nilai temperatur (Yulianto,
dengan nilai-nilai suseptibilitas 2003).
pada frekuensi rendah, namun Selanjutnya, pada suhu
nilai dari frekuensi tinggi 300 oC, 400 oC dan 500 oC,
sedikit lebih rendah terjadi perubahan fase yang
dibandingkan dengan nilai menyebabkan nilai
suseptibilitas pada frekuensi suseptibilitas mengalami
rendah. peningkatan secara berturut-
Sebelum sampel turut sebesar 237,6 x 10-8 m3kg-
1
dipanaskan, nilai suseptibilitas ; 449,9 x 10-8 m3kg-1; 519,6 x
magnetiknya sebesar 42,1 x 10-8 m3kg-1. Peningkatan nilai
10-8 m3kg-1; setelah sampel suseptibilitas ini kemungkinan
dipanaskan pada suhu 200 oC, disebabkan karena susunan
nilai suseptibilitasnya menurun dipol magnetiknya menjadi
menjadi 22,1 x 10-8 m3kg-1. lebih teratur saat temperatur
Penurunan nilai suseptibilitas sampel sama dengan
ini dikarenakan pada saat temperatur kamar (Rozi dan
sampel diaktivasi pada suhu Budiman, 2015). Selain itu,
tersebut, dipol-dipol magnet meningkatnya nilai
bergerak acak dan semakin suseptibilitas magnetik pada
temperatur 300 oC – 500 oC kuantitas yang berbeda.
kemungkinan disebabkan Menurut (Jahidin, 2012)
karena berubahnya kandungan adanya nilai suseptibilitas
mineral yang terdapat dalam magnetik yang berfluktuasi
sampel. Hal ini didukung dalam setiap sampel
dengan penelitian Sudarmin menandakan adanya berbagai
menggunakan XRD, dimana macam mineral magnetik yang
Pyrolusite berubah menjadi terkandung dalam setiap
manganosite. Hubungan nilai sampel. Salah satu mineral
suseptibilitas dengan penyerta yang diduga sangat
temperatur aktivasi dapat mempengaruhi nilai
dilihat pada gambar 4. Dari suseptibilitas adalah unsur Fe.
Gambar tersebut terlihat bahwa Unsur Fe mengandung mineral
nilai suseptibilitas tertinggi magnetik yang cukup besar
o
terdapat pada suhu 500 C dibanding mineral lain.
yaitu 519,6 x 10-8 m3kg-1 dan Berdasarkan Gambar 5,
terendah terdapat pada suhu nampaknya unsur besi dan
200 oC yaitu 22,1 x 10-8m3kg-1. mangan oksida saling
Dari Gambar 4, terlihat bahwa berasosiasi karena memiliki
nilai suseptibilitas sampel bentuk pola yang sama. Selain
cenderung mengalami itu, fluktuasi nilai suseptibilitas
kenaikan dengan semakin magnetik juga dipengaruhi
tingginya temperatur aktivasi. oleh temperatur pemanasan
Hasil penelitian yang diberikan. Hal ini seperti
menunjukkan bahwa terjadi yang dilaporkan (Tauxe, 1998)
fluktuasi nilai suseptibilitas. bahwa suseptibilitas
Fluktuasi nilai suseptibilitas merupakan besaran yang
magnetik yang diperoleh tergantung arah, temperatur,
diduga karena pada sampel keadaan tekanan dan medan
bijih mangan terdapat mineral- magnet luar.
mineral penyerta dalam
Berdasarkan hasil yang berkisar antara 26 x 10-8
pengukuran suseptibilitas m3kg-1 sampai 280 x 10-8 m3kg-
1
magnetik dengan variasi suhu . Rentang nilai kisaran tersebut
200 oC – 500 oC, variasi nilai mengkonfirmasikan bahwa
suseptibilitas yang diperoleh bijih mangan yang diambil dari
secara umum cenderung desa Kumbewaha kecamatan
mendekati nilai-nilai Siantopina Kabupaten Buton
suseptibilitas magnetik sampel dan telah melewati proses
sintetik hematite yang berkisar pemanasan bersifat
antara 10 x 10-8 m3kg-1 sampai antiferromagnetik. Berbagai
760 x 10-8 m3kg-1 dan geothite senyawa oksida,
sulfida dan klorida atas juga didukung dengan
digolongkan dalam pengukuran menggunakan
antiferomagnetik, termasuk metode X-Ray Flourecence
diantaranya adalah nikel- (XRF) dimana dalam
oksida (NiO), fero-sulfida kandungan mineral mangan
(FeS), MnF2, kobalt-klorida alam terdapat unsur Fe, TiO2
(CoCl2) serta MnO dan lain- dan lain-lain (L.O Sahiddin,
lain (Risdiana, 2012). Hasil 2011).
analisis jenis mineral sampel di

PENUTUP Siantopina Kabupaten Buton


A. Kesimpulan dan telah melalui proses
Berdasarkan tujuan dan pemanasan dengan variasi suhu
o o
pembahasan hasil penelitian maka 200 C – 500 C dengan
dapat disimpulkan bahwa: metode XRF, menunjukkan
1. Hasil pengukuran kandungan bahwa kandungan mangan
unsur dan senyawa mangan alam didominasi oleh senyawa
alam yang berada di kawasan MnO dan SiO2. Selain itu,
Pertambangan Mangan Desa mangan alam mengandung
Kumbewaha Kecamatan beberapa mineral oksida
berupa senyawa Na2O, MgO, nilai suseptibilitas magnetik
Al2O3, SiO2, P2O5, SO3, K2O, sampel cenderung mengalami
CaO dan TiO2 serta beberapa peningkatan seiring
unsur berupa Ni, Fe dan Co. bertambahnya temperatur
2. Nilai suseptibilitas magnetik aktivasi.
pada sampel yang telah 3. Berdasarkan nilai suseptibilitas
dipanaskan pada suhu 200 oC – magnetik pada sampel yang
500 oC berkisar antara 22,1 x telah dipanaskan pada suhu
10-8 m3kg-1 sampai 519,6 x 10-8 200 oC – 500 oC, menunjukkan
m3kg-1. Dari hasil yang bahwa sampel bersifat
diperoleh dapat dilihat bahwa antiferromagnetik.

B. Saran
Dalam mendukung penelitian Siantopina Kabupaten Buton
serupa mengenai kandungan dengan menggunakan metode lain
mangan alam dan sifat sebagai pembanding dengan
magnetiknya, sebaiknya peneliti melakukan pemisahan campuran
selanjutnya dapat melakukan (proses kimia) terlebih dahulu
pemanasan pada mangan alam di agar kandungan SiO2 (pengotor)
Desa Kumbewaha Kecamatan bisa lebih rendah.

DAFTAR PUSTAKA

Bragmann, C.P and Goncalves, Della, V.P., Kuhn, I., and Hotza, D.
M.R.F. 2006. Thermal 2002. Rice Husk Ash an
Insulators Made With Rice Alternate Source For Active
Husk Ashes: Production Silica Production. Materials
and Correlation Between Leters. Vol. 57, pp. 818-
Properties and 821.
Microstructure. Department
of materials, school of Distamben. 2012. Potensi
engineering, federal Pertambangan Mangan
university of rio grande do yang Berada di Kabupaten
sul. Brasil. Buton. Dinas Pertambangan
Kabupaten Buton.
Fitri, Idul. 2016. Analisis Fisika Universitas
Kandungan Mineral Logam Padjadjaran. Bandung.
Singkapan Batuan
Dikawasan Pertambangan Riyanto, Asril. 1994. Bahan Galian
Mangan Desa Kumbewaha Industri Mangan. Bandung:
Kecamatan Siotapina Direktorat Jendral
Kabupaten Buton dengan Pertambangan Umum
Menggunakan Metode X-Rf. Departemen Pertambangan
Tugas Akhir. Universitas dan Energi Pusat
Halu Oleo. Kendari. Pengembangan Teknologi
Mineral.
Jahidin. 2012. Analisis Suseptibilitas
Magnetik Bahan Ultrabasa Rozi, Fakhrur dan Arif Budiman.
di Desa Mosolo Pulau 2015. Pengaruh Variasi
Wawonii Provinsi Sulawesi Temperatur Terhadap
Tenggara. Jurnal vol. 15 No. Bentuk Bulir Mineral
2 Oktober 2011. Magnetik Pasir Besi. Jurnal
Fisika Unand Vol. 4, No. 2,
L.O Sahiddin. 2011. Interpretasi April 2015. Universitas
Penyebaran Pasir Besi Andalas, Limau Manis.
Desa Laea Kab. Buton Padang.
Utara Sulawesi Tenggara.
FMIPA Unhalu. Kendari. Tauxe, L. 1998. Paleomagnetic
Principles And Practice.
La Sawaludin. 2015. Analisis Kleuwer Academic
Mineral Penyerta dan Sifat Publishers. London.
Magnetik Bijih Mangan di
Kawasan Pertambangan Trilismana, Helvy Dan Arif
Mangan Desa Kumbewaha Budiman. 2015. Analisis
Kecamatan Siotapina Suseptibilitas Magnetik
Kabupaten Buton. Hasil Oksidasi Megnetit
Universitas Halu Oleo. Menjadi Hematit Pasir Besi
Kendari. Pantai Sunur Kota
Pariaman Sumatera Barat.
Putri, Phobi Juwandari, Ratnawulan Jurnal Fisika Unand Vol. 4,
Dan Gusnedi. 2015. No. 2, April 2015.
Analisis Struktur Bijih Universitas Andalas, Limau
Mangan Hasil Proses Sinter Manis. Padang.
Yang Terdapat Di Nagari
Kiawai Kecamatan Gunung Yulianto, A. 2003. Comparative
Tuleh Kabupaten Pasaman Study On Magnetic
Barat. Pillar Of Physics, Characterization Of Iron
Vol. 5. April 2015, 105-112. Sand From Several
Locations In Central Java.
Risdiana. 2012. Buku Diktat Bahan Indonesian Journal Of
Magnet dan Physics.
Superkonduktor. Jurusan

Anda mungkin juga menyukai