Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 20
disekitar titik kesetimbangan dan pada keadaan yang rendah. Untuk keadaan yang
lebih tinggi, pendekatan menggunakan osilator harmonik pada vibrasi molekul
tidaklah berlaku (Gambar 2.6).
Persamaan (2.68) disebut persamaan orde nol. Persamaan (2.69) adalah koreksi
orde satu. Persamaan (2.70) adalah koreksi orde dua dan seterusnya.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 22
Suku pertama pada ruas sebelah kiri persamaan di atas dapat dinyatakan bahwa
(0)∗ (0)∗ (0)
𝜓𝑘 𝐻 (0) = 𝜓𝑘 𝐸𝑘 , sehingga diperoleh
(0)∗ (0) (0) (1) (0)∗ (0) (1)
∫ 𝜓𝑘 (𝐸𝑘 − 𝐸𝑛 )𝜓𝑛 𝑑 3 𝑟 + ∫ 𝜓𝑘 𝑊𝜓𝑛 𝑑 3 𝑟 = 𝐸𝑛 𝛿𝑘𝑛 (2.72)
(0)
dimana perhitungan tersebut menggunakan sifat orthonormal fungsi 𝜓𝑛 .
Persamaan (2.73) menyatakan bahwa koreksi energi orde satu merupakan harga
ekspektasi dari suku pengganggu pada keadaan tak terganggu. Dengan
mensubstitusi persamaan (2.73) ke persamaan (2.67) didapatkan energi terkoreksi
orde satu yaitu
(0)
𝐸𝑛 = 𝐸𝑛 + 𝜆𝑊𝑛𝑛 (2.74)
Langkah selanjutnya adalah menentukan koreksi fungsi gelombang orde satu
(1)
𝜓𝑛 . Persamaan (2.72) dapat dipandang sebagai dua kasus, yaitu pada 𝑘 ≠ 𝑛 dan
(0)
𝑘 = 𝑛 . Fungsi gelombang tak terganggu 𝜓𝑛 memiliki bentuk sebagai sekumpulan
(1) (0)
fungsi yang orthonormal, sehingga 𝜓𝑛 dapat diekspansi dalam basis 𝜓𝑛 yaitu
(1) (0)∗ (0) (1) (0)∗ (1) (0) (0)∗ (1) (0)
𝜓𝑛 = (∑ 𝜓𝑘 𝜓𝑘 ) 𝜓𝑛 = ∑(𝜓𝑘 𝜓𝑛 ) 𝜓𝑘 = ∑(𝜓𝑛 𝜓𝑛 ) 𝜓𝑛
𝑘 𝑘=𝑛 𝑛
(1) (0)
= ∑ 𝑐𝑛 𝜓𝑛
𝑛
(1)
Dari kedua hasil tersebut didapatkan ungkapan lengkap dari 𝜓𝑛 yaitu
(1) (1) (0) (1) (0)
𝜓𝑛 = ∑ 𝑐𝑛 𝜓𝑛 + ∑ 𝑐𝑘 𝜓𝑘 (2.75)
𝑛 𝑘≠𝑛
(1)
Dari persamaan tersebut diperoleh koefisien ekspansi dari 𝜓𝑛 adalah
(0)∗ (0)
(1) (0)∗ (1) ∫ 𝜓𝑘 𝑊𝜓𝑛 𝑑 3 𝑟 𝑊𝑘𝑛
𝑐𝑘 = 𝜓𝑘 𝜓𝑛 = (0) (0)
= (0) (0) (2.76)
(𝐸𝑛 − 𝐸𝑘 ) (𝐸𝑛 − 𝐸𝑘 )
Dari persamaan tersebut terlihat bahwa dampak dari koefisien 𝑐𝑛 adalah merubah
(0)
fungsi gelombang tak terganggu 𝜓𝑛 dalam ekpansi 𝜓𝑛 . Untuk itu, penggunaan
(1)
𝑐 = 0 akan memberikan 𝑐𝑛 = 0, sehingga fungsi gelombang terkoreksi orde satu
menjadi
(0) 𝑊𝑘𝑛 (0)
𝜓𝑛 = 𝜓𝑛 + 𝜆 ∑ (0) (0)
𝜓𝑘 (2.79)
𝑘≠𝑛 (𝐸𝑛 − 𝐸𝑘 )
(1)
dengan mensubstitusi ungkapan 𝜓𝑛 dari persamaan (2.79) ke persamaan di atas
didapatkan
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 25
(2) |𝑊𝑘𝑛 |2
𝐸𝑛 = ∑ (0) (0) (2.83)
𝐸 − 𝐸𝑘
𝑘≠𝑛 𝑛
(2) (0)∗ (0) (1) (0)∗ (1) (0) (0)∗ (1) (0)
𝜓𝑛 = (∑ 𝜓𝑘 𝜓𝑘 ) 𝜓𝑛 = ∑(𝜓𝑘 𝜓𝑛 ) 𝜓𝑘 = ∑(𝜓𝑛 𝜓𝑛 ) 𝜓𝑛
𝑘 𝑘=𝑛 𝑛
(2) (0)
= ∑ 𝑐𝑛 𝜓𝑛
𝑛
(2)
Dari kedua hasil tersebut didapatkan ungkapan lengkap dari 𝜓𝑛 yaitu
(2) (2) (0) (2) (0)
𝜓𝑛 = ∑ 𝑐𝑟 𝜓𝑟 + ∑ 𝑐𝑛 𝜓𝑛 (2.85)
𝑟≠𝑛 𝑛
(1)
kanan ruas persamaan, menggunakan koreksi fungsi gelombang orde satu 𝜓𝑛 =
𝑊𝑘𝑛 (0)
(0) (0) 𝜓𝑘 . Jadi diperoleh
(𝐸𝑛 −𝐸𝑘 )
(2) 1 (1) 2
𝑐𝑛 = − ∑|𝑐𝑘 | (2.87)
2
𝑘
(1)
Dengan memasukkan nilai 𝑐𝑘 dari persamaan (2.76) didapatkan
(2) 1 |𝑊𝑘𝑛 |2
𝑐𝑛 = − ∑ 2 (2.88)
2 (0) (0)
𝑘 (𝐸𝑛 − 𝐸𝑘 )
𝑊𝑘𝑛 𝑊𝑟𝑘
+ ∑ (∑ (0) (0) (0) (0)
𝑟≠𝑛 𝑘≠𝑛 (𝐸𝑛 − 𝐸𝑘 )(𝐸𝑛 − 𝐸𝑟 )
(2.89)
𝑊𝑛𝑛 𝑊𝑟𝑛 (0)
− 2 ) 𝜓𝑟
(0) (0)
(𝐸𝑛 − 𝐸𝑟 )
1 |𝑊𝑘𝑛 |2 (0)
− ∑ 2 𝜓𝑛
2 (0) (0)
𝑘≠𝑛 (𝐸𝑛 − 𝐸𝑘 )