Anda di halaman 1dari 8

KARAKTERISASI PENCAMPURAN PASIR BESI DAN ZnO PADA SUHU 1050 0C

La Ode Umara
Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Halu Oleo
Email: umarlaode501@gmail.com
Abstrak
La Ode Umara (A1C3 14 053) telah melakukan penelitian dengan judul Karakterisasi
Pencampuran Pasir Besi dan ZnO pada Suhu 1050 0C. Massa pasir besi yang digunakan adalah 6 gram,
12 gram dan 18 gram dan massa ZnO yang digunakan adalah 4 gram, 8 gram, dan 12 gram untuk masing-
masing waktu pemanasan 6 jam, 12 jam, dan 18 jam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur
dan ukuran kristal ZnFe2O4 setelah dikarakterisasi menggunakan X-Ray Diffraction (XRD) dan unsur yang
terkandung dalam nanopartikel ZnFe2O4 setelah dikarakterisasi menggunakan X-Ray Flouresence (XRF).
Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen laboratorium dalam bidang fisika material. Sampel
dikarakterisasi menggunakan alat uji X-Ray Diffraction (XRD) dan X-Ray Flouresence (XRF).
Hasil karakterisasi ZnFe2O4 menggunakan X-Ray Diffraction (XRD) diperoleh bahwa sampel
memiliki struktur kristal kubik dengan grup ruang fd - 3m dan memiliki parameter kisi a = 8.44210 Å
dengan ukuran kristal masing-masing 24.8122 nm, 20.770 nm, dan 33.15 nm dan puncak difraksi ZnFe2O4
sesuai dengan bidang [111], [202], [422], [511], [531] untuk waktu pemanasan 6 jam; [311], [422], [511],
[404], [531] dengan ukuran kristal untuk waktu pemanasan 12 jam; [202], [311], [400], [404], [531]
dengan ukuran kristal untuk waktu pemanasan 18 jam dengan α = β = γ adalah 900. Sedangkan analisis
kandungan unsur dengan menggunakan X-Ray Flouresence (XRF) menunjukkan bahwa mineral yang
terkandung dalam sampel adalah Zn, Fe, Cr2O3, MnO, Al2O3, SiO2, P2O5, Cu, Ni, Co, Na2O, MgO, SO3.
Dengan Ni, Co, Na2O, MgO, SO3 berperan sebagai senyawa dan unsur pengotor.
Kata Kunci : Pasir Besi, ZnO, Karakterisasi, Struktur, Ukuran, Unsur, Kristal, XRD, XRF
Pendahuluan
Riset nanomaterial, khususnya bidang banyak aplikasi, diantaranya sebagai drug
eksperimen tidak bisa lepas dari kegiatan delifery, sensor biomolekuler, dalam proses
karakterisasi. Karakterisasi memberikan pemisahan biomolekul dan purifikasi dan
informasi tentang sifat-sifat fisis dan kimiawi hipertemia (Nakhjavan dalam Asmin dkk, 2015).
suatu nanopartikel. Ketika dimensi suatu partikel Spinel ferit memiliki rumus struktur MFe2O4 (M
menuju ukuran beberapa nanometer (kurang dari adalah ion logam dari unsur transisi 3d seperti Mn,
10 nm), banyak sifat fisis dan kimiawi yang Cu, Co, Zn, Mg, Fe) dengan struktur Kristal kubik
bergantung pada ukuran. Ini menghasilkan spinel (Suharyadai dkk, 2015). Diantara banyak
sejumlah kekayaan sifat dan peluang spinel ferit, studi mengenai nanopartikel yang
memanipulasi sifat-sifat baru yang tidak dijumpai banyak diminati peneliti adalah nanopartikel zinc
pada material besar (bulk) (Abdullah dan ferrite (ZnFe2O4). Bulk ZnFe2O4 memiliki struktur
Khairurrijal, 2008). Spinel ferit adalah salah satu spinel normal dengan ion-ion Zn2+ dan Fe3+
riset yang banyak menggunakan karakterisasi masing-masing menempati site tetrahedral dan
dalam penelitiannya. Spinel ferit digunakan dalam oktahedral dan bersifat antiferromagnetik pada
temperatur Neel 10,5 K dan paramagnetik pada dikarakterisasi dengan menggunakan X-Ray
temperatur tinggi. Fluorescence (XRF) dan X-Ray Diffraction (XRD)
Goldman, 2006 menyatakan bahwa ukuran pada suhu 1050 0C. Pengkarakterisasian pada
kristal dan metode sintesis mempengaruhi sifat suhu 1050 0C ini belum pernah dilakukan oleh
magnetik nanokristalin ZnFe2O4. Selain itu, peneliti sebelumnya. Pada penelitian ini, penulis
nanopartikel ZnFe2O4 juga berpotensi memiliki melakukan penelitian dengan judul karakterisasi
sifat superparamagnetik (Shahraki dkk, 2012). pencampuran pasir besi dan ZnO pada suhu 1050
0
Sifat superparamagnetik merupakan sifat material C. Hasil pencampuran partikel tersebut
nanopartikel magnetik yang memiliki magnetisasi disintering dengan suhu 1050 0C kemudian
sangat tinggi saat diberikan medan magnet luar, dilakukan karakterisasi. Penelitian ini penulis
namun ketika tidak ada medan magnet luar maka dedikasikan sebagai sumber informasi dan data
nilai magnetisasi rata-ratanya menjadi 0 (nol). pendukung untuk penelitian selanjutnya yang
Nanopartikel ZnFe2O4 berpotensi untuk lebih mendalam.
diaplikasikan sebagai fotokatalis (Fan dkk, 2009),
terapi kanker (Meidanchi dkk, 2014), sensor gas Metode
(Niu X dan W. Du, 2004) dan aplikasi lainnya. Penelitian ini termasuk jenis penelitian
Pasir besi adalah gumpalan pasir yang berasal dari eksperimen laboratorium Penelitian ini telah
partikel bijih besi yang tersedimentasi di pesisir dilaksanakan pada bulan Agustus 2018 sampai
pantai. Terbentuk karena proses penghancuran selesai. Sampel dalam penelitian ini diambil dari
dan transformasi oleh cuaca, air permukaan dan kawasan sekitaran Desa Laea, Kecamatan
gelombang kemudian tersedimentasi serta Wakorumba Utara, Kabupaten Buton Utara.
terbawa oleh gelombang air laut. Dalam endapan a. Tahap Pengujian Dengan XRF
pasir besi memiliki mineral-mineral magnetik Pengujian unsur mineral menggunakan
yang juga mempunyai potensi untuk instrumen X-Ray Fluoresence (XRF). Data yang
dikembangkan sebagai bahan industri seperti terukur berupa intensitas (I) dan energi unsur
magnetite (Fe3O4), hematite (α- Fe2O3), dan yang kemudian dikonversi dalam bentuk angka
maghemite (γ- Fe2O3). Magnetite dapat digunakan sehingga data yang dihasilkan berupa
sebagai bahan dasar untuk tinta kering (toner) persentase unsur mineral sampel.
pada mesin photocopy dan printer. Sedangkan b. Tahap Analisis Data Pengujian Dengan XRF
maghemite sebagai bahan utama untuk pita kaset. Pada tahap ini, data diperoleh hasil
Ketiga mineral magnetik tersebut juga digunakan analisis dari pengujian menggunakan X-Ray
sebagai pewarna campuran (filler) untuk cat serta Flourescence (XRF) berupa hasil analisis
bahan dasar untuk industri magnet permanen kualitatif dan hasil analisis kuantitatif. Hasil
(Bhakti dkk, 2010). Seng Oksida (ZnO) analisis kualitatif yaitu mengidentifikasi jenis
merupakan material unik karena memiliki energi unsur yang terkandung dalam sampel yang
gap sebesar 3,37 eV dan energi ikat eksitasi 60 ditunjukan berupa adanya jenis unsur yang
meV (Aneesh, 2007). Salah satu ciri khas dari terdeteksi oleh alat XRF sedangkan analisis
ZnO adalah senyawa kimianya dapat berpadu kuantitatif yaitu mengidentifikasi jumlah unsur
dengan senyawa lain. ZnO juga banyak dipakai yang terkandung dalam sampel berupa
dalam keperluan sebagai pendukung katalis atau konsentrasi unsur dalam bilangan perseratus
sebagai semikonduktor (Cicik, 2012). (%) dari sampel yang diuji.
Penelitian mengenai ZnFe2O4 telah banyak c. Tahap Pengujian Dengan XRD
dilakukan oleh para peneliti dengan metode Sampel dikarakterisasi dengan
berbeda-beda. Pada penelitian ini akan fokus pada menggunakan XRD. Kemudian mengatur
kajian struktur kristal, ukuran kristal, dan besarnya tegangan dan arus yang akan
kandungan mineral nanopartikel ZnFe2O4 yang digunakan. Selanjutnya pengambilan data
difraksi dilakukan dalam rentang sudut difraksi.
Menembakkan sinar-X menuju sampel, c. Hasil analisis XRD waktu pemanasan 18 jam
sehingga akan membuat detektor berputar sebagai berikut :
sesuai dengan rentang sudut difraksi yang Tabel 4.3 Hasil analisis menggunakan X-Ray
digunakan. Selanjutnya setelah ditembakkan Diffraction (XRD) dengan waktu pemanasan
maka akan terbaca pada monitor atau layar 18 jam
komputer grafik difraktogram kemudian 2𝜃 (°) Intensitas hkl d (Å) Struktur
diinterpretasi dengan menggunakan bantuan 30,289 727,57 202 2,9390 Kubik
Software Match 3. 35,678 997,30 311 2,5104 Kubik
d. Teknik Analisis Data pengujian dengan XRD 43,253 587,57 400 2,0916 Kubik
Teknik analisis data pada penelitian ini 63,001 738,83 404 1,4741 Kubik
yaitu sebelum ZnFe2O4 diuji dengan 66,248 734,27 531 1,4101 Kubik
menggunakan XRD, terlebih dahulu mengatur
nilai panjang gelombang, orde pembiasan serta d. Hasil Analisis Kandungan Mineral ZnFe2O4
sudut difraksi yang digunakan. Selanjutnya dari dengan Menggunakan X-Ray Flouresence
hasil perekaman sampel maka akan terbaca (XRF)
pada monitor grafik difraktogramnya. Tabel 4.4 Hasil analisis kandungan ZnFe2O4
Hasil dengan menggunakan X-Ray Flouresence
a. Hasil analisis difraktogram menggunakan X- (XRF)
Ray Diffraction (XRD) dengan waktu Waktu Waktu Waktu
pemanasan 6 jam dapat dilihat pada tabel Pemansan Pemansan Pemansan
Sampel
6 jam 12 jam 18 jam
berikut : (%) (%) (%)
Tabel 4.1 Hasil analisis menggunakan X-Ray Cr2O3 15.32 17.32 21.59
Diffraction (XRD) dengan waktu pemanasan 6 MnO 0.508 0.578 0.583
jam Cu 0.001 0.001 0.001
2𝜃 (°) Intensitas hkl d (Å) Struktur Zn 24.47 25.47 27.14
18,202 325,84 111 4,8627 Kubik Ni 0.09 0.10 0.09
Fe 25.09 26.09 25.88
29,938 625,05 202 2,9796 Kubik
Co 0.02 0.02 0.02
35,14 803,75 311 2,5547 Kubik
Na2O 0.08 0.08 0.08
53,152 615,84 422 1,7192 Kubik
MgO 0.001 0.001 0.001
56,656 751,04 511 1,6227 Kubik
Al2O3 0.71 0.65 0.76
65,403 674,73 531 1,4218 Kubik SiO2 1.47 1.90 1.68
P2O5 0.001 0.001 0.001
b. Hasil analisis difraktogram menggunakan X- SO3 0.11 0.13 0.11
Ray Diffraction (XRD) dengan waktu
pemanasan 12 jam dapat dilihat pada tabel Pembahasan
berikut : a. Analisis Menggunakan X-Ray Diffraction
Tabel 4.2 Hasil analisis menggunakan X-Ray (XRD)
Diffraction (XRD) dengan waktu pemanasan ZnFe2O4 dikarakterisasi dengan
12 jam menggunakan X-Ray Diffraction (XRD), hal
2𝜃 (°) Intensitas hkl d (Å) Struktur ini bertujuan untuk memberikan informasi
35,90 998,91 311 2,5002 Kubik penting mengenai struktur kristal dan ukuran
53,062 619,06 422 1,7026 Kubik kristal dari suatu bahan padat nanopartikel
57,529 794,27 511 1,6080 Kubik tersebut. Data yang diperoleh berupa jarak
63,186 776,97 404 1,4718 Kubik antar bidang, intensitas dan sudut 2 .
66,18 764,24 531 1,4121 Kubik Besarnya intensitas relatif puncak bergantung
pada jumlah atom yang ada dan distribusi sel
satuan material. Data hasil X-Ray Diffraction
(XRD) untuk tiga variasi waktu terlebih
dahulu dianalisis untuk mengetahui fasa apa
saja yang terkandung didalamnya dengan
menggunakan Software Match 3. Analisis
dilakukan secara kualitatif yaitu dengan
identifikasi fasa yang didasarkan pada
pencocokkan data posisi puncak difraksi yang
terukur dengan basis data (database).
Aplikasi Software Match 3 mempermudah
melihat kesesuaian struktur kristal yang
Gambar 4.1 Difraktogram Analisis X-Ray
meliputi sistem kristal, konstanta kisi dan
Diffraction (XRD) Menggunakan Software Match
bidang difraksi. Hasil analisis X-Ray
3 Waktu Pemanasan 6 Jam
Diffraction (XRD) menggunakan Software
Keterangan
Match 3 dapat dilihat Gambar 4.1, Gambar
= ZnFe2O4
4.2, Gambar 4.3. Analisis X-Ray Diffraction
= Hematite (Fe2O3)
(XRD) menghasilkan beberapa senyawa,
= Magnetite (Fe3O4)
seperti ZnFe2O4, Magnetite (Fe3O4),
= Ferum (Fe)
Hematite (Fe2O3), ZnO dan Fe. Persentase
= Zink Oksida (ZnO)
dari masing-masing senyawa tersebut rata-
Untuk waktu pemanasan 12 jam terlihat
rata 42,6 %; 27,9 %, 15,3 %; 13,26 %; dan
bahwa seiring dengan kenaikan temperatur
2,5 %. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 7.
aktivasi, terdapat beberapa perubahan yang tidak
Difraktogram ZnFe2O4 pada waktu
terlalu signifikan yang memperlihatkan puncak
pemanasan 6 jam teraktivasi dapat dilihat
pada sudut 2𝜃 = 35,90° dengan jarak antar
pada hasil XRD pada Gambar 4.1 berikut.
Gambar 4.1 menunjukkan hasil pola difraksi bidang 𝑑 = 2,5002Å terindikasi ZnFe2O4 dengan
sinar-X yang memperlihatkan puncak pada bidang-bidang kristal kubik sama halnya seperti
sudut 2𝜃 = 35,11° dengan jarak antar bidang pada perlakuan pemanasan waktu 6 jam. Untuk
senyawa hematite (Fe2O3) menduduki puncak-
𝑑 = 2,5359 Å terindikasi ZnFe2O4 dengan
puncak difraktogram dengan sudut 2𝜃 =
bidang-bidang kristal kubik. Sedangkan
26,01°; 39,39°; 49,43°; 51,68°; 59,97°. Juga
puncak difraktogram pada sudut 2𝜃 =
pada difraktogram terlihat senyawa Magnetite
12,64° diduga sebagai Ferum (Fe).
(Fe3O4) berkurang dan hanya terdapat pada
Kemudian puncak-puncak pada sudut 2𝜃 =
puncak dengan sudut 2𝜃 = 28,99°; 34,34°. Hasil
23,04°; 25,44°; 27,11°; 47,04°; 52,13°
analisis ZnFe2O4 dengan menggunakan X-Ray
diduga sebagai senyawa hematite (Fe2O3).
Diffraction (XRD) dengan waktu 12 jam dapat
Puncak-puncak sudut 2𝜃 =
dilihat pada gambar sebagai berikut
31,40°; 34,09°; 𝑑𝑎𝑛 38,60° diduga sebagai
senyawa magnetite (Fe3O4). Sedangkan
puncak difraktogram dengan sudut 2𝜃 =
36,13° diduga sebagai senyawa ZnO. Hasil
analisis ZnFe2O4 dengan menggunakan X-Ray
Diffraction (XRD) dengan waktu 6 jam dapat
dilihat pada gambar sebagai berikut
Gambar 4.3 Difraktogram Analisis X-Ray
Diffraction (XRD) Menggunakan Software Match
3 Waktu Pemanasan 18 Jam
Keterangan
= ZnFe2O4
= Hematite (Fe2O3)
= Magnetite (Fe3O4)
= Zink Oksida (ZnO)
Berdasarkan hasil data analisis X-Ray
Diffraction (XRD) menggunakan Software Match
3 terlihat partikel ZnFe2O4 terbentuk pada puncak
Gambar 4.2 Difraktogram Analisis X-Ray tertinggi rata-rata dengan sudut 2𝜃 = 35°. Hal ini
Diffraction (XRD) Menggunakan Software sesuai dengan penelitian La Ode Asmin dkk, 2015
Match 3 Waktu Pemanasan 12 Jam bahwa hasil karakterisasi X-Ray Diffraction
Keterangan (XRD) nanopartikel ZnFe2O4 dari puncak yang
= ZnFe2O4 terekam dari 100 hingga 700 memperlihatkan
= Hematite (Fe2O3) bahwa sampel yang telah dikarakterisasi memiliki
= Magnetite (Fe3O4) struktur kubik spinel. Hal ini dapat dilihat dengan
= Zink Oksida (ZnO) jelas pada puncak-puncak difraksi utama dari
Sedangkan pada pemanasan 18 jam sampel yaitu pada sudut 2𝜃 sekitar 35° dengan
ZnFe2O4 terindikasi terbentuk pada puncak sudut yang terbentuk α = β = γ adalah 900 dengan
dengan sudut 2𝜃 = 35,91° dengan jarak antar grup ruang f d -3m dengan parameter kisi a =
bidang 𝑑 = 2,5104 Å terindikasi ZnFe2O4 8,442 Å. Hal ini juga sesuai dengan penelitian
dengan bidang-bidang kristal kubik. Pada yang dilakukan oleh Haefeli dkk, 1997 dan
pemanasan 18 jam ini banyak senyawa Saptari, 2012.
hematite (Fe2O3) yang terbentuk, seperti Nilai parameter kisi sampel nanopartikel
terlihat pada puncak dengan sudut 2𝜃 = hasil karakterisasi diperoleh lebih besar yaitu
13,13°; 22,43°; 26,01°; 31,89°; 31,89°; 8,442 Å dari parameter kisi bulk ZnFe2O4 yaitu
38,96°; 46,33°; 49,46°; 56,24° dan senyawa 8,441 Å (JCPDS No. 22-1012). Hal ini
Magnetite (Fe3O4) hanya terdapat pada menunjukkan bahwa sampel nanopartikel
puncak yang memiliki sudut 2𝜃 = 34,42°. ZnFe2O4 merupakan campuran dari struktur spinel
Hasil analisis ZnFe2O4 dengan normal dan invers. Fenomena peningkatan
menggunakan X-Ray Diffraction (XRD) parameter kisi ini dapat dihubungkan dengan
dengan waktu 12 jam dapat dilihat pada adanya distribusi kation Zn2+ dan Fe3+ dalam site
gambar sebagai berikut interstitial. Subtitusi beberapa kation Zn2+ dengan
radius ionik Zn2+ yaitu 0,74 Å lebih besar dari
radius ionik Fe3+ yaitu 0,64 Å, mengakibatkan
ekspansi pada kisi spinel sehingga parameter kisi
yang dihasilkan akan semakin meningkat. Hasil
analisis X-Ray Diffraction (XRD) juga terlihat
bahwa ukuran kristal nanopartikel ZnFe2O4 hasil
karakterisasi meningkat seiring dengan
meningkatnya suhu karakterisasi. Hal ini terjadi
karena dengan lama waktu pemanasan maka akan
mengakibatkan aktivitas penumbuhan
nanopartikel meningkat selama proses
karakterisasi. Dengan demikian semakin terbanyak setelah unsur utama Zn dan Fe, yaitu
lama waktu pemanasan karakterisasi, ukuran rata-rata sebesar 18,07 %, senyawa SiO2 rata-rata
partikel bahan tersebut semakin besar, 1.68 %, senyawa Al2O3 rata-rata sebesar 0.70 %,
dikarenakan terjadinya terjadinya proses senyawa MnO rata-rata sebesar 0.55 %. Besarnya
pertumbuhan fasa lebih lanjut sehingga persentase senyawa-senyawa tersebut disebabkan
terjadi penggabungan antarpartikel dan karena senyawa-senyawa tersebut merupakan
partikel menjadi berkembang menjadi besar. senyawa penyusun atau senyawa yang melekat
Untuk ukuran butir kristal dapat pada pasir besi (Wicaksono, 2012). Sedangkan Ni,
diperoleh dengan menggunakan metode Co, Na2O, MgO, SO3 bukan merupakan senyawa
Debye-Scherer. Bentuk umum dari yang melekat pada pasir besi tetapi merupakan
persamaan Debye-Scherer adalah sebagai senyawa pengotor. Banyaknya senyawa dan unsur
berikut logam lain menjadi kendala tersendiri untuk
k menghasilkan nanopartikel magnetik yang murni.
D
B cos  Senyawa dan unsur-unsur tersebut bisa mengotori
dengan : sifat nanopartikel magnetik yang dihasilkan. Pada
D = ukuran butir kristal hasil analisis menggunakan XRF ini, Co, Na2O,
k = konstanta faktor koreksi (0,94) MgO, SO3 memiliki perentase yang rendah. Hal
B = sudut Full Width a Half Maximum ini disebabkan karena pada penelitian ini sampel
(FHWM) dalam satuan radian menggunakan bahan alam dan tidak dilakukan
λ = panjang gelombang sinar X dengan pemurnian sehingga pada hasil X-Ray
𝜃 = sudut pusat dari puncak Flouresence (XRF) terdapat beberapa senyawa
Perhitungan dengan menggunakan dan unsur yang bersifat sebagai pengotor yang
persamaan Debye-Scherer dapat dilihat pada melekat pada sampel. Mineral pengotor adalah
Lampiran 5. Data yang diperoleh adalah mineral yang bersifat non-magnetik yang
ukuran diameter partikel rata-rata sebesar terkandung pada mineral magnetik.
24.8122 nm pada untuk waktu pemanasan 6
jam; 20.770 nm untuk waktu pemanasan 12 Simpulan
jam; dan 33.15 nm untuk waktu pemanasan Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah
18 jam. Hal ini menunjukan bahwa variasi sebagai berikut :
waktu pemanasan mempengaruhi ukuran a. Struktur kristal ZnFe2O4 setelah
kristal dari partikel ZnFe2O4. dikarakterisasi menggunakan XRD adalah
berstruktur kristal kubik, hal ini sesuai
b. Analisis Menggunakan X-Ray Flouresence dengan penelitian Haefeli dkk, 1997 dengan
(XRF) grup ruang fd - 3m dengan ukuran diameter
Pada analisis X-Ray Flouresence partikel rata-rata sebesar 24.8122 nm untuk
(XRF) partikel ZnFe2O4 memiliki beberapa waktu pemanasan 6 jam; 20.770 nm untuk
kandungan mineral yaitu Cr2O3, MnO, Cu, waktu pemanasan 12 jam; dan 33.15 nm
Zn, Ni, Fe, Co, Na2O, MgO, Al2O3, SiO2, untuk waktu pemanasan 18 jam. Hal ini
P2O5, SO3. Seperti terlihat pada tabel analisis menunjukkan bahwa variasi waktu
X-Ray Flouresence (XRF), pada waktu pemanasan mempengaruhi ukuran kristal
pemanasan 6 jam, 12 jam, dan 18 jam terdapat partikel ZnFe2O4.
persentase kandungan mineral yang berbeda- b. Mineral-mineral yang terkandung dalam
beda tapi perbedaan persentase itu tidak ZnFe2O4 setelah dianalisis menggunakan
signifikan. Ada beberapa senyawa yang XRF adalah Zn, Fe, Cr2O3, MnO, Al2O3, SiO2,
memiliki persentase cukup besar diantaranya, P2O5, Cu, Ni, Co, Na2O, MgO, SO3. Dengan
senyawa Cr2O3 memiliki kandungan
Ni, Co, Na2O, MgO, SO3 berperan sebagai Science And Processing: Boston
senyawa dan unsur pengotor. College.
Bijaksana, S. 2002. Analisa mineral magnetic
Saran
dalam masalah lingkungan, journal
Saran yang dapat saya sampaikan adalah
geofisika,v.1, p 19-27.
sebelum dilakukan penelitian terlebih dahulu
sampel dimurnikan menggunakan senyawa kimia Bhakti, Henny Dwi, dkk. Pengaruh Ukuran
agar sampel setelah dikarakterisasi tidak Partikel Fe3O dari Pasir Besi Sebagai
mengandung senyawa lain dan data yang Bahan Penyerap Pada Frekuensi X-Band
diperoleh sesuai dengan yang diinginkan. dan Ku-Band. Fisika, (2010)

Daftar Pustaka Blaney, L. 2007. Magnetite Fe3O4: Properties,


Synthesis, and Aplications. Lehigh
Abdullah, M, I.W.Lenggoro, K. Okuyama, F.G. Rev.,vol.15,pp.32-81.
Shi, J. Phys.Chem.Bm 107,1957-1961
(2003). Fan, G. 2009. Nanocrystalline Zinc Ferrite
Photocatalyst Formed Using The Colloid
Abdullah, Mikrajuddin dan Khairurrijal. 2008. Mill and Hydrothermal Technique,
Review Karakterisasi Nanomaterial. Chem. Eng. J. 155 p. 534541.
ITB. Bandung.

Adiantoro, Darma dan Agus Jamaludin,2012. Fitri, Idul.2016.Analisis Kandungan Mineral


Analisis Kerusakan X-Ray Fluoresence Logam Singkapan Batuan
(XRF). BATAN: Pusat Teknologi Bahan Pertambangan Mangan Desa
Bakar Nuklir. Kumbewaha Kecamatan Siontapina
Kabupaten Buton Dengan Menggunakan
Aneesh, P.M. dkk, 2007. Synthesis of ZnO Metode Xrf. Kendari: Universitas Halu
Nanoparticles by Hydrothermal Method. Oleo.
Journal of Nanophotonic Materials. Vol.
6639 66390J-1. Goldman A, 2006. Modern ferrite Technology.
Springer Verlag
Asmin. La Ode dkk. 2015. Sintesis Nanopartikel
Zinc Ferrite (ZnFe2O4) dengan Metode Gosseau, D. 2009. Introduction to XRF
Kopresipitasi dan Karakterisasi Sifat Spectroscopy. http://users.skynet.be/.
Kemagnetannya. Institute Agama Islam Diakses tanggal 1 juni 2018.
Negeri: Kendari.
Harianto, E.2008.Studi Pemanfaatan Bijih Besi
Baihaqi, Muhammad Yusuf.2017. Pengaruh Hematit dan Magnetit Low Grade dan
Penambahan Unsur Seng (Zn) Terhadap Grade Di Indonesia Sebagai Bahan Baku
Sifat Kekerasan Paduan Cu-Zn Untuk Pembuatan Besi Co. in Prosiding
Aplikasi Elektroda Las Jurusan Teknik Pertemuan Ilmiah Ilmu Pengetahuan dan
Material Dan Metalurgi.Institut Teknologi Bahan.
Teknologi Sepuluh Nofember
Hongxia, Zhang, et al. 2017. Preparation Of ZnO
Surabaya:Indonesia
Nanorods Through Wet Chemical
Method. Elsevier: Harbin Engineering
Banerjee, D, et al. 2014. Large Hexagonal Arrays
University.
Of Aligned ZnO Nanorods. Material
Jamaluddin, K. 2010. XRD (X-Ray Diffractions). Setiabudi, Agus dkk.2012. Karakterisasi
Kendari: Universitas Haluoleo. Material; Prinsip dan Aplikasinya dalam
Penelitian Kimia. Bandung. UPI PRESS.
Keenan, Kleinfelter, Wood. 1992. Kimia Untuk
Universitas, Jilid 2, Edisi Keenam. Shionoya, S, W.M. Shen.2000. Eds. Phosphor
Jakarta: Erlangga. Handbook, CRC Press:Boca Raton

Masrukan, Anggraini, Dian dan Rosika. 2007. Sirenden, Anfiyus Hendry. 2012. Sintesis
Studi Komparasi Hasil Analisis Nanorods Seng Oksida (ZnO)
Komposisi Paduan Almgsi1 dengan Menggunakan Putih Telur Sebagai
Menggunakan Teknik X – Ray Biotemplate. Depok: Departemen
Fluorecence (XRF) dan Emission Metalurgi Dan Material
Spectroscopy, Urania, 13(3), 109110.
Suharyadi, Edi dkk, 2015. Sintesis Nanopartikel
Meidanchi, A, dkk. 2014. ZnFe2O4 nanoparticles Zinc Ferrite (ZnFe2O4) dengan Metode
as radiosensitizers in radiotherapy of Kopresipitasi dan Karakterisasi Sifat
human prostate cancer cells, Material Kemagnetannya. Fakultas MIPA.
Science and Engineering C. 46, p. 394- Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
399 Sumantry, Teddy.2002 Aplikasi Xrf Untuk
Identifikasi Lempung Pada Kegiatan
Nakhjavan. B, 2011. Designer Syinhesis Of Penyimpanan Lestari Limbah Radioaktif.
Heterodimer And Ferrite Nanoparticles, Prosiding Seminar Nasionalteknologi
Dissertation, Johansnes Gutenberg Pengelolaan Limbah VII. Pusat teknologi
Universitat in Mainz limbah radioaktif batan.
http://jurnalp2plr.go.id/teddyaplikasixrf.
Niu, X and W. Du. 2004. Preparation and Gas
Sensing Properties of ZnM2O4 (M = Fe, Solechan. 2015. Pembuatan Material Sintesis
Co, Cr), Sens. Actuators B, Chem. 99, Nano Hydroxyapatite untuk Aplikasi
p. 405-409. Scaffolds Tulang Mandibula Dari Tulang
Cumi Sontong Menggunakan Metode
Saptari, Sitti Ahmiatri. 2012. Karakteristik Kalsinasi. Jurnal Gardan 5, no. 1, h: 1-12.
Struktur Kristal Pada Bahan
Ni0.3Zn0.7Fe2O4 dengan Variasi Lama Tim Direktorat. Inventarisasi Sumber daya
Milling.Universitas Islam Negri Syarif Mineral Pedoman Teknis Eksplorasi
Hidayatullah: Jakarta. Pasir Besi. 2005. Pusat Sumber Daya
Geologi, h. 1.
Shahraki, R. R. dkk. 2012. Structural
Characterization and Magnetic Wahab. (2011). Besi dan Baja. Artikel Material.
Properties of Superparamagnetic Zinc Wordpress.com (Diakses 24 Februari
Ferrite Nanoparticles Synthesized by 2018).
Coprecipitation Method, Journal of
Magnetism and Magnetic Materials. 324, Wicaksono, Herman Sandy. 2011. Analisis
p. 3762-3765. Ukuran Partikel Campuran (Pasir Besi,
Batu Bara CaO) dan Lama Penyinaran
Gelombang Mikro Pada Reduksi Besi
Oksida. Teknik Material dan Metalurgi.

Anda mungkin juga menyukai