MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Falsafah Kesatuan Ilmu
Dosen Pengampu : Fachri Hakim, M.Pd
Disusun :
Kelompok 1
PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2019
0
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya serta telah mengajarkan manusia dengan pena sehingga kita dapat mengetahuia
apa yang belum diketahui, berupa ilmu pengetahuan yang menjadi bukti bahwa ia telah
menunjukan keberadaanya di dunia. Shalawat dan salam dikirimkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang telah menuntun kita ke jalan yang terang di dunia, tak lupa kepada dosen pengampu
yang telah membimbing dan memberikan ilmu.Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah kelompok kami. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Falsafah
Kesatuan Ilmu, yang berjudul “Filsafat Ilmu” dalam penyusunan makalah ini, kami
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dan membantu
dalam prosesnya.
Makalah ini telah disusun berdasarkan sumber-sumber yang ada, namun kami menyadari
bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran demi perbaikan dan
penyempurnaan makalah akan kami terima dengan senang hati. Akhir kata kami ucapkan terima
kasih.
Penyusun
i
Daftar Isi
Halaman Sampul......................................................................................................................
Bab I Pendahuluan
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filsafat ilmu yaitu sebuah tinjauan kritis terhadap pendapat ilmiah yang pada
masa sekarang dibandingkan dengan dengan pendapat terdahulu yang telah dibuktikan
Robert Arckermann. Filsafat ilmu itu mempertanyakan dan menilai metode-metode
pemikiran ilmiah serta menetapkan nilai dan usaha ilmiah sebagi suatu keseluruhan.
Bagi seseorang yang mempelajari filsafat ilmu dibutuhkan pengetahuan dasar
yang memadai maupun ilmu, baik ilmu alam maupun ilmu sosial, supaya para ilmuwan
memiliki landasan berpijak yang kuatdemikian pula seorang ahli ilmu alam perlu
mengetahui secara garis besar mengenai ilmu sosial. Sehingga antar ilmu yang satu
antara lainnya saling menyapa bahkan dimungkinkan terjalinya kerja samayang harmonis
dalam menyelesaikan masalah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan filsafat?
2. Apa yang dimaksud dengan ilmu?
3. Apa yang dimaksud dengan filsafat ilmu?
4. Apa perbedaan filsafat, ilmu dan filsafat ilmu?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud filsafat
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud ilmu
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud filsafat ilmu
4. Untuk mengetahui perbedaan filsafat, ilmu dan filsafat ilmu
BAB II
PEMBAHASAN
A. Filsafat
1
1. Pengertian Filsafat Secara Etimologi
Kata filsafat, dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah falsafah dan dalam bahasa
Inggris dikenal dengan istilah philoshopy yang berasal dari bahasa Yunani
philoshopia. Kata Philoshopia terdiri dari kata philein yeng berarti cinta (love) dan
shopia yang berarti kebijaksanaan (wisdom). Sehingga pengertian filsafat secara
etimologi adalah cinta kebijaksanaan atau love of wisdom dalam arti yang sedalam-
dalamnya.1
Berdasarkan arti kata tersebut, dapat dimengerti bahwa filsafat bukanlah sekedar
kebenaran, hikmah dan kebijaksanaan itu sendiri, tetapi lebih pada cinta akan
kebenaran atau kebijaksanaan yang ditunjukan pada usaha hati-hati dan serius oleh
seseorang melalui tata cara yang dapat dipertanggung jawabkan dalam menggunakan
daya pikir kritisnya untuk kebenaran, kebaikan, dan kebijaksanaan sejati.
Aktivitas filsafat sering ditandai dengan adanya proses berpikir yang logis dan
terarah serta dapat dipertanggung jawabkan kebenaranya. Nilai kebenaran dari suatu
pemikiran mengenai filsafat dapat dilihat dari aspek bagaimana cara memperoleh
kebenaran tersebut. Maknanya, filsafat mengajarkan bagaimana subjeknya dapat
meraih nilai kebenaran dari keseluruhan realita menurut tata cara yang benar-benar
dapat dipertanggung jawabkan secara menyeluruh, baik dari segi isi maupun dari cara
memperolehnya.
Perlu diingat bahwa filsafat tidak dimaksudkan untuk membuat keputusan yang
mutlak. Meskipun dalam aktivitasnya menuntut subjek untuk berpikir yang luas,
bebas, dan kritis. Namun kebenarannya selalu bergantung kepada unsur penalaran dan
pemikiran para filsuf yang selalu dalam keterbatasan dan keterikatanya pada ruang
dan waktu.
Tingkat kebenaran dalam filsafat bukanlah sesuatu yang tidak dapat dibantah dan
tidak dapat berubah-ubah dalam sejarah kehidupan manusia. Eksistensinya selalu
mengikuti cara berpikir dan wawasan pengetahuan para filsuf dalam
mengembangkanya. Semakin komprehensif seorang filsuf dalam memandang suatu
realitas kehidupan maka semakin kuat pula landasan filosofinya. Dalam prosesnya,
kata filsafat disamakan dengan berpikir secara kritis.2
1
Mohammad Adib.Filsafat Ilmu (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010) hal. 36
2
Muhmidayeli. Filsafat Pendidikan ( Bandung: PT. Refika Aditama, 201) hlm. 2-5
2
Pengertian filsafat secara terminologis diuraikan oleh beberapa filsuf seperti
Plato, Aristoteles, Rene Descartes, immanuel kant, Ali Mudhofir, dan Notonagoro,
Harold H Titus, Ibnu Sina dan Driyarkara.
Plato berpendapat bahwa filsafat adalah pengetahuan yang mencoba untuk
mencapai pengetahuan tentang kebenaran yang asli. Menurut Aristoteles, filsafat
adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang didalamnya terkandung
ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika (filsafat
keindahan). Menurut Rene Descartes filsafat adalah kumpulan semua pengetahuan
dimana Tuhan, alam, dan manusia menjadi pokok penyelidikan; Immanuel Kant,
filsafat adalah ilmu atau pengetahuan yang menjadi pangkal dari semua pengetahuan
yang didalamnya tercakup masalah epistemologi filsafat pengetahuan) yang
menjawab persoalan apa yang dapat kita ketahui. Menurut Notonagoro, Guru Besar
UGM, filsafat menelaah hal-hal yang menjadi objeknya dari sudut intinya yang
mutlak dan yang terdalam, yang tetap, dan yang tidak berubah yang disebut hakikat;
sedangkan menurut Ali Mudhofir, seorang ahli filsafat yang juga dosen UGM,
filsafat diartikan sebagai: (i) suatu sikap; (ii) suatu metode; (iii) kelompok persoalan;
(iv) kelompok teori atau sistem pemikiran; (v) analisis logis tentang bahasa dan
penjelasan makna istilah; dan (vi) usaha untuk mendapatkan pandangan yang
menyeluruh.
Harold H. Titus, mengemukakan pengertian filsafat dalam arti sempit dan arti
luas. Dalam arti sempit, filsafat diartikan sebagai ilmu yang berhubungan dengan
metode logis atau analisis logika bahasa dan makna-makna. Fislsafat diartikan
sebagai “science of science”, dengan tugas utamanya memberikan analisis kritis
terhadap asumsi-asumsi dan konsep-konsep ilmu, dan mensistematisasikan
pengetahuan. Dalam arti luas, filsafat mencoba mengintegrasikan pengetahuan
manusia dari berbagai pengalaman manusia yang berbeda-beda dan menjadikan suatu
pandangan yang komprehensif tentang alam semesta, hidup dan makna hidup.
Ibnu Sina, mengemukakan bahwa filsafat adalah pengetahuan otonom yang perlu
ditimba oleh manusia sebab ia dikaruniai akal oleh Allah. Prof. Dr. N. Driyarkara
S.J., seorang filsuf besar dan ulung Indonesia didalam bukunya berjudul Percikan
Filsafat menyatakan bahwa, filsafat adalah pikiran manusia yang radikal, artinya
dengan mengesampingkan pendirian dan pendapat “yang diterima saja” mencoba
3
memperlihatkan pandangan yang merupakan akar dari lain-lain pandangan dan sikap
praktis.
Oleh karena itu, secara umum filsafat didefinisikan sebagai berikut: “filsafat
adalah ilmu pengetahuan yang mengenai segala sesuatu dengan memandang sebab-
sebab terdalam, tercapai dengan budi murni”.3
3. Kegunaan Filsafat
Kegunaan belajar filsafat pada peradaban dunia mutakhir ini adalah karena dunia
sedang dilanda krisis peradaban dan ilmu pengetahuan dengan indikator sebagaimana
dinyatakan oleh para ahli: (i) The End of Ideology (Daniel Bell 1971); (ii) The End of
History and The Last Man (F. Fukuyama, 1997); (iii) The Death of Education (Neil
Postman, 2000); (iv) The Death of Science (John Horgan, 1997).
Krisis ilmu pengetahuan ditandai oleh: (i) tidak ada temuan baru setelah temuan
C. Darwin dan A. Einstein, semua temuan dan teori baru merupakan turunan teori-
teori Evolusi Darwin dan teori Relativitas Einstein; (ii) ilmu dengan teori-teorinya
gagal atau tidak mampu menjelaskan gelaja alam dan non-alam (gagal menjelaskan
krisis-krisis kemanusiaan ); (iii) terjadi krisis moralitas dan kejahatan dalam dunia
ilmu terus meluas.
Dengan belajar filsafat semakin menjadikan orang mampu untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan mendasar manusia yang tidak terletak dalam wewenang
metode-metode ilmu khusus. Jadi, filsafat membantu manusia mendalami pertanyaan
asasi manusia tentang makna realitas dan ruang lingkupnya. Kemampuan itu
dipelajari melalui dua jalur, yaitu secara sistematis dan secara historis.
Kegunaan filsafat dapat dibagi dua, yakni kegunaan secara umum dan secara
khusus. Kegunaan secara umum dimaksudkan manfaat yang dapat diambil oleh orang
yang belajar filsafat dengan mendalam sehingga mampu memecahkan masalah-
masalah secara kritis tentang segala sesuatu. Kegunaan secara khusus dimaksudkan
untuk memecahkan suatu objek di Indonesia. Jadi, khusus diartikan terikat oleh ruang
dan waktu, umum dimaksudkan tidak terikat oleh ruang dan waktu.
B. Ilmu
1. Pengertian Ilmu
Istilah ilmu atau science merupakan suatu kata yang sering diartikan dengan
berbagai makna, atau mengandung lebih dari satu arti. Science dalam arti sebagai
natural science, biasanya dimaksud dalam ungkapan "sains dan teknologi". Dalam
3
Mohammad Adib.Filsafat ................hal. 37-39
4
kamus istilah ilmiah dirumuskan pengertian sciences and technology sebagai "the
study of the natural sciences and the application of the knowledge for pratical
purpose", yang artinya adalah penelaahan dari ilmu alam dan penerapan dari
pengetahuan ini untuk maksud praktis.4
Van Pursen menjelaskan bahwa renungan mengenai ilmu, setua ilmu itu sendiri.
Menurutnya, dahulu orang lebih mudah memberikan definisi mengenai ilmu, hal ini
disebabkan karena ilmu pada waktu itu merupakan bagian dari filsafat, sedemikian
rupa sehingga definisi tentang ilmu bergantung pada sistem filsafat yang dianut.
Lama-kelamaan ilmu memperoleh posisi yang lebih bebas sampai akhirnya mandiri.
Definisi itu tidak lagi dirumuskan berdasarkan sifat ilmu dilihat dari segi filsafat,
melainkan berdasarkan oleh ilmu dilihat dengan melihat metodologinya.5
Seorang filsuf John G. kemeny juga menggunakan ilmu dalam arti semua
pengetahuan yang dihimpun dengan perantara metode ilmiah (all knowledge
collected by means of the scientific method). Charles Singer merumuskan bahwa
ilmu adalah proses yang membuat pengetahuan (sciences in the procces which makes
knowledge). Prof. Harold H. Titus, banyak orang telah mempergunakan istilah ilmu
untuk menyebut suatu metode guna memperoleh pengetahuan yang objektif dan dapat
diperiksakan kebenarannya.
Pada zaman Yunani kuno episteme atau pengetahuan rasional mencakup filsafat
maupun ilmu. Thales sebagai seorang filsuf juga mempelajari astronomi dan topik-
topik pengetahuan yang termasuk fisika. Fisika adalah pengetahuan teoritis yang
mempelajari alam. Pengetahuan ini juga disebut filsafat alam. Menurut Jujun S.
Suriasumantri, pengertian ilmu adalah salah satu dari buah pemikiran manusia
dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan. Ilmu merupakan salah satu dari
pengetahuan manusia. Untuk dapat menghargai ilmu sebagaimana mestinya
sesungguhnya kita harus mengerti apakah hakikat ilmu itu sebenarnya. Seperti kata
peribahasa Prancis, "Mengerti berarti memanfaatkan segalanya", maka pengertian
yang mendalam terhadap hakikat ilmu, bukan akan mengikat apresiasi kita terhadap
ilmu namun membuka mata kita terhadap sebagai kekurangannya. Dapat disimpulkan
4
Mohammad Adib.Filsafat .............hal. 39-40
5
Mahfud Junaedi.Paradigma Baru Filsafat Pendidikan Islam (Depok: KENCANA, 2017) hal. 137
5
bahwa ilmu adalah kumpulan pengetahuan yang disusun secara sistematis, konsisten
dan kebenarannya telah teruji secara empiris.6
6
Mohammad Adib.Filsafat ...............hal. 49-50
7
Mahfud Junaedi, Ilmu Pendidikan Islam Filsafat dan Pengembangan (Semarang: RaSAIL Media Grub, 2010) hal.
5
8
A.M.W. Pranaka, Epistemologi Dasar Suatu Pengantar (Jakarta: Centre for Strategic and Internasional Studies,
1987)
6
Filsafat akan menghasilkan kesimpulan Penarikan kesimpulan dalam metodologi
melalui berpikir secara radikal. ilmu pengetahuan diambil dari uji sebab-
sebab yang terdekat.
Fakta dalam filsafat adalah suatu hasil Fakta dalam ilmu pengetahuan adalah
tinjauan dan penelitian dalam konteks suatu yang teah diuji dan teramati.
Interpretasi keseluharan realitas secara
menyeluruh.
Kebenaran filsuf dimulai dengan upaya Proses ilmu pengetahuan dimulaai dari
membebaskan diri dari berbagi bentuk sangkaan dan dugaan.
sangkaan dan pendirian-pendirian.
C. Filsafat Ilmu
1. Pengertian Filsafat Ilmu
Filsafat dan ilmu yang dikenal didunia Barat berasal daru zaman Yunani Kuno.
Pada zaman itu keduanya termasuk dalam pengertian episteme. Kata philoshopia
merupakan suatu kata padanan dari episteme. Istilah lain dari filsafat ilmu adalah theory
of science (teori ilmu), meta science (adi-ilmu), science of science (ilmu tentang ilmu).
The Liang Gie mendefinisikan bahwa filsafat ilmu adalah segenap pemikiran
reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkutlandasan
ilmu maupun hubungan dengan segala segi kehidupan manusia.9
Menurut Robert Ackerman, filsafat ilmu dalam suatu segi adalah suatu tinjauan
kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan terhadap
kriteria-kriteria yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat
ilmu jelas bukan suatu kemandirian cabang ilmu dari praktek ilmiah secara aktual.
Menurut Lewis White Beck, filsafat ilmu membahas dan mengevaluasi metode-metode
pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan dan pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu
keseluruhan. Menurut A. Cornelius Benjamin, filsafat ilmu adalah cabang pengetahuan
filsafati yang merupakan telaah sistematis mengenai ilmu, khususnya metode-metodenya,
konsep-konsepnya dan praanggapannya, serta letaknya dalam kerangka umum cabang-
9
Mohammad Adib.Filsafat ...............hal. 54
7
cabang pengetahuan intelektual. Michael V. Berry berpendapat bahwa filsafat ilmu
merupakan penelaahan tentang logika interen dari teori-teori ilmiah dan hubungan-
hubungan antara percobaan dan teori, yakni tentang metode ilmiah. Peter Caws
mengemukakan bahwa filsafat ilmu merupakan suatu bagian filsafat, yang mencoba
berbuat bagi ilmu apa yang filsafat seumumnya melakukan pada seluruh pengalaman
manusia. Filsafat melakukan dua macam hal: di satu pihak, ini membangun teori-teori
tentang manusia dan alam semesta, dan menyajikannya sebagai landasan-landasan bagi
keyakinan dan tindakan; di lain pihak, filsafat memeriksa secara kritis segala hal yang
dapat disajikan sebagai suatu landasan bagi keyakinan atau tindakan, termasuk teori-
teorinya sendiri, dengan harapan pada penghapusan ketakjelasan dan kesalahan.
Filsafat ilmu dapat dibagi menjadi dua, yaitu: (i) filsafat ilmu dalam arti luas,
yaitu menampung permasalahan yang menyangkut berbagai hubungan luar dari kegiatan
ilmiah; dan (ii) Filsafat ilmu dalam arti sempit yaitu menampung permasalahan yang
bersangkutan dengan hubungan kedalam yang terdapat dalam ilmu yaitu pengetahuan
ilmiah dan cara-cara memgusahakan serta mencapai pengetahuan ilmiah. 11
2. Sejarah Filsafat Ilmu
Lahir pada abad ke-18 cabang filsafat yang disebut sebagai filsafat pengetahuan
dimana logika, filsafat bahasa, matematika, metodologi, merupakan komponen-
komponen pendukungnya. Melalui cabang filsafat ini diterangkan sumber dan sarana
serta tata cara untuk menggunakan pengetahuan ilmiah. Diselidiki pula syarat-syarat
yang harus dipenuhi bagi apa yang disebut kebenaran ilmiah dan batas validitasnya.
10
Angga Guriang Gautama, FILSAFAT ILMU, diakses dari www.researchgate.net, pada tanggal 11 Februari 2020
pukul19.41 WIB
11
Mohammad Adib.Filsafat ...............hal. 55
8
tercapai dengan akal budi murni. Filsafat membantu untuk mendalami pertanyaan asasi
manusia tentang makna realitas dan ruang lingkupnyayang dapat dipelajari secara sistematik
dan historis.
Ilmu merupakan salah satu dari pengetahuan manusia. Ilmu membuka mata kota terhadap
berbagai kekurangan. Ilmu tidak mengikat apresiasi kita terhadap ilmu itu sendiri. Ilmu
merupakan kumpulan pengetahuan yang disususn secara konsisten dan kebenarannya telah
teruji secara empiris. Iomu harus diusahakan dengan aktivitas manusia, aktivitas itu harus
dilaksanakan dengan metode tertentu, dan akhirnya aktivitas metodis itu mendatangkan
pengetahuan yang sistematis. Kesatuan dan interaksi diantara aktivitas, metode dan
pengetahuan dapat digambarkan sebagai bagan segitiga penyusun menjadi ilmu.
Filsafat ilmu adalah seganap pemikiran yang reflektif terhadap persoalan-persoalan
mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala
hal segi dari lehidupan manusia. Filsafat olmu merupakan suatu telaan kritis terhadap
metode yang digunakan oleh ilmu tertentu terhadap lambang-lambang dan struktur
penalaran tentang sistem lambang yang digunakan. Filsafat ilmu adalah upaya untuk
mencari kejelasan mengenai dasar-dasar konsep, sangka wacana dan postulat mengenai
ilmu. Filsafat ilmu merupakan studu gabungan yang terdiri atas beberapa studi beraneka
macam yang ditunjukkan untuk menetapkan batas yang tegas mengenai ilmu tententu. 12
12
Mohammad Adib.Filsafat.....................hal. 56-57
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Filsafat secara etimologi berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom) dalam
pengertian yang sedalam-dalamnya.Sedangkan secara terminology, filsafat adalah
ilmu pengetahuan yang meliputi segala sesuatu dengan memperhatikan sebab-sebab
terdalam tercapai dengan budi murni.
2. Ilmu yaitu kumpulan pengetahuan yang disusun secara konsisten dan kebenarannya
telah teruji secara empiris.
3. Filsafat ilmu mencakup permasalahan yang tentang berbagai hubungan keluar dan
kedalam yang terdapat dalam kegiatan ilmiah.
4. Perbedaan filsafat, ilmu, dan filsafat ilmu antara lain adalah: (a) filsafat membahas
tentang akal budi murni dan memandang sebab tersebut secara mendalam; (b) ilmu
merupakan kumpulan pengetahuan yang disusun secara sistematis, konsisten, dan
empiris; (c) filsafat ilmu membahas segala hal yang berhubungan dengan landasan
ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala kehidupan manusia.
DAFTAR PUSTAKA
10
Junaedi, Mahfud, Ilmu Pendidikan Islam Filsafat dan Pengembangan (Semarang: RaSAIL Media Grub,
2010) hal. 5
Junaedi, Mahfud.Paradigma Baru Filsafat Pendidikan Islam (Depok: KENCANA, 2017) hal. 137
Muhmidayeli. Filsafat Pendidikan ( Bandung: PT. Refika Aditama, 201) hlm. 2-5
Pranaka, A.M.W., Epistemologi Dasar Suatu Pengantar (Jakarta: Centre for Strategic and Internasional
Studies, 1987)
Angga Guriang Gautama, FILSAFAT ILMU, diakses dari www.researchgate.net, pada tanggal 11 Februari
2020 pukul19.41 WIB
11