TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Subhanallahu wa Ta’ala atas limpahan rahmat dan
inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Thermo Elektrik”.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad Salallahu Alaihi wa Salam yang telah membawa kita dari zaman kegelapan
menuju zaman yang terang benderang yang disinari oleh iman dan Islam.
Demikian yang dapat penyusun sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.Penyusun mengharapkan kritik dan saran, karena penyusun sadar bahwa
makalah yang dibuat masih banyak kekurangan.
Penyusun
[i]
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ................................................................................................ 15
B. Saran .......................................................................................................... 16
[ii]
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Thermoelektrik adalah salah satu alternative dalam menjawab kebutuhan
energy yang selalu bertambah dari tahun seiring dengan kemajuan teknologi. Di
samping relative lebih ramah lingkungan, teknologi ini sangat efisien, tahan lama,
dan juga mampu menghasilkan energy dalam skala besar maupun kecil.
Terdapat dua kata kunci pada thermoelektrik. Kata yang pertama adalah
thermo yang berkaitan dengan termperatur atau suhu. Temperature kita kenal
sebagai sebagai ukuran panas dinginnya suatu benda. Secara lebih tepat,
“temperature merupakan ukuran energy kinetic molekuler internal rata-rata sebuah
benda”. Sedangkan kata yang kedua adalah elektrik yaitu sesuatu yang
berhubungan dengan listrik.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah thermoelektrik?
2. Apa saja efek-efek pendinginan thermoelektrik?
3. Apa saja elemen thermoelektrik?
4. Bagaimana prinsip kerja thermoelektrik?
5. Bagaimana perhitungan pendinginan pendinginan sistem thermoelektrik?
6. Bagaimana efek perpindahan panas thermoelektrik?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah thermoelektrik
2. Untuk mengetahui efek-efek pendinginan thermoelektrik
3. Untuk mengetahui elemen thermoelektrik
4. Untuk mengetahui prinsip kerja thermoelektrik
5. Untuk mengetahui perhitungan pendinginan pendinginan sistem thermoelektrik
6. Untuk mengetahui efek perpindahan panas thermoelektrik
[1]
BAB II
PEMBAHASAN
1. Efek Seebeck
1
Trigonggo, Sumber-Sumber Tegangan Listrik (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2019), hlm. 102.
[2]
Efek seebek terjadi ketika dua logam dengan beda temperatur antara
kedua ujungnya. Seperti gambar 2.1 Ketika logam tersebut di sambung, maka
akan terjadi beda potensial diantara kedua ujungnya.
Keterangan :
2. Efek Joule
[3]
sesuai dengan hukum ohm, efek joule dirumuskan pada persamaan berikut:
Keterangan:
I = Arus [Ampere]
R = Tahanan [Ohm]
3. Efek Konduksi
Keterangan:
U = Konduktivitas thermal
[Watt/o
K] T1 = Temperatur hot junction [oK]
To = Temperatur cold junction [oK]
4. Efek Peltier
[4]
Pada saat arus mengalir melalui thermocouple, temperature junction
akan berubah dan panas akan diserap pada satu permukaan, sementara
permukaan yang lainnya akan membuang panas. Jika sumber arus dibalik,
maka permukaan yang panas menjadi dingin dan sebaliknya. Gejala ini
disebut efek peltier yang merupakan dasar pendinginan termoelektrik.Dari
percobaan diketahui bahwa perpindahan panas sebanding terhadap arus yang
mengalir. Persamaan dari efek adalah sebagai berikut:2
Keterangan :
5. Efek Thomson
Keterangan :
= koefisien Thomson
I = Arus [Ampere]
2
Peter Soedojo, Azas-Azas Ilmu Fisika (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2018), hlm. 252.
[5]
= Perbedaan temperature [oK]
[6]
Elemen peltier atau pendingin termoelektrik (thermoelektrik cooler)
merupakan alat yang adapat menimbulkan perbedaan suhu antara kedua sisinya jika
dialiri arus listrik searah pada kedua kutub materialnya. Pada gambar 2.2
penampang termoelektrik memiliki keuntungan utama dari elemen peltier adalah
tidak adanya bagian yang bergerak atau cairan yang bersikulasi dan ukurannya
kecil serta bentuknya sangat mudah untuk direkayasa. Sedangkan kekurangan dari
elemen peltier ada pada faktor efisiensi daya yang rendah dan biaya perancangan
sistem masih relatif mahal. Namun kini banyak peneliti yang sedang mencoba
mengembangkan elemen peltier yang lebih murah dan juga efisien.
[7]
1. Jenis n
2. Jenis p
[8]
tipe-n) ke tingkat energi yang lebih rendah (Semikonduktor tipe-p), untuk
dapat mengalir ke semikonduktor tipe p, kelebihan energi pada tipe n dibuang
ke lingkungan sisi tersebut menjadi panas. Cara kerja Peltier, dengan membuat
panas disatu sisi, kemudian di sisi lain, panas akan terserap hingga terasa
dingin. Beda suhu antara sisi panas dan dingin bisa mencapai 65 derajat
Celcius. Jadi apabila kita bisa membuat sisi panas serendah mungkin, maka sisi
dingin akan bisa sangat dingin bahkan berbuih es. Contoh sisi panas 80 °C
(batas maksimal yang diperbolehkan), maka sisi dingin akan 15 °C.
[9]
pembuangan panas. Proses pembuangan panas di sini juga dimanfaatkan untuk
memanaskan air, supaya energi panasnya tidak terbuang begitu saja. Sumber arus
searah pada termoelektrik sama fungsinya dengan kompresor pada sistem kompresi
uap. 3
Pengeluaran dan penyerapan panas hanya terjadi pada kedua sisi junction,
besarnya kalor yang diserap dan dikeluarkan adalah sebagai berikut:
2
Qo = 2.α. Tc .I – I (R/2) – k (Th – Tc ) (2.6)
2
Q 1= 2α . Th .I – K. ΔT + ½ . I .R (2.7)
Keterangan:
Qo = Besar kalor yang diserap [Watt]
1. Perpindahan Panas
Perpindahan panas adalah ilmu yang mempelajari tentang cara untuk
meramalkan perpindahan (distribusi) energi berupa panas yang terjadi karena
adanya perbedaan temperatur di antara benda atau material. Perpindahan panas
dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
3
Dongliang, Zhao dan Gang tan “A Review of Thermoelectric cooling Material”, Modeling and
Application Applied Thermal Engineering, Vol. 66. PP 14-24, 2014
[10]
tinggi ke bagian benda yang bertemperatur rendah atau terdapat gradien
temperatur pada benda tersebut.4
4
J. Holman, Perpindahan Kalor Edisi 6 Erlangga, (Jakarta: 1992), hlm 110
[11]
2. Perpindahan Panas Konduksi
Perpindahan panas yang terjadi secara konduksi berarti perpindahan
panas tanpa dikuti oleh perpindahan molekul benda tersebut. Konduksi juga
dapat dikatakan sebagai transfer energi dari sebuah benda yang memiliki energy
yang cukup besar menuju ke benda yang memiliki energi yang rendah. Bila dua
benda atau lebih terjadi kontak termal maka akan terjadi aliran kalor dari benda
yang bertemperatur lebih tinggi ke benda yang bertemperatur lebih rendah,
hingga tercapainya kesetimbangan termal. Proses perpindahan panas ini
berlangsung dalam 3 mekanisme, yaitu: konduksi, konveksi dan radiasi.
Persamaan yang digunakan untuk perpindahan panas konduksi dikenal dengan
Hukum Fourier:
[12]
3. Beban Panas Dari Luar
Beban panas dari luar berasal dari konduksi udara luar dengan dinding.
Besarnya beban panas dari luar dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut:
[13]
4. Beban Panas Dari Dalam
Beban panas dari dalam ruangan merupakan beban panas yang harus
dibuang dari ruangan tersebut untuk mencapai temperatur yang diinginkan.
Beban panas dari dalam ruangan berasal dari panas produk yang didinginkan.
Panas produk adalah beban panas yang harus dibuang untuk mencapai
temperatur produk sesuai dengan yang telah ditentukan. Beban panas dari
produk dapat dibagi menjadi 2, yaitu beban panas sensibel dan beban panas
laten.
[14]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Fenomena thermoelektrik ditemukan oleh Jerman, Thomas Johann Seebeck
pada tahun 1821 dan fenomena tersebut disebut dengan efek Seebeck. Dan
pada tahun 1934 ditemukan efek Peltier. Kedua efek tersebut menjadi dasar
pengembangan teknologi thermoelektrik,
2. Efek-efek pendinginan thermoelektrik ada efek seebeck, efek joule,efek
konduksi, efek peltier, efek Thomson.
3. Elemen termoelektrik merupakan semikonduktor tipe-p dan tipe-n yang
dihubungkan dalam suatu rangkaian listrik tertutup yang terdapat beban.
Elemen peltier atau pendingin termoelektrik (thermoelektrik cooler)
merupakan alat yang adapat menimbulkan perbedaan suhu antara kedua sisinya
jika dialiri arus listrik searah pada kedua kutub materialnya
4. Prinsip kerja thermoelektrik ini berdasarkan pada efek peltier, yaitu ketika arus
DC dialirkan ke elemen peltier yang terdiri dari beberapa pasang sel
semikonduktor tipe p (semikonduktor yang mempunyai tingkat energi yang
lebih rendah) dan tipe n (semikonduktor dengan tingkat energi yang lebih
tinggi), akan mengakibatkan salah satu sisi elemen peltier menjadi dingin
(kalor diserap) dan sisi lainnya menjadi panas (kalor dilepaskan). Cara kerja
Peltier, dengan membuat panas disatu sisi, kemudian di sisi lain, panas akan
terserap hingga terasa dingin.
5. Pengeluaran dan penyerapan panas hanya terjadi pada kedua sisi junction,
besarnya kalor yang diserap dan dikeluarkan adalah sebagai berikut:
2
Qo = 2.α. Tc .I – I (R/2) – k (Th – Tc )
2
Q 1= 2α . Th .I – K. ΔT + ½ . I .R
[15]
B. Saran
Semoga makalah yang disusun oleh penyusun dapat dipahami dan dapat
dimengerti oleh pembaca. Kemudian dapat memberikan ilmu bagi kita semua.
[16]
DAFTAR PUSTAKA
Dongliang, Zhao dan Gang tan. 2014. A review of Thermoelektric cooling: material,
Modeling and applications. Applied thermal Enginering. Vol. 66. PP 14-24.
Holman, J. 1988. Perpindahan Kalor. Edisi 6. Erlangga: Jakarta
Inge M. Sutjahja. 2011. Penelitian Bahan Thermoelektrik Bagi Aplikasi Konversi
Energi di masa. Mendatang. Jurnal Material dan Energi Indonesia Vol. 01,
No.0, 58 - 70.
Morelli. 1997. Handbook of Thermoelectrics. London: Butterworths.
Muhaimin. 1993. Prinsip Kerja Termoelektrik. Jurusan Fisika Fakultas MIPA. Kediri:
Universitas Brawijaya.
Patidar. Application Of Thermoelectric Energy. Vol. 6, No. 5, 2018
Peter Soedojo. 2018. Azas-Azas Ilmu Fisika. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press, hlm. 252.
Trigonggo. 2019. Sumber-Sumber Tegangan Listrik. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga,
hlm. 102.
[iii]