Anda di halaman 1dari 2

Dasar pelayanan program KPLDH melalui dua komponen kesehatan yaitu pendekatan dokter

keluarga dan prinsip kedokteran komunitas. Dalam menjalankan programnya, KPLDH


melakukan tujuh kegiatan implementasi yang meliputi home visit (mengunjungi keluarga rawan
kesehatan, termasuk keluarga pascarawat dari rumah sakit), home health
promotion (memberikan informasi agar keluarga selalu menjalankan perilaku hidup bersih dan
sehat), home education (memberikan pendidikan kesehatan, konseling dan pendampingan pada
anggota keluarga pasca rawat), home care (merawat anggota keluarga yang sakit termasuk
dengan terapi komplementer/pemanfaatan keanekaragaman hayati, termasuk paliative
care), health environment (menjaga kesehatan lingkungan sekitar), home
surveillance (memantau penyakit menular dan tidak menular pada keluarga dan kelompok
khusus di masyarakat), dan referral (melakukan rujukan kasus sesuai SOP).

Sejak program ini diluncurkan, yaitu pada tahun 2015, berbagai pelayanan kesehatan sudah
dilakukan. Antara lain skrining untuk hipertensi dan diabetes, pemeriksaan IVA, program senam
pernapasan di beberapa rusunawa, edukasi perilaku hidup bersih dan sehat, peninjauan status
gizi anak, serta perawatan pasien di rumah. Dari hasil pemeriksaan tercatat lima penyakit
terbanyak yang berhasil didata yaitu hipertensi, TB paru, pneumonia, penyakit ginjal dan
diabetes melitus tipe 2. Melalui program KPLDH ini, permasalahan kesehatan di wilayah Jakarta
diharapkan dapat semakin berkurang, sehingga masyarakat dapat hidup dengan sejahtera dan
semakin menyadari pentingnya kesehatan dan lingkungan yang sehat.

S: Sadari

A: Atur Pola Makan

Y: Yuk Olahraga

A: Anjuran Dokter Dipatuhi

T: Tes Gula Darah

Sementara itu, Kementerian Kesehatan menekankan pentingnya pencegahan diabetes melitus,


seiring semakin tingginya penyebaran penyakit gula ini di Indonesia dan tataran global.

"Diabetes dinobatkan sebagai penyakit global oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Yayasan Diabetes Internasional juga memperkirakan ada 382 juta orang dewasa hidup dengan
diabetes dan akan terus meningkat hingga mencapai 592 juta jiwa pada tahun 2035," ujar
Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes Lily Sulistyowati.

Diabetes melitus, penyakit yang disebabkan tingginya kadar gula darah, dibagi menjadi dua
jenis, yaitu diabetes melitus tipe 1, yang umumnya disebabkan keturunan dan ditemukan di usia
sangat muda, serta diabetes melitus tipe 2 disebabkan gaya hidup dan ditemukan di usia
produktif dan orang tua.

Yayasan Diabetes Internasional (International Diabetes Federation) menyatakan ada 9,1 juta
orang di Indonesia terkena diabetes melitus, namun setengah dari jumlah tersebut tidak
menyadari kondisi itu.

Berdasarkan laman resmi Kemenkes, jumlah pengidap Diabetes Melitus di Indonesia pada tahun
2030 diperkirakan mencapai 21,3 juta orang.

Penyakit yang disebut juga sebagai penyakit gula ini tidak hanya di Indonesia tetapi juga di
dunia, kata Wali Kota saat perayaan Hari Kesehatan Dunia di halaman Balaikota di Banjarmasin,
Kamis.

Menurut dia, hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya jumlah kasus diabetes melitus di dunia
415 juta kasus pada Tahun 2015, dan diperkirakan akan meningkat menjadi 642 juta kasus di
tahun 2040.

"Hampir 80 persen penderita berada di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Indonesia
berada di urutan ketujuh prevalensi diabetes. Pada tahun 2015 persentase orang dewasa
dengan diabetes adalah 8,5 persen (1 diantara 11 orang dewasa menyandang diabetes),"
katanya.

Tujuan program pengendalian diabetes di Indonesia adalah terselenggaranya pengendalian


faktor resiko untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian yang disebabkan
diabetes.

Pengendalian diabetes lebih diprioritaskan pada pencegahan dini melalui upaya preventif dan
promotif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.

Adapun pesan utama yang disampaikan pada peringatan Hari Kesehatan Sedunia 2016 ini yaitu
"diabetes dapat dicegah lakukan aksi sekarang juga. Lawan diabetes, konsumsi makanan sehat
dan Gizi seimbang".

Lawan diabetes, banyak melakukan aktifitas fisik. Lawan diabetes periksa Kesehatan secara
teratur. Penderita diabetes dapat hidup sehat dengan teratur mengikuti pengobatan dengan
tepat dan benar. Seluruh komponen masyarakat, pemerintah, organisasi kemasyarakatan dan
sosial harus bergerak bersama-sama untuk menekan peningkatan diabetes.

Dalam arahannya Wali Kota Banjarmasin berharap jejaring kemitraan antara pemerintah,
masyarakat dan pelaku usaha mutlak diperlukan sebagai sarana untuk menyebarluaskan
informasi terkait pembudayaan hidup sehat dalam rangka pengendalian faktor resiko diabetes.

Penyediaan sarana dan prasarana yang kondusif untuk menerapkan gaya hidup sehat,
menciptakan lingkungan yang kondusif agar masyarakat mampu mengakses makanan sehat,
serta mendorong regulasi untuk membatasi makanan yang tidak sehat.

Pada kesempatan ini juga diselenggarakan pemeriksaan kesehatan oleh Dinas Kesehatan Kota
Banjarmasin yaitu pengukuran tekanan darah, pemeriksaan gula darah, konsultasi laboratorium,
konsultasi dokter dan konsultasi gizi. Ikut melakukan pemeriksaan kesehatan pegawai di
lingkungan Pemerintah Kota Banjarmasin.

Anda mungkin juga menyukai