Ritel “RPS 3 ”
M.M. Oleh :
Kelompok 2
2020
STRATEGI PEMASARAN RITEL
3.1 Pengertian Strategi Pemasaran Ritel
Strategi pemasaran ritel adalah pernyataan yang menjelaskan tentang beberapa hal
berikut ini : (1) target pasar ritel (2) format yang direncanakan (3) dasar perencanaan ritel
untuk memperoleh keuntungan bersaing yang dapat dipertahankan (sustainable competitive
advantage) , di mana pengertian target pasar dapat diperjelas dengan definisi sebagai berikut,
yaitu segmen-segmen atau kelompok-kelompok pasar atau pelanggan yang direncanakan
oleh peritel untuk dilayani, terkait dengan keterbatasan sumber daya yang dimiliki dan
sekaligus yang harus disiapkan oleh peritel. Segmen atau kelompok pelanggan tersebut harus
sudah didentifikasikan dengan jelas, sehingga kebutuhan dan keingginannya dapat dipahami
dan disesuaikan dengan sumber daya yang dimiliki maupun yang harus disiapkan oleh
peritel.
Sedangkan yang dimaksudkan dengan format ritel adalah gabungan ritel didasarkan
pada sifat atau ciri barang dagangan dan jasa yang ditawarkan, kebijakan penentuan harga,
pemasangan iklan, dan program promosi, maupun pendekatan pada desain took dan lokasi
khusus. Beberapa format ritel yang banyak berkembang di Indonesia khususnya untuk format
ritel dengan toko (store retailing) adalah hypermarket, supermarket dan minimarket (untuk
kelompok orientasi makanan), dan department store ataupun factory outlet (untuk kelompok
barang dagangan umum).
Sedangkan pengertian keunggulan bersaing yang dapat dipertahankan adalah
keuntungan dari persaingan yang dapat dipertahankan dalam jangka waktu panjang. Dengan
demikian, tiap strategi pemasaran ritel akan meliputi hal-hal sebagai berikut : (1) memilih
segmen target pasar dan penentuan format ritel, (2) mengembangkan keunggulan bersaing
yang memungkinkan ritel untuk mengurangi tingkat kompetensi yang dihadapi.
Bauran ritel (retail mix) adalah strategi pemasaran yang mengacu pada beberapa
variabel, dimana peritel dapat mengkombinasikan variable-variabel tersebut menjadi jalan
alternative dalam upaya menarik konsumen. Variabel tersebut pada umumnya meliputi
factor-faktor seperti variasi barang dagangan dan jasa yang di tawarkan, harga, iklan,
promosi dan tata ruang, desain toko, lokasi toko, dan pengelolaan barang dagangan.
Untuk menjaga kelangsungan hidup serta kemajuan dan keunggulan dalam bisnis ritel
yang semakin kompetitif, maka pengelola bisnis tersebut harus berupaya menerapkan
strategi berupa program bauran penjualan ritel yang diharapkan memunculkan minat beli
konsumen.Dalam konsep pemasaran, Mc Carthy (1993:46) mengemukakan komponen
produk, harga, tempat, dan promosi atau lebih dikenal dengan 4P (product, price, place, dan
promotion) dengan menitikberatkan perhatian yang berbeda pada keemapat variable
tersebut, karena tergantung pada pembuat keputusan pemasarannya untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan dan mencapai tujuan perusahaan. Konsep perusahaan tersebut berlaku
pula bagi bisnis ritel dengan penekanan pada factor yang berlainan.
Para peritel menggabungkan unsur-unsur bauran ritel untuk menciptakan suatu metode
dalam upaya menarik pasar sasaran. Kombinasi dari bauran ritel ini akan memproyeksikan
citra toko yang memengaruhi perepsi para konsumen. Dengan menggunakan kesan-kesan
atas toko ini, para pembeli memposisikan toko yang satu terhadap yang lain. Seorang
manajer pemasaran ritel harus memastikan penetapan dan memperbaiki posisi dasar tokonya
secara tepat agar sesuai dengan harapan konsumen ketika mereka memutuskan untuk
berkunjung dan berbelanja di toko tersebut. Cara- cara yang dipergunakan oleh para peritel
tersebut didasarkan pada kumpulan dari unsur- unsur yang sering disebut bauran ritel.
1. Loyalitas Konsumen
2. Lokasi
3. Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM)
4. System Distribusi dan Informasi
5. Barang Dagangan yang Unik
6. Hubungan Para Pedagang
7. Layanan Kosumen
1. Loyalitas Konsumen
Loyalitas Konsumen berarti bahwa konsumen bersedia untuk berbelanja dilokasi ritel.
Dasar yang digunakan untuk mempertahankan keunggulan bersaing,juga membantu
menarik perhatian dan mempertahankan para konsumen yang loyal.
Mempunyai konsumen yang loyal adalah metode yang penting dalam
mempertahankan keuntungan dari para pesaing. Beberapa cara dalam membangun
loyalitas adalah dengan :
- Mengembangkan strategi strategi yang jelas dan tepat
- Menciptakan hubungan yang emosional dengan para konsumen melalui program
loyalitas
Salah satu cara yang paling mudah dalam mendeteksi loyalitas pelanggan adalah
frekuensi kunjungan dan presentase belanja pelanggan. Seorang konsumen yang rutin
berbelanja di suatu gerai dengan total belanja sebulannya kurang lebih sama dapat
menjadi indikasi sederhana bahwa konsumen tersebut loyal.
2. Lokasi
Lokasi adalah factor utama dalam pemilihan toko ritel. Ha lini juga merupakan
keuntungan bersaing yang tidak mudah ditiru. Menentukan lokasi yang bagus secara
khusus menantang pesaing. Selain itu, penentuan lokasi yang tepat akan memudahkan
dalam memperkirakan seringnya pengiriman,yang nantinya barang barang yang akan
dikirimkan akan tetap terjaga kualitasnya.
Melalui pemilihan lokasi yang tepat,mempunyai keuntungan yaitu satu
merupakan komitmen seumber daya jangka panjang yang dapat mengurangi flesibilitas
masa depan ritel itu sendiri. Kedua,lokasi akan mempengaruhi pertumbuhan bisnis rritel
pada masa yang akan datang. Area yang dipilih haruslah mampu untuk tumbuhdari segi
ekonomi sehingga dapat mempertahankan keberlangsungan toko saat ini maupun akan
datang. Namu,lingkungan ritel dapat saja berubah setiap waktu. Jika nilai lokasi
memburuk,maka ritel mungkin saja harus dipindahkan atau ditutup dengan segala risiko
yang harus di perhitungkan kembali.
Lokasi dimulai dengan memilih komunitas. Keputusan ini sangat bergantung pada
potensi pertumbuhan ekonomis dan stabilitas maupun persaingan serta iklim politik.
Kadang bukan hanya profil ekonomi atau iklim politik yang membuat sebuah komunitas
tempat yang baik ,namun justru lokasi geografisnya. Setelah menempatkan ritel pada
sebuah komunitas pilihan baik secara demografis ataupun geografis,ritel harus mampu
menentukan sebuah lokasi yang spesifik. Sebagai karakteristik spesifik adalah kondisi
sosio-ekonomis sekitarnya,seperti : arus lalu lintas,biaya tanah,perawatan kawasan.
Transportasi public. Ritel juga harus mampu mempertimbangkan di mana pesaing-
pesaing disekitar toko mereka
3. Manajemen Sumber Daya Manusia
Ritel adalah bisnis tenaga kerja intensif. Para pegawai memiliki peran yang
penting dalam memberikan layanan pada konsumen dan membangun loyalitas. Pegawai
yang memiliki pengetahuan lebih,akan berusaha untuk mewujudkan tujuan tujuan ritel
yaitu asset asset penting yang medukung keberhasilan perusahaan.
Semua ritel berusahaan untuk melaukan pengelolaan yang efisien. Mereka terus
memenuhi kebutuhan konsumen. Pada saat yang sama,memberi mereka barang barang
dengan harga lebih rendah daripada para pesaingnya atau memutuskan untuk
menggunakan kesempatan guna menarik perhatian konsumen dari para pesaing dengan
menawarkan jasa ataupun pelayanan yang lebih baik,berbagai barang dan penyajian
secara visual. Ritel dapat mencapai efisiensi ini dengan mengembangkan system
distribusi dan informasi.
Penembusan Pasar
Sebagai contoh, pola belanja konsumen dalam format ritel food oriented dapat
dikelompokkan dalam tiga kelompok yaitu belanja harian (daily shobping), belanja
mingguan (weekly shopping) dan belanja bulanan (monthly shopping). Belanja harian biasa
dilakukan pada ritel tradisional, belanja mingguan biasa dilakukan oleh konsumen pada
minimarket, sedangkan belanja bulanan biasa dilakukan pada supermarket atau hypermarket.
Strategi penembusan pasar dapat dilakukan oleh minimarket dengan mengubah pola belanja
harian konsumen yang awalnya biasanya dilakukan pada pasar tradisional, kemudian
dialihkan pada minimarket.
Perluasan Pasar
Kesempatan perluasan pasar (market expansion) menggunakan format ritel yang ada
dalam segmen pasar baru. Contoh, Abercrombie & Fitch (A&F) Co. adalah ritel yang
menjual barang dengan memiliki target pasar utama anak-anak kuliah, bukan anak-anak
SMU. Hal ini diputuskan karena orang-orang usia kuliah tidak suka bergabung dengan
remaja-remaja. A&F mengubah tokonya menjadi baru dan dengan harga yang lebih rendah,
disebut Hollister Co. dengan segmen pasar remaja (anak-anak SMU). Meskipun barang-
barangnya berbeda dari A&F, namun format ritel mereka umumnya sama.
Kesempatan pengembangan format ritel meliputi penawaran format ritel baru, format
dengan gabungan ritel yang berbeda pada target pasar yang sama, contohnya Gramedia.
Ritel yang berdasar pada toko buku khusus, menggunakan kesempatan pengembangan
format saat toko mulai menjual buku-buku pada target pasarnya sekarang melalui Internet.
Diversifikasi
Kesempatan diversifkasi adalah saat ritel memperkenalkan format ritel baru secara
langsung pada segmen pasar yang tidak termasuk.
Pada kesempatan diversifkasi yang berkaitan atau berhubungan, target pasar sekarang
atau format ritel memiliki kesempatan baru. Keadaan seperti ini diperlukan pembelian dari
penjual-penjual yang sama dengan menggunakan sistem distribusi atau manajemen yang
sama atau pengiklanan di koran yang sama pada target pasar yang sama. Sebaliknya,
diversifkasi yang tidak berkaitan memiliki kekurangan dalam hal bisnis sekarang dan bisnis
baru.
Penyatuan Vertikal
Penyatuan vertikal adalah diversifikasi yang dilakukan ritel dalam penjualan atau
produksi. Contoh-contoh penyatuan vertikal adalah perolehan perusahaan industri Mast
(sebuah perusahaan dagang yang memiliki kontrak untuk produksi label privat) dan
perusahaan Zale yang memproduksi perhiasan.
Perluasan internasional adalah satu bentuk dari strategi perluasan pasar. Perluasan
internasional berisiko karena ritel yang menggunakan strategi pertumbuhan ini harus
memahami perbedaan-perbadaan dalam peraturan-peraturan pemerintah, tradisi budaya,
pertimbangan-pertimbangan penyaluran yang berbeda, dan Bahasa.
Ritel khususnya toko ritel khusus dengan nama merek yang terkenal dan ritel-ritel
makanan dengan pemberian diskon seperti Wal-Mart, Carrefour, Giant, memiliki keuntungan
bersaing yang kuat saat bersaing secara global. Beberapa ritel besar Eropa dan Jepang
memiliki lebih banyak pengalaman dalam pengoperasian toko-toko ritel di pasar
nondomestik. Contoh, Carrefour Perancis telah mengoperasikan toko-toko di pasar
nondomestik selama hampir 30 tahun. Perusahaan membeli beberapa produk lokal dan
menyewa serta melatih manajer-manajer lokal, memberi mereka kekuasaan dan otoritas pada
mereka dengan cepat. Meskipun Wal-Mart memiliki sistem distribusi yang lebih efisien,
Carrefour telah bersaing secara efektif dengan Wal-Mart di Brazil dan Argentina.
Kunci Keberhasilan
Wal-Mart dan Carrefour berhasil dalam pasar internasional di mana harga memiliki
peranan penting dalam pembuatan keputusan konsumen dan infrastruktur distribusi tersedia
untuk memungkinkan perusahaan-perusahaan ini menggunakan kemampuan-kemampuan
logistik mereka.
Saat ritel-ritel global sukses membangun kompetensi mereka, mereka juga mengetahui
perbedaan-perbedaan budaya dan menyesuaikan strategi inti mereka dengan kebutuhan pasar
lokal. Peraturan-peraturan pemerintah dan nilai-nilai budaya juga memengaruhi pengoperasian
toko. Beberapa perbedaan seperti liburan, jam pengoperasian, pegawaipegawai paruh waktu,
harus menjadi perhatian manajemen.
Budaya Global
Untuk ke arah global, seseorang harus berpikir global. Tidaklah cukup untuk
memindahkan budaya negara asal dan infrastrukturnya ke negara lain. Struktur manajemen
global yang terpenuhi setiap saat, meningkatkan kesadaran dan pelaksanaan praktik terbaik
secara global. Salah satu contoh perusahaan ritel yang membuktikan komitmen global adalah
Carrefour. Carrefour telah memiliki 30 tahun pengalaman di negara maju dan sedang
berkembang.
Kecukupan Modal
Empat pendekatan yang diambil peritel bila sedang memasuki pasar nondomestik adalah :
investasi langsung, usaha gabungan, penggabungan strategis, dan permintaan hak.
1. Investasi Langsung
Adalah upaya yang dilakukan peritel melalui usaha untuk menginvestasikan modalnya dan
memiliki divisi atau cabang yang membangun dan menjalankan toko di negara negara luar.
2. Usaha Gabungan
Adalah upaya yang dibentuk bila peritel asing yang masuk pasar negara lain dengan
menyatukan sumber-sumbernya dengan ritel lokal untuk membentuk perusahaan baru di
mana kepemilikan, kendali dan keuntungannya dibagi.
3. Penggabungan Strategis
4. Permintaan Hak
Adalah upaya peritel memasuki pasar luar melalui permintaan hak pada peritel lokal dalam
hal pengendalian dan pengoperasian ritel, dalam upaya ini, peritel menawarkan risiko
terkecil dan membutuhkan investasi paling sedikit. Namun, perusahaan yang memasuki
pasar luar telah membatasi pengendalian atas pengoperasian ritel di negara luar karena
terkait dengan penciptaan dan peningkatan pesaing domestik lokal.
Proses perencanaan pemasaran ritel strategis yaitu sekumpulan langkah-langkah yang dilalui ritel
untuk mengembangkan perencanaan ritel strategis. Langkah-langkah ini menjelaskan bagaimana
ritel memilih segmen target pasar, menentukan format ritel yang sesuai, dan membangun
keuntungan bersaing yang bisa dipertahankan. Langkah tersebut adalah sebagai berikut:
Pernyataan misi di sini adalah gambaran atau penjelasan yang luas tentang tujuan ritel dan
lingkup kegiatan yang akan dilaksanakan.
Audit (pemeriksaan) situasi adalah suatu kegiatan untuk melakukan analisis kesempatan-
kesempatan dan ancaman-ancaman dalam lingkungan ritel dan kelebihan serta kekurangan bisnis
ritel.
Faktor Pasar
Untuk melakukan analisis faktor-faktor pasar, dapat dilakukan dengan mencari data dan
informasi ke Badan Pusat Statistik (BPS) untuk mendapatkan informasi tentang ukuran,
pertumbuhan, perputaran dan pasar musiman pada umumnya.
Faktor Persaingan
Sifat atau ciri persaingan pada pasar ritel terpengaruh oleh penghalang atau hambatan untuk
masuk, penawaran kekuasaan penjualan, dan persaingan.
Faktor Lingkungan
(1) Perkembangan atau perubahan baru apa yang mungkin terjadi, seperti peraturan dan
teknologi baru atau faktor-faktor sosial yang berbeda dan kondisi ekonomi? (2) Kemungkinan
apa yang akan terjadi dalam perubahan lingkungan? Faktor-faktor kunci apa yang memengaruhi
perubahan-perubahan ini terjadi? (3) Bagaimana perubahan-perubahan ini memengaruhi dampak
tiap-tiap pasar ritel, perusahaan, dan para pesaingnya?
Evaluasi ini menentukan kemungkinan ritel untuk meningkatkan keuntungan bersaing yang
dipertahankan dan keuntungan jangka panjang dari kesempatan-kesempatan dengan evaluasi.
Setelah mengevaluasi, langkah berikut adalah proses perencanaan strategis. Proses perencanaan
strategis adalah menentukan tujuan khusus untuk tiap kesempatan. Tujuan-tujuan khusus ini
memiliki tiga komponen.
Langkah keenam dalam proses perencanaan adalah mengembangkan penggabungan ritel untuk
tiap kesempatan di mana investasi akan dilakukan dan untuk mengendalikan dan mengevaluasi
pengelolaan.
Jika ritel memenuhi atau melebih-lebihkan tujuan, perubahannya tidak diperlukan. Tetapi jika
ritel gagal memenuhi tujuannya, analisis ulang diperlukan. Analisis ulang ini dimulai dengan
peninjauan program-program pelaksanaan, tetapi ini bisa menunjukkan bahwa kebutuhan atau
perlunya strategi harus dipertimbangkan ulang.
Whidya Utami, Christina. 2010.Strategi dan Implementasi Operasional Bisnis Ritel Modern di
Indonesia. Jakarta : Salemba Empat.