Dosen Pengampu
Dr. Dra. Desak Ketut Sintaasih, M.Si
Oleh:
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
BAB III
METODE PENELITIAN
keunikan produk dari The Royal Pitamaha Diferensiasi produk ini meliputi :
łokasi ditebing bersejarah dan dibawah ada aliran sungai, desain menggunakan
łatanan arsitektur budaya Bali, bahan baku lokal dengan dominan pekerjaan
kebutuhan dan keinginan łamu, karyawan orang bali dengan system banjar,
negatif yang dibangun atau diciptakan oleh The Royal Pitamaha. Diferensiasi
citra meliputi : konsen terhadap kegiatan sosial budaya properti lokal, dikelola
lokal dengan pasar global, media plan bersekala internasional baik off line
maupun on line, perasaan łamu menyatu dengan hotel, getaran batin terhadap
melakukan penelitian dan riset pasar sehingga melahirkan sebuah produk yang
memenuhi selera dan memberikan penilaian produk yang sesuai selera pasar.
diferensiasi citra terhadap daya saing berkelajutan pada hotel the royal pitamaha
agar dapat dijadikan alat estimasi yang tidak bias jika telah memenuhi persyaratan blue
heteroskedastisitas dan data tersebar normal. Apabila model yang digunakan tidak
memenuhi syarat uji asumsi klasik maka hasil regresi tersebut akan bias dan uji baku
yang umum untuk keofisien regresi menjadi valid (gujarati, 2000). Dengan
menggunakan hasil analsisi komputer spss, maka dapat digunakan untuk menguji
dan heteroskedastisitas.
1. Uji normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi,
residu dari persamaan regresi mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi
yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Metode yang
biasa disebut k-s yang tersedia dalam program spss. Kriteria yang digunakan dalam
ters ini adalah membandingkan tingkat alpha yang digunakan, dimana data tersebut
2. Uji Multikolinearitas
Menurut Sudarmanto (2005) uji multikolinearitas, dimaksudkan untuk
variabel bebas (independen) satu dengan variabel bebas yang lain. Menurut Nugroho
(2005) sebagai pedoman untuk mengetahui antara variabel bebas satu dengan variabel
bebas yang lain tidak terjadi multikolinearitas jika mempunyai VIF (Varian Iflatation
3. Uji Heteroskedastisitas
digunakan model glejser. Model ini dilakukan dengan meregresikan nilai absolute ei
dengan variabel bebas. Jika tidak ada satupun variabel bebas yang berpengaruh
signifikan terhadap variabel terikat (nilai absolute ei), maka tidak ada
4. Uji Autokorelasi
satu dengan variabel gangguan lainnya. Akibat adanya autokorelasi adalah parameter
yang diestimasi menjadi bias dan variasi tidak minimum, sehingga tidak efisien.
Menurut Gujarati (2000), rumus untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi, dapat
diferensiasi citra secara stimulant terhadap daya saing berkelanjutan pada Hotel The
Royal Pita Maha Ubud, digunakan Uji-F. Menurut Gujarati (2000), nilai F dapat
Rumus :
Keterangan :
R2 =Koefisien dterminasi
K =Banyaknya variabel
N =Ukuran sampel
Proses pengujian diferensiasi produk, diferensiasi pepelayanan dan diferensiasi
citra secara simulatan terhdap daya saing berkelanjutan pada Hotel The Royal Pita
a. Rumusan Hipotesis
H0 : b1 = 0
berpengaruh terhadap daya saing berkelanjutan pada Hotel The Royal Pita Maha Ubud.
b. Taraf Nyata
Dengan taraf nyata (α) = 5% atau tingkat kepercayaan 95%, derajat bebas pembilang
c. Kriteria Peengujian
d. Kesimpulan
Nilai F hitung diperoleh kemudian dibandingkan dengan nilai F table. Jika F hitung
lebih besar dari F table, maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti ada pengaruh
Uji hipotesis menggunakan uji t (t-test) yang dilakukan untuk menguji hipotesis
variabel terikat. Taraf nyata yang digunakan adalah 5 persen, apabila tingkat
signifikansi t lebih besar dari a = 0,05 maka Ho diterima dan Haitematif ditolak yang
berarti tidak ada pengaruh positif secara parsial antara variabel bebas dan variabel
terikat. Apabila tingkat signifikansi t lebih kecil dari a = 0,05 maka Ho ditolak dan
Halternatif diterima yang berarti ada pengaruh positif secara parsial antara variabel
The Royal Pita Maha dibangun dengan melihat peluang dan prospek usaha
yang cukup menjanjikan di area bantaran sungai Ayung dengan pemandangan lembah
yang hijau tropis serta untuk menambah peluang kerja bagi masyarakat di sekitar
khususnya daerah Ubud dan Gianyar. Berdasarkan pengalaman yang dimiliki oleh
pemilik yang telah berhasil mengelola dua hotel sebelumnya yaitu Tjampuhan Hotel
dan Pita Maha Resort and Spa maka para pemilik mempunyai pemikiran untuk
sebelumnya di bantaran sungai tersebut juga telah berdiri beberapa hotel yang cukup
terkenal seperti Four Season Sayan, Amandari, Kupu-Kupu Barong dan sebagainya.
Resort yang berlokasi di Desa Kedewatan Ubud ini dibangun pada tahun 1999
dengan fasilitas 70 villa dan di buka pada tanggal 01 Desember 2004, serta operasional
hotel berjalan pada tanggal 03 februari 2005, dibangun dengan cara tradisional arsitek
Bali dilengkapi dengan aneka karya seni yang dirancang oleh putra daerah yang
mempunyai cita rasa seni yang tinggi yang merupakan salah satu anggota keluarga
besar Puri Saren Ubud yang juga sangat memperhatikan kelestarian alam sekitarnya.
Resort ini terpadu dengan hamparan sawah, bantaran sungai serta tumbuhan tropis
di mata wisatawan. Perpaduan keindahan alam, seni dan budaya, serta profesionalisme
penyajian layanannya membcrikan nilai khusus bagi Hotel The Royal Pitamaha
2. Wellness Healing Centre adalah sebuah are dimana para tamu dapat
digunakan untuk makan atau minum baik breakfast, lunch, atau dinner.
lobbylounge.
5. Holy spring water swimming pool adalah sebuah kolam yang airnya
berasal dari sebuah mata air yang tcrdapat di pinggir sungai, sangat
Meditation Bale, dan juga tamu-tamu yang menginap di the Royal pita
seperti Puri Ubud, Museum Puri Lukisan, Monkey Forrest, Pura Dalem
dilihat dari usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan lain-lain. Dan hal ini dianggap
dilakukan pada penelitian ini berdasarkan atas data yang di peroleh dari 100 responden
yang diambil berdasarkan hasil penelitian data primer yang diperoleh. Berikut disajikan
Berdasarkan Tabel 4.1 Umur merupakan salah satu faktor penting dalam
dapat dilihat pada table 4.1. Pemilihan kawasan akomodasi sangat bervariasi dilihat
dari segi usia, wisatawan memiliki persepsi berbeda untuk memilih kawasan yang
tepat untuk dijadikan tempat peristirahatannya selama berlibur di Bali. Dilihat dari
jenis kelamin, responden The Royal Pitamaha, terlihat seimbang antara responden
laki-laki dan responden perempuan karena sebagian besar dari responden yang
menginap adalah pasangan suami istri. Seperti yang disajikan pada Tabel 4.1
Indikator lainnya adalah pekerjaan dapat dijadikan scbagai salah satu ukuran
memiliki status sosial yang baik pula di masyarakat. Menurut Miniard (1994),
masyarakat, hal ini menunjukkan gaya hidup dan kelas sosial mereka dalam
segmentasi pasar Hotel The Royal Pitamaha. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel
4.1.
Hal yang sangat menarik dapat dilihat dari pekerjaan responden yang
menginap di Hotel The Royal Pitamaha, sebagian besar tamu yang menginap adalah
bekerja sebagai pengusaha yakni sebanyak 43 persen. Hal ini menunjukkan bahwa
pedagang sebanyak 29 persen. Dari kedua karakter yang paling besar adalah
maka butir pertanyaan dalam penelitian harus memiliki koefisien korelasi > 0,3.
Aoabila korelasi antar butir skor dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir
pertanyaan atau pertanyaan didalam intrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Hasil uji
validitas menunjukan bahwa seluruh koefisien korelasi dari 24 indikator dengan 100
responden memiliki nilai yang lebih besar dari 0,3, maka disimpulkan seluruh indicator
dalam penelitian ini dinyatakan valid. Hasil ujian validitas lebih rinci terdapat pada
Tabel 4.2.
Koefisien
NO Variable Indikator Keterangan
Korelasi
X1.1 0,856 Valid
X1.2 0,921 Valid
Diferensiasi Produk X1.3 0,924 Valid
1.
(X1) X1.4 0,846 Valid
X1.5 0,810 Valid
X1.6 0,777 Valid
X1.1 0,852 Valid
X1.2 0,847 Valid
Diferensiasi
X1.3 0,843 Valid
2. Pelayanan
X1.4 0,843 Valid
(X2)
X1.5 0,862 Valid
X1.6 0,862 Valid
X1.1 0,714 Valid
X1.2 0,714 Valid
Diferensiasi Citra X1.3 0,743 Valid
3.
(X3) X1.4 0,771 Valid
X1.5 0,867 Valid
X1.6 0,882 Valid
X1.1 0,521 Valid
X1.2 0,906 Valid
Daya Saing
X1.3 0,900 Valid
4. Berkelanjutan
X1.4 0,912 Valid
(Y)
X1.5 0,912 Valid
X1.6 0,532 Valid
Sumber : Lampiran 4
Tabel 4.2 menunjukan bahwa uji validitas dari 24 indilator yang digunakan
menghasilkan korelasi yang terkecil adalah 0,521 dan korelasi terbesar adalah 0,942
yang artinya memiliki validitas yang tinggi. Hasil uji valisitas yang dilakukan dengan
kuesioner pada peneltian ini adalah valid maka dapat dilaksanakan analisa selanjutnya.
memperoleh koefisien Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6. Hal ini menunjukkan
pengukuran kembali terhadap subyek yang sama pada waktu yang berbeda.
Memiliki fasilitas
2. lengkap 0 0 67 33 333 3,33
Lokasi di tebing
3. 0 0 72 28 328 3,28
Desain arsitektur
4. kental dengan 0 1 71 28 327 3,27
budaya Bali
Bahan baku local
5. menyesuaikan 0 0 59 41 314 3,41
dengan alam
Lobi menggunakan
6. ornament khas Bali 0 0 72 28 328 3,28
Diferensiasi Produk (X1) Total Rata – Rata Skor 3,32
Sumber : Lampiran 2
Berdasarkan Tabel 4.4 total skor untuk variabel diferensiasi produk adalah 3,32
hal ini menunjukkan bahwa sangat setuju terhadap item pertanyaan variabel
pengunjung memiliki persepsi yang baik terhadap diferensiasi produk yang dilakukan
Variabel Klasifikasi
Total Rata –
NO Diferensiasi Pelayanan 1 2 3 4 Skor rata Skor
(X2) TS KS S SS
1. Sikap karyawan
memberi pelayanan
sangat unik sehingga 0 0 73 27 327 3,27
membuat seperti berada
di rumah sendiri
2. Karyawan orang bali
dengan system Banjar
sarat dengan unsur
0 0 66 34 334 3,34
kekeluargaan dan
kebersamaan yang
kental
3. Karyawan hotel
0 0 73 27 327 3,27
berpenampilan rapi
4. Karyawan mampu
memberikan informasi
0 0 61 39 339 3,39
yang dibutuhkan
pelanggan dengan baik
5. Pelayanan SPA
tradisional khas Bali 0 0 67 33 333 3,33
6. Karyawan hotel
memberikan pelayanan
0 0 67 33 333 3,
dengan suasana
kekeluargaan
Diferensiasi Pelayanan (X2) Total Rata – Rata Skor 3,32
Sumber : Lampiran 2
Berdasarkan Tabel 4.5 nilai skor total pada item pertanyaan diferensiasi
pelayanan memiliki rata-rata sebesar 3,32. Hal ini menunjukkan bahwa responden
sangat setuju dengan enam Pertanyaan yang mewakili penilaian variabel diferensiasi
pelayanan. Skor yang diberikan responden menunjukkan bahwa responden sangat
setuju dan merasa puas pada kualitas pelayanan yang diberikan oleh Hotel The Royal
Pitamaha.
Variabel Klasifikasi
Total Rata –
NO Diferensiasi Citra 1 2 3 4
Skor rata Skor
(X3) TS KS S SS
1. Suasana alam
memberikan kesan 0 0 77 23 323 3,23
yang sangat menarik
2. Lokasi hotel berada di
tebing bersejarah 0 0 77 23 323 3,23
diberikan untuk mewakili item penilaian variable difrensial citra sebagain besar
pertanyaan diberikan penilaian sangat setuju dan setuju. Total rata-rata untuk variable
difrensiasi citra sebesar 3,32 yang berarti bahwa responden sangat setuju terhadap item
Sumber : Lampiran 2
Berdasarkan Tabel 4.7 Total skor rata-rata untuk variable daya saing
berkelanjutan adalah 3,33 hal ini menunjukkan bahwa responden sangat setuju terhdap
item pernyataan pada variable daya saing berkelanjutan. Hal ini menunjukan bahwa
pada variable pendapat responden tentang setiap item pernyataan yang mewakili item
daya saing berkelanjutan sebagian besar dinyatakan sangat setuju oleh responden.
Pelayanan dan Diferensiasi Citra terhadap daya saing berkelanjutan pada Hotel The
sebagai hasil peneltian, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik
yang dilakukan terhadap model ini adalah uji normalitas, uji multikoleniaritas, dan uji
heteroskedastisitas.
1) Uji Normalita
Npar Tes menunjukkan bahwa hasil dari Asymp.Sig (2-tailed) sebesar 0,117. Hasil ini
Asymp.Sig.(2-tai1ed) sebeasar 0.117 yang lebih besar dari taraf nyata yang digunakan
sebesar 0,05. Oleh karena itu model dikatakan berdistribusi normal, maka model dapat
2) Uji Multikolinearitas
seperti ini bisa sempurna atau tidak sempurna. Kondisi yang harus dipenuhi agar
tidak terjadi multikolinearitas adalah Tolerance value lebih tinggi dari 0,1 atau
Variance Inflator Factor (VIF) lebih kecil daripada 10. Berdasarkan pengujian
IBM SPSS 19 diperoleh hasil olahan data dari perhitungan Tolerance dan Variance
Collineari Statistics
Model
Tolerance VIF
diferensiasi citra memiliki nilai VIF dibawah 10 dan nilai Tolerance diatas 0,10. Ini
3) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dapat dilihat pada hasil Regresi Analysis dengan menggunakan
negative
dl = 1,59
du = 1,76
4-dl = 2,41
4-du = 2,24
c. Kriteria pengujian
Ho ditolak jika
d. Perhitungan
Menggunakan IBM SPSs 19, maka hasil Olah data penelitian ini diperoleh d-
e. Kesimpulan
Hasil perhitungan diperoleh bahwa du (1,76) < 2,005 < 2,24. Hasil diperoleh
menyatakan bajwa nilai d hitung jatuh pada daerah tidak mengandung autokorelasi.
Sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak ada autokorelasi dalam variabel baik
4) Uji Heteroskedastisitas
Variabel Sig
Sumber : Lampiran 7
pelayanan dan diferensiasi citra tidak berpengaruh signifikan tehadap nilai residual
kuadrat, maka hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan dalam model regresi yang
a. Perumusan hipotesis
Pitamaha
c. Kriteria Pengujian
Ho ditolakjika : nilai Sig < dari 0,05 dari hasil pengolahan spss
Squares
Total 472,560 99
Sumber : Lampiran 9
d. Kesimpulan
Hasil uji serempak diperoleh nilai F-hitung (51,875) > F-tabel (2,68) maka Ho ditolak
atau nilai sig (0,000) < dari 0,05, ini berarti diferensiasi produk, diferensiasi pelayanan
dan diferensiasi citra secara serempak berpengaruh nyata terhadap daya saing
berkelanjutan pada Hotel The Royal Pitamaha. Hal ini disebabkan karena diferensiasi
terhadap daya saing berkelanjutan pada Hotel The Royal Pitamaha. Perkembangan
perang harga antara pelaku usaha. Keberhasilan The Royal Pitahama dalam
kunjungan dan lama menginap pelanggan pada Hotel The Royal Pitamaha hal ini
Tabel 4.12 Data Kunjungan dan Lama menginap Pelanggan pada Hotel The Royal
Pitamaha
Satu 32 32 20 20
2–5 56 56 69 69
>5 12 12 11 11
pelanggan. Hal ini salah satu faktor penting dalam mempertahankan daya saing
berkelanjutan pada Hotel The Royal Pitamaha. Hal ini sejalan dengan apa yang pernah
diungkapkan Kotler dan Keller (2009) yang menyakatakan bahwa strategi diferensiasi
adalah salah satu cara untuk dapat menang dalam persaingan dengan menonjolkan hal
berbeda dengan keunikan tersendiri sehingga memiliki nilai Iebih yang Iebih unggul
dimata konsumen. Hal serupa juga diungkapkan oleh Perlusz, Gattiker dan Perdesen
(2000) dalam budioyono (2004) konsumen. suatu penentu terpenting pada kesuksesan
produk dan keuntungan adalah pada mutu produk (perlusz, Gattiker dan Pedersen,
2000) dalam budioyono (2004) mengatakan hal sama bahwa nilai Iebih produk dapat
meningkatkan nilai produk di mata konsumen. Sehingga hasil penelitian ini juga
menunjukkan bahwa strategi diferensiasi yang digunakan oleh Hotel The Royal
Pitamaha yakni diferensiasi produk, pelayanan dan citra merupakan variabel Yang
a. Rumusan Hipotesis
nyata terhadap variabel daya saung berkelanjutan pada Hotel The Royal
Pitamaha
terhadap variabel daya saing berkelanjutan pada Hotel The Royal Pitamaha.
b. Menggunakan tingkat keyakinan 95 persen (a = 5 persen), derajat bebas (df) =
n-k = 100 — 4 = 96, maka dengan melakukan uji Sisi kanan diperoleh nilai t-
c. Kriteria pengujian
Kriteria pengujian dilakukan dengan uji satu Sisi pada Sisi kanan :
Atau
Tabel 4.13 Hasil Uji Parsial variabel Diferensiasi Produk dengan variabel daya
saing berkelanjutan
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
Produk
Sumber : Lampiran 9
d. Kesimpulan
Oleh karena nilai t-hitung (2,179) > t-tabel (1,984) maka HO ditolak, ini berarti
diferensiasi produk berpengaruh positif dan nyata terhadap daya saing berkelanjutan
dilakukan oleh Hotel The Royal Pitamaha maka akan semakin baik daya saing
berkelanjutan pada persaiangan akomodasi oleh Hotel The Royal Pitamaha. Hal ini
sesuai dengan teori yang diungkapkan Kotler (2002) setiap produk akan dipengerahi
oleh potensi diferensiasi salah satunya adalah diferensiasi produk. Hotel The Royal
berkelanjutan. Salah satu yang dilakukan oleh Hotel The Royal Pitamaha untuk
memberikan pilihan yang sesuai dengan keinginan pelanggan. The Royal Pitamaha
memiliki 4 pilihan tersendiri dari jenis kamar yang disediakan yakni Royal House,
Deluxe Pool Villa, Pool Villa, Helaing Villa dan Royal Pool Villa.
mengedepankan keunikan produk yang diberikan Oleh The Royal Pitamaha. Salah satu
menginap karena kekhasan dan keunikan yang diberikan oleh Hotel The Royal
Pitamaha. Seperti yang penelitian yang dilakukan oleh Sumandy (2005), dalam
namun harus memiliki kekhususan yang tak berujung. Diferensiasi produk harus
produk yang ditawarkan. Kekhusus produk yang disajikan oleh Hotel The Royal
Pitamaha sudah melekat secara khusus di hati pelanggan, selain itu diferensiasi produk
yang dilakukan juga merupakan value yang sangat unik dengan dipadu keindahan
budaya yang sudah melekat pada jiwa dari setiap sudut Hotel yang menyajikan
diferensiasi secara alamiah yang membantu pemasaran yang berbasis pada daya saing
berkelanjutan.
a. Rumusan Hipotesis
Royal Pitamaha.
= 100 – 4 = 96, maka dengan melakukan uji sisi kanan diperoleh nilai t-tabel sebesar
1,984
c. Krieria pengujian
Kriteria pengujian dilakukan dengan uji satu Sisi pada Sisi kanan :
Atau
Tabel 4.14 Hasil Uji Parsial Variabel Diferensiasi pelayanan dengan variabel
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
Pelayanan
d. Kesimpulan
Oleh karena nilai t-hitung (4,633) > t-tabel (1,984) maka H0 ditolak, ini berarti
untuk membuat pembedaan terhadap produk, dimana ketika produk fisik sulit
dibedakan oleh pelanggan, salah satu faktor penting yang mempengaruhi adalah
kualitas pelayanan yang diberikan. Salah satu faktor penting dalam membentuk
Diferensiasi pelayanan yang dilakukan oleh The Royal Pitamaha adalah selain
memberikan pelayanan yang berciri khas pada kekeluargaan, tanggap adalah kunci
Kecepatan dan tanggap dalam meberikan pelayanan yang diberikan oleh karyawan,
,merupakan konsep penting yang dilakukan Oleh The Royal Pitamaha untuk
menanamkan rasa tanggung jawab tinggi pada jiwa karyawan untuk senantiasa
daya saing pada hotel The Royal Pitamaha. Diungkapkan oleh Tjiptono (2001), hal
penting Iain yang perlu dilakukan secara berkelanjutan dan konsisten dalam
jasa adalah hal dapat lebih dirasakan oleh pelanggan karena merupakan pelayanan
langsung yang dapat dirasakan oleh pelanggan sehingga jika dapat dilakukan dengan
a. Rumusan Hipotesis
100 — 4 = 96, maka dengan melakukan uji Sisi kanan diperoleh nilai t-tabel sebesar
1,984
c. Kriteria pengujian
Kriteria pengujian dilakukan dengan uji satu Sisi Pada Sisi kanan :
Atau
Ho diterima jika : nilai Sig > 0,05
Unstandardized
Coefficients Standardized
Model Coefficients
Beta
B Std. Error t Sig.
3,407 1 ,390 2,452 ,016
Constant
,217 ,098 ,220 2,211 ,029
Diferensiasi Citra
Sumber : Lampiran 9
d. Kesimpulan
Oleh karena nilai t-hitung (2,211) > t-tabel (1,984) maka Ho ditolak, ini berarti
diferensiasi citra berpengaruh positif dan nyata terhadap daya saing berkelanjutan pada
daya saing pada Hotel The Royal Pitamahm hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Delmas (2000) yang menyatakan bahwa diferensiasi citra dapat
diwujudkan dengan cara pemasaran yang berbeda. Citra yang penting akan melekat di
hati pelanggan dan memberikan kesan untuk selalu memberikan image positif sehingga
memunculkan kesetiaan pelanggan. The Royal Pitamaha selalu menciptakan citra yang
meiliki kekhususan yang sulit ditiru oleh pesaing. Dengan memanfaatkan alam dan
budaya asli yang memang telah ada dan melekat pada konsep dari citra yang diciptakan
oleh hotel dalam mewujudkan keunggulan dalam meningkatkan daya saing yang
berkelanjutan. Salah satu citra yang dikembangkan oleh hotel adalah kemampuan pihak
hotel dalam mengemas acara yang digabungkan dengan kegiatan adat tertentu. Hal ini
memberikan citra kuat hotel di hati pada pelanggan, diferensiasi citra inilah yang
mewujudkan kemampuan dan keunggulan daya saing berkelanjutan bagi Hotel The
Royal Pitamaha.
BAB V
hipotesis dan pembahasan hasil penelitian, maka dikemukaan simpulan dan saran
sebagai berikut:
Saran yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
pekerjaan berat bagi pemilik dan pengelola untuk dapat selalu menciptakan
komputerisasi di era modem harus selalu dipadukan dengan kebudayaan dan unsur
seni yang sudah melekat di jiwa masyarakat Ubud. Sehingga dalam persaingannya
The Royal Pitamaha dapat memberikan kesan terbaik yang masih memegang
teguh adat dan norma yang selama ini melekat seiring berkembangnya hotel The
Royal Pitamaha.
2) Penerapan dan aplikasi manajemen pemasaran yang berbasis pada diferensiasi dan
perusahaan. Hal ini tentü dapat menjadi pondasi penting dalam Strategi
keunggulan daya saing berkelanjutan. Kondisi ini adalah titik penting didalam
membantu Hotel The Royal Pitamaha dalam perkembangan usahanya, serta dapat