Anda di halaman 1dari 38

TUGAS KELOMPOK

METODE PENELITIAN MANAJEMEN PEMASARAN

”PENGARUH STRATEGI DIFERENSIASI TERHADAP UPAYA


MEMBANGUN KEUNGGULAN DAYA SAING
BERKELANJUTAN PADA HOTEL THE ROYAL PITAMAHA
UBUD-GIANYAR”

Dosen Pengampu
Dr. Dra. Desak Ketut Sintaasih, M.Si

Oleh:

Kadek Ery Satyaprananda (1707522051)


I Gede Deva Darmawan (1707522052)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN REGULER DENPASAR

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2019
BAB III

METODE PENELITIAN

3.5. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah definisi Yang diberikan bagi variabel

dengan cara memberikan arti sehingga dapat memberikan gambaran tentang

bagaimana variabel tersebut diukur (Sugiono, 2007)

1. Diferensiasi Produk (XI)

Diferensiasi produk/tawaran Jasa adalah persepsi responden terhadap

keunikan produk dari The Royal Pitamaha Diferensiasi produk ini meliputi :

łokasi ditebing bersejarah dan dibawah ada aliran sungai, desain menggunakan

łatanan arsitektur budaya Bali, bahan baku lokal dengan dominan pekerjaan

tangan, dan lay out sesuai kondisi tebing.

2. Diferensiasi Pelayanan (X2)

Diferensiasi pelayanan ini meliputi : sikap karyawan memberi

pelayanan seperti dirumah sendiri, layanan dengan fleksibilitas tinggi sesuai

kebutuhan dan keinginan łamu, karyawan orang bali dengan system banjar,

serat dengan unsur kekeluargaan dan kebersamaan yang kental.

3. Diferensiasi Citra (X3)

Diferensiasi citra adalah persepsi responden terhadap kesan positif atau

negatif yang dibangun atau diciptakan oleh The Royal Pitamaha. Diferensiasi
citra meliputi : konsen terhadap kegiatan sosial budaya properti lokal, dikelola

lokal dengan pasar global, media plan bersekala internasional baik off line

maupun on line, perasaan łamu menyatu dengan hotel, getaran batin terhadap

nilai magis dan spiritual.

4. Keunggulan Daya Saing Berkelanjutan (Y)

Mengenai pemahaman terhadap pasar dan produk, yang didalamnya

terdapat usaha-usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk senantiasa

melakukan penelitian dan riset pasar sehingga melahirkan sebuah produk yang

memenuhi selera dan memberikan penilaian produk yang sesuai selera pasar.

3.10. Teknik analisis data

Untuk mengetahui pengaruh diferensiasi produk, diferensiasi pepelayanan dan

diferensiasi citra terhadap daya saing berkelajutan pada hotel the royal pitamaha

digunakan analisis regresi linear berganda. Menurut gujarati (2000),

Persamaannya sebagai berikut.


Y1 – β1X1 + β2X2 + β3X3 + e1 ………… ..(3.1)
Keterangan :
Y = keunggulan daya saing berkelanjutan
X1 = diferensiasi produk
X2 = diferensiasi pepelayanan
X3 = diferensiasi citra
β(1,2,3) = koefisien regresi parsial
e1 = tingkat kesalahan (gangguan) stokastik
3.10.1. Uji asumisi klasik

Pengujian ekonometrika untuk mengetahui hasil estimasi regresi yang

dilakukan berdistribusi normal dan benar-benar bebas dari adanya gejala

multikolinearitas, autokorelasi dan heterokedastisitas. Model regresi ini digunakan

agar dapat dijadikan alat estimasi yang tidak bias jika telah memenuhi persyaratan blue

( best linier unbiased estimaior), yakni tidak terdapat multikolinearitas, autokorelasi,

heteroskedastisitas dan data tersebar normal. Apabila model yang digunakan tidak

memenuhi syarat uji asumsi klasik maka hasil regresi tersebut akan bias dan uji baku

yang umum untuk keofisien regresi menjadi valid (gujarati, 2000). Dengan

menggunakan hasil analsisi komputer spss, maka dapat digunakan untuk menguji

model apakah berdistribusi normal dan ada tidaknya multikolinearitas, autokorelasi

dan heteroskedastisitas.

1. Uji normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi,

residu dari persamaan regresi mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi

yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Metode yang

digunakan adalah dengan menggunakan statistik kolmogorof-smirnov. Alat uji ini

biasa disebut k-s yang tersedia dalam program spss. Kriteria yang digunakan dalam

ters ini adalah membandingkan tingkat alpha yang digunakan, dimana data tersebut

dikatakan berdistribusi normal bila sig >alpha (ghozali, 2006)

2. Uji Multikolinearitas
Menurut Sudarmanto (2005) uji multikolinearitas, dimaksudkan untuk

membuktikan atau menguji ada tidaknya hubungan linier (multikolinearitas) antara

variabel bebas (independen) satu dengan variabel bebas yang lain. Menurut Nugroho

(2005) sebagai pedoman untuk mengetahui antara variabel bebas satu dengan variabel

bebas yang lain tidak terjadi multikolinearitas jika mempunyai VIF (Varian Iflatation

Factor) kurang dari 10 dan angka Tolerance lebih dari 0,1.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui bahwa pada model regresi

terjadi ketidaksamaan varian. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas

digunakan model glejser. Model ini dilakukan dengan meregresikan nilai absolute ei

dengan variabel bebas. Jika tidak ada satupun variabel bebas yang berpengaruh

signifikan terhadap variabel terikat (nilai absolute ei), maka tidak ada

heteroskedastisitas (Ghozali, 2006).

4. Uji Autokorelasi

Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi anatara variabel gangguan

satu dengan variabel gangguan lainnya. Akibat adanya autokorelasi adalah parameter

yang diestimasi menjadi bias dan variasi tidak minimum, sehingga tidak efisien.

Menurut Gujarati (2000), rumus untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi, dapat

dilakukan dengan uji

3.10.2. Uji Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F)


Untuk mengetahui pengaruh dofernsiasi produk, diferensiasi pepelayanan dan

diferensiasi citra secara stimulant terhadap daya saing berkelanjutan pada Hotel The

Royal Pita Maha Ubud, digunakan Uji-F. Menurut Gujarati (2000), nilai F dapat

diperoleh dengan menggunakan formulasi sebagai berikut :

Rumus :

Keterangan :

R2 =Koefisien dterminasi
K =Banyaknya variabel
N =Ukuran sampel
Proses pengujian diferensiasi produk, diferensiasi pepelayanan dan diferensiasi

citra secara simulatan terhdap daya saing berkelanjutan pada Hotel The Royal Pita

Maha Ubud sebagai berikut.

a. Rumusan Hipotesis

H0 : b1 = 0

Artinya diferensiasi produk, diferensiasi pelayanan dan digerensiasi citra tidak

berpengaruh terhadap daya saing berkelanjutan pada Hotel The Royal Pita Maha Ubud.

H1 : Paling tidak satu B1 = 0

Artinya,difernsiasi produk, diferensiasi pelayanan

b. Taraf Nyata
Dengan taraf nyata (α) = 5% atau tingkat kepercayaan 95%, derajat bebas pembilang

(k-1) derajat kebebasan penyebut (n-k), maka F table adalah F(α)(k-1)(n-k)

c. Kriteria Peengujian

H0 diterima apabila F hitung ≤ F table

H0 ditolak apabila F hitung > F table

d. Kesimpulan

Nilai F hitung diperoleh kemudian dibandingkan dengan nilai F table. Jika F hitung

lebih besar dari F table, maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti ada pengaruh

myata secara simultan antara variable bebas terhadap variable terikat.

3.10.3 Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji-t)

Uji hipotesis menggunakan uji t (t-test) yang dilakukan untuk menguji hipotesis

yang menyatakan variabel-variabel bebas berpengaruh positif secara parsial terhadap

variabel terikat. Taraf nyata yang digunakan adalah 5 persen, apabila tingkat

signifikansi t lebih besar dari a = 0,05 maka Ho diterima dan Haitematif ditolak yang

berarti tidak ada pengaruh positif secara parsial antara variabel bebas dan variabel

terikat. Apabila tingkat signifikansi t lebih kecil dari a = 0,05 maka Ho ditolak dan

Halternatif diterima yang berarti ada pengaruh positif secara parsial antara variabel

bebas dan variabel terikat.


BAB IV

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Objek Penelitian

The Royal Pita Maha dibangun dengan melihat peluang dan prospek usaha

yang cukup menjanjikan di area bantaran sungai Ayung dengan pemandangan lembah

yang hijau tropis serta untuk menambah peluang kerja bagi masyarakat di sekitar

khususnya daerah Ubud dan Gianyar. Berdasarkan pengalaman yang dimiliki oleh

pemilik yang telah berhasil mengelola dua hotel sebelumnya yaitu Tjampuhan Hotel

dan Pita Maha Resort and Spa maka para pemilik mempunyai pemikiran untuk

mengembangkan usahanya kearah bantaran sungai Ayung Kedewatan Ubud, dimana

sebelumnya di bantaran sungai tersebut juga telah berdiri beberapa hotel yang cukup

terkenal seperti Four Season Sayan, Amandari, Kupu-Kupu Barong dan sebagainya.

Resort yang berlokasi di Desa Kedewatan Ubud ini dibangun pada tahun 1999

dengan fasilitas 70 villa dan di buka pada tanggal 01 Desember 2004, serta operasional

hotel berjalan pada tanggal 03 februari 2005, dibangun dengan cara tradisional arsitek

Bali dilengkapi dengan aneka karya seni yang dirancang oleh putra daerah yang

mempunyai cita rasa seni yang tinggi yang merupakan salah satu anggota keluarga

besar Puri Saren Ubud yang juga sangat memperhatikan kelestarian alam sekitarnya.

Resort ini terpadu dengan hamparan sawah, bantaran sungai serta tumbuhan tropis

lainnya. Keterpaduan ini menciptakan suasana ketentraman, kedamaian dan

keharmonisan dengan alam.


Keberadaan The Royal Pitamaha sebagai Hotel yang memiliki kelas berbeda

di mata wisatawan. Perpaduan keindahan alam, seni dan budaya, serta profesionalisme

penyajian layanannya membcrikan nilai khusus bagi Hotel The Royal Pitamaha

Fasilitas yang tersedia untuk tamu sebagai berikut :

1. Pool Villa adalah fasilitas akomodasi yang ditawarkan kepada tamu

dengan konsep bangunan seperti Gedong di Bali beratapkan alang-

alang dan dihiasi ornament ukiran tradisional Balai serta dilengkapi

fasilitas modern seperti TV kabel, air panas, Air Conditioner, intemet

access, swimming pool dan sebagainya,

2. Wellness Healing Centre adalah sebuah are dimana para tamu dapat

menikmati berbagai aktivitas yang berhubungan dengan kesehatan dan

penyembuhan seperti Yoga dan Meditasi, Tradisional terapi,

Restaurant dengan makanan dan minuman yang berbahan dasar

organic yang bebas bahan kimia ataupun pestisida.

3. Lobby Lounge adalah tempat untuk menerima tamu yang check in

ataupun tamu yang mengadakan kunjungan inspeksi, bias juga

digunakan untuk makan atau minum baik breakfast, lunch, atau dinner.

lobbylounge.

4. Main swimming pool adalah kolam renang utama yang berlokasi di

depan lobby lounge

5. Holy spring water swimming pool adalah sebuah kolam yang airnya

berasal dari sebuah mata air yang tcrdapat di pinggir sungai, sangat

baik untuk menyegarkan diri.


6. Terrace restaurant adalah tempat penyajian makanan dan minuman

baik bagi tamu in house maupun walk in guest.

7. Ayung river restaurant adalah sebuah restaurant yang berlokasi ditepi

sungai Ayung dengan menu khusus organic.

8. Royal Wedding House adalah bangunan yang dipergunakan untuk

menyelenggarakan pesta pernikahan dengan European Style.

9. Berbagai fasilitas penunjang lainnya seperti E-Business centre,

Meditation Bale, dan juga tamu-tamu yang menginap di the Royal pita

Maha mempunyai kemudahan memasauki beberapa tempat di Ubud

seperti Puri Ubud, Museum Puri Lukisan, Monkey Forrest, Pura Dalem

Swargan dan sebagainya.

4.2 Karakteristik Responden

Karakteristik responden menggambarkan gambaran tentang demografi yang

dilihat dari usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan lain-lain. Dan hal ini dianggap

penting dalam ilmu pemasaran. Pembahasan mengenai karakteristik demografi yang

dilakukan pada penelitian ini berdasarkan atas data yang di peroleh dari 100 responden

yang menginap di The Royal Pitamaha, yang menggambarkan karakteristik responden

yang diambil berdasarkan hasil penelitian data primer yang diperoleh. Berikut disajikan

karakteristik responden penelitian dengan berbagai kriteria tersebut.


Table 4.1 Karakteristik Responden
No Karakteristik Responden Jumlah Presentase
(Orang) (%)
1. Jenis Kelamin
a. Laki – Laki 58 58
b. Perempuan 42 42
Jumlah 100 100
2. Umur
a. 17 – 25 10 10
b. 26 – 35 12 12
c. 36 – 45 23 23
d. 46 – 55 47 47
e. > 55 17 17
Jumlah 100 100
3. Pekerjaa Responden
a. Pengusaha 43 43
b. Pedagang 20 20
c. Pelajar 25 25
d. Lainya 23 23
Jumlah 100 100
Sumber : Data Diolah (2015)

Berdasarkan Tabel 4.1 Umur merupakan salah satu faktor penting dalam

mengukur tingkat penilaian seseorang dalam melakukan perjalanan pariwisata.

Faktor usia juga menggambarkan kemampuan sesorang dalam aktivitas dan

pemilihan tempat akomodasi. Adapun distribusi responden dalam penelitian ini

dapat dilihat pada table 4.1. Pemilihan kawasan akomodasi sangat bervariasi dilihat

dari segi usia, wisatawan memiliki persepsi berbeda untuk memilih kawasan yang

tepat untuk dijadikan tempat peristirahatannya selama berlibur di Bali. Dilihat dari

jenis kelamin, responden The Royal Pitamaha, terlihat seimbang antara responden

laki-laki dan responden perempuan karena sebagian besar dari responden yang

menginap adalah pasangan suami istri. Seperti yang disajikan pada Tabel 4.1
Indikator lainnya adalah pekerjaan dapat dijadikan scbagai salah satu ukuran

kedudukan seseorang di masyarakat. Scmakin baik pekerjaan sescorang, maka dia

memiliki status sosial yang baik pula di masyarakat. Menurut Miniard (1994),

pekerjaan seseorang memberikan nilai tersendiri pada status sosial seseorang di

masyarakat, hal ini menunjukkan gaya hidup dan kelas sosial mereka dalam

masyarakat. Indikator pekerjaan responden dalam penelitian ini juga menunjukkan

segmentasi pasar Hotel The Royal Pitamaha. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel

4.1.

Hal yang sangat menarik dapat dilihat dari pekerjaan responden yang

menginap di Hotel The Royal Pitamaha, sebagian besar tamu yang menginap adalah

bekerja sebagai pengusaha yakni sebanyak 43 persen. Hal ini menunjukkan bahwa

selain berlibur responden juga melakukan perjalanan bisnisnya. Kemudian

pedagang sebanyak 29 persen. Dari kedua karakter yang paling besar adalah

pengusaha dan pedagang menunjukkan bahwa responden memiliki kualitas yang

tinggi dalam menentukan tempat yang dijadikan tempat peristirahatannya.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

4.3.1 Hasil Uji Validitas Instrumen

Untuk dapat memenuhi syarat validitas, Menurut Sudarmanto (2005 : 84)

maka butir pertanyaan dalam penelitian harus memiliki koefisien korelasi > 0,3.

Aoabila korelasi antar butir skor dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir
pertanyaan atau pertanyaan didalam intrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Hasil uji

validitas menunjukan bahwa seluruh koefisien korelasi dari 24 indikator dengan 100

responden memiliki nilai yang lebih besar dari 0,3, maka disimpulkan seluruh indicator

dalam penelitian ini dinyatakan valid. Hasil ujian validitas lebih rinci terdapat pada

Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Instrumen

Koefisien
NO Variable Indikator Keterangan
Korelasi
X1.1 0,856 Valid
X1.2 0,921 Valid
Diferensiasi Produk X1.3 0,924 Valid
1.
(X1) X1.4 0,846 Valid
X1.5 0,810 Valid
X1.6 0,777 Valid
X1.1 0,852 Valid
X1.2 0,847 Valid
Diferensiasi
X1.3 0,843 Valid
2. Pelayanan
X1.4 0,843 Valid
(X2)
X1.5 0,862 Valid
X1.6 0,862 Valid
X1.1 0,714 Valid
X1.2 0,714 Valid
Diferensiasi Citra X1.3 0,743 Valid
3.
(X3) X1.4 0,771 Valid
X1.5 0,867 Valid
X1.6 0,882 Valid
X1.1 0,521 Valid
X1.2 0,906 Valid
Daya Saing
X1.3 0,900 Valid
4. Berkelanjutan
X1.4 0,912 Valid
(Y)
X1.5 0,912 Valid
X1.6 0,532 Valid
Sumber : Lampiran 4
Tabel 4.2 menunjukan bahwa uji validitas dari 24 indilator yang digunakan
menghasilkan korelasi yang terkecil adalah 0,521 dan korelasi terbesar adalah 0,942
yang artinya memiliki validitas yang tinggi. Hasil uji valisitas yang dilakukan dengan
kuesioner pada peneltian ini adalah valid maka dapat dilaksanakan analisa selanjutnya.

4.3.2 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang ditunjukan


oleh instrument pengukuran dimana pengujuannya dapat dilakukan secara intemal,
yaitu pengujian dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada. Menurut
Ghozali (2006) variabel dikatakan reliable jika nilai Cronbach Alpha > 0,6.

Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas


Variabel Alpha Cronbach Keterangan
Diferensiasi Produk 0,926 Reliabel
Diferensiasi
0,924 Reliabel
Pelayanan
Difrensiasi Citra 0,873 Reliabel
Daya Saing
0,872 Reliabel
Berkelanjutan
Sumber : Lampiran 3
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa hasil perhitungan reliabilitas seluruhnya

memperoleh koefisien Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6. Hal ini menunjukkan

bahwa pengukuran tersebut memberikan hasil yang konsisten apabila dilakukan

pengukuran kembali terhadap subyek yang sama pada waktu yang berbeda.

4.4 Deskripsi Data Penelitian

Analisis deskripsi memiliki tujuan untuk menggambarkan penilaian responden

terhadap variabel-variabel pada penelitian ini, yaitu variabel diferensiasi produk,

diferensiasi pelayanan, diferensiasi citra dan daya saing berkelanjutan. Kecenderungan

dan variasi penilaian variabel-variabel dapat ditentukan berdasarkan distribusi

frekuensi. Menurut Wirawan (2002) penentuan distribusi frekuensi didasarkan pada

penilaian intervalnya, seperti berikut ini :


1,00 – 1,74 = Tidak Setuju (TS)

1,75 – 2,49 = Kurang Setuju (KS)

2,50 – 3,24 = Setuju (S)

3,25 – 4,00 = Sangat Setuju (SS)

Berdasarka hasil penelitian dapat diketahui tanggapan dari masing-masing

indicator dari setiap variable. Seperti yang dijelaskan berikut ini.

Tabel 4.4 Penelitian Responden pada Variabel Diferensiasi Produk

Variabel Klasifikasi Rata –


Total
NO Diferensiasi Produk 1 2 3 4 Skor rata
(X1) TS KS S SS Skor
Hotel memiliki
1. interior tertata baik 0 1 63 36 335 3,35

Memiliki fasilitas
2. lengkap 0 0 67 33 333 3,33

Lokasi di tebing
3. 0 0 72 28 328 3,28
Desain arsitektur
4. kental dengan 0 1 71 28 327 3,27
budaya Bali
Bahan baku local
5. menyesuaikan 0 0 59 41 314 3,41
dengan alam
Lobi menggunakan
6. ornament khas Bali 0 0 72 28 328 3,28
Diferensiasi Produk (X1) Total Rata – Rata Skor 3,32
Sumber : Lampiran 2
Berdasarkan Tabel 4.4 total skor untuk variabel diferensiasi produk adalah 3,32

hal ini menunjukkan bahwa sangat setuju terhadap item pertanyaan variabel

diferensiasi produk. Setiap item pertimyaan mcnunjukkan sebagian besar responden


sangat setuju pada setiap item pertanyaan yang diberikan. Hal ini menunjukkan bahwa

pengunjung memiliki persepsi yang baik terhadap diferensiasi produk yang dilakukan

Hotel The Royal Pitamaha.

Tabel 4.5 Penilaian Responden pada Variabel Diferensiasi Pelayanan

Variabel Klasifikasi
Total Rata –
NO Diferensiasi Pelayanan 1 2 3 4 Skor rata Skor
(X2) TS KS S SS
1. Sikap karyawan
memberi pelayanan
sangat unik sehingga 0 0 73 27 327 3,27
membuat seperti berada
di rumah sendiri
2. Karyawan orang bali
dengan system Banjar
sarat dengan unsur
0 0 66 34 334 3,34
kekeluargaan dan
kebersamaan yang
kental
3. Karyawan hotel
0 0 73 27 327 3,27
berpenampilan rapi
4. Karyawan mampu
memberikan informasi
0 0 61 39 339 3,39
yang dibutuhkan
pelanggan dengan baik
5. Pelayanan SPA
tradisional khas Bali 0 0 67 33 333 3,33
6. Karyawan hotel
memberikan pelayanan
0 0 67 33 333 3,
dengan suasana
kekeluargaan
Diferensiasi Pelayanan (X2) Total Rata – Rata Skor 3,32
Sumber : Lampiran 2
Berdasarkan Tabel 4.5 nilai skor total pada item pertanyaan diferensiasi

pelayanan memiliki rata-rata sebesar 3,32. Hal ini menunjukkan bahwa responden

sangat setuju dengan enam Pertanyaan yang mewakili penilaian variabel diferensiasi
pelayanan. Skor yang diberikan responden menunjukkan bahwa responden sangat

setuju dan merasa puas pada kualitas pelayanan yang diberikan oleh Hotel The Royal

Pitamaha.

Tabel 4.6 Penilaian Responden pada Variabel Diferensiasi Citra

Variabel Klasifikasi
Total Rata –
NO Diferensiasi Citra 1 2 3 4
Skor rata Skor
(X3) TS KS S SS
1. Suasana alam
memberikan kesan 0 0 77 23 323 3,23
yang sangat menarik
2. Lokasi hotel berada di
tebing bersejarah 0 0 77 23 323 3,23

3. Masih sangat konsen


dengan budaya dan
0 0 68 32 334 3,24
keunikan dengan
system banjar
4. Pelayanan The Royal
Pita Maha
0 0 70 30 330 3,30
menggunakan budaya
kekeluargaan
5. SPAnya memberikan
kesan dan pelayanan 0 0 59 41 341 3,41
yang baik
6. Lokasi hotel yang
menarik 0 0 61 39 339 3,39
Diferensiasi Citra (X3) Total Rata – Rata Skor 3,32
Sumber : Lampiran 2
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa setiap item dari pertanyaan yang

diberikan untuk mewakili item penilaian variable difrensial citra sebagain besar

pertanyaan diberikan penilaian sangat setuju dan setuju. Total rata-rata untuk variable

difrensiasi citra sebesar 3,32 yang berarti bahwa responden sangat setuju terhadap item

pernyataan pada variable diferensiasi citra.


Tabel 4.7 Penilaian Responden pada Variabel Daya Saing Berkelanjutan
Variabel Klasifikasi
Total Rata –
NO Diferensiasi Citra 1 2 3 4 Skor rata Skor
(X3) TS KS S SS
1. Kualitas pelayanan
yang diberikan sesuai 0 0 68 32 323 3,32
dengan harapan
2. Puas dengan
kenyamanan saat 0 0 68 32 332 3,32
berada di kamar hotel
3. Puas atas pelayanan
karwayan hotel saat
0 0 67 33 333 3,33
melakukan reservasi
kamar
4. Puas dengan arsitektur
unik yang diberikan
0 0 69 31 331 3,31
saat pertama kali
memasuki lobi hotel
5. Seperti berada di rumah
sendiri dengan fasilitas
dan pelayanan yang 0 0 69 31 331 3,31
diberikan oleh hotel
The Royal Pita Maha
6. Konsep adat istiadat
dan kentalnya budaya
bali dalah hal yang
akan saya ceritakan
sebagai rekomendasi 0 0 71 29 329 3,29
kepada teman atau
kerabat menggunakan
jasa Hote The Royal
Pita Maha
Daya Saing Berkelanjutan
Total Rata – Rata Skor 3,33
(Y)

Sumber : Lampiran 2
Berdasarkan Tabel 4.7 Total skor rata-rata untuk variable daya saing

berkelanjutan adalah 3,33 hal ini menunjukkan bahwa responden sangat setuju terhdap

item pernyataan pada variable daya saing berkelanjutan. Hal ini menunjukan bahwa
pada variable pendapat responden tentang setiap item pernyataan yang mewakili item

daya saing berkelanjutan sebagian besar dinyatakan sangat setuju oleh responden.

4.5 Analisis Regresi Linier Berganda

Y1 = β1X1 + β2X2 + β3X3 + e1…………………... (1)


Keterngan :
Y = Keunggulan Daya Saing Berkelanjutan
X1 = Diferensiasi Produk
X2 = Diferensiasi Pelayanan
X3 = Diferensiasi Citra
β (1,2,3) = Koefisien regresi parsial
e1 = Tingkat keslahan (gangguan) stokastik
Berdasarkan Hasil output menggunakan SoftwareIBM 19 diperoleh penelitian

pada Tabel 4.5.

Table 4.8 Rangkuman Hasilo Regresi antara Diferensiasi Produk, diferensiasi

Pelayanan dan Diferensiasi Citra terhadap daya saing berkelanjutan pada Hotel The

Royal Pita Maha Ubud

Variabel Variabel Bebas Koefisien Standar t- Sig


Terikat Regresi Error hitung
Daya Saing Difrensiasi Produk (X1) ,173 ,079 2,179 ,032
Berkelanjutan Diferensiasi Pelayanan (X2) ,433 ,094 4,633 ,000
(Y) Diferensiasi Citra (X3) ,217 ,098 2,211 ,029

Constan = 3,407 F-hitung = 51,875


R-Square = ,618 Sig = ,000
Sumber : Lampiran 9
Persmaan garis linear bergandanya adalah :

ŷ = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3


Y = 3,407 + 0,173X1 + 0,433X2 + 0,217X3
SE = (0,079) (0,094) (0,098)
thit = 2,179 4,633 2,211
Sig = 0,032 0,000 0,029
R2 = 0,618 Fhit = 51,875 Sig = 0,000
Sebelum hasil analisis regresi tersebut diberikan interpretasi lebih lanjut dan dibahas

sebagai hasil peneltian, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik

yang dilakukan terhadap model ini adalah uji normalitas, uji multikoleniaritas, dan uji

heteroskedastisitas.

1) Uji Normalita

Hasil pengujian norrnalitas seperti yang ditunjukkan pada Lampiran 5 tabel

Npar Tes menunjukkan bahwa hasil dari Asymp.Sig (2-tailed) sebesar 0,117. Hasil ini

menyatakan bahwa variabel diferensiasi produk, diferensiasi pelayanan dan

diferensiasi citra berditribusi normal. Hal tersebut ditunjukkan pada hasil

Asymp.Sig.(2-tai1ed) sebeasar 0.117 yang lebih besar dari taraf nyata yang digunakan

sebesar 0,05. Oleh karena itu model dikatakan berdistribusi normal, maka model dapat

dikatakan layak dan pantas digunakan untuk analisis lebih lanjut.

2) Uji Multikolinearitas

Merupakan keadaan dimana satu atau lebih variabel independen dapat

dinyatakan sebagai kombinasi linear dari variabel independen lainnya, hubungan

seperti ini bisa sempurna atau tidak sempurna. Kondisi yang harus dipenuhi agar
tidak terjadi multikolinearitas adalah Tolerance value lebih tinggi dari 0,1 atau

Variance Inflator Factor (VIF) lebih kecil daripada 10. Berdasarkan pengujian

IBM SPSS 19 diperoleh hasil olahan data dari perhitungan Tolerance dan Variance

Inflation Factor yang ditunjukkan pada Tabel 4.6.

Tabel 4.9 Perhitungan Tolerance dan Variance Inflation Factor

Collineari Statistics
Model
Tolerance VIF

Diferensiasi Produk (X1) ,574 1,742


Diferensiasi Pelayanan (X2) ,381 2,628
Dlferensiasi Citra (X3) ,400 2,499
Sumber : Lampiran 6

Tabel 4.9 menunjukkan, bahwa diferensiasi produk, diferensiasi pelayanan dan

diferensiasi citra memiliki nilai VIF dibawah 10 dan nilai Tolerance diatas 0,10. Ini

berarti tidak terjadi multikolinearitas anatara diferensiasi produk, diferensiasi

pelayanan dan diferensiasi citra.

3) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dapat dilihat pada hasil Regresi Analysis dengan menggunakan

bantuan IBM SPSS, dengan menggunakan tolak ukur autokorelasi

Y = 3,407 + 0,173X1+ 0,433X2 + 0,217X3


a. Rumusan hipotesis

H0 : E (μiμj) = 0, artinya tidak ada autokorelasi dalam variabel baik autokorelasi

positif maupun autokorelasi negative


H1 : E (μiμj) ≠ 0, artinya ada autokorelasi dalam model baik autokerelasi positif atau

negative

b. Menggunakan tingkat kepercayaan 95 persen (a = 5 persen)

Durbin Watson table ( k variabel = 4 n=100) maka:

dl = 1,59

du = 1,76

4-dl = 2,41

4-du = 2,24

c. Kriteria pengujian

Ho diterimajika du < d<4-du (tidak ada autokorelasi positif atau negative)

Ho ditolak jika

d > dl (ada autokorelasi positif)

4 — dl < d ( ada autokorelasi negative)

dl≤d≤du atau 4-du≤d≤4-dl (daerah keragu-raguan)

d. Perhitungan

Menggunakan IBM SPSs 19, maka hasil Olah data penelitian ini diperoleh d-

hitung sebesar 2,005 (Lampiran 8)

e. Kesimpulan
Hasil perhitungan diperoleh bahwa du (1,76) < 2,005 < 2,24. Hasil diperoleh

menyatakan bajwa nilai d hitung jatuh pada daerah tidak mengandung autokorelasi.

Sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak ada autokorelasi dalam variabel baik

autokorelasi positifmaupun autokorelasi negative.

4) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varians dari satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Pengujian heteroskedastisitas menggunakan uji Park. Hasil analsisi

heteroskedastisitas dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.10Hasil Heteroskedastisitas dengan Uji Park

Variabel Sig

Diferensiasi Produk (X1) ,148

Diferensiasi Pelayanan (X2) ,836

Diferensiasi Citra (X3) ,478

Sumber : Lampiran 7

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa variabel diferensiasi produk, diferensiasi

pelayanan dan diferensiasi citra tidak berpengaruh signifikan tehadap nilai residual

kuadrat, maka hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan dalam model regresi yang

digunakan tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.6 Uji Serempak

Pengujian secara serempak digunakan untuk mengetahui variabel bebas

(diferensiasi produk, diferensiasi pelayanan dan diferensiasi citra), secara


serempak terhadap variabel terikat daya saing berkelanjutan pada Hotel The Royal

pitamaha. Pengujian secara serempak menggunakan uji F (F-test).

Langkahlangkah yang digunakan dalam uji serempak sebagai berikut.

a. Perumusan hipotesis

H0: 𝛽1 = 𝛽2 = 𝛽3 = 0 artinya tidak ada pengaruh nyata dari diferensiasi

produk, diferensiasi pelayanan dan diferensiasi

citra secara serempak dan signifikan terhadap

daya saing berkelanjutan pada Hotel The Royal

Pitamaha

H1 : Paling sedikit satu dari 𝛽1 ≠ 0, artinya diferensiasi produk, diferensiasi pelayanan

dan diferensiasi citra secara serempak berpengaruh

nyata terhadap variabel terikat, yaitu daya saing

berkelanjutan pada Hotel The Royal Pitamaha.

b. Menggunakan tingkat keyakinan 95 persen (a = 5 persen), derajat bebas (df) = (k-

1) ; (n-k) ( 3 ; 96), dari df (3;96) diperoleh F table sebesar 2,68 (Lampiran„„)

c. Kriteria Pengujian

H0 diterima jika : F-hitung F-tabel (2,68)

H0 ditolak jika : F-hitung > F-tabel (2,68)


Atau jika

H0 diterima jika : nilai Sig > dari 0,05

Ho ditolakjika : nilai Sig < dari 0,05 dari hasil pengolahan spss

diperoleh hasil uji F (Anova) Tabel 4.8

Tabel 4.11 Hasil Uji Serempak (F-Țest)

Model Sum of Df Means Square F Sig.

Squares

Regression 292,270 3 97,423 51,875 ,000b

Residual 180,290 96 1,878

Total 472,560 99

Sumber : Lampiran 9

d. Kesimpulan

Hasil uji serempak diperoleh nilai F-hitung (51,875) > F-tabel (2,68) maka Ho ditolak

atau nilai sig (0,000) < dari 0,05, ini berarti diferensiasi produk, diferensiasi pelayanan

dan diferensiasi citra secara serempak berpengaruh nyata terhadap daya saing

berkelanjutan pada Hotel The Royal Pitamaha. Hal ini disebabkan karena diferensiasi

produk, diferensiasi pelayanan dan diferensiasi citra secara serempak berpengaruh

terhadap daya saing berkelanjutan pada Hotel The Royal Pitamaha. Perkembangan

industri pariwisata dan persaingan antar pengusaha akomodasi, cenderung menciptkan

perang harga antara pelaku usaha. Keberhasilan The Royal Pitahama dalam

menciptakan keunikan-keunikan menyebabkan para wisudawan memiliki rasa fanatic


untuk menginap di Hotel The Royal Pitamaha. Hal ini dapat dilihat dari frekuensi

kunjungan dan lama menginap pelanggan pada Hotel The Royal Pitamaha hal ini

menunjukkan loyalitas yang tinggi dari pelanggan terhadap

The Royal Pitamaha. Seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.12

Tabel 4.12 Data Kunjungan dan Lama menginap Pelanggan pada Hotel The Royal

Pitamaha

Kunjungan Kunjungan Pelanggan Lama Menginap

(Kali atau hari Frekuensi Persentase Frekuensi Presentase

Satu 32 32 20 20

2–5 56 56 69 69

>5 12 12 11 11

Total 100 100 100 100

Sumber : Data Diolah (2015)

lama tinggal dan banyaknya kunjungan wisatawan menunjukkan Ioyalitas dari

pelanggan. Hal ini salah satu faktor penting dalam mempertahankan daya saing

berkelanjutan pada Hotel The Royal Pitamaha. Hal ini sejalan dengan apa yang pernah

diungkapkan Kotler dan Keller (2009) yang menyakatakan bahwa strategi diferensiasi

adalah salah satu cara untuk dapat menang dalam persaingan dengan menonjolkan hal

berbeda dengan keunikan tersendiri sehingga memiliki nilai Iebih yang Iebih unggul
dimata konsumen. Hal serupa juga diungkapkan oleh Perlusz, Gattiker dan Perdesen

(2000) dalam budioyono (2004) konsumen. suatu penentu terpenting pada kesuksesan

produk dan keuntungan adalah pada mutu produk (perlusz, Gattiker dan Pedersen,

2000) dalam budioyono (2004) mengatakan hal sama bahwa nilai Iebih produk dapat

meningkatkan nilai produk di mata konsumen. Sehingga hasil penelitian ini juga

menunjukkan bahwa strategi diferensiasi yang digunakan oleh Hotel The Royal

Pitamaha yakni diferensiasi produk, pelayanan dan citra merupakan variabel Yang

mempengaruhi daya saing berkelanjutan secara serempak.

4.7 Uji Parsial

Pengujian yang dilakukan secara parsial terhadap parameter, dilakukan

dengan menggunakan uji t (t-test). Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui

pengaruh diferensiasi produk, diferensiasi layanan dan diferensiasi citra terhadap

daya saing berkelajutan pada Hotel The Royal Pitamaha,

A. Menguji Pengaruh Diferensiasi Produk (X1) terhadap daya saing

berkelanjutan (Y) pada Hotel The Royal Pitamaha

a. Rumusan Hipotesis

H0 : 𝛽1 = 0, artinya variabel diferensiasi produk secara parsial tidak berpengaruh

nyata terhadap variabel daya saung berkelanjutan pada Hotel The Royal

Pitamaha

H1 : 𝛽1 > 0, artinya variabel diferensiasi produk berpengaruh positif dan nyata

terhadap variabel daya saing berkelanjutan pada Hotel The Royal Pitamaha.
b. Menggunakan tingkat keyakinan 95 persen (a = 5 persen), derajat bebas (df) =

n-k = 100 — 4 = 96, maka dengan melakukan uji Sisi kanan diperoleh nilai t-

tabel sebesar 1,984.

c. Kriteria pengujian

Kriteria pengujian dilakukan dengan uji satu Sisi pada Sisi kanan :

Ho diterima jika : t-hitung ≤t-tabel (1,984)

Ho ditolak jika : t-hitung > t-tabel (1 ,984)

Atau

Ho diterimajika : nilai Sig > 0,05

Ho ditolak jika : nilai Sig < 0,05

Seperti yang disajikan pada Tabel 4.10

Tabel 4.13 Hasil Uji Parsial variabel Diferensiasi Produk dengan variabel daya

saing berkelanjutan

Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta

(Constant) 3,407 1,390 2,452 ,016

Diferensiasi ,173 ,079 ,181 2,179 ,032

Produk

Sumber : Lampiran 9

d. Kesimpulan
Oleh karena nilai t-hitung (2,179) > t-tabel (1,984) maka HO ditolak, ini berarti

diferensiasi produk berpengaruh positif dan nyata terhadap daya saing berkelanjutan

pada Hotel The Royal Pitamaha.

Pembahasan Hasil Uii Parsial

Semakin baik penilaian pengunjung terhadap diferensiasi produk yang

dilakukan oleh Hotel The Royal Pitamaha maka akan semakin baik daya saing

berkelanjutan pada persaiangan akomodasi oleh Hotel The Royal Pitamaha. Hal ini

sesuai dengan teori yang diungkapkan Kotler (2002) setiap produk akan dipengerahi

oleh potensi diferensiasi salah satunya adalah diferensiasi produk. Hotel The Royal

Pitamaha melakukan strategi diferensiasi produk untuk memenangkan daya saing

berkelanjutan. Salah satu yang dilakukan oleh Hotel The Royal Pitamaha untuk

memberikan pilihan yang sesuai dengan keinginan pelanggan. The Royal Pitamaha

memiliki 4 pilihan tersendiri dari jenis kamar yang disediakan yakni Royal House,

Deluxe Pool Villa, Pool Villa, Helaing Villa dan Royal Pool Villa.

Dengan melakukan diferensiasi terhadap jenis kamar disediakan. Diferensiasi

produk memiliki peran penting dalamyang keberlangsungan dalam persaingan

sehingga memunculkan daya saing berkelanjutan yang akan berlanjut dengan

mengedepankan keunikan produk yang diberikan Oleh The Royal Pitamaha. Salah satu

indikator Yang dapat dilihat adalah terpuaskannya keinginan pelanggan untuk

menginap karena kekhasan dan keunikan yang diberikan oleh Hotel The Royal

Pitamaha. Seperti yang penelitian yang dilakukan oleh Sumandy (2005), dalam

penelitiannya menemukan bahwa diferensiasi produk merupakan hal yang sangat


penting dalam persaingan. Dilain Sisi diferensiasi produk tidak hanya sekedar berbeda

namun harus memiliki kekhususan yang tak berujung. Diferensiasi produk harus

terfokus pada keinginan konsumen khususnya pada persepsi konsumen terhadap

produk yang ditawarkan. Kekhusus produk yang disajikan oleh Hotel The Royal

Pitamaha sudah melekat secara khusus di hati pelanggan, selain itu diferensiasi produk

yang dilakukan juga merupakan value yang sangat unik dengan dipadu keindahan

budaya yang sudah melekat pada jiwa dari setiap sudut Hotel yang menyajikan

diferensiasi secara alamiah yang membantu pemasaran yang berbasis pada daya saing

berkelanjutan.

B. Menguji Pengaruh Diferensiasi Pelayanan (X2) terhadap daya saing

berkelanjutan (Y) pada Hotel The Royal Pitamaha

a. Rumusan Hipotesis

H0 : 𝛽1 = 0 , artinya variabel diferensiasi pelayanan secara parsial tidak

berpengaruh nyata terhadap variabel daya saung berkelanjutan

pada Hotel The Royal Pitamaha

H1 : 𝛽2 > 0, artinya variabel diferensiasi pelayanan berpengaruh positif dan

nyata terhadap variabel daya saing berkelanjutan pada Hotel The

Royal Pitamaha.

b. Menggunakan tingkat keyakinan 95 persen (u = 5 persen), derajat bebas (df) = n-k

= 100 – 4 = 96, maka dengan melakukan uji sisi kanan diperoleh nilai t-tabel sebesar

1,984
c. Krieria pengujian

Kriteria pengujian dilakukan dengan uji satu Sisi pada Sisi kanan :

H0 diterima jika : t-hitung ≤t-tabel (1,984)

H0 ditolak jika : t-hitung > t-tabel (1,984)

Atau

H0 diterima jika : nilai Sig > 0,05

Ho ditolak jika : nilai Sig < 0,05

Seperti yang disajikan pada Tabel 4.14

Tabel 4.14 Hasil Uji Parsial Variabel Diferensiasi pelayanan dengan variabel

daya saing berkelanjutan

Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta

(Constant) 3,407 1,390 2,452 ,016

Diferensiasi ,433 ,094 ,437 4,633 ,000

Pelayanan

d. Kesimpulan

Oleh karena nilai t-hitung (4,633) > t-tabel (1,984) maka H0 ditolak, ini berarti

diferensiasi pelayanan berpengaruh positif dan nyata terhadap daya saing

berkelanjutan pada Hotel The Royal Pitamaha.


Pembahasan Hasil Uji Parsial :

Diferensiasi pelayanan yang dilakukan di Hotel The Royal Pitamaha memiliki

pengaruh positif terhadap mempertahankan kemampuan hotel dalam

mempertahankan daya saing. Diferensiasi pelayanan adalah variabel yang digunakan

untuk membuat pembedaan terhadap produk, dimana ketika produk fisik sulit

dibedakan oleh pelanggan, salah satu faktor penting yang mempengaruhi adalah

kualitas pelayanan yang diberikan. Salah satu faktor penting dalam membentuk

keunggulan bersaing perusahaan yang berkelanjutan adalah keramahan staf dan

karyawan yang memberikan pengaruh signifikan dalam meningkatkan daya saing

berkelanjutan melalui diferensiasi pelayanan.

Diferensiasi pelayanan yang dilakukan oleh The Royal Pitamaha adalah selain

memberikan pelayanan yang berciri khas pada kekeluargaan, tanggap adalah kunci

keberhasilan The Royal Pitamaha dalam mempertahan keuungulan bersaingnya.

Kecepatan dan tanggap dalam meberikan pelayanan yang diberikan oleh karyawan,

,merupakan konsep penting yang dilakukan Oleh The Royal Pitamaha untuk

menanamkan rasa tanggung jawab tinggi pada jiwa karyawan untuk senantiasa

memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan. Kecepatan dan fleksibilitas telah

menciptakan diferensiasi pelayanan yang menyokong dan mendukung keunggulan

daya saing pada hotel The Royal Pitamaha. Diungkapkan oleh Tjiptono (2001), hal

penting Iain yang perlu dilakukan secara berkelanjutan dan konsisten dalam

mempertahankan kualitas layanan yang lebih unggul dibandingkan pesaing. Kualitas

jasa adalah hal dapat lebih dirasakan oleh pelanggan karena merupakan pelayanan
langsung yang dapat dirasakan oleh pelanggan sehingga jika dapat dilakukan dengan

konsisten dan tanggap maka akan meningkatkan keunggulan bersaing.

C. Menguji Pengaruh Diferensiasi Citra (X3) terhadap daya saing berkelanjutan

(Y) pada Hotel Royal Pitamaha

a. Rumusan Hipotesis

H0 : 𝛽3 = 0 , artinya variabel diferensiasi Citra secara parsial tidak

berpengaruh nyata terhadap variabel daya saung berkelanjutan

pada Hotel The Royal Pitamah

H1 : 𝛽3 > 0, artinya variabel diferensiasi Citra berpengaruh positif dan

nyata terhadap variabel daya saing berkelanjutan pada Hotel

The Royal Pitamaha.

b. Menggunakan tingkat keyakinan 95 persen (a = 5 persen), derajat bebas (df) n-k =

100 — 4 = 96, maka dengan melakukan uji Sisi kanan diperoleh nilai t-tabel sebesar

1,984

c. Kriteria pengujian

Kriteria pengujian dilakukan dengan uji satu Sisi Pada Sisi kanan :

Ho diterima jika : t-hitung ≤t-tabel (1,984)

Ho ditolak jika : t-hitung > t-tabel (1,984)

Atau
Ho diterima jika : nilai Sig > 0,05

Ho ditolak jika : nilai Sig < 0,05

Seperti yang disajikan pada Tabel 4.15

Tabel 4.15 Hasil Uji Parsial Variabel Diferensiasi pelayanan dengan

variabel daya saing berkelanjutan

Unstandardized
Coefficients Standardized
Model Coefficients
Beta
B Std. Error t Sig.
3,407 1 ,390 2,452 ,016
Constant
,217 ,098 ,220 2,211 ,029
Diferensiasi Citra
Sumber : Lampiran 9
d. Kesimpulan

Oleh karena nilai t-hitung (2,211) > t-tabel (1,984) maka Ho ditolak, ini berarti

diferensiasi citra berpengaruh positif dan nyata terhadap daya saing berkelanjutan pada

Hotel The Royal Pitamaha.

Pembahasan Hasil Uji Parsial:

Diferensiasi citra memberikan dapat positif terhadap peningkatan keunggulan

daya saing pada Hotel The Royal Pitamahm hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Delmas (2000) yang menyatakan bahwa diferensiasi citra dapat

diwujudkan dengan cara pemasaran yang berbeda. Citra yang penting akan melekat di
hati pelanggan dan memberikan kesan untuk selalu memberikan image positif sehingga

memunculkan kesetiaan pelanggan. The Royal Pitamaha selalu menciptakan citra yang

meiliki kekhususan yang sulit ditiru oleh pesaing. Dengan memanfaatkan alam dan

budaya asli yang memang telah ada dan melekat pada konsep dari citra yang diciptakan

oleh hotel dalam mewujudkan keunggulan dalam meningkatkan daya saing yang

berkelanjutan. Salah satu citra yang dikembangkan oleh hotel adalah kemampuan pihak

hotel dalam mengemas acara yang digabungkan dengan kegiatan adat tertentu. Hal ini

memberikan citra kuat hotel di hati pada pelanggan, diferensiasi citra inilah yang

mewujudkan kemampuan dan keunggulan daya saing berkelanjutan bagi Hotel The

Royal Pitamaha.
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan judul penelitian, pokok permasalahan, tujuan penelitian, rumusan

hipotesis dan pembahasan hasil penelitian, maka dikemukaan simpulan dan saran

sebagai berikut:

1) Diferensiasi produk berpengaruh positif dan nyata terhadap daya saing

berkelanjutan pada Hotel The Royal Pitamaha.

2) Diferensiasi pelayanan berpengaruh positif dan nyata terhadap daya saing

berkelanjutan pada Hotel The Royal Pitamaha.

3) Diferensiasi citra berpengaruh positif dan nyata terhadap daya saing

berkelanjutan pada Hotel The Royal Pitamaha

Saran yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Pentingnya menjaga keberlangsungan keungulan daya saing di Hotel The Royal

Pitamaha pada persaingan akomodasi di Bali khususnya di Ubud, merupakan

pekerjaan berat bagi pemilik dan pengelola untuk dapat selalu menciptakan

suasana nyaman dengan pelayanan terbaik. Inovasi — inovasi berbasis

komputerisasi di era modem harus selalu dipadukan dengan kebudayaan dan unsur

seni yang sudah melekat di jiwa masyarakat Ubud. Sehingga dalam persaingannya

The Royal Pitamaha dapat memberikan kesan terbaik yang masih memegang

teguh adat dan norma yang selama ini melekat seiring berkembangnya hotel The

Royal Pitamaha.
2) Penerapan dan aplikasi manajemen pemasaran yang berbasis pada diferensiasi dan

inovasi dalam bidang perhotelan berpengaruh sangat positif pada kinerja

perusahaan. Hal ini tentü dapat menjadi pondasi penting dalam Strategi

keunggulan daya saing berkelanjutan. Kondisi ini adalah titik penting didalam

membantu Hotel The Royal Pitamaha dalam perkembangan usahanya, serta dapat

menjadikan pembeda dari pesaing yang semakin banyak saat ini.

Anda mungkin juga menyukai