KELOMPOK 7.en - Id
KELOMPOK 7.en - Id
Abstrak
Manajemen ekosistem mangrove merupakan agenda penting dalam melestarikan tempat-tempat wisata di daerah pesisir. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui kegiatan rekreasi yang dilakukan di daerah ekosistem mangrove dan strategi hutan mangrove di Maron Beach, Tambakharjo,
Semarang Municipality. Penelitian ini menggunakan pendekatan survei dengan menggunakan wawancara langsung dan observasi lapangan.
repondent termasuk seluruh penduduk di daerah penelitian. Sampel dari penelitian ini yang dipilih dengan menggunakan teknik cluster sampling
random. Data dikumpulkan dengan observasi, wawancara dan studi dokumen, diikuti dengan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pembukaan tempat rekreasi Maron Pantai telah memberikan beberapa dampak negatif ke pos-rehabilitasi ekosistem mangrove, mengurangi fungsi
hutan mangrove dalam melindungi pantai dari abrasi pantai, mengurangi kemampuan perlindungan abrasi angin, melemahnya kondisi lingkungan,
penurunan jumlah pengunjung dan penurunan produksi ikan. pengelolaan hutan bakau harus progresif, yang berarti bahwa penelitian harus
dilakukan dalam kondisi yang buruk dan goyah yang mengakibatkan memungkinkan pasar untuk terus memperluas, memperbesar pertumbuhan
pasar dan memaksimalkan kemajuan. Melalui pelaksanaan upaya non-tumpang tindih, kondisi ini dapat ditingkatkan.
pengantar
penurunan mangrove di Indonesia adalah penebangan untuk tujuan
komersial serta beralih ke pertanian.
Pesisir dan kelautan di Indonesia menghadapi kenyataan
pahit dan tantangan di masa depan. Ini terkait dengan daya dukung
Manfaat ekosistem bakau yang berkaitan dengan fungsi fisik
limitted sumber daya alam, terutama pada lahan dari waktu ke waktu, adalah sebagai mitigasi bencana seperti peredam gelombang dan
sementara populasi telah meningkat. wilayah pesisir merupakan badai untuk daerah di belakang mereka, perlindungan pantai dari
wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang memiliki abrasi, gelombang pasang, tsunami, retensi lumpur dan perangkap
produktivitas hayati yang tinggi. Kehadiran pasokan nutrisi yang sedimen diangkut oleh arus air permukaan, mencegah intrusi air laut
berlangsung dari daratan melalui aliran sungai dan aliran air air ke daratan, serta penetral polusi air sampai batas tertentu
permukaan, serta pertumbuhan dan perkembangan berbagai (Lasibani dan Kamal, 2009 ). Manfaat lain dari ekosistem mangrove
ekosistem alami seperti hutan mangrove, terumbu karang, padang ini adalah sebagai obyek tarik ekowisata, (Heriyanto dan
lamun dan muara, menyebabkan daerah pesisir yang subur. Hutan Subiandono, 2012) dan sebagai sumber tanaman obat (Saparinto,
pesisir 2007).
kondisi sangat miskin (Saparinto, 2007). Muryani et al. jenis ikan, kerang, kepiting dan udang (Djohan 2007; Kariada dan
Andin, 2014). Ada lebih banyak jenis plankton di perairan bakau
daripada di perairan terbuka (Supriyanto
(2012) melaporkan bahwa laju degradasi hutan mangrove telah
mencapai 160-200.000 ha.y- 1 yang menunjukkan bahwa
et al., 2014). hutan mangrove memberikan perlindungan dan makanan
kegiatan utama yang berkontribusi paling untuk
dalam bentuk bahan-bahan organik ke dalam rantai makanan (Hogart,
2015). Bagian dari mangrove
kanopi juga merupakan habitat bagi berbagai jenis hewan darat, dibagi menjadi 11 stasiun pengamatan, yaitu stasiun 1 sampai 3
seperti monyet, serangga, burung dan kelelawar (Saprudin dan (sekitar sungai Silandak dan pesisir), stasiun 4 sampai 6 (ekosistem
Halidah 2012 ). kayu bakau dapat digunakan sebagai kayu bakar, mangrove), dan stasiun 7 sampai 11 (kolam). Secara khusus sampel di
bahan arang, bahan bangunan, dan pulp bahan baku. Keuntungan sebelas stasiun menganggap daerah yang ada kegiatan rehabilitasi
dari penggunaan langsung dari hutan mangrove adalah sekitar Rp. 11,61 million.ha- 1. y 1 (
Supriyanmtoangrove.
et al., 2014)
ekosistem mangrove
memiliki kemampuan Saat ini, meskipun
untuk kontrol air laut
mampu menarik kunjungan
intrusi melalui wisatawan, jumlah wisatawan
mekanisme
belum maksimal. Dalam rangka
mencegah pengendapan
mendukung pengembangan
CaCO 3 oleh badan-badan akar
Maron Pantai sebagai bagian
eksudat, mengurangi
dari kesediaan wisata bahari,
kandungan garam dengan
studi tentang kualitas air laut,
bahan organik dari
kepadatan dan keragaman
dekomposisi serasah, peran
mangrove serta valuasi ekonomi
fisik struktur akar bakau yang
untuk tempat rekreasi pantai
dapat mengurangi jangkauan
yang dibutuhkan.
pasang surut ke tanah, dan
peningkatan sifat fisik dan
kimia tanah melalui
Tujuan dari penelitian ini
dekomposisi
adalah untuk menyelidiki partisipasi
masyarakat pada
sampah (Kusmana, 2014).
dari
density memberikan kontribusi
kegiatan rekreasi di ekosistem
mangrove untuk tingkat
mangrove dan rencana strategis
pertambahan, distribusi
dalam pengelolaan ekosistem yang
sedimen dan elevasi
ideal mangrove. Hasil penelitian ini
permukaan yang tinggi
diharapkan akan dipertimbangkan
(Kumara et al., 2010). Ada
dalam pengelolaan ekosistem
tiga faktor utama yang
mangrove di kawasan wisata
menyebabkan kerusakan
Maron Beach, Tambakharjo,
mangrove, yaitu polusi,
Western Semarang,
konversi hutan mangrove dan
penebangan yang berlebihan
(Kusmana
Analisis data
Hasil dan Diskusi
Analisis
partisipasi Dampak kegiatan rekreasi di
ekosistem mangrove
masyarakat
dalam rehabilitasi
hutan mangrove
Kondisi
dilakukan dengan
ekosistem mangrove di
menggunakan
kawasan wisata Maron
analisis kuantitatif
Pantai menderita
dengan statistik
kerusakan parah.
sederhana
Banyak pohon bakau
dengan
Mangrove Ekosistem Strategi Manajemen (A. Fithor et al.) 157
pada pengamatan, kondisi hutan mangrove pasca-rehabilitasi kurang gelombang dan mampu untuk menyesap air dalam jumlah besar dan ada
dari kondisi yang optimal untuk tumbuh. Kondisi pohon bakau terus dengan mencegah banjir.
menurun sejak daerah digunakan untuk rekreasi. Sedangkan,
objecive rehabilitasi kawasan ekosistem mangrove diharapkan untuk Warga berpendapat bahwa tangkapan sebelum rehabilitasi
mencegah abrasi. Berdasarkan hasil wawancara menggunakan hutan mangrove abundant.but Namun, setelah membuat kawasan
kuesioner untuk masyarakat, dampak yang disebabkan oleh wisata dan ekosistem mangrove,
rehabilitasi di daerah pariwisata ekosistem mangrove (Tabel 1.). ternyata menghancurkan
lingkungan hidup dan habitatnya.
mencegah hal ini terjadi meskipun tidak cukup optimal. Dengan luas yang baik adalah salah satu alasan mengapa kawasan hutan
ekosistem mangrove sebagai pelindung dari tanah dari air laut, mangrove sangat baik untuk benih produksi ikan.
yang dapat asa pelindung di pantai, yang angin laut yang kuat ekosistem masih sangat rendah. Tambahan, jika
bertiup ke tanah akan dipertahankan dan diserap. ekosistem bakau rehabilitasi hutan mangrove berhasil, ekonomi bisa berfungsi
harus melindungi wilayah pesisir dari badai. Karena akar dan ekosistem mangrove kayu sebagai bahan bangunan, bahan
anggota badan bakau, ekosistem ini dapat menahan air bakar, ikan dan udang. sekam dapat digunakan sebagai
penyamak kulit, obat-obatan dan makanan. Oleh karena itu,
rehabilitasi mangrove memberikan dampak positif yang
bermanfaat bagi masyarakat di
pengelolaan hutan bakau adalah 0, 48. Kekuatan kecil dari pengelolaan hutan mangrove menjadi strategi manajemen alternatif.
masyarakat tidak ada. Untuk faktor internal yang menjadi yang paling Dengan memaksimalkan kekuatan pertempuran dan semangat
kelemahan penting bagi masyarakat dalam pengelolaan hutan dari perbaikan dalam
mangrove bakau logging dengan skor 0,12. untuk EFE manajemen, serta menjamin keberlanjutan sumber daya laut, dapat
juga menjamin kelangsungan hidup dan kesejahteraan masyarakat
di sekitarnya.
mengurangi Abrasi
1 0r 1 respond
responden
2 e en
(13%) s (7%)
r p
e o
s n
p d
o e
n n
d (0%)
e
n
(80%
)
Menghalangi angin dari udara laut 1 n
responden (0%) 4 (20%)
(0%) 1
Membuat kenyamanan lingkungan r responde
responden (0%) e n
s
(0%) (7%)
p
Membuat kawasan wisata o
0 responden n
(0%) d
Meningkatkan produksi garam atau kolam e
ikan n
13 responden (93
(86%) %)
1
4
r
e
s
p
o
n
d
e
n
(93
%)
3
r
e
s
p
o
n
d
e
Mangrove Ekosistem Strategi Manajemen (A. Fithor et al.) 159
1 responden (80%) ponden
(7%) 1 (7
1 responden r %)
e
(7%)
s
12 responden
Skor Kategori
5-10 Rendah
11-15 Medium
16-20 Tinggi
Skor total
kekuatan
1. Instansi pemerintah dalam pengelolaan hutan mangrove
Kelemahan
Skor total
Peringkat Nilai: Kelemahan 1 = utama, 2: kelemahan minor, 3: kekuatan minor, 4: kekuatan utama.
Tidak Kegiatan
1. Memaksimalkan potensi yang ada dengan meningkatkan ekosistem mangrove dengan melibatkan masyarakat dan pemerintah Semarang
2. Membangun zona terbatas ekosistem mangrove sehingga area ekosistem mangrove terpelihara dengan baik dan berkelanjutan
3. Memberikan sosialisasi atau pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga ekosistem mangrove
4. Pasca-rehabilitasi ekosistem mangrove, perlu kemajuan teknologi dalam upaya peningkatan untuk memberikan kualitas dan kuantitas
bibit mangrove baik untuk pengelolaan ekosistem mangrove yang berkelanjutan.