Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Poso, 23 Februari 2020

Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................................... i
Daftar isi..................................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan ..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................................ 2
Bab II Pembahasan .................................................................................................... 3
A. Pengertian vegetasi ........................................................................................ 3
B. Hubungan vegetasi dengan iklim mikro dan makro ...................................... 3
C. Hubungan vegetasi dengan tanah dan air....................................................... 11
Bab III Penutup .......................................................................................................... 20
A. Kesimpulan .................................................................................................... 20
B. Saran .............................................................................................................. 20
Daftar Pustaka ............................................................................................................ 21
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu cuaca atau meteorologi adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji peristiwa –
peristiwa cuaca dalam jangka waktu dan ruang terbatas, sedangkan ilmu iklim atau
klimatologi adalah ilmu pengetahuan yang juga mengkaji tentang gejala – gejala cuaca
tetapi sifat-sifat dan gejala – gejala tersebut mempunyai sifat umum dalam jangka waktu
dan daerah yang luas di atmosfer permukaan bumi. Iklim bukan hanya sekedar cuaca rata
– rata, karena tidak ada konsep iklim yang cukup memadai tanpa ada apresiasi atas
perubahan cuaca harian dan perubahan cuaca musiman serta suksesi episode cuaca yang
ditimbulkan oleh gangguan atmosfer yang bersifat selalu berubah, meski dalam studi
tentang iklim penekanan diberikan pada nilai rata – rata, namun penyimpangan, variasi
dan keadaan atau nilai – nilai yang ekstrim juga mempunyai arti penting. Cuaca dan iklim
muncul setelah berlangsung suatu proses fisik dan dinamis yang kompleks yang terjadi di
atmosfer bumi. Kompleksitas proses fisik dan dinamis diatmosfer bumi ini berawal dari
perputaran planet bumi mengelilingi matahari dan perputaran bumi pada porosnya.
Pergerakan planet bumi ini menyebabkan besarnya energi matahari yang diterima oleh
bumi tidak merata, sehingga secara alamiah ada usaha pemerataan energi yang berbentuk
suatu sistem peredaran udara, selain itu matahari dalam memancarkan energi juga
bervariasi atau berfluktuasi dari waktu ke waktu.
Perpaduan antara proses – proses tersebut dengan unsur – unsur iklim dan faktor
pengendali iklim menghantarkan kita pada kenyataan bahwa kondisi cuaca dan iklim
bervariasi dalam hal jumlah, intensitas dan distribusinya. Eksploitasi lingkungan yang
menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan serta pertambahan jumlah penduduk
bumi yang berhubungan secara langsung dengan penambahan gas rumah kaca secara
global akan meningkatkan variasi tersebut.
Keadaan seperti ini mempercepat terjadinya perubahan iklim yang mengakibatkan
penyimpangan iklim dari kondisi normal. Iklim merupakan salah satu faktor yang sangat
penting bagi kehidupan manusia karena iklim mempunyai peranan yang besar terhadap
kehidupan seperti dalam bidang pertanian, transportasi atau perhubungan,
telekomunikasi, dan pariwisata. Di Indonesia yang sebagian besar penduduknya
masyarakat agraris yang bergerak disektor pertanian, sifat – sifat iklim seperti suhu, curah
hujan, dan musim sangat berpengaruh terhadap kehidupannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian vegetasi ?
2. Bagaimana hubungan vegetasi dengan iklim mikro dan makro
3. Bagaimana hubungan vegetasi dengan tanah dan air
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian vegetasi
2. Untuk mengetahui hubungan vegetasi dengan iklim mikro dan makro
3. Untuk mengetahui hubungan vegetasi dengan tanah dan air
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Vegetasi
Vegetasi (dari bahasa Inggris: vegetation) dalam ekologi adalah istilah untuk
keseluruhan komunitas tetumbuhan di suatu tempat tertentu, mencakup baik perpaduan
komunal dari jenis-jenis flora penyusunnya maupun tutupan lahan (ground cover) yang
dibentuknya. Vegetasi merupakan bagian hidup yang tersusun dari tetumbuhan yang
menempati suatu ekosistem, atau dalam area yang lebih sempit, relung ekologis.
Beraneka tipe hutan, kebun, padang rumput, dan tundra merupakan contoh-contoh
vegetasi.
Istilah vegetasi berbeda, dan lebih luas cakupannya, dari flora. Pengertian flora hanya
merujuk kepada kekayaan jenis tetumbuhan yang ada di suatu wilayah atau kurun waktu
tertentu; sedangkan vegetasi dicirikan pula oleh kekayaan bentuk hidup (life form),
struktur, periodisitas; selain juga oleh ciri-ciri floristik yang khas. Istilah vegetasi atau
tipe vegetasi hampir sama pengertiannya, dan sering pula dipertukarkan, dengan
komunitas tetumbuhan; namun yang akhir ini umumnya memiliki cakupan wilayah yang
lebih sempit. Tipe vegetasi dibedakan berdasarkan karakter floristik tertentu, misalnya
asosiasi spesies-spesies yang dominan, atau karakter lingkungan seperti jenis tanah dan
iklim.

B. Hubungan Vegetasi Dengan Iklim Mikro Dan Makro


1. Pengertian Iklim Mikro, dan Makro
Beberapa pengertian iklim dapat didefinisikan sebagai berikut :
a. Menurut Winarso, iklim merupakan kondisi lanjutan dan merupakan kumpulan dari kondisi
cuaca yang kemudian disusun dan dihitung dalam bentuk rata – rata kondisi cuaca dalam
kurun waktu tertentu.
b. Pada World Climate Conference, iklim adalah sintesis kejadian cuaca selama kurun waktu
yang panjang, yang secara statistik cukup dapat dipakai untuk menunjukkan nilai statistik
yang berbeda dengan keadaan pada setiap saatnya.
c. Menurut Glenn T. Trewartha, iklim merupakan konsep abstrak yang menyatakan kebiasaan
cuaca dan unsur – unsur atmosfer disuatu daerah selama kurun waktu yang panjang.
Berdasarkan dimensi wilayah iklim dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Iklim Mikro
Iklim mikro merupakan keadaan yang menggambarkan situasi iklim suatu wilayah yang
dimensinya kurang dari 1 km (di sekitar organisme). Batasan ruang lingkupnya tergantung
organisme. Contoh : iklim mikro tanaman dari ujung akar sampai ujung tajuk tanaman
2. Iklim Makro
Iklim makro merupakan keadaan rata – rata cuaca yang menggambarkan situasi iklim
suatu wilayah yang dimensinya lebih dari 100 km. Iklim makro sulit diatur oleh manusia dan
dipengaruhi oleh lintasan matahari, posisi dan model geografis, yang mengakibatkan pengaruh
pada cahaya matahari dan pembayangan serta hal – hal lain pada kawasan tersebut.
Misalnya : radiasi panas, pengerakan udara, curah hujan, kelembaban udara, dan temperatur
udara ( Anonim a, 2010 ).

2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Variasi Iklim


Variasi iklim dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah
a. Kedudukan Bumi terhadap Matahari
Matahari merupakan sumber energi terbesar di bumi. Dalam penerimaan cahaya
matahari di permukaan bumi tidak sama sehingga menyebabkan cuaca yang beragam. Hal
tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya : Bentuk bumi yang bulat, rotasi bumi,
revolusi bumi (perpindahan posisi matahari dari utara ke selatan) yang mengakibatkan terjadi
perubahan musim.
b. Lintang Tempat
Menggambarkan sebaran daratan di permukaan bumi yang dikaitkan dengan sinar
matahari. Berdasarkan lintang, bumi dibagi menjadi tiga zone : zona kutub, zona subtropics,
zona tropis (paling banyak menerima radiasi matahari).
c. Ketinggian Tempat
Permukaan bumi merupakan permukaan yang sangat kasar. Sebagai buktinya ada
daerah yang landai dan tinggi/curam. Berdasarkan variasi kekasaran, permukaan daratan
digolongkan menjadi tiga : dataran tinggi > 700 m dpl, dataran menengah 400 – 700 m dpl,
dataran rendah < 400 m dpl.
d. Distribusi Daratan dan Lautan
Daratan dan lautan memiliki perbedaan dalam penerimaan energi matahari. Misalnya
adalah terjadinya angin laut dan angin darat. Kondisi cuaca/iklim daratan sangat dipengaruhi
keadaan di atas lautan. Berikut ini adalah penjelasan antara angin darat dan angin laut.
Angin darat pada malam hari daratan lebih cepat melepaskan panas dibandingkan dengan
lautan. Udara di daratan lebih dingin daripada di laut sehingga daratan bertekanan maksimum
dan lautan bertekanan minimum. Oleh karena itu angin darat berhembus dari darat ke laut.
Angin laut pada siang hari daratan lebih cepat menyerap panas dibanding lautan. Udara di
daratan lebih cepat memuai sehingga tekanannya lebih rendah. Oleh karena itu angin laut
berhembus dari laut ke darat.
e. Peradaban Manusia
Berdasarkan laporan IPCC tahun 2007 kemungkinan manusia yang menyebabkan
terjadinya perubahan iklim adalah sebesar 90%, keadaan ini lebih tinggi dari laporan terakhir
dari IPCC pada tahun 2001 dimana kemungkinan manusia sebagai penyebab perubahan iklim
adalah sebesar 60%. Laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa penyebab utama
terjadinya peningkatan Gas Rumah Kaca (GRK) seperti peningkatan gas Carbon Dioksida
yang disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil dan perubahan penggunaan dari lahan
hutan menjadi lahan yang bernilai ekonomi seperti pemukiman dan perkebunan, sedangkan
peningkatan gas metan dan gas dinitrogen oksida disebabkan oleh aktivitas pertanian. Akan
tetapi selain merupakan penyebab perubahan iklim, manusia juga merupakan mahluk yang
berusaha menghambat perubahan iklim tersebut ( Anonim a, 2010).
3. Pengaruh Iklim terhadap Tanaman
Pengaruh iklim terhadap tanaman diawali oleh pengaruh langsung cuaca
terutama radiasi dan suhu terhadap fotosintesis, respirasi, transpirasi dan proses –
proses metabolisme di dalam sel organ tanaman. Fotosintesis dan respirasi adalah
merupakan proses biokimia, sehingga memerlukan katalisator sebagaimana proses
kimia fisik. Kecepatan proses tergantung pada aktivitas katalisator yang diatur oleh
suhu. Pada kisaran suhu toleransi terlalu tinggi suhu akan mempercepat proses dan
meningkatkan produksi. Perbedaannya adalah pada proses biokimia katalisatornya
adalah enzim. Enzim adalah protein, zat yang peka terhadap suhu. Pada proses
fotosintesis, suhu reaksi dan jumlah energi yang terserap sangat ditentukan oleh
intensitas radiasi PAR, sehingga pada daun di puncak tajuk yang memperoleh radiasi
langsung pengaruh suhu terhadap fotosintesis tak terlalu besar.
Fotosintesis hanya berlangsung siang hari. Adapun intensitas respirasi daun
sepenuhnya dipengaruhi oleh suhu udara dan berlangsung secara terus – menerus
sepanjang umur tanaman. Maka semakin rendah suhu udara harian akan semakin
rendah penggunaan karbohidrat untuk respirasi. Produksi gugus karbohidrat netto
harian pada tanaman merupakan produk bruto fotosintesis siang hari dikurangi
pemanfaatan untuk respirasi selama 24 jam. Maka pada kisaran toleransi, semakin
tinggi intensitas radiasi PAR yang berlangsung semakin lama, disertai suhu udara
yang rendah akan menghasilkan produk fotosintesis netto yang semakin tinggi (
Anonim c, 2010 ).

C. Hubungan Vegetasi Dengan Tanah Dan Air

1. Hubungan Vegetasi Dengan Tanah

a) Pengaruh Ketinggian

Menurut Sangadji (2001 dalam Supriadi, 2014), di daerah tropis secara umum
dicirikan oleh keadaan iklim yang hampir seragam. Namun dengan adanya perbedaan
geografis seperti perbedaan ketinggian tempat di atas permukaan laut (dpl) akan
menimbulkan perbedaan cuaca dan iklim secara keseluruhan pada tempat tersebut,
terutama suhu, kelembaban dan curah hujan. Unsur-unsur cuaca dan iklim tersebut
banyak dikendalikan oleh letak lintang, ketinggian, jarak dari laut, topografi, jenis
tanah dan vegetasi. Pada dataran rendah ditandai oleh suhu lingkungan, tekanan udara
dan oksigen yang tinggi. Sedangkan dataran tinggi banyak mempengaruhi penurunan
tekanan udara dan suhu udara serta peningkatan curah hujan. Laju penurunan suhu
akibat ketinggian memiliki variasi yang berbeda-beda untuk setiap tempat.
Menurut Ahmadi (2010), gunung merupakan salah satu daerah yang secara mikro
bisa kita amati adanya keterkaitan antara ketinggian tempat dengan jenis flora dan
fauna. Di gunung semakin ke atas maka suhu udaranya akan semakin turun.

b) Pengaruh Kemiringan
Menurut Kartasapoetra (1990 dalam Supriadi, 2014), kemiringan lereng
merupakan faktor yang perlu diperhatikan, sejak dari penyiapan lahan pertanian,
usaha penanamannya,pengambilan produk-produk serta pengawetan lahan.
Lahan yang mempunyai kemiringan dapat lebih mudah terganggu atau rusak,
lebih-lebih bila derajat kemiringannya besar.Tanah yang mempunyai kemiringan
>15% dengan curah hujan yang tinggi dapat mengakibatkan longsor tanah
Menurut Martono ( 2004 dalam Supriadi, 2014), lereng yang semakin curam dan
semakin panjang akan meningkatkan kecepatan aliran permukaan dan volume air
permukaan semakin besar, sehingga benda yang bisa diangkut akan lebih banyak.
Menurut Kartasapoetra, dkk (1987 dalam Supriadi, 2014), Salah satu upaya untuk
mengurangi tingkat bahaya erosi pada kemiringan lahan dengan cara pembuatan
teras.
c) Pengaruh Keterbukaan
Kerusakan dan Keterbukaan lahan dalam penebangan merupakan hal yang tidak
bisa dihndari (Purwodidodo 1999 dalam Khoirul, 2013). Kerusakan dan keterbukaan
lahan ini disebabkan karena adanya proses penebangan dan penyaradan. Area yang
terbuka akibat penebangan merupakan luasan daerah yang terbuka akibat penebangan
pohon berikut rebahnya vegetasi lain disekitar pohon yang ditebang (Nasution 2009
dalam Khoirul, 2013). Sedangkan area yang terbuka akibat penyaradan merupakan
luasan lahan yang terbuka akibat bulldozer atau bekas lintasan batang kayu yang
disarad (Nasution 2009 dalam Khoirul, 2013).
Keterbukaan lahan yang sangat luas ini disebabkan dengan adanya penebangan
yang berlebihan dan perencanaan jalan sarad yang kurang baik selain itu
meningkatnya intensitas penyaradan cenderung meningkatkan luas keterbukaan
lahan. Menurut penelitian Thaib (1986 dalam Khoirul, 2013) menunjukkan bahwa
keterbukan lahan akibat pemanenan kayu dengan menggunakan Buldozer dipengaruhi
oleh jumlah pohon yang ditebang dalam per satuan luas, kemeringan lapangan dan
faktor manajemennya. Luas areal yang terbuka disebabkan terutama oleh kegiatan
penebangan dan penyaradan.

2. Hubungan Vegetasi Dengan Air


Air merupakan sumber kehidupan yang tidak dapat tergantikan oleh apa pun juga.
Tanpa air seluruh organisme tidak akan dapat hidup. Bagi tumbuhan, air mempunyai
peranan yang penting karena dapat melarutkan dan membawa makanan yang diperlukan
bagi tumbuhan dari dalam tanah. Adanya air tergantung dari curah hujan dan curah hujan
sangat tergantung dari iklim di daerah yang bersangkutan.
Air menutupi sekitar 70% permukaan bumi, dengan jumlah sekitar 1.368 juta km3.
Air terdapat dalam berbagai bentuk, misalnya uap air, es, cairan dan salju. Air tawar
terutama terdapat di danau, sungai, air tanah (ground water) dan gunung es (glacier).
Semua badan air di daratan dihubungkan dengan laut dan atmosfer melalui siklus
hidrologi yang berlangsung secara kontinu (Effendi, 2003).
i. Sifat air
Menurut Benyamin Lakitan (2001) dan Hefni Effendi (2003) air memiliki karakteristik
yang khas yang tidak dimiliki oleh senyawa kimia yang lain, yaitu.
1. Berbentuk cair pada suhu ruang. Semakin besar ukuran molekul suatu senyawa maka
pada suhu ruang senyawa tersebut akan cenderung berbentuk cair. Sebaliknya jika
ukurannya kecil maka akan cenderung berbentuk gas.`Air yang berat molekulnya
sebesar 18 gr/mol berbentuk cair dalam suhu ruang karena adanya ikatan hidrogen
yang antara molekul-molekul air, sehingga tiap molekul air akan tidak mudah terlepas
dan berubah bentuk menjadi gas.
2. Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat sebagai penyimpan
panas yang baik. Sifat ini memungkinkan air tidak menjadi panas ataupun dingin
dalam seketika. Perubahan suhu yang lambat ini mencegah terjadinya stress pada
makhluk hidup akibat perubahan suhu yang mendadak dan juga memelihara suhu
bumi agar sesuai dengan makhuk hidup.
3. Panas laten vaporisasi dan fusi yang tinggi. Panas laten vaporisasi adalah energi yang
dibutuhkan untuk menguapkan 1 gr pada suhu 20oC. Sedangkan panas laten fusi
adalah energi yang dibutuhkan untuk mencairkan 1 gr es pada suhu 0oC. Besarnya
energi panas laten vaporisasi adalah 586 cal dan untuk panas laten fusi adalah 80 cal.
Tingginya energi yang diperlukan untuk menguapkan air ini penting artinya bagi
tumbuhan dalam upaya menjaga stabilitas suhu daun melalui proses transpirasi.
4. Viskositas (hambatan untuk pengaliran) rendah. Karena ikatan-ikatan hidrogen harus
diputus agar air dapat mengalir, maka ada anggapan bahwa viskositas air akan tinggi.
Tapi pada kenyataannya tidaklah demikian, karena pada air dalam keadaan cair, setiap
ikatan hidrogen dimiliki bersama-sama oleh dua molekul air lainnya, sehingga ikatan
hidrogennya menjadi lemah dan mudah terputus. Inilah yang menyebabkan viskositas
air rendah. Viskositas air yang rendah ini menyebabkan air menjadi pelarut yang baik,
sifat ini memungkinkan unsur hara terlarut dapat diangkut ke seluruh jaringan tubuh
makhluk hidup dan mampu mengangkut bahan-bahan toksik yang masuk dan
mengeluarkannya ke luar tubuh.
5. Adanya gaya adhesi dan kohesi. Air bersifat polar sehingga gaya tarik menarik antara
molekul air dengan molekul lainnya (misalnya dengan protein dan polisakarida
penyusun dinding sel) akan mudah terjadi. Adhesi merupakan daya tarik menarik
antara molekul air yang berbeda. Kohesi adalah daya tarik menarik antara molekul
yang sama. Adanya kohesi dan adhesi ini menyebabkan air dapat diangkut ke seluruh
tubuh tumbuhan melalui jaringan xilem. Selain itu juga menyebabkan adanya tegangan
permukaan yang tinggi, ini memungkinkan air mampu membasahi suatu bahan secara
baik.
6. Air merupakan satu-satunya senyawa yang meregang ketika membeku. Ini berarti es
memiliki kerapatan atau densitas (massa/volume) yang lebih rendah dibandingkan air.
Dengan demikian es akan mengapung di atas air. Sifat ini mengakibatkan air
permukaan yang berada di daerah beriklim dingin hanya membeku dipermukaan saja
sehingga organisme akuatik masih bisa bertahan hidup.

ii. Jenis –jenis air


Secara umum air yang terdapat di bumi ini digolongkan ke dalam dua jenis, yaitu:
a. Air tanah (ground water), adalah air yang terdapat di bawah permukaan tanah dan
tidak dapat dilihat secara langsung. Air tanah ditemukan pada lapisan akifer yaitu
lapisan yang bersifat porous (mampu menahan air) dan permeable (mampu
memindahkan air). Pergerakan air tanah sangat lambat, kecepatan arus berkisar antara
10-10-10-3 m/detik sehingga waktu tinggal air (residence time) berlangsung lama. Air
tanah ini dibagi menjadi dua jenis yaitu air tanah preatis dan air tanah artesis. Air
tanah preatis adalah air tanah yang letaknya tidak jauh dari permukaan tanah serta
berada di atas lapisan kedap air/impermeable. Sedangkan air tanah artesis merupakan
air tanah yangletaknya sangat jauh di dalam tanah serta berada di antara dua lapisan
kedap air.
b. Air permukaan (surface water), adalah air yang terdapat di atas permukaan bumi dan
tidak terinfiltrasi ke dalam bumi. Contoh air permukaan seperti laut, sungai, danau,
kali, rawa, empang, dan lain sebagainya. Air permukaan dapat dibedakan menjadi dua
jenis yaitu perairan tergenang (lentik) dan perairan mengalir (lotik). Perairan tergenang
meliputi danau, waduk, kolam dan rawa. Pada umumnya perairan lentik ini dicirikan
dengan arus yang lambat (0,001-0,01 m/detik) sehingga waktu tinggal air (residence
time) dapat berlangsung lama. Perairan mengalir salah satunya adalah sungai, sungai
dicirikan oleh arus yang searah dan relatif kencang dengan kecepatan arus berkisar
antara 0,1-1,0 m/detik.
iii. Sumber air
Secara umum ada beberapa sumber air yang dapat kita gunakan secara langsung atau
melalui pengolahan sederhana terlebih dahulu yaitu antara lain :
a. Air dari PDAM. Air dari PDAM adalah termasuk air yang bisa dikonsumsi secara
langsung untuk kebutuhan sehari-hari: masak, mandi, mencuci; air PDAM yang akan
diminum harus direbus dahulu. Namun air PDAM ini kadang belum tersedia
diberbagai tempat.
b. Air hujan. Air hujan adalah air murni yang berasal dari sublimasi uap air di udara
yang ketika turun melarutkan benda-benda diudara yang dapat mengotori dan
mencemari air hujan seperti: gas (O2, CO2, N2, dll), jasat renik, debu, kotoran
burung, dll. Air hujan yang berasal dari cucuran talang/genteng rumah di tampung
dalam bak penampungan. Untuk mengindari bahan-bahan pengotor dan pencemar
yang berasal dari talang/genteng dan udara caranya adalah waktu awal penampungan
air hujan 15 menit setelah hujan turun. Di bawah talang diberi saringan dari
ijuk/kerikil/pasir. Dan sebelum diminum air harus dimasak dahulu.
c. Mata air. Di daerah pegunungan atau perbukitan sering terdapat mata air. Air mata air
berasal dari air hujan yang masuk meresap kedalam tanah dan muncul keluar tanah
kembali karena kondisi batuan geologis didalam tanah. Kondisi geologis
mempengaruhi kualitas air mata air, pada umumnya kualitasnya baik dan bisa
digunakan untuk keperluan sehari-hari, tetapi harus dimasak sebelum diminum.
d. Air tanah. Air tanah berasal dari air hujan yang meresap dan tertahan di dalam bumi.
Air tanah dapat dibagi menjadi air tanah dangkal dan air tanah dalam. Bagaimana
mendapatkan air tanah caranya adalah dengan mengebor atau menggali. Macam
sumur untuk mendapatkan air tanah adalah:
1. Sumur gali, adalah sarana mendapatkan air tanah dengan cara menggali dan
menaikkan airnya dengan ditimba.
2. Sumur pompa tangan adalah sarana mendapatkan air tanah dengan cara mengebor dan
menaikkan airnya dengan pompa dengan tenaga tangan.
3. Sumur pompa listrik adalah sarana mendapatkan air tanah dengan cara mengebor dan
menaikkan airnya dengan dipompa dengan tenaga listrik.
e. Air permukaan. Air permukaan seperti air sungai, air rawa, air danau, air irigasi, air
laut dan sebagainya adalah merupakan sumber air yang dapat dipakai sebagai bahan
air bersih dan air minum tetapi perlu pengolahan. Air permukaan sifatnya sangat
mudah terkotori dan tercemar oleh bahan pengotor dan pencemar yang mengapung,
melayang, mengendap dan melarut di air permukaan. Karena sifatnya yang demikian
maka sebelum diminum air permukaan perlu diolah terlebih dahulu sampai benar-
benar aman dan memenuhi syarat sebagai air bersih atau air minum.
iv. Siklus air (water cycle)
Karakteristik air dalam proses siklusnya secara fisik memperlihatkan berbagai fase,
mulai dari bentuk uap air di udara sampai air dalam tanah. Secara meteorologis, air
merupakan unsur pokok paling penting dalam atmosfer bumi. Air terdapat sampai pada
ketinggian 12.000 hingga 14.000 meter. Bila seluruh uap air berkondensasi (atau
mengembun) menjadi cairan, maka seluruh permukaan bumi akan tertutup dengan curah
hujan kira-kira sebanyak 2,5 cm. Air terdapat di atmosfer dalam tiga bentuk yaitu dalam
bentuk uap yang tak kasat mata, dalam bentuk butir cairan dan hablur es. Kedua bentuk
yang terakhir merupakan curahan yang kelihatan, yakni hujan, hujan es, dan salju.
Siklus air adalah mekanisme transformasi (pergerakan) air yang selalu terjadi setiap
saat. Dalam proses transformasi biasanya desertai dengan perubahan wujud, sifat dan
mutu ataupun air tetap dalam kondisi awal (Tersiawan, 2005). Secara garis besar
transformasi itu dapat berupa evaporasi, transpirasi, kondensasi, presipitasi dan perkolasi.
Ketika terjadi hujan, airnya akan turun ke permukaan bumi. Air ini sebagian akan
mengalir ke permukaan bumi menuju ke daerah yang lebih rendah dan bermuara di laut
atau di danau. Sebagian lagi akan terserap oleh bumi dan mengalir di dalam tanah atau
tersimpan di dalam tanah sebagai air tanah.
Siklus air ini digerakkan oleh matahari. Panas yang dipancarkan oleh matahari akan
membuat air laut, air permukaan dan daratan menguap, bahkan air dari makhluk hidup
pun ikut mengalaminya (evaporasi dan transpirasi).Ketika uap air mendingin dan menjadi
mampat terbentuklah awan yang kemudian digerakkan oleh angin.
Angin ini akan membawa gumpalan-gumpalan awan ke daerah yang memiliki
tekanan temperatur yang lebih rendah. Jika awan yang dibawa oleh angin ini melalui
daerah pegunungan, maka gerakannya akan terhalang dan didorong untuk naik lebih
tinggi lagi. Karena temperatur akan semakin rendah apabila semakin tinggi dari
permukaan laut, maka awan yang mengandung uap air tadi mencapai titik embunnya dan
terbentuklah butiran-butiran air yang kemudian jatuh kembali ke bumi sebagai air hujan
(presipitasi).
Air hujan ini akan mengalir lagi di permukaan bumi, ke daerah yang lebih rendah,
dan sebagian diserap oleh bumi (perkolasi). Kemudian terus menuju ke laut atau ke danau
dan apabila terkena sinar matahari akan menguap ke udara dan membentuk awan. Awan
akan berkumpul dan kemudian dibawa oleh angin dan mengembun dan berubah menjadi
hujan. Begitulah seterusnya siklus dari air yang berulang secara bergantian.
v. Peranan Air bagi Tumbuhan
Menurut Rai (1998), air memiliki beberapa peranan penting bagi tumbuhan yaitu
antara lain :
1. Struktur Tumbuhan. Air merupakan bagian terbesar pembentukan jaringan dari semua
makhluk hidup. Antara 40% sampai 60% dari berat segar pohon tersusun atas air. Cairan
yang mengisi sel memiliki peran dalam menjaga substansi tetap dalam keadaan yang
tepat untuk menjalankan fungsi metabolisme.
2. Sebagai Penunjang. Tumbuhan memerlukan air untuk menunjang jaringan-jaringan yang
tidak berkayu. Apabila sel-sel jaringan tersebut memiliki cukup air, maka sel-sel tersebut
akan berada dalam keadaan kokoh. Air yang ada dalam sel tumbuhan tersebut nantinya
akan menghasilkan suatu tekanan yang disebut tekanan turgor. Dengan adanya tekanan
turgor tersebut akan menyebabkan sel mengembang dan apabila jumlah air tidak
memadai akan menyebabkan terjadinya proses plasmolisis.
3. Alat Angkut.Air di perlukan oleh tumbuhansebagai alat untuk mengangkut materi dan
nutrisi di sekitar tubuhnya, danmenyalurkanmateri dan nutrisi tersebutke bagian
tumbuhan lainnya sebagai substansi yang terlarut dalam air.
4. Pendinginan. Tumbuhan akan mengalami proses transpirasi, akibat dari proses transpirasi
tersebut akan menyebabkan tumbuhan kehilangan air. Hilangnya sebagian air dari
tumbuhan akan mendinginkan tubuh tumbuhan tersebut dan menjaga tumbuhan dari
pemanasan yang berlebihan sehingga suhu tanaman menjadi konstan.
5. Pelarut dan medium reaksi biokimia
6. Memberikan turgor bagi sel (penting untuk pembelahan sel dan pembesaran sel)
7. Bahan baku fotosintesis
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa
jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan
bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama individu penyusun
vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu
sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis (Marsono, 1977).
2. Sruktur vegetasi di hutan Wanagama dipengaruhi oleh faktor biotik dan abiotik
lainnya. Faktor biotik seperti adanya semut, rayap, jamur maupun dekomposer lain
yang membantu proses pertumbuhan tumbuhan. Faktor abiotik seperti tanah yang
lembab dan kaya akan air yang di atasnya terdapat potongan ranting, daun dan
serasah-serasah yang kaya mengandung humus juga akan mempengaruhi faktor
biotiknya. Jika serasah-serasah tersebut didekomposisi oleh dekomposer, maka akan
menjadikan tanah menjadi subur. Suhu, pH, kelembaban, ketinggian maupun
intensitas cahaya juga berpengaruh pada vegetasi hutan Wanagama. Iklim yang
mendukung dapat mempengaruhi kemelimpahan dan keberagaman spesies yang
tumbuh di hutan Wanagama.

B. Saran
Untuk kedepannya anggota kelompok lebih meningkatkan kerja sama agar hasil yang
diinginkan lebih maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Al Syiham. 2010. Pengaruh Ketinggian Tempat Terhadap Persebaran Flora dan
Fauna, (Online), ( http://syiham-al ahmadi. blogspot.co.id/ 2010/02/ pengaruh-
ketinggian-tempat-terhadap.html, diakses tanggal 15 Oktober 2015).
Anonim. 2013. Apa yang di maksud dengan phytogeografi,
(Online), (http://brainly.co.id/tugas/3487060 , di akses tanggal 15 Oktober 2015).
Fatchan, Ahmad. 2013. Geografi Tumbuhan dan Hewan. Jakarta: Ombak.
Ismal, Gazali. 1998. Ekologi Tumbuhan dan Tanaman Pertanian (Pengantar ke
Agroekologi). Padang: Angkasa Raya.
Khoirul. 2013. Keterbukaan Lahan, (Online),
(http://khoirulmufid.blogspot.co.id/2013/11/keterbukaan-lahan.html, diakses tanggal
15Oktober 2015).
Kurniawan, Firman. 2010. Mengenal Tanah Sebagai Media Tanam. Bogor Agricultural
University , (Online), ( http://www.ipb.ac.id, diakses tanggal 15 Oktober 2015).
Lugito. 2012. Organisme Tanah dan Bahan Organik Tanah, (Online), ( http://lugito-
center.blogspot.co.id/2012/11/nama-lugito-npm-1114121122-prodi.html, diakses
tanggal 15 Oktober 2015).
M.Seta, Rasantika. 2013. Mengemali Tanah Sebagai Media Tanam, (Online),
(http://www.ideaonline.co.id/iDEA2013/Eksterior/Taman/Mengenali-Tanah-Sebagai-
Media-Tanam, diakses tanggal 15 Oktober 2015).

Anda mungkin juga menyukai