Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................................... i
Daftar isi..................................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan ..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................................ 2
Bab II Pembahasan .................................................................................................... 3
A. Pengertian vegetasi ........................................................................................ 3
B. Hubungan vegetasi dengan iklim mikro dan makro ...................................... 3
C. Hubungan vegetasi dengan tanah dan air....................................................... 11
Bab III Penutup .......................................................................................................... 20
A. Kesimpulan .................................................................................................... 20
B. Saran .............................................................................................................. 20
Daftar Pustaka ............................................................................................................ 21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu cuaca atau meteorologi adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji peristiwa –
peristiwa cuaca dalam jangka waktu dan ruang terbatas, sedangkan ilmu iklim atau
klimatologi adalah ilmu pengetahuan yang juga mengkaji tentang gejala – gejala cuaca
tetapi sifat-sifat dan gejala – gejala tersebut mempunyai sifat umum dalam jangka waktu
dan daerah yang luas di atmosfer permukaan bumi. Iklim bukan hanya sekedar cuaca rata
– rata, karena tidak ada konsep iklim yang cukup memadai tanpa ada apresiasi atas
perubahan cuaca harian dan perubahan cuaca musiman serta suksesi episode cuaca yang
ditimbulkan oleh gangguan atmosfer yang bersifat selalu berubah, meski dalam studi
tentang iklim penekanan diberikan pada nilai rata – rata, namun penyimpangan, variasi
dan keadaan atau nilai – nilai yang ekstrim juga mempunyai arti penting. Cuaca dan iklim
muncul setelah berlangsung suatu proses fisik dan dinamis yang kompleks yang terjadi di
atmosfer bumi. Kompleksitas proses fisik dan dinamis diatmosfer bumi ini berawal dari
perputaran planet bumi mengelilingi matahari dan perputaran bumi pada porosnya.
Pergerakan planet bumi ini menyebabkan besarnya energi matahari yang diterima oleh
bumi tidak merata, sehingga secara alamiah ada usaha pemerataan energi yang berbentuk
suatu sistem peredaran udara, selain itu matahari dalam memancarkan energi juga
bervariasi atau berfluktuasi dari waktu ke waktu.
Perpaduan antara proses – proses tersebut dengan unsur – unsur iklim dan faktor
pengendali iklim menghantarkan kita pada kenyataan bahwa kondisi cuaca dan iklim
bervariasi dalam hal jumlah, intensitas dan distribusinya. Eksploitasi lingkungan yang
menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan serta pertambahan jumlah penduduk
bumi yang berhubungan secara langsung dengan penambahan gas rumah kaca secara
global akan meningkatkan variasi tersebut.
Keadaan seperti ini mempercepat terjadinya perubahan iklim yang mengakibatkan
penyimpangan iklim dari kondisi normal. Iklim merupakan salah satu faktor yang sangat
penting bagi kehidupan manusia karena iklim mempunyai peranan yang besar terhadap
kehidupan seperti dalam bidang pertanian, transportasi atau perhubungan,
telekomunikasi, dan pariwisata. Di Indonesia yang sebagian besar penduduknya
masyarakat agraris yang bergerak disektor pertanian, sifat – sifat iklim seperti suhu, curah
hujan, dan musim sangat berpengaruh terhadap kehidupannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian vegetasi ?
2. Bagaimana hubungan vegetasi dengan iklim mikro dan makro
3. Bagaimana hubungan vegetasi dengan tanah dan air
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian vegetasi
2. Untuk mengetahui hubungan vegetasi dengan iklim mikro dan makro
3. Untuk mengetahui hubungan vegetasi dengan tanah dan air
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Vegetasi
Vegetasi (dari bahasa Inggris: vegetation) dalam ekologi adalah istilah untuk
keseluruhan komunitas tetumbuhan di suatu tempat tertentu, mencakup baik perpaduan
komunal dari jenis-jenis flora penyusunnya maupun tutupan lahan (ground cover) yang
dibentuknya. Vegetasi merupakan bagian hidup yang tersusun dari tetumbuhan yang
menempati suatu ekosistem, atau dalam area yang lebih sempit, relung ekologis.
Beraneka tipe hutan, kebun, padang rumput, dan tundra merupakan contoh-contoh
vegetasi.
Istilah vegetasi berbeda, dan lebih luas cakupannya, dari flora. Pengertian flora hanya
merujuk kepada kekayaan jenis tetumbuhan yang ada di suatu wilayah atau kurun waktu
tertentu; sedangkan vegetasi dicirikan pula oleh kekayaan bentuk hidup (life form),
struktur, periodisitas; selain juga oleh ciri-ciri floristik yang khas. Istilah vegetasi atau
tipe vegetasi hampir sama pengertiannya, dan sering pula dipertukarkan, dengan
komunitas tetumbuhan; namun yang akhir ini umumnya memiliki cakupan wilayah yang
lebih sempit. Tipe vegetasi dibedakan berdasarkan karakter floristik tertentu, misalnya
asosiasi spesies-spesies yang dominan, atau karakter lingkungan seperti jenis tanah dan
iklim.
a) Pengaruh Ketinggian
Menurut Sangadji (2001 dalam Supriadi, 2014), di daerah tropis secara umum
dicirikan oleh keadaan iklim yang hampir seragam. Namun dengan adanya perbedaan
geografis seperti perbedaan ketinggian tempat di atas permukaan laut (dpl) akan
menimbulkan perbedaan cuaca dan iklim secara keseluruhan pada tempat tersebut,
terutama suhu, kelembaban dan curah hujan. Unsur-unsur cuaca dan iklim tersebut
banyak dikendalikan oleh letak lintang, ketinggian, jarak dari laut, topografi, jenis
tanah dan vegetasi. Pada dataran rendah ditandai oleh suhu lingkungan, tekanan udara
dan oksigen yang tinggi. Sedangkan dataran tinggi banyak mempengaruhi penurunan
tekanan udara dan suhu udara serta peningkatan curah hujan. Laju penurunan suhu
akibat ketinggian memiliki variasi yang berbeda-beda untuk setiap tempat.
Menurut Ahmadi (2010), gunung merupakan salah satu daerah yang secara mikro
bisa kita amati adanya keterkaitan antara ketinggian tempat dengan jenis flora dan
fauna. Di gunung semakin ke atas maka suhu udaranya akan semakin turun.
b) Pengaruh Kemiringan
Menurut Kartasapoetra (1990 dalam Supriadi, 2014), kemiringan lereng
merupakan faktor yang perlu diperhatikan, sejak dari penyiapan lahan pertanian,
usaha penanamannya,pengambilan produk-produk serta pengawetan lahan.
Lahan yang mempunyai kemiringan dapat lebih mudah terganggu atau rusak,
lebih-lebih bila derajat kemiringannya besar.Tanah yang mempunyai kemiringan
>15% dengan curah hujan yang tinggi dapat mengakibatkan longsor tanah
Menurut Martono ( 2004 dalam Supriadi, 2014), lereng yang semakin curam dan
semakin panjang akan meningkatkan kecepatan aliran permukaan dan volume air
permukaan semakin besar, sehingga benda yang bisa diangkut akan lebih banyak.
Menurut Kartasapoetra, dkk (1987 dalam Supriadi, 2014), Salah satu upaya untuk
mengurangi tingkat bahaya erosi pada kemiringan lahan dengan cara pembuatan
teras.
c) Pengaruh Keterbukaan
Kerusakan dan Keterbukaan lahan dalam penebangan merupakan hal yang tidak
bisa dihndari (Purwodidodo 1999 dalam Khoirul, 2013). Kerusakan dan keterbukaan
lahan ini disebabkan karena adanya proses penebangan dan penyaradan. Area yang
terbuka akibat penebangan merupakan luasan daerah yang terbuka akibat penebangan
pohon berikut rebahnya vegetasi lain disekitar pohon yang ditebang (Nasution 2009
dalam Khoirul, 2013). Sedangkan area yang terbuka akibat penyaradan merupakan
luasan lahan yang terbuka akibat bulldozer atau bekas lintasan batang kayu yang
disarad (Nasution 2009 dalam Khoirul, 2013).
Keterbukaan lahan yang sangat luas ini disebabkan dengan adanya penebangan
yang berlebihan dan perencanaan jalan sarad yang kurang baik selain itu
meningkatnya intensitas penyaradan cenderung meningkatkan luas keterbukaan
lahan. Menurut penelitian Thaib (1986 dalam Khoirul, 2013) menunjukkan bahwa
keterbukan lahan akibat pemanenan kayu dengan menggunakan Buldozer dipengaruhi
oleh jumlah pohon yang ditebang dalam per satuan luas, kemeringan lapangan dan
faktor manajemennya. Luas areal yang terbuka disebabkan terutama oleh kegiatan
penebangan dan penyaradan.
A. Kesimpulan
1. Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa
jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan
bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama individu penyusun
vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu
sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis (Marsono, 1977).
2. Sruktur vegetasi di hutan Wanagama dipengaruhi oleh faktor biotik dan abiotik
lainnya. Faktor biotik seperti adanya semut, rayap, jamur maupun dekomposer lain
yang membantu proses pertumbuhan tumbuhan. Faktor abiotik seperti tanah yang
lembab dan kaya akan air yang di atasnya terdapat potongan ranting, daun dan
serasah-serasah yang kaya mengandung humus juga akan mempengaruhi faktor
biotiknya. Jika serasah-serasah tersebut didekomposisi oleh dekomposer, maka akan
menjadikan tanah menjadi subur. Suhu, pH, kelembaban, ketinggian maupun
intensitas cahaya juga berpengaruh pada vegetasi hutan Wanagama. Iklim yang
mendukung dapat mempengaruhi kemelimpahan dan keberagaman spesies yang
tumbuh di hutan Wanagama.
B. Saran
Untuk kedepannya anggota kelompok lebih meningkatkan kerja sama agar hasil yang
diinginkan lebih maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Al Syiham. 2010. Pengaruh Ketinggian Tempat Terhadap Persebaran Flora dan
Fauna, (Online), ( http://syiham-al ahmadi. blogspot.co.id/ 2010/02/ pengaruh-
ketinggian-tempat-terhadap.html, diakses tanggal 15 Oktober 2015).
Anonim. 2013. Apa yang di maksud dengan phytogeografi,
(Online), (http://brainly.co.id/tugas/3487060 , di akses tanggal 15 Oktober 2015).
Fatchan, Ahmad. 2013. Geografi Tumbuhan dan Hewan. Jakarta: Ombak.
Ismal, Gazali. 1998. Ekologi Tumbuhan dan Tanaman Pertanian (Pengantar ke
Agroekologi). Padang: Angkasa Raya.
Khoirul. 2013. Keterbukaan Lahan, (Online),
(http://khoirulmufid.blogspot.co.id/2013/11/keterbukaan-lahan.html, diakses tanggal
15Oktober 2015).
Kurniawan, Firman. 2010. Mengenal Tanah Sebagai Media Tanam. Bogor Agricultural
University , (Online), ( http://www.ipb.ac.id, diakses tanggal 15 Oktober 2015).
Lugito. 2012. Organisme Tanah dan Bahan Organik Tanah, (Online), ( http://lugito-
center.blogspot.co.id/2012/11/nama-lugito-npm-1114121122-prodi.html, diakses
tanggal 15 Oktober 2015).
M.Seta, Rasantika. 2013. Mengemali Tanah Sebagai Media Tanam, (Online),
(http://www.ideaonline.co.id/iDEA2013/Eksterior/Taman/Mengenali-Tanah-Sebagai-
Media-Tanam, diakses tanggal 15 Oktober 2015).