1354 3692 1 Ed
1354 3692 1 Ed
XXXX
ISSN: 1410-394X
Biosurfaktan
Biosurfactant
Artikel histori : ABSTRAK: Surfaktan adalah suatu senyawa kimia yang bersifat ampipilik dimana sifat
hidropilik dan hidropobik ada dalam satu molekul surfaktan. Surfaktan dapat menurunkan
Diterima 31 Agustus 2015
Diterima dalam revisi xxx tegangan permukaan suatu fluida. Surfaktan dibutuhkan oleh industri kosmetik, makanan,
Diterima xxx tekstil, industri minyak bumi dan farmasi. Permasalahan yang ditumbulkan oleh penggunaan
Online xxx
surfaktan adalah pencemaran lingkungan, terutama oleh surfaktan berbahan dasar petroleum
yang bersifat non biodegradable, untuk itu perlu dilakukan pengembangan surfaktan yang
bersifat biodegradable. Biosurfaktan adalah surfaktan biodegradable yang dapat diproduksi
oleh sel mikoorganisme (bakteri/fungi) maupun dari bahan alam. Biosurfaktan dari
mikoorganisme telah diketahui memiliki senyawa Rhamnolipid dan Lipopeptida. Sebagai
contoh adalah Surfactin dan Dactomicin, yang merupakan biosurfaktan yang dihasilkan oleh
mikroorganisme dengan aktivitas antibiotik. Biosurfaktan yang terbuat dari bahan alam
contohnya adalah MES (Metil Ester Sulfonat), yang terbuat dari minyak sawit. Selain MES,
ester dari karbohidrat juga merupakan surfaktan yang dihasilkan dari esterifikasi karbohidrat
dan asam karboksilat. Hambatan produksi surfaktan dari mikroorganisme adalah prosesnya
lambat, biaya pemurnian tinggi dan harga produk mahal. Biosurfaktan dari bahan alam
mendapat perhatian dari kalangan peneliti dan industri untuk diproduksi skala besar karena
prosesnya cepat, bahan baku tersedia melimpah dan murah. Tulisan ini merupakan ringkasan
yang dapat digunakan sebagai referensi untuk mengembangkan surfaktan biodegradable yang
diharapkan dapat menjadi arah penelitian dan pengembangan produksi biosurfaktan skala
industri.
Page xx
Citasi: Author1., Author2, Author3.,Author4., Tahun, Judul manuskrip. Eksergi, xx(xx), xx-xx
dan Jerman, dan makin banyak negara yang akan menyusul Digliserida OCH2CH(O-)CH2OH
telah menetapkan regulasi untuk membatasi penggunaan Monoetanolamida NHCH2CH2OH
surfaktan nonbiodegradable. Oleh karena itu sangat Dietanolamida N(CH2CH2OH)2
penting untuk melakukan tinjauan (overview) mengenai Surfaktan ampoterik
+
perkembangan surfaktan biodegradable, non toksik dan Aminokarbiksilat NH2(CH2)xCOO-
menggunakan bahan baku yang dapat diperbaharui. Betaine N+(CH2)xCOO-
Biosurfaktan kini tengah dikembangkan untuk dapat Sulfobetaine N+(CH2)xCH2SO3-
diproduksi skala industri. Beberapa peluang untuk Amin oksid N+O-
memproduksi biosurfaktan skala industri adalah
ketersediaan bahan baku yang melimpah seperti selulosa, Berdasarkan sifat gugus fungsi yang dimiliki, surfaktan
protein, karbohidrat, lignin yang semuanya bisa didapatkan terbagi menjadi surfakatn anionik, kationik, non ionik dan
dari hasil metabolisme mikroorganisme, dari tanaman baik surfaktan amfoter. Tabel 1 menampilkan jenis gugus
tanaman darat maupun tanaman laut seperti rumput laut. hidrofilik surfaktan anioik, kationik, nonionik dan amfoter.
Dengan ketersediaan bahan baku yang melimpah di Sedangkan gugus hidropobik terdiri dari rantai alkil lurus,
Indonesia maupun di dunia, dimungkinkan surfaktan kimia bercabang atau rantai alkil tertutup atau gabungan dari
dapat digantikan dengan biosurfaktan di masa yang akan rantai alkil lurus dan bercabang.
datang. Gugus hidropobik dapat berupa rantai alkil:
1. Gugus alkil (R= CnH2n+1) baik alkil rantai lurus,
2. Surfaktan bercabang, siklik maupun alipatik. Atau campuran
Surfaktan luas digunakan di berbagai bidang karena siklik-alipatik.
surfaktan memilki kemampuan untuk mempengaruhi sifat 2. Rantai perfluorohidrokarbon sebagai contoh:
permukaan suatu bahan. Kegunaan surfaktan yang penting Perfluoropolyethers (PFPE) dengan struktur kimia (-
di bidang petroleum dapat dilihat pada pustaka (Laurier, CF2-O-CF2-)
2000), (James et al, 2010) dan (Ahmed M. Elazzazy et al, 3. Siloksan, sebagai contoh Aminopropiltrimetoksisilan
2015), diantaranya untuk enhanced oil recovery (EOR). (APTS)
Sifat surfaktan ditentukan oleh struktur kimia dari gugus 4. Polyoxypropylen, polyoxybutilen. 4,4-
hidropilik dan hidropobik yang menyusun surfaktan dan Dimethoxybutan-2-ol, 3-Methylpentane-1,2,5-triol,
diantaranya dinyatakan oleh parameter HLB (hydrophobic, Hexane-1,3,5-triol, Trimethyl orthopropionate
lyphopylyc balance), CMC (Critical Michele (C6H14O3).
Concentration), stabilitas termal- kimia dan IFT
(interfacial surface tention). 3. Mekanisme kerja surfaktan
Molekul surfaktan terdiri dari gugus hidropobik (ekor)
dan gugus hidropilik (kepala). Sifat hidropilik dan Mekanisme penurunan tegangan permukaan oleh surfaktan
hidropobik dalam satu molekul menyebabkan surfaktan dapat dipelajari dari mekanisme penetrasi molekul
dapat berikatan dengan komponen baik bersifat hidropobik surfaktan ke dalam fase hidropobik dan hidropilik seperti
maupun hidropilik. Interaksi gugus hidropobik dan gugus yang digambarkan pada Gambar 1. Bagian kepala bersifat
hidropilik dengan fluida, menyebabkan surfaktan dapat hidropilik masuk ke fase hidropil dan bagian ekor bersifat
menurunkan tegangan permukaan antar fase. Surfaktan hidropobik masuk ke fase hidropobik. Interaksi dua gugus
dalam jumlah sedikit apabila ditambahkan ke dalam suatu ke dalam dua fase menyebabkan penurunan tegangan
campuran dua fase yang tidak saling bercampur seperti permukaan antar fase. Penurunan tegangan permukaan
minyak dan air dapat mengemulsikan kedua fase tersebut dapat diamati pada perubahan bentuk tetesan minyak di
menjadi emulsi yang stabil. permukaan yang bersifat hidropilik.
Minyak bersifat hidropobik, apabila minyak diteteskan
Tabel 1. Gugus hidrofilik surfaktan komersial dipermukaan benda padat yang bersifat hidropilik, bentuk
tetesan adalah bulat disebabkan karena tegangan
Surfaktan Anionik permukaan tetesan minyak tidak sama dengan permukaan
Gugus hidropilik Struktur kimia benda padat. Hal ini disebabkan karena gaya kohesi
Sulfat OSO2O-
molekul minyak lebih besar dibandingkan dengan gaya
Sulfonat SO2O-
Phosphate ethoxilate OC2H4x]2P(O)O- adesi antara permukaan minyak dan padatan (Gambar 1a).
Karboksilat COO- Setelah surfaktan ditambahkan ke permukaan antar fase,
Surfaktan kationik tetesan minyak akan terdistribusi di permukaan padatan
Ammonium primer NH3 seperti terlihat pada Gambar 1b.
Ammonium sekunder --NH2
Ammonium tersier --NH--
Ammonium kuartener N
Surfaktan Nonionik
Polyoxyetilene (OCH2CH2)xOH
Monogliserida OCH2CHOHCH2OH
Page xx
Eksergi, Vol X, No. XX. XXXX
ISSN: 1410-394X
Page xx
Citasi: Author1., Author2, Author3.,Author4., Tahun, Judul manuskrip. Eksergi, xx(xx), xx-xx
Page xx
Eksergi, Vol X, No. XX. XXXX
ISSN: 1410-394X
Page xx
Citasi: Author1., Author2, Author3.,Author4., Tahun, Judul manuskrip. Eksergi, xx(xx), xx-xx
Secara garis besar mekanisme pembentukan enzim intra seluler, akan masuk ke dalam siklus
biosurfaktan oleh mikroorganisme dapat digambarkan pada metabolisme sel dan selanjutnya akan membentuk
Gambar 6. Biosurfaktataben dikeluarkan oleh sel untuk biosurfaktan dan produk produk intra seluler. Biosurfaktan
memecah substrat seperti alkana yang ada di luar sel. ini diekskresikan keluar dari sel dan akan berfungsi debagai
Pengaruh surfaktan terhadap substrat adalah menurunkan emulsifier substrat kembali. Untuk lebih jelasnya dapat
tegangan permukaan alkana sehingga alkana teremusli dilihat pada Gambar 6.
dengan surfaktan membentuk droplet, misel , mikroemulsi Biosurfaktan dari mikroorganisme mempunyai beberapa
atau agregat. Alkana seolah terlarut di dalam media (air) keuntungan diantaranya mempunyai sifat fisika kimia yang
sehingga dapat menembus dinding sel yang bersifat stabil, tidak mencemari lingkungan, sangat mudah terurai,
hidropobik maupun hidropilik. Alkana yang terlarut dapat stabil pada temperatur tinggi, kadar asam tinggi dan
mendifusi masuk ke dalam dinding sel dan akan terdeposit kadar garam tinggi (El-Sheshtawy, and Doheim, 2014).
di dalam sel.
Deposit alkana dengan melalui serangkaian proses
bioreksi di dalam sel yang dikatalisis oleh berbagai macam
6 Tidak ada data Tidak ada data Paenibacillus alvei and Najafi, et al. (2015)
Bacillus mycoides
10 Tidak ada data Minyak bumi Bacillus subtilis ICA56 Ítalo Waldimiro
Page xx
Eksergi, Vol X, No. XX. XXXX
ISSN: 1410-394X
Lima de França, et al
(2015)
14 Lipopeptides dan asam lemak Natrium karbonat Bacillus sp. strain ISTS2 Smita Sundaram and
bebas, dengan panjang rantai sebagai sumber Indu Shekhar
karbon (14-19). karbon. Thakur, 2015
15 Glycolipid dan Minyak mentah Pseudozyma sp. NII 08165 Kuttuvan Valappil
mannosylerythritol lipid sebagai satu satunya Sajna et al, 2015
sumber karbon
Page xx
Citasi: Author1., Author2, Author3.,Author4., Tahun, Judul manuskrip. Eksergi, xx(xx), xx-xx
Page xx
Eksergi, Vol X, No. XX. XXXX
ISSN: 1410-394X
(b)
Page xx
Citasi: Author1., Author2, Author3.,Author4., Tahun, Judul manuskrip. Eksergi, xx(xx), xx-xx
(c)
4 O OH
HO O
O
O OH O
3 O
O O O
2 4 OH O OH OH
HO O
1
O
1
OH 1 OH
HO
Gambar 11. Diagram alir sintesis biosurfaktan dari alga
OCH3
CH2OH
OH coklat (Mahreni dan Renung, 2015).
O
CO2H
(d) Surfaktan ester karbohidrat dikenal sebagai emulsifier,
wetting agent, stabilizer, detergen dan dispersan.
Selanjutnya kegunaan surfaktan sebagai zat penuruan
tegangan permukaan ditentukan oleh sifat sifat fisis dan
kimia surfaktan tersebut. Oleh karena itu sangat penting
untuk menentukan karakteristik surfaktan sebelum
menggunakannya dalam berbagai bidang.
(e)
6. Kesimpulan.
Surfaktan adalah senyawa kimia yang sangat penting
Gambar 10. (a) Karbohidrat alga coklat atau Sargassum sebagai bahan pembasah, pengemulsi, pendispersi, detergen
sp. (alginate) (pada atom C nomer 6 pada setiap dan solubilizer. Diperlukan di bidang farmasi, makanan dan
monomernya terikat gugus karboksilat (COOH)), (b) sebagai bahan detergen. Surfaktan sintetis dibuat dari bahan
Struktur kimia agarose (harbohidrat alga hijau) atau baku petroleum adalah nonbiodegradable harus
Glacillaria, (c) Struktur kimia karagenan (karbohidrat alga dipertimbangan untuk diganti dengan surfaktan
perang) Eucheuma sp., (d) Struktur kimia selulosa (serat biodegradable atau biosurfaktan. Teknologi proses
tanaman darat), (e) Struktur amilum ( karbohidrat tanaman produksi biosurfaktan terus berkembang dan kini tengah
darat). dikembagkan biosurfaktan dari mikroorganisme dan
Gugus fungsi yang terikat pada monomer monosakarida biosurfaktan dari bahan alam berupa karbohidrat dan
merupakan gugus fungsi yang reaktif sehingga pembuatan lemak. Biosurfaktan dari mikroorganisme merupakan
senyawa turunan karbohidrat alga dapat melalui gugus harapan baru untuk menggantikan surfaktan konvensional
reaktif tersebut. Salah satu senyawa turunan dari tetapi sampai saat ini masih menghadapi hambatan
karbohidrat alga coklat adalah alkil-alginat. komersialisasi. Hambatan tersebut diantaranya adalah
Ester ini dibuat dari esterifikasi ekstrak alga coklat yang waktu produksi lama, ketersediaan bahan baku dan biaya
mengandung karbohidrat (alginat) dengan isopropil alkohol pemurnian mahal. Untuk mengatasi hambatan tersebut kini
dan Asam stearat. Reaksi terjadi pada suhu 120 oC pada telah diproduksi biosurfaktan dari bahan alam berupa
tekanan atmosferis pada kondisi basa. Diagram alir proses minyak nabati dan karbohidrat.
sintesis dapat dilihat pada Gambar 11.
4. Daftar Pustaka.
Ahmed M. Elazzazy, T.S. Abdelmoneim , O.A.
Almaghrabi, 2015, Isolation and characterization of
biosurfactant production under extreme environmental
conditions by alkali-halo-thermophilic bacteria from
Page xx
Eksergi, Vol X, No. XX. XXXX
ISSN: 1410-394X
Saudi Arabia, Saudi Journal of Biological Sciences. Fisseha Andualem Bezza, Evans M. Nkhalambayausi
Vol. 22, 466–475. Chirwa, 2015, Production and applications of
Al-Bahry S.N, Y.M. Al-Wahaibi, A.E. Elshafie, A.S. Al- lipopeptide biosurfactant for bioremediation and oil
Bemani, S.J. Joshi, H.S. Al-Makhmari, H.S. Al- recovery by Bacillus subtilis CN2, Biochemical
Sulaimani, 2013, Biosurfactant production by Bacillus Engineering Journal, Vol. 101, 168-178.
subtilis B20 using date molasses and its possible Grau, A, J C. Gomez Fernandez, and R Peypoux, 1999, A
application in enhanced oil recovery. International Study on the Interactions of Surfactin With
Biodeterioration & Biodegradation, Vol. 81, 141-146. Phospholipid Vesicles. BBA, 1418: 307–319. Dalam
Ana Domínguez, Aurora Fernández, Noemí González, Wikipedia, the free encyclopedia
Emilia Iglesias, and Luis Montenegro. 1997, (https://en.wikipedia.org/wiki/Surfactin).
Determination of Critical Micelle Concentration of Hemlata B, J. Selvin, K. Tukaram, 2015, Optimization of
Some Surfactants by Three Techniques, Journal of iron chelating biosurfactant production by
Chemical Education, Vol. 74 No. 10 , 1227-1231. Stenotrophomonas maltophilia NBS-11, Biocatalysis
Ani Suryani, Februadi Bastian, dan Titi Candra Sunarti, and Agricultural Biotechnology, Vol. 4, Issue 2, 135-
2012, Peningkatan kecerahan pada proses sintesis 143.
surfaktan nonionik alkil poliglikosida (apg) berbasis http://www.search-document.com/ppt/1/1/surfaktan.html
tapioka dan dodekanol. Reaktor, Vol. 14 No. 2, 143- http://zzm.umcs.lublin.pl/Wyklad/FGF-Ang/2A.F.G.F.
150. %20Surface%20tension.pdf.
Anna-Lena Kjøniksen, Neda Beheshti, Hans Kristian https://commons.wikimedia.org/wiki/File:HLB_scale.svg).
Kotlar, Kaizheng Zhu, Bo Nystro¨Ma, 2008, Modified https://en.wikipedia.org/wiki/Rhamnolipid.
polysaccharides for use in enhanced oil recovery Ítalo Waldimiro Lima de França, Andrea Parente Lima,
applications, European Polymer Journal Vol. 44, 959– João Alexandre Monteiro Lemos, Celina Gentil Farias
967. Lemos, Vania Maria Maciel Melo, Hosiberto Batista
Changfeng Zeng , Chongqing Wang , and Lixiong de Sant’ana, Luciana. Rocha Barros Gonçalves
Zhang Eng, 2013, Preparation of Methyl Ester Production of a biosurfactant by Bacillus subtilis
Sulfonates Based on Sulfonation in a Falling Film ICA56 aiming bioremediation of impacted soils.
Microreactor from Hydrogenated Palm Oil Methyl Catalysis Today, In Press, Corrected Proof,
Esters with Gaseous SO, Chem. Res.,52 (10), 3714– Ji Sheng Yang, Qi Quan Zhou, Wen He, 2013,
3722). Amphipathicity and self-assembly behavior of
Daniel T. Piorkowski, David Julian McClements* amphiphilic alginate esters, Carbohydrate Polymers
Beverage emulsions: Recent developments in Vol. 92, 23– 227.
formulation, production, and applications Kuttuvan Valappil Sajna, 2015, Crude oil biodegradation
(http://zzm.umcs.lublin.pl/Wyklad/FGF- aided by biosurfactants from Pseudozyma sp. NII
Ang/2A.F.G.F.%20Surface%20tension.pdf) 08165 or its culture broth, Bioresource Technology
Danyelle K.F. Santos, Yana B. Brandão, Raquel D. Rufino, Vol. 191, 133–139.
Juliana M. Luna, Alexandra A. Salgueiro, Valdemir A. Kuttuvan Valappil Sajna, Rajeev Kumar Sukumaran,
Santos, Leonie A. Sarubbo, 2014, Optimization of Lalitha Devi Gottumukkala, Ashok Pandey, Laurier L
cultural conditions for biosurfactant production from Schramm, 2000, Surfactants: Fundamentals and
Candida lipolytica, Biocatalysis and Agricultural applications in the petroleum industries., Petroleum
Biotechnology, Volume 3, Issue 3, 48-57. Recovery Institute, Cambride Universityu Press.
Davies JT. 1957, A quantitative kinetic theory of emulsion Laurier L. Shcramm, 2001, Surface Chemistry in the
type, I. Physical chemistry of the emulsifying Petroleum Industry James R. Kanicky, Juan-Carlos
agent" (PDF), Gas/Liquid and Liquid/Liquid Interface, Lopez-Montilla, Samir Pandey and Dinesh O. Shah
Proceedings of the International Congress of Surface Handbook of Applied Surface and Colloid Chemistry.
Activity: 426–38. Edited by Krister Holmberg ISBN 0471 490830 John
Desai JD, Banat IM, 1997, Microbial production of Wiley & Sons, Ltd.
surfactants and their commercial potential, Microbiol. Mahreni dan Renung Reningtyas, 2015, Pembuatan
Mol. Biol. Rev Vol. 61 (1): 47– Surfaktan Di Alkil Karbohidrat dari Alga. Prosiding
64. PMC 232600. PMID 9106364. Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan” ISSN
El-Sheshtawy H.S, M.M. Doheim, 2014, Selection of 1693-4393 Pengembangan Teknologi Kimia untuk
Pseudomonas aeruginosa for biosurfactant production Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia
and studies of its antimicrobial activity, Egyptian Yogyakarta.
Journal of Petroleum Vol. 23, 1–6. Mahreni, Siti Diyar Kholisoh, Harsa Pawignya, Produksi
Februadi Bastian, Ani Suryani, dan Titi Candra Sunarti, biohidrogen, surfaktan dan furfural dari lignoselulosa
2012, Peningkatan kecerahan pada proses sintesis secara fisika – bio, Laporan penelitian program
surfaktan non ionik alkil poliglikosida (APG) berbasis desentralisasi unggulan perguruan tinggi tahun 2014.
tapioca dan dodekanol, Reaktor, Vol. 14 No. 2, 143- Naim Kosaric, Fazilet Vardar Sukan, 1993, Biosurfactants:
150 143. Production: Properties: Applications, Marcel Dekker,
Page xx
Citasi: Author1., Author2, Author3.,Author4., Tahun, Judul manuskrip. Eksergi, xx(xx), xx-xx
Page xx