Anda di halaman 1dari 10

Hasil Resume Materi Pertumbuhan Penduduk

dan Pembangunan Ekonomi

Diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Pembangunan

Dosen Pengampu:

Dr. Sukidin, M.Pd.

Novita Nurul Islmai S,Pd., M,Pd.

Oleh

Kholisatul Mar’ah

NIM 180210301019

Kelas A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2019
A. Pertumbuhan Penduduk di Masa Lampau, Masa Kini, dan Masa Mendatang
1. Pertumbuhan Penduduk Dunia Sepanjang Sejarah
Jumlah penduduk di bumi ini tidak terbatas. Pada saat manusia
membudidayakan pangan melalui pertanian sekitas 12000 tahun yang lampau
jumlah penduduk dunia sekitar 5 juta jiwa. Pada awal masehi atau 2000 tahuan
lalu penduduk dunia meningkat menjadi 250 juta. Sejak pertama kalai revolusi
industri tahun 1750 jumlah penduduk meningkat tiga klai lipat menjadi 728 jiwa.
Pada tahun 1950 mendapat tambahan penduduk sebanyak 1,7 miliar jiwa.pda tahun
1950 sampai 1990 jumlah penduduk meningkat dua kali lipat menjadi 5,3miliar
jiwa. Pada abad dua puluh jumlah penduduk menembus angka 6,1miliar jiwa.
Begitu cepat pertumbuhan penduduk selama empat dekade dibanding pertumbuhan
penduduk 200 tahun lalu. Bahkan diproyeksikan tahun 2200 mendatang jumlah
penduduk diperkirakan mencapai 11 miliar jiwa.
Untuk analisis presentase, bahwa jumlah manusia yang menghuni bumi sekitar
300 tahun yang lampau tumbuh dengab kecepatan sedikit diatas 0 persen per tahun
atau 20 jiwa tambahan untuk setia satu juta manusia. Tingkat pertumbuhan dari
waktu kewaktu tidak stabil, hal ini diakibatkan karena adanya bnecana alam serta
variasi pertumbuhan anatra wilayah yang satu dengan wilayah yang lainnya.Tahun
1750 jumlah penduduk meningkat sampai 150 kali lipat, dari 0,02 persen menjadi
0,2 persen.Sampai tahun 1950 meningkat 3 kali lipat hingga berada pada posisi 1
persen per tahun. Kenaikan ini terus menerus hingga menjadi 2,35 persen .Pada
saat ini laju pertumbuhan penduduk sedikit reda, tapi tetap saja berada pada tingkat
sangat tinggi yaitu berada ada posisi 1,3 persen petahun. Kaitan antara presentase
angka dengan laju pertumbuhan penduduk per tahun dan kurung waktu yang
diperlukan angka itu untuk menjadi dua kali lipat.Kalau pada awal masehi
membutuhkan waktu 1650 guna menmabah jumlah penduduk,hal itu berbanding
dengan masa sekarag yang hanya memelukan waktu 6 tahun.
Yang melatar belakangi adanya perubahan tren kependudukan dipengaruhi
oleh dampak dari berbagai masalah yang menimbulka gejolak besar dan beresiko
menghilangkan nyawa seperti musibah, wabah penyakit, kelapara, dan lain-lain.
Masalah tersebuat silih bergantinya waktu dpaat diatasi dengan kemajuan
tekhnologi dan perkembangan ekonomi, dan hasilnya tingkat kematian menurun
secara derastis hingga mencapai titik terendah sepanjang sejarah manusis.
Berdasarkan hal ini dapat dikatakan bahwa penurunan angka kemaian atau
mortalitas dapat di sebabkan adanya kemajuan tekhnologi dalam duia kedokteran,
farmasi, dan lain-laian. Pertumbuhan penduduk pada saat ini yang begitu cepat
disebabkan oleh cepatnya transisi yang melanda kecenderungan kependudkan
dunia. Dari yang dicirikan oleh angka kematian dan kelahiran yang tinggi menuju
kecenderngan baru yang ditandai oleh tingkat kematian rendan namun tingkat
kelahiran tinggi khususnya di negara berkembang.
2. Struktur Kependudukan Dunia
Distrbusi penduduk dunia sangat tidak merata, baiak menurut wlayah geografi,
tingkat kelahiran dan tingkat kematian, maupun struktur usia.Dari geografisnya
lebih dari tiga perempat penduduk dunia tinggal di negara berkembang dan kurang
dari seperempat tinggal di negara maju.. Hal ini menunjukkan tingkat fertilitas di
negara berkembang sangatlah tinggi.Berdasarkan tingkat pertumbuhan penduduk
yang ada di berbagai dunia.Penduduk dunia akan mengalami peruabahan tidak
terelakkan pada tahun 2050 mendatang. Pada saat ini jumbah penduduk dunia
mencapai angaka 6,6 miliar jiwa lebih banyak jika dibandingkan pada tahun 1950 ,
atau sekitar 3,1 miliar jiwalebih banyak dibanding tahun 2000. Dalam hal ini
Afrika akan mengalami presentase jumlah penduduk yang paling besar.
Tren Tingkat Kelahiran dan kematian secara kuantitatif dihitung berdasarkan
presentase kenaikan jumlah penduduk neto per tahun yang diperoleh dari
pertambahan alami dan migrasi internasional neto. Pertambahan alami penduduk
merupakan selisih dari fertilitas (kelahiran) dan mortalitas (kematian), sehingga
dapat ditulis:
Pertambahan penduduk = jumlah fertilitas - jumlah mortalitas
Sedangkan migrasi internasioanl neto merupakan selisih dari penduduk yang
beremigrasi dan penduduk yang berimigrasi, sehingga dapat ditulis:
Migrasi Internasional Neto = jumlah Emigran – jumlah Imigran.
Faktor migrasi ini seringkali terabaikan meskipun pengaruhnya sangat penting,
seperti halnya pada abad kesembilan belas dan awal abad dua puluh, pada saat ini
migrasi merupakan sumber pertambahan penduduk. Di setiap dunia hampir
menghitung angka pertambhaan alai berdasarkan selisih kelahiran dan kematian..
Perbedaan laju pertumbuhan di negara berkembang dan negara maju dapat
dijelaskan bahwaanya jumlah kelahiran di negara berkembang lebih tinggi
dibandingkan di negara maju. Jika ditunjukkan dalam persentase laju pertumbuhan
penduduk di negara berkembang mencapai tingkat yang tinggi yaitu 1,3 persen per
tahun, sedangkan di negara maju laju pertumbuhan sekitar 0,1 persen saja. Oleh
sebab itu tidak menutup kemungkinan kalau di negara berkembnag terjadi
kepadatan penduduk. Penyebab banyaknya kelahiran di negara berkembang karena
adanya tradisi perkawinan usia muda.Namun pada akhir-akhir ini muncul tanda-
tanda penurunan kelahiran, tidak hanya di negara yang memiliki laju ekonomi yang
cepat tetapi juga di negara dengan laju ekonomi yang tdak terlalu pesat seperti
Zimbabwe,Bangladesh bahkan di negara dengan laju ekonomi yang stagnan, hal
ini merupakan langkah awal untuk menekan tingginya laju pertumbuhan penduduk.
Tidak hanya berhenti disitu, kesenjangan tingkat kematian anatara negara
berkembang dan negara maju semakin lama semakin kecil, hal ini disebabkan
membaiknya kondisi kesehatan di msayarakat negara berkembang. Hal itu dapat
dibuktikan dengan pemberian vasin untuk mencegah berjangkitnya penyakin yang
menular,penyediaan air bersih,makanan yang bergizi,serta pendidikan bagi
masyarakat selama 25 atau 30tahun behasil menurunkan angka kematian di negara
Asia dan Amerika latin, hal ini adalah pencapaian yang baik.
Struktur Usia dan Beban Ketergantungan , pada saat ini penduduk di dunia
terdiri dari manusia berusia muda,terlebih di negara berkembang. Lebih dari 31
persen penduduk negara berkembnag adalah anak anak berusia dibawah 15 tahun,
hal in berbanding terbalik dengan negara maju yang penduduk mudanya hanya 18
persen dari total seluruh penduduknya, seperti conton 46 persen dari penduduk
Ethiopia berusia dibawah 15 tahun pada tahun 2002. Rasio ketergatungan pemuda
merupakan perbandingan anatara pemuda berusia dibawah 15 tahun yang belum
memiliki pendapatan sendiri, dengan orang orang yang produktif yaitu usia 15
tahun hingga 64 tahun. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa
angkatan kerja di negara berkembang harus menanggung beban hidup anak-anak
mereka yang besarnya hampr dua kali lipatdibandingkan angkatan kerja di negara-
negara kaya.. Di negara swedia memiliki jumlah usia kerjanya mencapai 65 persen
drai seluruh totl penduduknya, jumlah angkatan kerja ini hanya berkewajiban
menanggung beban hidup anak-anak sekitar 18 persen dari total penduduknya.
Bagi negara ini masalah yang merek a hadapi adalah begitu rendahnya laju
pertumbuhan penduduk dan begitu banyknya jumlah penduduk usia lanjut.
Sebaliknya di negara-negara berkembang , jumlah angkatan kerja yang aktif dalam
perekonomian dan beban ketergantungan anak-anak masing-masing 40 persen dari
jumlah penduduknya. Dapat dikatakan bahwa semakin cepat laju pertumbuhan
penduduk, maka semakin besar pula proporsi penduduk berusia muda yang belum
produktif dalam populasi total, dan semakin berat pula beban tanggungan
penduduk yang produktif.
3. Momentum Pertumbuhan Penduduk yang Tersembunyi
Aspek pertumbuhan penduduk yang sulit dipahami adalah kecenderungan
untuk terus menerus mengalami peningkatan yang tidak terhentikan sekalipun
tingkat kelahiran mengalami penurunan pesat, solah olah laju pertumbuhan ini
mengandung suatu daya gerak yang kuat dan tersembunyi diibaratkan seperti
mobil yang masih bisa berjalan terus meskipun rem diinjak maksimal. Ada dua
alasan pokok yang melatar belakangi keberadaan daya gerak tersembunyi
ini,pertama tingkat kelahiran itu sendiri tidak mungkin diturunkan hanya dalam
waktu yang singkat, kekuatan sosial, ekonomi dan institusiaonal yang
mempengaruhi fertilitas tidak mudah hiang begitu saja hanya karena himbauan
dari para pemimpin nasional. Sedangka alasan yang kedua erat kaitannya dengan
struktur usia di negara-negara berkembang.Negara dengan tingkat kelahiran yang
tinggi proporsi jumlah anak-anak dan remaja mencapai 50 persen atau separuh
dari total penduduknya. Dalam populasi tingkat fertilitas yang tinggi jumlah
anak-anak muda lebih banyak dibandingkan jumlah orang tua mereka, dan apabila
anak-anak menjadi dewasa maka jumlah orang tua yang potensial dengan
sendirinya melebihi jumah yang ada pada saat ini. Momentum pertumbuhan
penduduk tersembunyi dapat dilihat dari piramida penduduk yang mana piramida
penduduk tersebut merupakan struktur kependudukan yang ada di dunia. Struktur
kependudukan ini merupakan salah satu yang melatar belakangi momentum
pertumbuhan penduduk yang tersembunyi selain dipengaruhi juga dengan tingkt
kelahiran itu sendiri mungkin atau tidak diturunkan dalam waktu singkat.
B. Sebab-sebab Tingginya Tingkat Kelahiran di Negara-negara Berkembang: Model
Malthus dan Model Rumah Tangga
1. Teori Jebakan Malthus
Thomas Maltus merumuskan sebuah konsep tentang pertambahan hasil yang
semakin berkurang. Malthus melukiskan suatu kecenderungan universal bawa
jumlah populasi di suatu negara akan meningkat sangat cepat menurut deret ukur
atau tingkat geometrik setiap 30 atau 40 tahu,kecuali jika hal itu direndam oleh
bencana kelaparan. Karena adanya proses pertambahan hasil yang semakin
berkurang dari suatu faktor prosuksi yang jumlahnya tetap, yaitu tanah maka
persediaan pangan hanya meningkat menurut deret hitung atau tingkat aritmetik.
Karena lahan yang dimiliki setiap anggota masyarakat semakin lama semakin
sempit, maka kontribusi marjinalnya terhadap total produksi pangan akan semakin
menurun. Pertumbuhan pengadaan pangan tidak dapat berpacu secara memadai
atau mengimbangi kecepatan pertambahan penduduk, maka pertambahan per
kapita cenderung mengalami penurunan sampai sampai penghasilannya hanya
cukup untuk mengganjal perut.
Malthus juga menyatakan bahwa satu-satunya cara untuk mengatasi masalah
rendahnya taraf hidup atau kemiskinan absolut adalah penanaman kesadaran moral
dikalanagn penduduk untuk membatasi jumlah kelahiran.

Sumbu vertikal mewakili pertumbuhan (dalam persen) untuk variabel


penduduk (P) dan pendapatan (Y), sedangkan sumbu horizontal mewakili pendapatan
perkapita (Y/P).
Kurva P menggambarkan hubungan antara pertumbuhan penduduk dengan
pendapatan perkapita. Pada pendapatan perkapita yang sangat rendah (Y0), tingkat
pertumbuhan penduduk adalah nol, yang berarti tingkat pertumbuhan penduduk dalam
keadaan stabil. Y0 dapat mewakili konsep mengenai “kemiskinan absolut” dimana
Angka kelahiran dan kematian berimbang. Ketika pendapatan perkapita meningkat
atau lebih tinggi dari Y0 (bergerak ke arah kanan Y0), jumlah penduduk akan
meningkat yang disebabkan karena menurunnya angka kematian. Meningkatnya
pendapatan akan mengurangi bahaya kelaparan dan penyakit sehingga menurunkan
angka kematian. Pada saat bersamaan, angka kelahiran tetap tinggi yang
menyebabkan pertumbuhan penduduk juga tinggi.
Pada tingkat pendapatan perkapita sebesar Y2, laju pertumbuhan penduduk
mencapai titik pertumbuhan maksimumnya sekitar 3,3 %. Dapat dikatakan laju
pertumbuhan penduduk tersebut akan tetap bertahan sampai terjadi perubahan
pendapatan perkapita yang lebih tinggi. Selanjutnya, meningkatnya pendapatan
perkapita ke tingkat yang lebih tinggi (di sebelah kanan Y5), angka kelahiran akan
mulai menurun dan slope atau kemiringan dalam kurva pertumbuhan penduduk
menjadi negatif dan kembali mendekati sumbu horizontal.
Teori Malthus juga mencoba menjelaskan antara tingkat pertumbuhan agrerat
dan tingkat pendapatan per kapita.Jika pendapatan agrerat meningkat lebih
cepat,maka pendapatan per kapita juga meningkat.Seandainya pertumbuhan penduduk
leih cepat dari peningkatan pendapatan total maka pendapatan per kapita kan
menurun. Pad akurva ini digambarkan sedemikian rupa sehingga saling berpotongan
pada tiga titik, yakni A,B,dan C. Titik Aadalah titik tercapainya pendapatn per kapita
(Y1). Setiap gerakan sedikit ke kanan atau ke kiri dari titik A akan membawa titik
ekuilibrium tingkat pendapatan per kapita kembali ke Y1.
Menurut pemikiran neo-Malthus, bangsa yang miskin tidak akan pernah
berhasil mencapai tingkat pendapatan per kapitayang jauh lebih tinggidari tingkat
substensi,kecuali mereka mengadakan pengendalian preventif awal terhadap
pertumbuhan populasi mereka atau dengan menerapkan engendalian kelahiran.
Apabilahal itu tidak dilakukan, maka musibah kelaparan, wabah penyakit, perang,
bencana alam akan muncul sebagai penghambat pertumbuhn penduduk.
2. Kelemahan-kelemahan Model Malthus
 Model jebakan Malthus merupakan teori yang menarik, tetapi model
tersebut terllau menyederhankan hipotesis dan persoalan yang diajukan
juga tidak terbukti. Sehingga muncul kritik-kritik terhadap model jebakan
Malthus ini, kritik ini muncul berdasarkan dua alasan pokok. Pertama
,pada model ini melupakan dan tidak mmeperhitungkan begitu besar
dampak kemajuan tekhnologi dalam mengimbangi permasalahan akibat
pertambaahan penduduk,padahal menurut sejarah pertumbuhan penduduk
sellau diiringi dnegan kemajuan tekhnologi.Aspek utama pertumbuhan
modern bukanlah penghasilan yang terus menyusut seperti yang
deikemukakn malthus, melainkan sekala penghasilan yang terus
meningkat. Asumsi Malthus tentang ketersediaan lahan yang semakin
sempit memang benar, tetapi Malthus tidak memperhitungkan kemajuan
tekhnologi dapat meningkatkan kualitas tanah. Kritik yang kedua Malthus
berasumsi bahwa Tingkat pertumbuhan penduduk di suatu negara
berkorelasi langsung (positif) dengan tingkat pendapatan per kapita dari
negara yang bersangkutan, maka setiap kenaikan pendapatan per kapita di
suatu Negara masih relatif rendah , maka setiap kenaikan pendapatan
perkapita akan berjalan beriringan dengan kenaikan jumlah penduduk.
Setelah diadakannya penelitian menunjukkan tidak adanya hubungan yang
pasti antara laju pertumbuhan penduduk dan tingkat pendaptan pe kapita di
kalangan negara berkembang. Di negara dunia ketiga, dengan adanya
pelayanan kesehatan yang semakin membaik membuat tingkat kematian
menurun tanpaharus menunggu kenaaikan pendapatan per kapita.
Berdasarkan alsan tersebut kita dapat menolak diberlakukannya teori
Malthus dan neo-Malthus, Adapun alasan laian penolakan teori ini adalah:
1. Teori Malthus tidak memperhitungkan peranan dan dampak-dampak
tekhnologi
2. Teori tersebut didasarkan mengenai hubungan makro antara tingkat
pertumbuhan penduduk dengan tingkat pendapatan per kapita
3. Teori terseut bertumpu pada variabel ekonoi yang keliru dnegan menjadikan
tingkat pendapatan per kapita sebagai determinan utama pertumbuha
penduduk.
3. Teori Mikroekonoi Fertilitas Rumah Tangga
Para ekonom tergerak untuk memperhatikan secara lebih teliti faktor-faktor
mikroekonomi berkenaan dengan tingkat fertilitas keluarga. Dalam hal ini mereka
berpijak pada teori-teori neoklasik tradisional tentang perilaku konsumen dan rumah
tangga sebagai dasar analisis.Teori perilaku konsumen mengasumsikan bahwa
individu melakukan konsusmsi berdasarkan selera, akan selalu memaksimalkan
kepuasannya terhadap barang atau jasa yang dikonsumsi,tentu saja didasarkan pada
pendapatan dan harga-harga atas barang tersebut. Penentuan tingkat fertilitas
keluarga atau tingkat permintaan anak merupakan bentuk pilihan ekonomi yang
rasional bagi konsumen. Pilihan tersebut, harus diperoleh dengan mengorbankan
barang lain. Efek pendapatan atau efek substitusi juga berlaku.
Secara sistematis , hubungan tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut :
Cd = f (Y, PC, PX, tx), x = 1,…., n
Cd = permintaan untuk mempertahankan kehidupan anak

Y = tingkat pendapatan rumah tangga

Pc = pertimbangan harga (manfaat ) anak dibandingkan biaya yg dikorbankan

Px = harga barang-barang lain

tx = besar kecilnya preferensi terhadap barang-barang selain anak

Dalam kondisi yang normal,kita dapat mengharapkan bahwa :

∂Cd/∂Y >0 artinya semakin tinggi penghasilan rumah tangga,semakin besar


permintaan anak.

∂Cd/∂Pc <0 artinya semakin tinggi harga neto anak,semakin kecil kuantitas anak yang
diminta.

∂Cd/∂Px >0 artinya semakin tinggi harga-harga relative dari barang-barang lain,
semakin tinggi kuantitas anak yang diminta.

∂Cd/∂tx <0 artinya semakin besar preferensi terhadap barang-barang lain ,jumlah anak
yang diminta akan semakin kecil.

Anda mungkin juga menyukai